Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Hukum Islam dalam Kasus Aktual


“HUKUM ISLAM YANG BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN ILMU
DAN TEKNOLOGI DI SISTEM KLONING”
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGHANTAR HUKUM ISLAM

Dosen Pengampu : Anang Zubaidy SH., MH.

Disusun oleh:

Ilham Wildhana Muhammad Fauzan (20410029)

PRODI HUKUM

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Agama Islam Adalah aga yang bersivat Universala dan agama yang berlaku abadi serta
mengikuti perkembangan zaman. Sebagaimana yang disampaikan oleh Muhammad Abduh
dalam majalahnya Al-Urwatul Wusqa yakni Islam bersesuaian dengan segala tempat dan waktu.
Agama Islam juga selalu mendorong penganut agamanya untuk selalu berkembang dan
memiiliki potensi wawasan yang luas dalam segala aspek sudut pandang hidup. Termasuk salah
satu contohnya yaitu perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam arti lain
yakni Islam tidak tertutup dengan perkembangan zaman yang notabennya didukung untuk
kemaslahatan manusia.
Salah satu penemuan terakhir yang ada di bidanga teknologi adalah tentang kloning.
Kloning sendiri secara praktiknya berbeda dengan proses pembuahan buatan yang diciptakan
oleh manusia lainnya seperti bayi tabung, dan lain sebagainya. Jika Bayi tabung ialah
mempertemukan antara sel sperma dengan sel telur diluar Rahim agar terjadi pembuahan, lalu
dimasukkan kembali kedalam Rahim untuk proses pengembangan biologis dalam menjadi
generasi yang baru, maka system Kloning sendiri berbeda. Yakni dengan mengambil sel daripada
induk itu sendiri baik itu sel kulit, tulang, ataupun rambut, tanpa melibatkan pertemuan antara
sel sperma dan sel telur lalu dikembangkan dengan teknologi rekayasa buatan manusia,
kemudian ditaruh di Rahim untuk dikembangkan seperti halnya proses kandungan.
Secara hasil tentu berbeda antara Kloning dengan Bayi Tabung. Bayi tabung masih
melibatkan pertemuan sel sperma dan sel telur yang otomatis berasal dari dua induk dan hal ini
menurunkan genetik kepada generasi berikutnya, akan tetapi, cloning sendiri hanya melibatkan
satu induk yang mana bisa diartikan untuk generasi penerusnya memiliki genetic yang sama
persis dengan induknya.
Sistem kloning ini dapat diterapkan pada hewan, jika diterapkan pada hwan maka tidak
akan menimbulkan masalah jika untuk sebatas eksperimental untuk mengembangkan potensi
ilmu. Namun jika sistem kloning ini dilakukan kepada manusia, maka akan menimbulkan suatu
masalah.
Karena hukum kloning jika dipandang sudut hukum Islam maka kloning ini termasuk
kedalam masalah Ijtihadiah . jika sistem kloning ini dilakukan kepada manusia maka akan
timbulnya suatu masalah yang mengakibatkan pihak pro dan pihak kontra. Serta tidak hanya
dalam agam islam saja yang mempermasalahkanya, mungkin hingga seluruh manusiapun akan
mengundang suatu masalah.
Mengingat islam sendiri sangat detail terhadap aspek keihidupan apalagi masalah
biologis atau munakahah, maka perlu adanya kajian lebih lanjut terhadap system cloning itu
sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pnadangan huku Imslam terhadap proses sistem kloning yang dilakukan pada
manusia?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui proses kloning pada manusia.
Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap hasil kloning.

BAB II : PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN SISTEM KLONING


Sitem kloning sendiri agar diketahui dari aspek Hukum Islam, pasti kita harus tahu
terlebih dahulu bagaimana proses dari sitem kloning itu sendiri. Serta bagaimana hasil kloning
yang sudah berhasil dilakukan oleh kalangan ilmuwan pada bidangnya. Agar dapat diperoleh
suatu gambaran tentang proses kloning ini, maka akan mengambil sbuah contoh dari proses
kloning yang berhasil terhadap hewan yaitu domba Dolly.
Prosesnya yaitu dari sel kelenjar susu domba betina dewasa bejenis Finn Dorset,
kemudian sel ini dimasukan keadalam cawat petri, supaya sel ini tidak membelah,maka diberi
suatu makanan yang memiliki kadar gizi yang rendah. Dalam kondisi seperti ini, sel terseut tidak
akan dapat membelah, tetapi gen-gen yang terdapat disel tersebut akan tetap aktif, karena yang
diperlukan hanya inti selnya.
……………………………………………………………………………………………………………………………..
Dengan bantuan sinyal listrik, inti sel kelenjar susu domba Finn Dorset tadi didekatkan
ke sel yang sudah diambil intinya . Setelah itu, inti sel domba Finn.Dorset akan masuk ke dalam
sel telur domba Blackface. Setelah berlangsung enam hari, terbentuklah embrio, kemudian
embrio ini dimasukkan ke dalam rahim domba Blackface yang lainnya. Setelah melalui proses
kehamilan, lahirlah domba Finn Dorset yang diberi nama Dolly.

B. PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI YAITU KLONING


Berkaitan dengan ilmu dan teknologi yang ada, agama Islam sesungguhnya memang
sangat mendukung bahwa kaum muslimin untuk mau menguasai serta memanfaatkan iptek
dengan sebaik-baiknyaiptek itu ada. Maka adari itu agama Islam memiliki panduan untuk para
ilmuwan muslimin dengan bagaimana sebaiknya perkembangan ilmu dan teknologi yang baik
dna benar dalam pandangan ajaran agama Islam.
Dalam mengembangkan ilmu dan teknologi, pada hakikatnya untuk serta merta hanya
mengabdi kepada Allah SWT. Didalam Al-Quran telah dijelaskan bahwa semua kegiatan manusia
muslim hanya dipersembahkan kepada Allah SWT. Ilmu dan teknologi yang telah berkembang
dan dikembangkan oleh para sarjana muslim adalah yang membawa rahmat bagi seluruh umat
manusia, bukan membawa seuatu masalah. Serta ilmu dan teknologi boleh dikembangkan
sejauh dan seluas mungkin selagi ilmu dan teknologi yang dikembangkan tersebut tetap
berlandaskan kepada Al-Quran dan Al-akhlaqul karimah.
Mengingat bahwasannya hal baru seperti ini dalam islam masuk dalam kajian
ijtihadiyyah para ulama yang memang pada zaman Nabi salallahu alaih wa sallam tidak ada
kasus yang sama, maka proses ijtihadiyyah pun yang dilakukan oleh ulama sangat mendetail.
Secara sekilas, proses pengkajian yang dilakukan oleh ulama menggunakan metode ushul fiqh
yakni cenderung kepada “maslahah wa mursalah” yakni mempertimbangkan kemaslahatan dan
kemanfaatan hal tersebut.
Jika cloning diterapkan pada manusia maka jelas akan terjadi penyelewengan hakikat
dan fitrah pada manusia, karena dalam Islam sendiri kejelasan nasab haruslah jelas. Karena
dalam praktiknya di kehidupan nanti, seorang muslim atau Muslimah harus mengetahui siapa
mahramnya baik itu dari pihak ayah atau ibu, jika cloning dilakukan maka hanya diketahui dari
satu pihak saja. Dan juga dalam hal saksi serta wali pernikahan yang jelas-jelas sudah dipaparkan
dalam Al- Quran siapa yang berhak untuk menjadi saksi atau wali nikah. Hemat saya, penerapan
cloning juga akan berdampak bagi masalah mawaris atau hokum waris yang hamper sama
seperti pernikahan yang menunutut kejelasan nasab. Dan banyak aspek lainnya yang
menimbulkan permasalahan baik dalam perspektif agama maupun hak asasi manusia jika
cloning itu diterapkan.
Walupun ajaran agama Islam mendorong kaum muslimin untuk berkembang dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, seperti halnya kloning, tetapi terkait pengembangan tersebut tidak
boleh membawa sutu mudarat, apalagi hal yang berdampak untuk merendahkan derajat
manusia itu sendiri, karena dalm kloning pross pembuahannya tanpa mellui pembuahan
(asexual), tanpa memerlukan sperma dari pihak laki-laki serta induk betinanya semu, sebab
bukan yang punya donor sel, tetapi induk betina titipan.
Oleh karena itu, hukum Islam memegang peranan penting dalam membentuk serta
membina ketertiban nasional umat Islam dan selaku penghuni segala kehidupannya, maka jalan
terbaik yang dapat ditempuh ialah mengusahakan secara ilmiah adanya transformasi
normanorma hukum Islam dalam hukum nasional, sepanjang ia sesuai dengan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, dan relevan dengan kebutuhan hukum khusus umat Islam.

BAB III : PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Dalam sitem kloning ini tidak terdapat atau belum terdapat hukum Islam yang jelas,
yang mampu mengatur masalah pengkloningan ini. hanya saja para mujtahid tidak
mempermasalahkan tentang kloning yang dilakukan pada hewan (domba Dolly), tetapi menurut
para mujtahid apabila pengkloningan ini ditera[kan pada manusa makan akan menimbulkan
suatu masalah yang serius. Maka, sebagian dari ahli hukum Islam yang memberi fatwa
hukumnya adlaah haram.cdan sebagian lagi belum menyatakan fatwanya.
Sumber
https://media.neliti.com/media/publications/7482-ID-kloning-menurut-pandangan-
islam.pdf
http://www.definisi-pengertian.com/2015/01/definisi-dan-pengertian-kloning.html
https://majalah.tempo.co/read/ilmu-dan-teknologi/95041/bahaya-di-balik-teknik-
kloning
https://www.neliti.com/publications/7482/kloning-menurut-pandangan-islam

Anda mungkin juga menyukai