Disusun oleh:
PRODI HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agama Islam Adalah aga yang bersivat Universala dan agama yang berlaku abadi serta
mengikuti perkembangan zaman. Sebagaimana yang disampaikan oleh Muhammad Abduh
dalam majalahnya Al-Urwatul Wusqa yakni Islam bersesuaian dengan segala tempat dan waktu.
Agama Islam juga selalu mendorong penganut agamanya untuk selalu berkembang dan
memiiliki potensi wawasan yang luas dalam segala aspek sudut pandang hidup. Termasuk salah
satu contohnya yaitu perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam arti lain
yakni Islam tidak tertutup dengan perkembangan zaman yang notabennya didukung untuk
kemaslahatan manusia.
Salah satu penemuan terakhir yang ada di bidanga teknologi adalah tentang kloning.
Kloning sendiri secara praktiknya berbeda dengan proses pembuahan buatan yang diciptakan
oleh manusia lainnya seperti bayi tabung, dan lain sebagainya. Jika Bayi tabung ialah
mempertemukan antara sel sperma dengan sel telur diluar Rahim agar terjadi pembuahan, lalu
dimasukkan kembali kedalam Rahim untuk proses pengembangan biologis dalam menjadi
generasi yang baru, maka system Kloning sendiri berbeda. Yakni dengan mengambil sel daripada
induk itu sendiri baik itu sel kulit, tulang, ataupun rambut, tanpa melibatkan pertemuan antara
sel sperma dan sel telur lalu dikembangkan dengan teknologi rekayasa buatan manusia,
kemudian ditaruh di Rahim untuk dikembangkan seperti halnya proses kandungan.
Secara hasil tentu berbeda antara Kloning dengan Bayi Tabung. Bayi tabung masih
melibatkan pertemuan sel sperma dan sel telur yang otomatis berasal dari dua induk dan hal ini
menurunkan genetik kepada generasi berikutnya, akan tetapi, cloning sendiri hanya melibatkan
satu induk yang mana bisa diartikan untuk generasi penerusnya memiliki genetic yang sama
persis dengan induknya.
Sistem kloning ini dapat diterapkan pada hewan, jika diterapkan pada hwan maka tidak
akan menimbulkan masalah jika untuk sebatas eksperimental untuk mengembangkan potensi
ilmu. Namun jika sistem kloning ini dilakukan kepada manusia, maka akan menimbulkan suatu
masalah.
Karena hukum kloning jika dipandang sudut hukum Islam maka kloning ini termasuk
kedalam masalah Ijtihadiah . jika sistem kloning ini dilakukan kepada manusia maka akan
timbulnya suatu masalah yang mengakibatkan pihak pro dan pihak kontra. Serta tidak hanya
dalam agam islam saja yang mempermasalahkanya, mungkin hingga seluruh manusiapun akan
mengundang suatu masalah.
Mengingat islam sendiri sangat detail terhadap aspek keihidupan apalagi masalah
biologis atau munakahah, maka perlu adanya kajian lebih lanjut terhadap system cloning itu
sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pnadangan huku Imslam terhadap proses sistem kloning yang dilakukan pada
manusia?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui proses kloning pada manusia.
Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap hasil kloning.
BAB II : PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Dalam sitem kloning ini tidak terdapat atau belum terdapat hukum Islam yang jelas,
yang mampu mengatur masalah pengkloningan ini. hanya saja para mujtahid tidak
mempermasalahkan tentang kloning yang dilakukan pada hewan (domba Dolly), tetapi menurut
para mujtahid apabila pengkloningan ini ditera[kan pada manusa makan akan menimbulkan
suatu masalah yang serius. Maka, sebagian dari ahli hukum Islam yang memberi fatwa
hukumnya adlaah haram.cdan sebagian lagi belum menyatakan fatwanya.
Sumber
https://media.neliti.com/media/publications/7482-ID-kloning-menurut-pandangan-
islam.pdf
http://www.definisi-pengertian.com/2015/01/definisi-dan-pengertian-kloning.html
https://majalah.tempo.co/read/ilmu-dan-teknologi/95041/bahaya-di-balik-teknik-
kloning
https://www.neliti.com/publications/7482/kloning-menurut-pandangan-islam