PENDAHULUAN
1
diharapkan masyarakat tidak lagi melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
kloning, baik meneliti maupun memanfaatkan teknologi kloning ini.
Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat makalah yang berjudul
“Kloning Manusia Dalam Kajian Hukum Islam”, agar masyarakat, khususnya
mahasiswa mengetahui sebab-sebab diharamkannya kloning manusia.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
2.1.3. Metode Kloning Reproduksi Manusia
Kloning manusia dapat berlangsung dengan adanya laki- laki dan
perempuan dan prosesnya dengan mengambil sel dari tubuh laki-laki lalu inti
selnya diambil dan kemudian digabungkan dengan sel telur perempuan yang telah
dibuang intinya agar dapat memperbanyak diri, berkembang, berduferensiasi
kemudian berkembang menjadi janin dan akhirnya dilahirkan. Kloning yang
dilakukan pada laki-laki maupun perempuan baik yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas keturunan dengan menghasilkan keturunan yang lebih
cerdas, lebih sehat, lebih kuat, dan rupawan maupun untuk meningkatkan jumlah
penduduk maka sungguh akan menjadi bencana dan biang kerusakan bagi dunia.
Kloning ini hukumnya haram menurut hukum Islam dan tidak boleh dilakukan.
Kloning manusia akan menghilangkan garis keturunan, padahal Islam
mewajibkan memelihara nasab. (http://meetabied.wordpress.com/)
4
manusia, dan dari segi hukum berdasarkan saddudz dzarāi', bagian dari menolak
yang negatif didahulukan atas mendatangkan yang positif (manfaat). Abdul Aziz
Sachedina dari Universitas Virginia Amerika menganggap bahwa teknologi
cloning hanya akan meruntuhkan institusi perkawinan. Mohammad Mardini dari
Foundation Islamic Heritage menyebutkan bahwa teknologi tersebut sebagai
pengaburan keturunan. Abul Fadl Mohsin Ebrahim juga berpendapat bahwa
cloning akan berdampak negatif terhadap kesucian perkawinan, maka hukumnya
tidak sah menurut Islam. Abdul Muti Basyyoumi, Ulama Al-Azhar, menuntut
agar riset cloning diakhiri karena bertentangan dengan hukum Islam, baik secara
idiologis maupun etis, dan manfaatnya lebih sedikit daripada bahayanya.
(http://www.ptiq.ac.id/)
5
32. Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.
، َاْو تَـ َو َّلى َغ ْي َر ُم ـَو اِلــْيِه، َمِن انْـَتَسَب ِاَلى َغ ــْيـِر َاِبــْيِه
َفـَعـَلْيِه َلْع ـَنُة هللا َو اْلَم ــالئكَــِة َو النَّــاِس أْج ـَم ِع ـيَن
“ Siapa saja yang menghubungkan kepada orang yang bukan ayahnya, atau
seorang budak bertuan kepada selain tuannya, maka akan mendapat laknat dari
Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. “ ( HR. Ibnu Majah )
BAB III
PEMBAHASAN
6
ciptaan Allah, dan hal tersebut bertentangan dengan berbagai ketentuan ayat Al-
Qur’an tentang proses penciptaan manusia (Q.S. al-Hujuraat (49), al-Tīn (95):4,
al-Sajdat (32):7-8, al-Taghābun (64):3, al-Thāriq (86):7, al-Nisā'(4):119)
Kloning yang melibatkan pihak ketiga, di luar pasangan suami-isteri baik
sebagai pemilik sperma atau ovum, meskipun tidak terjadi kontak seksul, namun
dampak yang ditimbulkannya sama dengan esensi zina, dan akan menimbulkan
kerancuan nasab (hubungan kekeluargaan). Larangan zina tercantum dalam Al-
Qur’an antara lain; Q.S. al-Muminūn (23): 5, al-Ahzāb (33):35, al-Isrā‘ (17):32,
al-Furqān (25):68, al-Mumtahinat (60):12.
Kloning juga dianggap menghilangkan keragaman manusia, karena
tujuannya ialah menghasilkan keturunan yang identik. Hal ini bertentangan
dengan keberagaman sunnah Allah dalam penciptaan manusia yang merefleksikan
kesempurnaan ciptaan Allah yang tersurat dalam Q.S. Ar-Ruum (30):22
22. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit
dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada
yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
Mengetahui.
Selain itu, kloning merupakan cara berketurunan yang tidak sesuai dengan
ketentuan syarak. Karena proses tanasul (berketurunan) yang benar harus melaui
pernikahan secara syar’I, yaitu hanya dengan adanya pasangan laki-laki dan
perempuan. (Q.S. Ar-Ruum (30):21)
21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
7
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, alasan pengharaman kloning
reproduksi manusia bukan terletak pada proses atau teknologinya, bukan pada
teknis pelaksanaannya di luar proses alamiah dan tradisional, tetapi pada mudarat
yang ditimbulkannya. Kloning akan merancukan dan menafikan berbagai pranata
sosial, menghilangkan garis keturunan, padahal Islam mewajibkan memelihara
nasab, etika, dan moral, juga akan merendahkan nilai dan martabat insani, serta
8
akan menghilangkan berbagai pelaksanaan hokum Islam, seperti perkawinan,
nafkah, hak, hubungan kemahraman dan lain-lain.