Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN

PELAYANAN GIZI
PUSKESMAS PAKJO

TAHUN 2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas) merupakn fasilitas pelayanan kesehatan
primer, yang melayani pasien dengan berbagai masalah kesehatan termasuk masalah gizi.
Tingginya masalah gizi dan penyakit yang terkait dengan gizi di masyarakat memerlukan
penanganan paripurna, namun dengan keterbatasan berbagai faktor pendukung maka
penanganan masalah tersebut belum optimal. Salah satu faktor tersebut adalah petugas
kesehatan termasuk tenaga gizi bekerja belum sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
(tupoksi), fenomena ini akan memberikan implementasi yang besar terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan dan gizi di Indonesia.

Masalah gizi dan penyakit yang terkait dengan gizi yang sering muncul di masyarakat
masalah pada anak (diare, malnutrisi,dll) , masalah ibu hamil dan menyusui (anemia, kurang
energy kronis, toksemia kehamilan yaitu preeklamsia dan eklamsia) , penyakit infeksi (diare,
tuberculosis,dll ) dan penyakit degenerative (hypertensi, DM, dsb )

Untuk dapat menjalankan pelayanan gizi yang bermutu dan berkelanjutan disusunlah
sebuah pedoman pelayanan gizi di puskesmas pakjo

B. Tujuan Pedoman

Tujuan Umum :
Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan gizi pada pasien dan masyarakat di
wilayah kerja puskesmas pakjo

Tujuan Khusus :
1. Melakukan konseling gizi dan laktasi
2. Melakukan interfensi gizi
3. Melakukan monitoring dan evaluasi

C. Sasaran Pedoman

Adapun sasaran pedoman pelayanan gizi bayi balita, ibu hamil , ibu menyusui dan
pasien membutuhkan konseling gizi

D. Ruang Lingkup Pedoman

Pelayanan gizi dilaksanakan di dalam dan di luar gedung dam terkait dengan
program puskesmas lainnya. Ruang lingkup pelayanan meliputi promotif, prefentif, dan
rehabilitative

E. Batasan Oprasional

Pelayanan gizi meliputi pelayanan dalam gedung yaitu dilakukan di ruang promkes
meliputi pengelolaan sumber daya (tenaga, sarana prasarana, protap dan administrasi ) dan
pelayanan pada pasien (bayi,balita malnutrisi, ibu hamil KEK, ibu hamil anemia dan pasien
yang membutuhkan konseling gizi, pemberian vitamin A dosis tinggi serta pemberian PMT
(Bumil KEK dab balita gizi kurang)
Pelayanan yang diberikan di luar gedung pemantauan status gizi
diposyandu,TK/PAUD, pemantauan garam beryodium di rumah tangga/SD dan kunjungan
rumah balita gizi kurang./balita gizi buruk.

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia untuk melakukan pelayanan gizi adalah nutrisionis dengan
peraturan yang saat ini berlaku yaitu D3 gizi

B. Distribusi Ketenagaan

Petugas gizi sebagai petugas yang bertanggung jawab dalam pelayanan gizi di
puskesmas. Tenaga gizi di puskesmas ada 1 orang yaitu memegang program gizi

C. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Tahun 2016


Pelaksanaan Perbulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 Pemantauan X X X X X X X X
Pertumbuhan
di TK /
PAUD/RA
Termasuk
pemberian
vitamin A
2 Kunjungan X X X X X X X X X X X X
Rumah Balita
BGM atau Gizi
kurang
3 Pemantauan X X X X X X X X X X X X
Pertumbuhan
di posyandu
4 Bulan X X
Penimbangan
5 Sweeping X X
indicator di
bawah target
6 Pemantauan X
garam
beryodium di
SD
7 Pemantauan X X
garam
beryodium di
rumah tangga
8 Konseling ASI X X X X X X X X X X X X

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Ruangan Unit Promkes berada di lantai dua bersebelahan dengan ruang MTBS dan
ruang gudang berhadapan dengan ruang tunggu . adapun ruangan unit promkes terdiri dari
pelayanan gizi, kesehatan lingkungan , pelayanan promkes dan pelayanan konseling gizi di
lakukan setiap hari

1
2
6 8 10

11
4
5 7 9

Keterangan :

1. Tangga 7. R. Pimpinan
2. R. Tunggu 8. R. ASI
3. U. MTBS 9. R. Tata Usaha
4. U. Promkes 10. R. Pertemuan
5. R. Gudang 11. R. Dapur
6. U. Gigi

B. Standar Fasilitas

No Jenis Peralatan Jumlah Min Ada Tidak Pengusula Ket


Peralatan n
PKM PKM
Non Rawat
Rawat Inap
Inap
1 Alat peraga cara √
menyusui yang
benar
2 APE
3 Papan Informasi
4 Computer √
5 Food Model √
6 Leafleat √
7 Poster
8 Cairan Disinfektan
9 Timbangan Dewasa √
10 Timbangan Bayi
11 Microtoice √
12 Length boat
13 Tempat sampah √
14 Kursi kerja √
15 Lemari arsip √
16 Meja tulis ½ biro √
17 Buku register √
pelayanan
18 Kalkulator √
19 Form dan surat ket √
lain
20 Alat tulis √
21 Lemari alat alat
22 Kartu status pasien √

BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Pelayanan Dalam Gedung
- Menyiapkan ruangan pelayanan
- Menerima status pasien dari pendaftaran langsung ada juga dari rujukan intern ( KIA
untuk ibu hamil, poli umum, dan poli lansia)
- Memanggil pasien berdasarkan kedatangan
- Mengukur ulang BB dan TB pasien
- Memberikan konselingb sesuai kebutuhan pasien
- Melakukan pencatatan dalam register pelayanan
- Membereskan ruang penyuluhan

Pelayanan Luar Gedung :


- Posyandu balita
- Pemantauan pertumbuhan di TK/PAUD dan pemberian Kapsul Vit A
- Kunjungan rumah Balita BGM
- Pemantauan Garam Beryodium di SD dan Rumah Tangga
- Penyuluhan di SD, SMP, dan SMA
- Sweeping indicator di bawah target
- Pemantauan kesehatan anak panti asuhan

B. Metode
- Observasi langsung dengan cara wawancara
- Pengukuran antropometri
- Konseling dan penyuluhan

C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
2. Pencatatan
3. Pelaksanaan
4. Monitoring dan evaluasi
5. Persiapan menyampaikan laporan kegiatan ke dinkes kota

BAB V

LOGISTIK
Logistik yang disediakan diruang pelayanan gizi adalah :

1. Vitamin A merah
2. Vitamin A Biru
3. Taburia
4. MP ASI :
- Bubur susu
- Biscuit
- Susu camivita
5. Biskuit Sandwich untuk PMT Bumil KEK
6. Mineral MIX
7. Leaflet Konseling gizi

BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN PROGRAM

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan Pelayanan Gizi perlu di perhatikan


keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang
dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang dilaksanakan

Identifikasi resiko pelayanan program Gizi :

No Identifikasi Resiko Upaya Pencegahan

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan gizi perlu diperhatikan


keselamatan kerja karyawan puskesmas atau pelaksanaan lintas sector terkait dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Upaya pencegahan terhadap resiko dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
dilaksanakan

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu ( quality control ) dalam manajemen mutu merupakan sistem kegiatan
teknis yang bersifat rutin yang di rancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa
yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan kesehatan diperlukan agar
produk layanan kesehatan terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai
pelanggan. Penjaminan dan pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan melalui berbagai model
manajemen kendali mutu. Salah satu model manajemen yang dapat dilakukan adalah model
PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan
( continous improvement ) atau kajian mutu pelayanan kesehatan

Ada 3 kegiatan dalam kendali mutu :

1. Perencanaan mutu meliputi : siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan produk


sesuai kebutuhan dan merencanakan proses untuk suatu produksi
2. Pengendalian mutu : evalusi kinerja untuk meindentifikasi perbedaan antara kinerja
actual dan tujuan
3. Pengendalian mutu : membentuk infrastuktur dan tim untuk melaksanakan peningkatan
mutu

Langkah – Langkah dalam upaya peeningkatan mutu

1. Mengidentifikasi , memilih dan mengidentifikasi masalah


2. Pelajari dengan seksama proses yang terjadi dalam suatu aspek
3. Tentukan sebab masalah yang pokok
4. Identifikasi semua masalah yang mungkin dapat diatasi
5. Pilih solusi yang dapat dilaksanakan
6. Melaksanakan pemecahan masalah yang berkualitas dengan PDCA
Ada 4 langkah menuju pelaksanaan solusi yang efektif yaitu :
a. Merencanakan (PLANN)
b. Pelaksanan (DO)
c. Cek (CHECK)
d. Bertindak (ACTION)

Dipuskesmas pakjo kegiatan akreditas dimulai dari penyusunan dokumen berupa standar
oprasional prosedur (SOP) dan kebijakan implementasi dokumen sampai dilaksanakan audit
internal, audit eksternal, tinjauan manajemen dan self assessment untuk pengendalian mutu
pelayanan.

BAB IX

PENUTUP
Kiranya dapat di ingatkan kembali bahwa untuk meningkatkan masyarakat yang
memilikki kualitas gizi yang baik dan pelayanan gizi yang bermutu, dibutuhkan kerjasama antara
kepala puskesmas dan menjadi tugas bagi seluruh petugas kesehatan di puskesmas. Jadi
pelayanan gizi di puskesmas bukanlah tugas petugas gizi puskesmas saja.

Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka pelayanan gizi di puskesmas adalah
upaya-upaya pemberdayaan, baik pemberdayaan terhadap pasien maupun terhadap
individu/keluaga/masyarakat yang sehat.

Namun demikian, upaya upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika di dukung oleh
upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadap mereka yang paling
berpengaruh terhadap pasien/individu/keluarga/masyarakat. Sedangkan advokasi dilakukan
terhadap mereka yang dapat mendukung/membantu puskesmas dari segi kebijakan atau
peraturan perundang-undangan dan sumberdaya, dalam rangka dalam memberdayakan
pasien/individu/keluarga/masyarakat.

Banyak sekali peluang untuk melaksanakan pelayanan gizi puskesmas yaitu di dalam
gedung dan di luar gedung puskesmas atau masyarakat. Peluang-peluang tersebut harus dapat di
manfaatkan dengan baik, sehingga upaya wajib puskesmas ,yaitu pelayanan gizi, dapat
terlaksana dengan baik.

Referensi :

- Permenkes No 75 tahun 2014, Tentang pelayanan kesehatan.


- Kemenkes RI Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA 2014. Pedoman Pelayanan Gizi
Di Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai