Anda di halaman 1dari 2

Nama : erni kurniati

Nim : 042121337

Tugas 3 ilmu hukum

1.

Dalam hukum pidana dikenal adanya istilah "Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali",
yang artinya adalah tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa peraturan lebih dahulu. Istilah nullum
delictum nulla poena sine praevia lege poenali tersebut pertama kali dikenalkan oleh Anselm von
Feuerbach, seorang sarjana hukum pidana dari Jerman, yang merumuskannya dalam bukunya yang
berjudul "Lehrbuch des Peinlichen Recht" pada tahun 1801. hukum pidana Indonesia, asas Nullum
delictum nulla poena sine praevia lege poenali tersebut terkandung dalam ketentuan Pasal 1 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUH Pidana), yang berbunyi :Tiada suatu perbuatan dapat
dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada, sebelum
perbuatan dilakukan.Norma yang tidak tertulis, yaitu "tidak dipidana jika tidak ada kesalahan". Dasar ini
mengenai pertanggung jawaban seseorang atas perbuatan yang telah dilakukannya. Atau dengan kata
lain, hal tersebut mengenai responsibility atau criminal liability.

Asas legalitas (Principle of legality), yaitu asas yang menentukan bahwa tidak ada perbuatan yang
dilarang dan diancam dengan pidana jika tidak ditentukan terlebih dahulu dalam perundang-undangan.
Hal ini berkaitan dengan perbuatan pidananya sendiri (criminal act). Asas inilah yang dalam bahasa latin
dikenal sebagai Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali.

2.Mazhab Ahlussunnah Waljama'ah adalah aliran yang berpegang teguh pada sunah Nabi dan tradisi
para sahabat Beliau. Dalam berpolitik, pengikut mazhab Ahlussunnah Waljama'ah akan tetap loyal
kepada kepala negara selama tidak diperintah untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan
melengserkan kepala negara selama kepala negara masih melakukan shalat bersama mereka atau tidak
melakukan perbuatan kekafiran yang jelas (kufr bawwah). Maka, di negara-negara yang mayoritas
penduduknya bermazhab Ahlussunnah Waljama'ah tidak akan ada upaya penggulingan kekuasaan atas
kepala negara.""Bagaimana dengan ajaran Muktazilah dalam bidang politik?" tanya kami lagi kepadanya.
"Kang Ali, Sampean tentu sudah membaca fatwa Imam Ibn Taimiyah (w 728 H dalam kitabnya,
Majmuah Fatawa. Imam Ibn Taimiyah mengatakan bahwa di antara pokok-pokok ajaran mazhab
Muktazilah adalah apa yang disebut dengan amar makruf nahi mungkar. Menurut mazhab Muktazilah,
yang dimaksud dengan amar makruf nahi mungkar itu adalah memerangi kepala negara qital al-
a'aimmah.

3.Penemuan hukum ini lazimnya diartikan sebagai pembentukan hukum oleh hakim atau petugas-
petugas hukum lainnya yang diberi tugas melaksanakan hukum terhadap peristiwa-peristiwa hukum
yang konkrit.menjelaskan latar belakang perlunya seorang hakim melakukan penemuan hukum adalah
karena hakim tidak boleh menangguhkan atau menolak menjatuhkan putusan dengan alasan karena
hukumannya tidak lengkap atau tidak jelas.
Larangan bagi hakim menolak perkara ini diatur juga dalam Pasal 10 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman. Lalu, hasil temuan itu akan menjadi hukum apabila diikuti oleh hakim
berikutnya atau dengan kata lain menjadi yurisprudensi.

Anda mungkin juga menyukai