Anda di halaman 1dari 3

Sungai Memberamo

Deskripsi Sungai
Sungai memberamo adalah salah satu sungai terbesar di Papua. Secara garis besar
Memberamo melewati tiga kawasan kecamatan di daerah Papua tersebut, yaitu : memberamo
Hulu, Tengah, dan Hilir. Sungai memberamo dipapua ini masih sangat terkenal dengan
keindahan dan kealamiannya. Selain itu juga masih terkenal dengan misteri dengan suku-
suku wanita yang tinggal dihutan papua pinggir sungai Memberamo. Pada beberapa
kesempatan pertama, perjumpaan dengan warga seringkali agak menegangkan karena mereka
masih curiga dengan kehadiran kami sebagai pendatang. Namun akhirnya menjadi
pengalaman yang menyenangkan setelah terjadi komunikasi meskipun dengan bahasa isyarat.
Bahkan mereka membantu mengambilkan contoh-contoh batuan dan sedimen sungai. Garam
dan tembakau merupakan barang yang harus kami bawa sebagai alat pembuka komunikasi.
Kalau komunikasi terjalin semkain lancar, ubi dan pisang, bahkan daging binatang buruan
mereka diberikan kepada kami sebagai balasan. Suku-suku yang pernah kami jumpai di
sekitar S. Mamberamo bermacam-macam. Yang tinggal di daerah hulu dan berpegunungan,
kaum pria memakai koteka sementara yang wanita mengenakan cawat. Sedangkan yang
tinggal di dataran yang lebih rendah umumnya tidak memakai koteka, bahkan ada yang tidak
berpakaian sama sekali serta hidup dalam kelompok-kelompok kecil. Selain itu ada juga suku
yang cukup dikenal masyarakat di sekitar Mamberamo Tengah dan hidup secara nomaden
atau semi nomaden dan terkesan unik jika dibandingkan dengan suku lainnya. Di antaranya
adalah suku Baudi atau Bauzi. Suku inilah satu-satunya yang membuat rakit untuk melayari
cabang-cabang Mamberamo.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini keindahan sungai memberamo yang dilihat
dari udara:

Secara geologis, Mamberamo dan kawasan yang berada disekitarnya terlihat sangat menarik
karena tersusun oleh endapan batuan sedimen yang tebalnya mencapai ribuan meter serta
terpotong-potong oleh struktur geologi yang rumit. Juga karena masih dipengaruhi oleh
tekanan tektonik aktif, di beberapa tempat muncul fenomena alam berupa keluarnya
semburan lumpur dari dalam bumi (mudvocano). Fenomena ini mudah dikenali dari
penampakan di lapangan yang jika diamati dari udara bentuknya berupa kumpulan lumpur
dan pasir berwarna abu-abu berbentuk sirkuler dengan diameter lebih dari 50 m yang muncul
di tengah-tengah hutan lebat.
Aspek Morfologi Fisik
Sungai Mamberamo seperti disebut di depan secara keseluruhan mempunyai panjang 870 km.
Arus Sungai Mamberamo cukup tenang pada bagian tepinya namun sangat kuat di bagian
tengahnya (dapat mencapai kecepatan aliran 450 km/jam). Sungai ini meskipun alirannya
besar namun dapat diarungi dengan perahu bermotor berbobot 30 ton, mulai dari muara
(Tanjung D Urville) hingga 200 km ke arah hulu dan melewati beberapa arum jeram (rapids),
salah satu  yang paling dikenal adalah Batavia Rapids (CI, 2006; Murdiyarso dan Kurnianto,
2008). Di beberapa tempat terdapat fenomena arus berputar yang sangat berbahaya dan
menurut catatan telah terjadi beberapa kecelakaan perahu yang merenggut nyawa manusia
karena perahu terjebak arus dan akhirnya tenggelam.
Nama "Mamberamo" konon berasal dari bahasa Dani - mambe berarti "besar" dan ramo
berarti "air". Suku Dani dan beberapa suku terasing lainnya bermukim di lembah sungai ini
yang kaya akan keanekaragaman hayati ini. Jika dilihat dari udara, Sungai Mamberamo
mudah dikenal karena ukurannya yang besar, berwarna coklat, banyak mempunyai kelokan
(meander) serta danau tapal kuda (oxbow lake) sebagai hasil perpindahan alur sungai.
Kedalaman sungai bisa mencapai lebih dari 10 m dan debit airnya mampu mencapai 5.500
m³/detik. Berkat besarnya debit ini, Pemerintah Indonesia pernah berencana membangun
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di daerah ini.

 
Kekayaan Sungai Memberamo
Kekayaan Sungai Mamberamo yang terkenal dengan kulit buaya, sagu, ikan arwana,
ikan mata bulan, ikan sembilan, hiu sungai, mujair dan lele dumbo. Serta ratusan species
burung seperti kasuari, nuri, kakatua, dan cenderawasih.Sungai Mamberamo sendiri memiliki
panjang sekitar 600 km dengan DAS seluas 80 ribu meter persegi. Debit airnya sebesar 4.500
meter kubik/detik.

Disekitar pinggiran sungai memberamo terdapat banyak buaya Bob, seperti pada gambar
diatas. Dari jutaan hektar hutan sagu yang terhampar luas disebela selatan Waropen hingga
pedalaman wilayah Sarmi dengan kombinasi hutan bakau dan bobo tanaman sejenis enau
rawa. Hampir dapat dipastikan bahwa Mamberamo merupakan gudang alternative pangan
sagu di abad 21. Potensi floranya juga menakjubkan. Menurut Gubernur Papua, Barnabas
Suebu, DAS Mamberamo dihuni sekitar 300.000 hektare hutan sagu. Sagu-sagu itu tumbuh
subur di sepanjang sungai, terutama di bagian hilir dan rawa-rawa.Selama ini, sagu hanya
dijadikan makanan utama bagi penduduk lokal.

Penggunaan
Penggunaan sungai meberamo adalah dimanfaatkan sebagai sarana transportasi dan lahan
bercocok tanam tanaman sagu yang dibudidayakan disepanjang DAS. Dan buaya Bob yang
berada disekitar pinggiran sungai memberamo juga ditangkap dan dimanfaatkan kulitnya
untuk dijual ke pengusaha. Kekayaan alam yang dimiliki adalah salah satu tambang batubara,
gas bumi, dan emas.

Prediksi 10-20 tahun kedepan

Menurut Ir Sianipar, akibat air Sungai Mamberamo yang berdebit 5.000 m3 per detik
mengalir terus dari Pegunungan Jayawijaya dengan curah air di atasnya mencapai 3.000 mm,
maka potensi listrik yang terbuang sebanyak 15.000 MW atau lebih ke Lautan Pasifik.
Potensi ini akan terus terbuang selama PLTA Mamberamo belum dibangun. Mungkin 10-20
tahun kedepan sungai meberamo telah dibangun PLTA, sehingga pemanfaatannya dapat
digunakan lebih banyak lagi oleh masyarakat sungai.

Anda mungkin juga menyukai