Anda di halaman 1dari 11

A.

Penyuluhan Gizi & Teknik Penyuluhan


a) Pengertian
Depkes RI (2002) menyatakan bahwa penyuluhan gizi merupakan
peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang bertujuan untuk
perubahan perilaku hidup sehat pada individu, kelompok maupun
masyarakat yang diberikan melalui pembelajaran atau instruksi
(Nurmala, 2020).

b) Langkah-langkah Penyuluhan Gizi (Pedoman Gizi Seimbang)


1. Mengenal masalah, masayarakat, dan wilayah. Penyuluhan
mengetahui bagaimana karakteristik masyarakat, dan wilayah yang
akan diberikan penyuluhan. Hal ini bertujuan agar pemberian
informasi dapat diberikan optimal (Zulfira, 2019). Contohnya
apabila masyarakat yang diberikan edukasi adalah masyarakat yang
sehari-harinya sibuk bekerja, maka kita harus mengetahui kapan
mereka memiliki waktu yang tidak sibuk sehingga dapat mengikuti
kegiatan penyuluhan.
2. Menentukan prioritas masalah gizi. Penyuluh harus mengetahui
masalah kesehatan apa yang sedang terjadi pada daerah tersebut dan
mengetahui apa penyebab terjadinya masalah tersebut (Zulfira,
2019). Contohnya kasus yang sedang tinggi adalah banyaknya anak
yang stunting didaerah tersebut akibat tidak mengonsumsi makanan
yang bergizi seimbang akibat kurangnya pengetahuan mengenai gizi
seimbang.
3. Menentukan tujuan penyuluhan gizi. Tujuan penyuluhan gizi
dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu tujuan jangka panjang,
tujuan jangka menengah, dan tujuan jangka pendek (Zulfira, 2019).
Contoh tujuan jangka panjang penyuluhan gizi adalah tercapainya
status kesehatan masyarakat yang optimal. Tujuan penyuluhan
jangka menengah adalah menanggulangi dan mencegah kasus
stunting. Sementara itu, tujuan jangka pendek adalah memperbaiki
dan meningkatkan pengetahuan ibu bayi/baduta/balita.
4. Menentukan sasaran penyuluhan gizi. Sasaran penyuluhan adalah
kelompok masyarakat yang akan mendapat penyuluhan (Zulfira,
2019). Contohnya ibu dan keluarga dari bayi/baduta/balita.
5. Menentukan materi penyuluhan gizi. Materi penyuluhan harus
sesuai dengan tema penyuluhan yang diberikan. Materi harus
menggunakan bahasa yang mudah dipahami, tidak bertele-tele, dan
dikuasai oleh penyuluh agar tampil dengan percaya diri (Zulfira,
2019). Contohnya penyuluhan bertema pedoman gizi seimbang
kepada ibu dan keluarga dari bayi/baduta/balita, maka materi yang
bisa diberikan ada mengenai Isi Piringku dan Sepuluh Pedoman Gizi
Seimbang.
6. Menentukan metode penyuluhan gizi. Penentuan metode juga
ditentukan berdasarkan tujuan penyuluhan. Apabila tujuan
penyuluhan gizi adalah mengubah pengetahuan, penyuluhan dapat
dilakukan dengna metode ceramah atau seminar. Apabila untuk
mengubah sikap, dapat dengan metode demonstrasi atau role play
(Zulfira, 2019).
a) Ceramah, dilakukan kepada sasaran dengan memberikan
informasi secara lisan dari narasumber disertai tanya jawab
setelahnya. Ciri dari metode ceramah ini adalah adanya
kelompok sasaran yang telah ditentukan, ada pesan yang akan
disampaikan, adanya pertanyaan yang bisa diajukan walaupun
dibatasi setelah ceramah, serta adanya alat peraga jika kelompok
sasarannya.jumlahnya sangat banyak (Nurmala, 2020).
b) Metode seminar, dilakukan untuk membahas sebuah isu dengan
dipandu oleh ahli di bidang tersebut (Nurmala, 2020).
Contohnya webinar
c) Metode demonstrasi lebih mengutamakan pada peningkatan
kemampuan (skill) yang dilakukan dengan menggunakan alat
peraga (Nurmala, 2020). Contohnya demo masak MPA-ASI
Metode
d) Bermain peran digunakan untuk menggambarkan perilaku dari
pihak-pihak yang terkait dengan isu tertentu dan digunakan
sebagai bahan pemikiran kelompok sasaran (Nurmala, 2020).
e) Metode diskusi kelompok kecil merupakan diskusi 5–15
peserta yang dipimpin oleh satu orang membahas tentang suatu
topik (Nurmala, 2020).
Contoh metode yang penyuluhan bertema pedoman gizi seimbang
kepada ibu dan keluarga dari bayi/baduta/balita, dapat menggunakan
metode ceramah atau seminar untuk meningkatkan pengetahuan.
7. Menyesuaikan metode penyuluhan dengan media penyuluhan
gizi. Media penyuluhan sangat penting digunakan untuk
memperjelas pesan yang disampaikan (Zulfira, 2019). Menurut
Nurmala (2020) jenis media dalam penyuluhan antara lain
a) Media lihat (visual), misalnya slide, poster, leaflet,
foodmodel, dan lembar balik
b) Media dengar (audio), misalnya rekaman suara, siaran
radio, dan pita suara
c) Media dengar melihat (audiovisual), misalnya video.
Contohnya untuk penyuluhan bertema pedoman gizi seimbang
kepada ibu dan keluarga dari bayi/baduta/balita dapat menggunakan
leaflet, food model, dan buku makanan.
Dalam Pembuatan leaflet yang perlu diperhatikan adalah :
a) Penentuan target yang akan dituju dalam pemberian leaflet;
b) Penentuan tujuan yang dicapai pada akhir ketika target membaca
isi leaflet;
c) Penentuan isi materi secara singkat yang akan ditulis dalam
leaflet;
d) Pengumpulan data dan ilustrasi tentang subjek yang akan
disampaikan;
e) Pembuatan garis-garis besar penyajian pesan, termasuk desain
tulisan, gambar, serta tata letak di dalam leaflet;
f) Penyusunan draft akhir konsep leaflet sebelum di lakukan uji
coba;
g) Uji coba konsep pada kelompok sasaran yang memiliki
kesamaan karakteristik dengan kelompok sasaran utama. hal ini
dilakukan untuk memastikan tingkat pemahaman dari kelompok
yang menerima isi pesan dalam leaflet; dan
h) Revisi isi konsep dan ilustrasi yang disesuaikan dengan isi dan
hasil uji coba yang dilakukan sehingga leaflet akhir menjadi
leaflet yang aplikatif untuk sasaran utama.
8. Membuat rencana penilaian (evaluasi). Penilaian tersebut meliputi
unsur individu yang akan menilai, materi yang akan dinilai, waktu
pelaksanaan penilaian, instrumen penilaian, standar penilaian, dan
lain-lain (Zulfira, 2019). Contohnya penyuluhan bertema pedoman
gizi seimbang kepada ibu dan keluarga dari bayi/baduta/balita dapat
evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi melalui pretest dan post
test untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan oleh
pemateri dapat diterima dengan baik oleh peserta. Selain itu, evaluasi
pelaksaan acara juga dapat dilakukan oleh peserta melalui kuisioner.
9. Membuat rencana jadwal pelaksanaan. Untuk memudahkan
pelaksanaan, perlu dibuat jadwal penyuluhan gizi secara
keseluruhan. Jadwal itu, meliputi kegiatan pokok yang dilaksanakan
dan ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan tersebut (Zulfira,
2019). Contohnya menyusun susunan acara dengan mengestimasi
waktu dari pembukaan, materi, sesi tanya jawab, hingga penutupan.
10. Rencana teknis seorang penyuluh. Seorang penyuluh harus
mempersiapkan secara teknis hal -hal yang berhubungan dengan
tugas sebagai seorang penyuluh (Zulfira, 2019).

c) Hal yang diperhatikan sebagai pemateri.


Menurut Nasution (2020) untuk menyampaikan informasi dengan baik
perlu diperhatikan beberapa hal seperti berikut:
1. Kontak Mata adalah teknik komunikasi nonverbal yang sangat
membantu si pembicara dalam menjelaskan idenya kepada
pendengar. Di samping mempunyai kekuasaan yang membujuk,
kontak mata juga membantu untuk menjaga perhatian pendengar
(Nasution, 2020).
2. Vokal, Kecepatan berbicara, nada dan irama suara, serta
penekanan pada kata-kata tertentu perlu diperhatikan dalam
penyampaian persentasi lisan. Persentasi lisan yang disampaikan
dengan suara yang jelas dan enak didengar dapat memukau
pendengar. Tetapi sebaliknya persentasi yang disampaikan dengan
suara yang tidak bervariasi, monoton akan membosankan para
pendengarnya, sehingga mengurangi perhatian pendengar (Nasution,
2020).
3. Ketepatan bicara, Kadang-kadang suatu persentasi disampaikan
dalam situasi informal atau dalam suasana pendengar rileks, maka
penyampaian informasi pun henhaknya disesuaikan dengan situasi
tersebut. Begitu juga sebaliknya, bila kondisi formal maka cara
penyampaian persentasi juga hendaknya bersifat formal (Nasution,
2020).
4. Perencanaan, Kunci strategi yang terbaik adalah perencanaan.
Pilihan topic pembicaraan yang cocok untuk diberikan pada
pendengar dengan berdasarkan analisis pendengar. Persiapkanlah
materi yang diperlukan dan rencanakanlah bagaimana strategi
penyampaian yang dikira cocok dengan pendengar (Nasution,
2020).

d) Keberhasilan Penyampaian Informasi


Menurut Setiawan (2020) presentasi atau penyampaian informasi
dianggap berhasil jika memenuhi kriteria di bawah ini :
1. Materi yang disajikan sistematis
2. Komunikasi interaktif antara pemateri dengan peserta
3. Pemateri memahami apa yang dibahas atau sedang disampaikan
4. Menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh peserta
5. Melakukan pengulangan pada bagian-bagian yang penting

B. Materi Gizi Seimbang


a) Isi Piringku
Secara umum, "Isi Piringku" menggambarkan porsi makan yang
dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur,
dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein. Isi Piringku"
juga menekankan untuk membatasi gula, garam, dan lemak dalam
konsumsi sehari-hari.
b) 4 Pilar Gizi Seimbang
Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna”
yang telah diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang gizi serta masalah
dan tantangan yang dihadapi.
Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada
dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat
gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan
secara teratur.
Empat pilar tersebut adalah :
1. Mengonsumsi makanan beragam
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung
semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin
pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air
Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan.
Contoh: nasi merupakan sumber utama kalori, tetapi miskin vitamin
dan mineral; sayuran dan buah-buahan pada umumnya kaya akan
vitamin, mineral dan serat, tetapi miskin kalori dan protein; ikan
merupakan sumber utama protein tetapi sedikit kalori.
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
Dengan membiasakan perilaku hidup bersih akan
menghindarkan seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi.
1. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir sebelum makan, sebelum memberikan ASI,
sebelum menyiapkan makanan dan minuman, dan setelah
buang air besar dan kecil, akan menghindarkan
terkontaminasinya tangan dan makanan dari kuman penyakit
antara lain kuman penyakit typus dan disentri;
2. Menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan
makanan dihinggapi lalat dan binatang lainnya serta debu
yang membawa berbagai kuman penyakit;
3. Selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak
menyebarkan kuman penyakit;
4. Selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit
kecacingan.
3. Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik
juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk
metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam
menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam
tubuh.
4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal
Pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi
bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat
mencegah penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi
penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan
dan penanganannya.
c) Sepuluh Pedoman Gizi Seimbang
1. Syukuri dan nikmati anekaragam makanan
Cara menerapkan pesan ini adalah dengan mengonsumsi lima
kelompok pangan setiap hari atau setiap kali makan. Kelima kelompok
pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-
buahan dan minuman. Mengonsumsi lebih dari satu jenis untuk setiap
kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-
buahan) setiap kali makan akan lebih baik.
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
Secara umum sayuran dan buah-buahan merupakan sumber
berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral
yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan berperan sebagai
antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh. Oleh karena itu
konsumsi sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu bagian penting
dalam mewujudkan gizi seimbang.
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein
tinggi
Pangan protein nabati mempunyai keunggulan mengandung
proporsi lemak tidak jenuh yang lebih banyak dibanding pangan hewani.
Juga mengandung isoflavon, yaitu kandungan fitokimia yang turut
berfungsi mirip hormon estrogen (hormon kewanitaan) dan antioksidan
serta anti-kolesterol. Namun kualitas protein dan mineral yang dikandung
pangan protein nabati lebih rendah dibanding pangan protein hewani.
4. Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok
Makanan pokok adalah pangan mengandung karbohidrat yang
sering dikonsumsi atau telah menjadi bagian dari budaya makan berbagai
etnik di Indonesia sejak lama.
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
Masyarakat perlu diberi pendidikan mengetahui pangan rendah
gula, garam dan lemak, serta memasak dengan mengurangi garam dan
gula.
6. Biasakan Sarapan
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara
bangun pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi
harian dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif.
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
Air diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal sehingga keseimbangan air perlu dipertahankan dengan mengatur
jumlah masukan air dan keluaran air yang seimbang.
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang dikemas
sangat membantu konsumen untuk mengetahui bahan-bahan yang
terkandung dalam makanan tersebut. Oleh karena itu dianjurkan untuk
membaca label pangan yang dikemas terutama keterangan tentang
informasi kandungan zat gizi dan tanggal kadaluarsa sebelum membeli
atau mengonsumsi makanan tersebut.
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
Kapan saja harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
antara lain :
1) Sebelum dan sesudah memegang makanan
2) Sesudah buang air besar dan menceboki bayi/anak
3) Sebelum memberikan air susu ibu
4) Sesudah memegang binatang
5) Sesudah berkebun
Manfaat melakukan 5 langkah mencuci tangan yaitu
membersihkan dan membunuh kuman yang menempel secara cepat dan
efektif karena semua bagian tangan akan dicuci menggunakan sabun.
Cara Cuci Tangan 5 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar :
1) Basahi tangan seluruhnya dengan air bersih mengalir
2) Gosok sabun ke telapak, punggung tangan dan sela jari-jari
3) Bersihkan bagian bawah kuku-kuku
4) Bilas dengan air bersih mengalir
5) Keringkan tangan dengan handuk/tissu atau keringkan dengan
udara/dianginkan
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat
badan normal
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan
pengeluaran tenaga/energi dan pembakaran energi. Aktivitas fisik
dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik atau olah
raga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu.
Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain aktivitas fisik
sehari-hari seperti berjalan kaki, berkebun, menyapu, mencuci,
mengepel, naik turun tangga dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2018 Penuntun Diet Instalasi Gizi RS mengenai Isi Piringku.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2007.
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. Pedoman
Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas), 2003. Direktorat Bina
Gizi Masyarakat, Jakarta 2003
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi, Direktorat Jenderal Bina Gizi
dan KIA. Naskah Akademik Pedoman Gizi Seimbang. Direktorat Bina
Gizi, Jakarta 2013.
Nasution, A. (2020). Bahan Ajar Teknik Komunikasi Publik. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan BPS.
Nurmala, I., & KM, S. (2020). Promosi Kesehatan. Airlangga University Press.
Setiawan, D. (2020). 1 Hari Bisa Public Speaking: Cara Mudah Teknik Public
Speaking (Vol. 1). Setiawan Publisher.
Zulfira, Azizah Nur’Aini. (2019). Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan
dan Sikap tentang Jajanan Sehat Pada Siswa SDN 1 Gading, Kecamatan
Bululawang, Kabupaten Malang. Poltekkes Malang, 1991, 5–41.

Anda mungkin juga menyukai