Anda di halaman 1dari 11

GIZI DAN POLA HIDUP AKTIF

UNTUK MENDUKUNG PRESTASI BULUTANGKIS

Ghon Lisdiantoro
ghontaro@gmail.com
PGSD IKIP PGRI MADIUN

Abstrak
Atlet yang aktif akan lebih cepat untuk peningkatan prestasinya, dikarenaka pada olahraga
bulutangkis banyak menggunakan intensitas tinggi, hal tersebut yang dimaksud sangat sesuai
jika atlet bulutangkis harus punya pola hidup aktif. konsumsi gizi yang tepat dalam sehari-hari
secara langsung juga akan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan performa
serta prestasi yang dapat diraih oleh seorang atlet bulutangkis.. Dalam hal pemenuhan
kebutuhan energi, seorang atlet bulutangkis secara umum disarankan untuk memenuhi
kebutuhannya dengan kombinasi sebesar 50% atau secara ideal 55-65% melalui konsumsi
karbohidrat, 20-35% melalui konsumsi lemak serta 12-15% melalui konsumsi protein. Sangat
penting untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan atlet bulutangkis terhadap gizi dan energi
demi pencapaian prestasi bulutangkis mereka. Kebutuhan energi pada saat berolahraga
bulutangkis dapat dipenuhi melalui sumber-sumber energi yang tersimpan di dalam tubuh
yaitu melalui proses pembakaran karbohidrat, pembakaran lemak, serta kontribusi sekitar 5%
melalui pemecahan protein. Bagi seorang atlet bulutangkis, konsumsi karbohidrat minimum
yang disarankan adalah sebanyak 250 gr atau sudah memenuhi kebutuhan energi sebesar 1000
kkal. Konsumsi karbohidrat tinggi dalam sehari-hari terutama sebelum berolahraga
bulutangkis bertujuan untuk meningkatkan simpanan glikogen di dalam tubuh dan untuk
menjaga level glukosa di dalam darah sehingga laju produksi energi melalui pembakaran
karbohidrat saat berolahraga bulutangkis dapat tetap terjaga. Atlet bulutangkis yang akan
berpartisipasi dalam latihan intensitas sedang dengan durasi pendek, disarankan untuk
mengkonsumsi karbohidrat sebesar 5-7 gr karbohidrat/ kg berat badan per harinya. Tidak
hanya terpaku pada fisik, teknik, strategi dan mental saja karena gizi dan karbohidrat juga
sangat penting demi peningkatan prestasi olahraga bulutangkis

Kata Kunci: Gizi, Karbohidrat, Pencapaian Prestasi, Hidup Aktif, Bulutangkis.

1
ABSTRACT
Active athletes to be faster for improved performance, dikarenaka the badminton sport
menggnakan many high intensity, haltersetyang referred angat appropriate if the athlete
should bultangkis pnya active lifestyle. consumption of proper nutrition in everyday directly
will also have a positive influence on the improvement of performance and achievements that
can be achieved by an athlete badminton .. In terms of energy needs, a badminton athletes in
general are encouraged to meet their needs with a combination of 50% or ideally 55-65%
through the consumption of carbohydrates, 20-35% through the consumption of fat and 12-
15% through the consumption of protein. It's important to know how big the badminton
athlete needs for nutrition and energy for the sake of achievement of their badminton. Energy
needs during exercise badminton can be met through sources of stored energy in the body is
through the process of burning carbohydrates, fat burning, and the contribution of
approximately 5% through protein breakdown. For an athlete badminton, the minimum
recommended carbohydrate consumption is as much as 250 grams or already meet the energy
requirements of 1000 kcal. High carbohydrate consumption in everyday especially before
exercise badminton aims to increase glycogen stores in the body and to maintain the level of
glucose in the blood so that the rate of production of energy through the burning of
carbohydrates during exercise badminton can be maintained. Badminton athletes who will
participate in moderate intensity exercise with short duration, it is recommended to consume
carbohydrates of 5-7 g of carbohydrate / kg body weight per day. Not only in terms of
physical, technical, and mental strategy only for nutrition and carbohydrates is also very
important for improving performance in sports badminton
Keywords: Nutrition, Carbohydrates, Achievement Achievement, Active living, Badminton.

2
dengan kombinasi sebesar 50% atau
secara ideal 55-65% melalui
konsumsi karbohidrat, 20-35%
melalui konsumsi lemak serta 12-
15% melalui konsumsi protein.
Sangat penting untuk mengetahui
seberapa besar kebutuhan atlet
A. PENDAHULUAN
bulutangkis terhadap gizi dan energi
Di dalam olahraga bulutangkis demi pencapaian prestasi bulutangkis
tidak hanya metode latihan atau juga mereka. Terkadang banyak yang
bakat yang akan menentukan prestasi mengabaikan tentang hal tersebut.
yang dapat diraih oleh seorang atlet
bulutangkis namun konsumsi gizi,dan
keaktifan anak juga penting untuk B. PEMBAHASAN
menunjang prestasi atlet, Oleh karena
atlet bulutangkis yang memiliki 1. Energi Saat Olahraga bulutangkis
tingkat kegiatan aktivitas fisik yang Kebutuhan energi pada saat
tinggi akan membutuhkan konsumsi berolahraga bulutangkis dapat
gizi yang tepat komposisinya agar dipenuhi melalui sumber-sumber
ketersediaan sumber energi di dalam energi yang tersimpan di dalam tubuh
tubuh dapat tetap terjaga baik untuk yaitu melalui proses pembakaran
menjalankan aktivitas sehari-hari karbohidrat, pembakaran lemak, serta
maupun saat akan menjalani program kontribusi sekitar 5% melalui
latihan maupun saat akan bertanding . pemecahan protein. Diantara
Selain kebutuhan gizi dan protein, ketiganya, simpanan protein bukanlah
anak yang lebih aktif akan lebih merupakan sumber energi yang
sangat cepat peningatan langsung dapat digunakan oleh tubuh
kemampannya, di karenakan dalam dan protein baru akan terpakai jika
olahraa bulutangkis sangat simpanan karbohidrat ataupun lemak
dibutuhkan kegiatan dengan intensitas tidak lagi mampu untuk
tinggi hal itu yang sangat sesuai jika menghasilkan energi yang dibutuhkan
atlet itu lebih aktif. Kombinasi antara oleh tubuh. Penggunaan antara lemak
rutinitas latihan dengan frekuensi ataupun karbohidrat oleh tubuh
yang dapat mencapai 2x perhari-nya sebagai sumber energi untuk dapat
serta kemudian dilanjutkan dengan mendukung kerja otot akan
pertandingan pada akhir minggu ditentukan oleh 2 faktor yaitu
seperti pada pertandingan intensitas serta durasi olahraga
bulutangkis, menyebabkan atlet akan bulutangkis yang dilakukan.Keaktifan
membutuhkan jumlah asupan energi atlet dalam melaksanakan program
(kalori) yang besar untuk mendukung latihan juga sangat berpengaruh
aktivitasnya. Dalam hal pemenuhan dalam peningkatan performa atlet,
kebutuhan energi, seorang atlet Hal ituah nanti yang juga berpengaru
bulutangkis secara umum disarankan dalam pencapaian prestasi atlet.
untuk memenuhi kebutuhannya

3
a. Protein fungsi utamanya sebagai bahan
pembangun tubuh dan fungsiya untuk
Protein merupakan salah satu jenis memperbaiki jaringan-jaringan tubuh
gizi yang mempunyai fungsi penting yang rusak. Dan dalam hubungannya
sebagai bahan dasar bagi dengan laju produksi energi di dalam
pembentukan jaringan tubuh atau tubuh, pemecahan protein jika
bahan dasar untuk memperbaiki dibandingkan dengan pembakaran
jaringan-jaringan tubuh yang telah karbohidrat maupun lemak juga
rusak. Selain dari kedua fungsi hanya akan memberikan kontribusi
tersebut, protein juga akan yang relatif kecil.
mempunyai fungsi sebagai bahan
pembentuk hormon dan pembentuk b. Lemak
enzim yang akan kemudian juga akan
Di dalam tubuh, lemak dalam bentuk
terlibat dalam berbagai proses
metabolisme tubuh. Kebutuhan trigliserida akan tersimpan dalam
protein bagi seorang atlet bulutangkis jumlah yang terbatas pada jaringan
otot dan akan tersimpan dalam jumlah
disebutkan berada berada pada
rentang 1.2-1.6 gr/kg berat badan per- yang cukup besar pada jaringan
harinya dan nilai ini berada diatas adipose. Ketika sedang bermain
bulutangkis, trigliserida yang
kebutuhan protein bagi non-atlet
bulutangkis yaitu sebesar 0.6-0.8 tersimpan ini dapat terhidrolisis
gr/kg berat badan. Peningkatkan menjadi gliserol dan asam lemak
bebas (free fatty acid / FFA) untuk
kebutuhan protein bagi atlet
bulutangkis ini disebabkan oleh kemudian menghasilkan energi.
karena atlet bulutangkis lebih simpanan lemak akan memberikan
kontribusi yang besar sebagai sumber
beresiko untuk mengalami kerusakan
jaringan otot terutama saat menjalani energi utama bagi tubuh. Kontribusi
latihan/pertandingan yang berat. simpanan lemak sebagai sumber
energi tubuh baru akan berkurang
Selain itu pada olahraga bulutangkis,
ketahanan (endurance) dengan durasi apabila terjadi peningkatan intensitas
panjang sebagian kecil asam amino dalam berolahraga bulutangkis. Pada
saat terjadinya peningkatan intensitas
dari protein juga akan digunakan
sebagai sumber energi terutama saat olahraga bulutangkis yang juga akan
simpanan glikogen sudah semakin meningkatkan kebutuhan energi,
pembakaran lemak akan memberikan
berkurang. Oleh karena hal-hal
tersebut diatas maka kebutuhkan kontribusi yang lebih kecil jika
konsumsi protein seorang atlet dibandingkan dengan pembakaran
bulutangkis dalam kesehariannya karbohidrat untuk memenuhi
akan relatif lebih besar jika kebutuhan energi di dalam tubuh.
Walaupun pembakaran lemak ini
dibandingkan dengan kebutuhan non-
atlet. bulutangkis Pengunaan protein memberikan kontribusi yang lebih
sebagai sumber energi tubuh saat kecil jika dibandingkan dengan
pembakaran karbohidrat saat
berolahraga biasanya akan dicegah
karena hal tersebut akan menganggu intensitas olahraga bulutangkis

4
meningkat, namun kuantitas lemak karbohidrat yang dapat tersimpan di
yang terbakar tetap akan lebih besar dalam tubuh orang dewasa kurang
jika dibandingkan saat berolahraga lebih sebesar 500 gr atau mampu
bulutangkis dengan intensitas rendah. untuk menghasilkan energi sebesar
Pada saat berolahraga bulutangkis 2000 kkal. Di dalam tubuh manusia,
kompetitif dengan intensitas tinggi, sekitar 80% dari karbohidrat ini akan
pengunaan lemak sebagai sumber tersimpan sebagai glikogen di dalam
energi tubuh akibat dari mulai otot, 18-22% akan tersimpan sebagai
berkurangnya simpanan glikogen otot glikogen di dalam hati dan sisanya
dapat menyebabkan tubuh terasa lelah akan bersirkulasi di dalam aliran
sehingga secara perlahan intensitas darah dalam bentuk glukosa. Pada
olahraga bulutangkis akan menurun. saat berolahraga bulutangkis dengan
Hal ini disebabkan karena produksi intensitas moderat-tinggi, kebutuhan
energi melalui pembakaran lemak energi bagi tubuh dapat terpenuhi
berjalan lebih lambat jika melalui simpanan glikogen, terutama
dibandingkan dengan laju produksi glikogen otot serta melalui simpanan
energi melalui pembakaran glukosa yang terdapat di dalam aliran
karbohidrat walaupun pembakaran darah (blood glucose) dimana
lemak akan menghasilkan energi ketersediaan glukosa di dalam aliran
yang lebih besar (9kkal/gr) jika darah ini dapat dibantu oleh glikogen
dibandingan dengan pembakaran hati agar levelnya tetap berada pada
karbohidrat (4 kkal/gr). Perlu juga keadaan normal. Proses pembakaran
untuk diketahui bahwa jaringan 1 gram karbohidrat akan
adipose dapat menghasilkan asam menghasilkan energi sebesar 4 kkal.
lemak bebas dalam jumlah yang tidak Walaupun nilai ini relatif lebih kecil
terbatas, sehingga kelelahan serta jika dibandingkan dengan energi hasil
penurunan performa yang terjadi pada pembakaran lemak, namun proses
saat berolahraga bulutangkis tidak metabolisme energi karbohidrat akan
akan disebabkan oleh penurunan mampu untuk menghasilkan ATP
simpanan lemak tubuh. (molekul dasar pembentuk energi)
dengan kuantitas yang lebih besar
c. Karbohidrat serta dengan laju yang lebih cepat
Karbohidrat merupakan gizi sumber jika dibandingkan dengan
energi yang tidak hanya berfungsi pembakaran lemak.
untuk mendukung aktivitas fisik 2. Simpanan Karbohidrat (Glikogen)
seperti bermain bulutangkis namun
karbohidrat juga merupakan sumber Jumlah simpanan glikogen
energi utama bagi sistem pusat syaraf yang terdapat di dalam tubuh
termasuk otak. Di dalam tubuh, merupakan salah satu faktor penentu
karbohidrat yang dikonsumsi oleh performa seorang atlet bulutangkis.
manusia dapat tersimpan di dalam Atlet bulutangkis yang
hati dan otot sebagai simpanan energi mengkonsumsi karbohidrat dalam
dalam bentuk glikogen. Total jumlah yang besar dalam sehari-hari

5
akan memilki simpanan glikogen atlet bulutangkis yang akan
yang relatif lebih besar jika berkompetisi dalam durasi lebih dari
dibandingan dengan atlet bulutangkis 90 menit.
yang mengkonsumsi karbohidrat
dalam jumlah yang kecil. Dengan 3. Kebutuhan Karbohidrat Bagi Atlet
simpanan glikogen yang rendah, Bagi seorang atlet
seorang atlet bulutangkis dalam bulutangkis, konsumsi karbohidrat
menjalankan latihan/pertandingannya minimum yang disarankan adalah
akan cepat merasa lelah sehingga sebanyak 250 gr atau sudah
kemudian mengakibatkan terjadinya memenuhi kebutuhan energi sebesar
penurunan intensitas dan performa 1000 kkal. Konsumsi karbohidrat
nya. Hal ini berbeda dengan seorang tinggi dalam sehari-hari terutama
atlet bulutangkis yang akan memiliki sebelum berolahraga bulutangkis
performa dan ketahanan yang lebih bertujuan untuk meningkatkan
baik apabila memiliki simpanan simpanan glikogen di dalam tubuh
glikogen yang besar. Perlu juga untuk dan untuk menjaga level glukosa di
diketahui bahwa glikogen yang dalam darah sehingga laju produksi
terdapat di dalam otot hanya dapat energi melalui pembakaran
digunakan untuk keperluan energi di karbohidrat saat berolahraga
dalam otot tersebut dan tidak dapat bulutangkis dapat tetap terjaga. Selain
dikembalikan ke dalam aliran darah mengkonsumsi karbohidrat yang
dalam bentuk glukosa apabila tinggi dalam sehari-hari, seorang atlet
terdapat bagian tubuh lain yang bulutangkis juga akan mendapatkan
membutuhkannya. Hal ini berbeda manfaat dengan mengkonsumsi
dengan glikogen yang tersimpan di karbohidrat. Konsumsi karbohidrat
dalam hati yang dapat dikonversi yang dilakukan pada saat berolahraga
menjadi glukosa melalui proses bulutangkis, terutama olahraga
glycogenolysis ketika terdapat bagian bulutangkis dengan waktu yang
tubuh lain yang membutuhkan. Wala panjang (> 45 menit) dapat membantu
upun jumlah karbohidrat yang dapat tubuh dalam menjaga konsentrasi
tersimpan sebagai glikogen ini glukosa darah, menjaga ketersediaan
memiliki keterbatasan, namun glikogen hati serta menjaga agar laju
kapasitas penyimpanannya terutama pembakaran karbohidrat tetap tinggi
kapasitas penyimpanan glikogen otot sehingga terjadinya kelelahan dapat
dapat ditingkatkan dengan cara ditunda. Karbohidrat yang di
mengurangi konsumsi lemak dan konsumsi ini diperkirakan mampu
memperbesar konsumsi bahan pangan untuk memberikan kontribusi hingga
kaya akan karbarbohidrat seperti roti, sebesar 16-20% terhadap laju
kentang, jagung,singkong atau juga produksi energi di dalam tubuh.
pasta. Pengisian tubuh dengan
karbohidrat pada masa persiapan ini a. Sebelum latihan/pertandingan
biasanya dikenal dengan istilah
Atlet bulutangkis yang akan
carbohydrate loading dan akan
berpartisipasi dalam latihan intensitas
memberikan manfaat terutama bagi

6
sedang dengan durasi pendek, pangan yang kaya akan kandungan
disarankan untuk mengkonsumsi karbohidrat tinggi dan dapat
karbohidrat sebesar 5-7 gr dikonsumsi pada masa persiapan
karbohidrat/ kg berat badan per adalah kentang, donut, pasta, sereal,
harinya. Sedangkan dalam singkong, sebagian besar jenis nasi,
persiapannya untuk menghadapi roti putih, roti gandum, atau juga
latihan endurans dengan intensitas buah-buahan seperti pisang & apel.
moderat-tinggi atau dalam Konsumsi karbohidrat yang tinggi
persiapannya untuk menghadapi dalam sehari-hari akan membantu
pertandingan yang kompetitif , atlet dalam meningkatkan simpanan
bulutangkis direkomendasikan untuk karbohidrat (glikogen & glukosa
mengkonsumsi karbohidrat sebesar 7- darah) di dalam tubuh sehingga juga
12 gr / kg berat badan per harinya. akan membantu meningkatkan laju
Dan atlet bulutangkis yang sedang pembakaran karbohidrat serta
menjalankan program latihan dengan membatasi pemakaian asam lemak
total waktu antara 4-6 jam per hari, bebas (free fatty acid) & protein
disarankan untuk memperbesar sebagai penyedia energi pada saat
konsumsi karbohidratnya hingga 10- bertanding. Salah satu contoh dari
12 gr/ kg berat badan per harinya. banyaknya penelitian yang
Selain dari yang telah disebutkan, memperlihatkan peningkatan
bagi atlet bulutangkis yang akan performa olahraga bulutangkis
berpartisipasi dalam pertandingan melalui suplementasi karbohidrat ini
/latihan dengan durasi waktu 90 pernah diterbitkan dalam Medicine in
menit, peningkatan simpanan Sports Science pada tahun 1979
glikogen juga dapat dilakukan dengan melalui penelitian yang dilakukan
mengkonsumsi karbohidrat sebanyak oleh Costill, D.L. Pada penelitan ini,
8-10 gr/kg berat badan dalam interval subjek yang mengkonsumsi 75 gr
waktu 48 - 72 jam sebelum karbohidrat sederhana (glukosa)
latihan/pertandingan berlangsung. sebelum melakukan olahraga
Konsumsi karbohidrat ini dapat bulutangkis bersepeda dengan
meningkatkan jumlah simpanan intenistas 80% VO2 max
glikogen sebesar 25-100% dan dapat diperlihatkan mengalami peningkatan
menunda terjadinya kelelahan pada performa ketahanan sebesar 10 menit
saat latihan/pertandingan hingga (53.2 vs 43.2 menit) jika
20%. Sedangkan bagi atlet dibandingkan saat tidak diberikan
bulutangkis yang akan berpartisipasi suplementasi karbohidrat.
dalam pertandingan dengan durasi
waktu 60 menit, peningkatkan b .Setelah Latihan/Pertandingan
simpanan glikogen juga dapat Salah satu tujuan utama
dilakukan dalam interval waktu 6 jam mengkonsumsi karbohidrat setelah
sebelum pertandingan berlangsung selesainya olahraga bulutangkis
dengan cara mengkonsumsi adalah untuk mengisi kembali
karbohidrat sebanyak 1-4 gr /kg berat simpanan glikogen yang terpakai
badan. Beberapa contoh dari bahan

7
sehingga kondisi atlet bulutangkis 50-100 gr atau dapat juga
dapat secara cepat dipulihkan agar mengkonsumsi 1-1.2 gr karbohidrat /
dapat menjadi lebih siap untuk kg berat badan tiap jamnya dalam
menghadapi sesi latihan atau interval waktu 4 jam. Adapun setelah
pertandingan selanjutnya. Dalam melakukan sesi latihan/pertandingan
kaitannya dengan penyimpanan yang melelahkan, total konsumsi
glikogen setelah selesainya karbohidrat yang diharapkan untuk
latihan/pertandingan olahraga dilakukan dalam interval 24 jam
bulutangkis, terdapat dua faktor adalah sebesar 600 gr. Karena setelah
utama yang harus diperhatikan yaitu selesainya latihan/pertandingan
waktu konsumsi dan besarnya olahraga bulutangkis tubuh juga akan
karbohidrat yang dikonsumsi . Pada membutuhkan cairan, maka
saat setelah selesainya kebutuhan karbohidrat dan cairan
latihan/pertandingan olahraga secara simultan dapat dipenuhi
bulutangkis dimana simpanan melalui penambahan karbohidrat
glikogen berada pada jumlah terendah sederhana ke dalam air putih atau
di dalam tubuh, kadar enzim juga dapat dilakukan dengan
glycogen synthetase di dalam aliran mengkonsumsi jus buah-buahan.
darah akan berada pada titik tertinggi Perlu juga untuk diperhatikan bagi
sehingga pemberian karbohidrat pada atlet bulutangkis yang memiliki 2x
masa ini secara efisien akan mengisi sesi latihan yang berjarak 8 jam,
kembali simpanan glikogen tubuh. konsumsi karbohidrat diharapkan
Serta perlu juga untuk diperhatikan dilakukan secepat mungkin setelah
bahwa laju penyimpanan glikogen selesainya sesi latihan I agar waktu
otot di dalam tubuh secara cepat juga pemulihan antara sesi latihan dapat
akan terjadi pada interval < 2 jam berjalan lebih efektif. Air putih yang
setelah selesainya kegiatan olahraga ditambahkan karbohidrat atau buah-
bulutangkis. Pada interval waktu ini, buahan yang banyak mengandung air
peyimpanan glikogen otot akan seperti semangka atau melon dapat
berjalan secara cepat dengan laju 7-8 juga dipilih untuk mempercepat
mmol/ jam, namun seiring dengan proses peyimpanan energi dan
bertambahnya waktu, laju membantu dalam proses rehidrasi.
penyimpanannya akan kembali Selain itu, untuk lebih
berjalan secara normal dengan laju 5- mengoptimalkan pengembalian
6 mmol/jam. Oleh karena itu, untuk energi ke dalam tubuh, karbohidrat
mempersingkat waktu pemulihan dengan nilai GI (Glycemic Index)
(recovery) agar performa dapat secara tinggi atau bahan pangan serta buah-
cepat terjaga untuk menghadapi buahan yang memiliki kandungan
latihan/pertandigan selanjutnya, karbohidrat tinggi seperti pasta, roti,
dalam interval 2 jam setelah kentang, singkong, pisang atau juga
selesainya latihan atau pertandingan semangka dapat juga dikonsumsi
olahraga bulutangkis, atlet dengan porsi kecil namun dilakukan
bulutangkis direkomendasikan untuk secara kontinu dalam waktu 30, 120
mengkonsumsi karbohidrat sebesar dan 240 menit setelah berolahraga.

8
C. KESIMPULAN DAN SARAN glukosa yang tedapat di dalam aliran
Hubungan antara pengaruh darah kemudian akan berfungsi
konsumsi karbohidrat terhadap sebagai sumber energi utama tubuh.
perfoma olahraga bulutangkis Karena karbohidrat yang dikonsumsi
merupakan suatu kajian ilmiah saat berolahraga bulutangkis juga
dalam bidang Sports Science yang dapat tersimpan di dalam hati, maka
paling banyak dipelajari di dalam ketika tubuh membutuhkan
dunia olahraga. Penelitian-penelitian tambahan energi, hati kemudian
yang dilakukan saat ini kemudian akan mengeluarkan glukosa ke
mulai dikembangkan pada jenis dalam aliran darah sehingga level
latihan bulutangkis dengan intensitas glukosa darah & laju pembakaran
tinggi ( 70% VO2 max) yang disertai karbohidrat dapat dipertahankan.
dengan interval istirahat namun Proses inilah yang kemudian akan
dengan durasi waktu yang lebih membantu untuk menghambat
singkat yaitu antara 45 menit – 2 terjadinya kelelahan dalam olahraga
jam. bulutangkis yang biasanya berdurasi
Studi yang diakukan oleh panjang.
Tsintzas dkk seperti yang Tambahan energi yang
dipublikasikan dalam International diperoleh dari glukosa darah
Journal of Sports Nutrition pada diperkirakan dapat berfungsi sebagai
tahun 1993 merupakan salah satu pembatas pemakaian glikogen otot
dari banyaknya penelitian yang atau juga dapat berfungsi sebagai
memperlihatkan pengaruh positif katalis pada proses resintesis
konsumsi karbohidrat terhadap glikogen selama interval istirahat.
perfoma olahraga ketahanan Sangatlah baik jika kita
(endurance). menerapkan setiap teori-teori yang
Pengaruh positif konsumsi telah teruji demi peningkatan
karbohidrat dalam kegiatan olahraga prestasi olahraga bulutangkis di
endurance ini diperkirakan Indonesia. Tidak hanya terpaku pada
disebabkan oleh adanya tambahan fisik, teknik, strategi dan mental saja
glukosa dari hati ke dalam aliran karena gizi dan karbohidrat juga
darah sehingga level glukosa di sangat penting demi peningkatan
dalam darah dapat dipertahankan. prestasi olahraga bulutangkis.
Pada awal berolahraga bulutangkis,
ketika tubuh masih memilki
simpanan glikogen yang cukup,
karbohidrat (glukosa) yang terdapat
di dalam aliran darah hanya akan
memberikan kontribusi sebesar 25%
terhadap laju produksi energi melalui
pembakaran karbohidrat, namun
dengan semakin bertambahnya
waktu , ketika persediaan simpanan
glikogen otot semakin terbatas,

9
KEPUSTAKAAN Exercise, Vol. 24 No.9 Supplement, pp-
S324-S330, 1992.
Athletes.Journal of Athletic Training
,35(2):212–224, 2000. Coyle, E.F. High and Low Carbohydrate
Diet. Sports Science Exchange. Vol 17
Burke, L. M., Kiens, B., & Ivy, J.L. No.2. 2004.
Carbohydrate & fat for training & recovery.
Journal of Sports Sciences. 2004. D. G. Jenkins, J. Palmer and D. Spillman.
The influence of dietary carbohydrate on
performance of supramaximal intermittent
Carbohydrate & fluid requirements. exercise. European Journal of Applied
European Journal of Sports Science. 5(1), 3- Physiology. Vol 67 No.4, 1993.
14, 2005 Dan Benardot. Advanced Sports Nutrition.
Chryssanthopoulos, C., Williams, C., Human Kinetics, Illinois, USA, 2006.
Nowitz, A., Bogdanis. Skeletal muscle El-Sayed M. S., Balmer, J., Rattu A. J. M.
glycogen concentration and metabolic Carbohydrate ingestion improves endurance
responses following a high glycaemic performance during a 1 h simulated cycling
carbohydrate breakfast. Journal of Sports time trial. Journal of Sports Sciences. Vol.
Sciences. 2004. 15, No.2, pp. 223-230, 1997.
Coggan, R.A. & Coyle, E.F. Effect of Essen,V.M. & Gibala,J.M. Failure of
carbohydrate feedings during h&h-intensity Protein to Improve Time Trial Performance
exercise. Journal of Applied Physiology. When Added to a Sports Drink. Medicine &
65(4): 1703-1X)9, 1988. Science in Sports & Exercise, 38(8).1476-
Coggan, R.A. & Coyle, E.F. Timing Of 1483, 2006.
Carbohydrate Supplementation During
Prolonged Strenous Exercise. In: Fluid
Replacement & Heat Stress.National Following Exercise. Journal of Sports
Academy Press. Washington D.C. 1993. Science and Medicine.3, 131-138, 2004.

Coyle, E.F., Spriet, L., Gregg, S., Clarkson, Foster ,C., Costill, D.L., Fink ,W.J. Effects
P. Introduction to physiology and nutrition of preexercise feedings on endurance
for competitive sport. In: Perspectives in performance. Med Sci Sports. 1979 Spring;
Exercise Science and Sports Medicine. Vol 11(1) 1-5.
7. Benchmark Press, Carmel IN, 1994.
Foster, C., Costill, D.L., & Fink, M.J.
Coyle,E.F. Carbohydrate Feeding during Effects of preexercise feeding on endurance
Exercise. International Journal of Sports performance. Medicine & Science in
Medicine. Vol 13 Suppl 1, pp S126- S128, Tarnopolsky,
1992.
M.A., Gibola, M., Jeukendrup, A.E. &
Coyle. E. F. & S. J. Montain. Benefits of Phillips, S.M. Nutritional needs of elite
fluid replacement with carbohydrate during endurance athletes. Part 1 : Polton Sports
exercise. Medicine & Science in Sports &

10
Science & Performance Lab / Singh,R. Nutritional Requirements of
www.pssplab.com Athletes Exercising in a Hot Environment.
Malaysian Journal of Nutrition.11(2): 189-
I, Macdonald. Carbohydrates : 198, 2005.
Requirements and Dietary Importance &
Metabolism of Sugars.Elsevier Science. S.C.Dennis & T.D.Noakes. Exercise
2003. Muscle. Elsevier Science. 2003.

IOC Consensus Statement on Sports


Nutrition 2003. Journal of Sports
Science,Vol 22 No.1, 2004.

Ivy,J.L. Regulation of Muscle Glycogen


Repletion,Muscle Protein Synthesis and
Repair

Ivy, J.L. Carbohydrate Supplement During


and Immediatlety Post Exercise. In: Fluid

Josephson S. Recovery Nutrition. NCSA’s


Performance Training Journal. Vol 2 No.5.
2003.

Jeukendrup, A.E. High carbohydrate vs high


fat diets in endurance sports. Sportmedizin
und Sporttraumatologie. 51(1), 17-23, 2003.

Kobayashi, K & Sugiura, K. Effects of


carbohydrate ingestion on sprint
performance following continous &
intermittent exercise. Medicine & Science in
Sports & Exercise. 30(11):1624-30, 1998.

Laurie H. G.,Rauch, A. N., Bosch, Timothy


D. N., Steven C. D., and John A. H. Fuel
utilisation during prolonged low- to-
moderate intensity exercise when ingesting
water or carbohydrate. Pflügers Archiv
European Journal of Physiologi, Vol 430
No.6, 1995.

National Athletic Trainers’ Association


Position Statement: Fluid Replacement for

Replacement & Heat Stress.National


Academy Press. Washington D.C. 1993.

11

Anda mungkin juga menyukai