1)
Siti Zulaekah, 2)Pungki Indarto, 3)Tri Hastin Khusmalinda, 4)Trahing Rima Hapsari
Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Program Studi Pendidikan Olah Raga FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: sz102@ums.ac.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat konsumsi zat gizi makro atlet
bulutangkis di Persatuan Bulutangkis Kabupaten Kudus. Jenis penelitian ini bersifat observasional dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah atlet bulutangkis berusia kurang dari 18
tahun di Persatuan Bulutangkis Kabupaten Kudus berjumlah 85 atlet. Subjek dalam penelitian ini adalah
atlet bulutangkis berusia kurang dari 18 tahun di Persatuan Bulutangkis Kabupaten Kudus. Data yang
dikumpulkan meliputi asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Data diperoleh melalui wawancara
langsung menggunakan kuesioner Food Frequency Questionnaire semi-quantitative. Data dianalisis
menggunakan program Nutrisurvey untuk mendapatkan jumlah energi, protein, lemak dan karbohidrat.
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan berbagai variabel yaitu: asupan energi, asupan
protein, asupan lemak dan asupan karbohidrat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kebutuhan
energi sehari atlet bulutangkis berusia kurang dari 18 tahun di Kota Kudus adalah 4861,40 kkal,
kebutuhan protein 182,37 gram, kebutuhan lemak 135,05 gram dan kebutuhan karbohidrat adalah 715,52
gram.Asupan energi rata-rata sehari atlet bulutangkis adalah 5597,60 kkal, asupan protein 256,50 gram,
asupan lemak 146,37 gram dan asupan rata-rata karbohidrat adalah 706,29 gram. Rata-rata tingkat
kecukupan energi sebesar 113,06%, tingkat kecukupan protein sebesar 142,70%, tingkat kecukupan lemak
sebesar 110.03% dan tingkat kecukupan karbohidrat sebesar 96,18%.
614
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo
dan protein, sedangkan zat gizi mikro adalah mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah
vitamin dan mineral (Syafrizar & Wilda, yang cukup setiap hari, maka simpanan
2009) glikogen otot dan hati akan habis. Hal ini
Pengaturan makan pada atlet setiap menyebabkan terjadinya pengosongan
hari untuk pembinaan prestasi pada dasarnya simpanan glikogen secara bertahap dan
hampir sama dengan gizi individu bukan selanjutnya dapat menurunkan daya tahan
atlet, akan tetapi terdapat beberapa serta performa atlet (Damayanti,2000)
perbedaan. Perbedaan tersebut diantaranya Protein merupakan bagian penting
adalah: jadwal pemberian makan atlet dalam membran sel dan digunakan sebagai
menyesuaian periodesasi latihan dan sumber energi potensial. Kekurangan
pertandingan, jadwal makan untuk atlet juga protein bukan merupakan masalah besar
menyesuaikan waktu hari pertandingan. bagi atlet, akan tetapi akan menjadi masalah
Selain itu pada jenis olahraga tertentu berat yang serius bagi atlet yang vegetarian.
badan ideal untuk atlet juga menyesuaikan Kekurangan protein berakibat mengecilnya
dengan jenis olahraga. Smith dkk, (2015) jaringan limfa. Seorang atlet yang vegetarian
menjelaskan bahwa untuk mendukung asupan zat gizi makro dan mikronya harus
performa atlet, faktor gizi harus terpenuhi supaya kekebalan tubuh tidak
diperhatikan. diantaranya adalah menurun. Fungsi utama protein yang lain
keseimbangan antara konsumsi dan adalah kontribusi asam amino untuk
pengeluaran energi saat latihan dan berbagai proses anabolik, protein juga
bertanding Selanjutnya, setiap atlet yang mengkatabolisasi untuk energi. Metabolisme
harus mendapatkan pemenuhan zat gizi yang protein berkontribusi antara 2% dan 5% dari
cukup, baik pada fase sebelum latihan, saat total keperluan energi tubuh. Dengan
latihan, saat bertanding dan setelah latihan kekuatan latihan, protein / asam amino
atau pertandingan (Zoorob dkk, 2013). berkontribusi sangat sedikit untuk bahan
Konsumsi energi atlet diperlukan bakar berolahraga (Jackson,2000)..
tidak hanya untuk tujuan pengisian tetapi Lemak dalam tubuh, selain
juga untuk mendukung apapun yang digunakan sebagai sumber energi juga
diperlukan untuk latihan maupun disaat merupakan komponen esensial bagi
bertanding. Pembatasan kalori yang membran sel, neuron insulation, hormon
berlebihan pada atlet akan menimbulkan dan storage sites. Peningkatan konsumsi
masalah yaitu meningkatkan terjadinya lemak sering dikaitkan dengan peningkatan
infeksi. Pembatasan kalori sedang (1.250 kadar kolesterol. Hal ini yang menyebabkan
Kkal / hari ) tanpa olahraga akan para atlet mengkonsumsi sedikit lemak.
menghasilkan penurunan berat badan, BMI Padahal penurunan konsumsi lemak yang
rendah dan penurunan lemak tubuh tetapi terlalu banyak menyebabkan sel limfosit dan
tidak berpengaruh terhadap kekebalan sel NK bekerja terlalu keras (Jackson,2000).
tubuh. Sedangkan, pembatasan kalori defisit Olahraga bulutangkis merupakan
(950 kkal/hari) akan menyebabkan salah satu jenis olahraga prestasi yang dapat
penurunan imun walaupun BMI normal mengharumkan nama negara dimata dunia.
((Jackson,2000). Di Indonesia pembinaan prestasi olahraga
Karbohidrat sangat penting sebagai ini sudah cukup baik, terlihat dari
sumber energi, terutama untuk jaringan banyaknya klub atau pusat pembinaan
saraf. Karbohidrat mengandung glukosa olahraga bulutangkis di daerah-daerah
yang dibutuhkan oleh otak dan sistem termasuk di Kabupaten Kudus. Atlet
homeostasis. Asupan karbohidrat yang bulutangkis merupakan seorang
cukup sangat dibutuhkan atlet dalam olahragawan yang mampu berprestasi dalam
menunjang performanya. Apabila atlet tidak cabang olahraga bulutangkis, baik di tingkat
615
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo
616
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Gambaran lengkap kebutuhan, asupan dan kota Kudus dapat dilihat pada Tabel 3.
tingkat konsumsi lemak atlet bulutangkis di
DAFTAR PUSTAKA
Benardot, D. 2012. Advanced Sport Nutrition (second edition). USA: Human Kinetics
Chaudary, K & Sukhwal, I, 2016. Nutrition For Optimal Sport Permormance. International
Journal of Recent Scientific Research. Vol.7, Issue, 4, 9988-999
Damayanti,D. 2000. Pro Contra Carbohodrat Loading dalam Pedoman Pelatihan Gizi Olahraga
Untuk Prestasi. Jakarta : Departemen Kesehatan Dan Kesejahteraan Sosial RI Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat
Driskell, JA., 2007. Sport Nutrition: Fats and Protein. Boca Raton: CRC Press
Jackson,C.G.R. 2000. Nutrition and the Strength Athete. United States of America : CRC Press
Kuswari, M. 2017. Gizi Olah Raga dalam Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: EGC.434-442
MacLaren, D., Morton, J., 2012. Biochemistry for Sport and Exercise Metabolism. West Sussex:
John Wiley & Sons Ltd
Primana, 2000. Pemenuhan Energi pada Olahraga dalam Pedoman Pelatihan Gizi Olahraga
Untuk Prestasi. Jakarta : Departemen Kesehatan Dan Kesejahteraan Sosial RI Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat
621
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Putri, Hasanah. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Sedyanti,T. 2000. Pengaturan Makan Sebelum, Saat dan Setelah bertanding dalam Pedoman
Pelatihan Gizi Olahraga Untuk Prestasi. Jakarta : Departemen Kesehatan Dan
Kesejahteraan Sosial RI Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi
Masyarakat
Smith,J.W., Holmes, M.E.,& McAllister,M.J. 2015.Nutrition Consideration for Performance in
Young Athletes. Journal of Sport Medicine (Hindawi Publishing Corporation.
Syafrizar & Wilda, 2009. Gizi Olahraga. Wineka Media.
Williams,M.H.1995. Nutrition for Fitness & Sport. United States of America : Brown &
Bencmark Publisher
Williams, MH. 2005. Nutrition for health, fitness, & sport -7th edition. New York: McGraw-Hill
Zoorob, R., Parrish,M.E.E., O’Hara,H., & Kalliny,M. 2013. Sport nutrition needs before, during
and after execise. Primary Care-Clics in Office Practice, 40(2), 475-486.
http://doi.org/10.1016/j.pop.2013.02.013
Zulaekah, S., Mardiayati.,N.L., Isnaeni.,F.N. 2018. Gizi Olahraga, Muhammadyah University
Press.
622