Periodisasi merupakan tahapan-tahapan latihan yang dimulai dengan cara mengatur isi
latihan, jadwal latihan, intensitas latihan, volume, dan densitas latihan.
Beberapa faktor yang dapat mendukung tujuan tersebut di antaranya durasi, intensitas,
tipe dan frekuensi latihan, serta dari segi kualitas maupun kuantitas asupan zat gizi yang
diberikan sebelum dan sesudah latihan.
Peran penting lainnya dari periodisasi gizi yaitu mendukung program latihan yang memerlukan
berbagai pe- rencanaan spesifik seperti perencanaan harian asupan zat gizi makro dan mikro yang
harus disesuaikan berdasarkan jenis olahraga, posisi atlet, olahraga yang digeluti, komposisi
tubuh, dan berat badan atlet. Selain zat gizi makro dan mikro, asupan lainnya yang umum
dikonsumsi para atlet adalah suplemen.
Suplemen gizi merupakan salah satu dari banyaknya faktor pendukung performa yang cukup
populer di kalangan para atlet. Berikut ini 3 kategori suplemen yang biasanya di- konsumsi para
atlet, yaitu:
Dietary/Makanan
Zat gizi mikro (kalsium, zat besi, zinc, dan multivitamin). Hanya dikonsumsi apabila atlet
mengalami defisiensi zat gizi mikro tersebut.
Olahraga
Energy bars, gels, minuman olahraga, dan suplemen elektrolit. Umumnya dikonsumsi para atlet
sebelum, saat, dan setelah latihan
Ergogenic
Antioksidan, asam amino, kreatin, kafein, dan lain sebagainya
Apabila dilihat dari ketiga kategori suplemen diatas, ergogenic aids
merupakan jenis suplemen yang paling dikenal di kalangan para atlet
PERIODISASI GIZI karena dianggap memiliki efek lebih cepat terhadap performa. Akan
tetapi, apakah benar konsumsi suplemen dibutuhkan bagi para atlet?
Kapan saja waktu yang tepat untuk mengonsumsi suplemen tersebut?
Persiapan Pertandingan/Pre-Season
Saat Pertandingan/In-Season
Setelah Pertandingan/Off-Season
Persiapan Pertandingan/Pre-Season
Persiapan Pertandingan/Pre-Season
Saat Pertandingan/In-Season
Setelah Pertandingan/Off-Season
Saat Pertandingan/In-Season
Kebutuhan Asupan Gizi Makro Secara Umum In-Season
TIGA TAHAPAN TERKAIT JUMLAH KEBUTUHAN ZAT GIZI MIKRO DAN
MAKRO (KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK CAIRAN, DAN NATRIUM)
Persiapan Pertandingan/Pre-Season
Saat Pertandingan/In-Season
Setelah Pertandingan/Off-Season
Setelah Pertandingan/Off-Season
MAHASISWA BISA MENCARI INFORMASI DI INTERNET JENIS SUPLEMEN UNTUK ATLET DAN BERAPA
KEBUTUHANNYA!
Di bawah ini merupakan gambar metode piring periodisasi gizi yang dapat dijadikan sebagai alat kualitatif
untuk memperkirakan perbandingan antara asupan bahan makanan satu dengan yang lainnya berdasarkan
tahapan latihan periodisasi gizi yang dilakukan atlet.
Adapun beberapa metode dalam periodisasi gizi yang umum digunakan untuk
meningkatkan performa ialah training low, training high, dan training the gut
TrainingLow
Umumnya metode ini dapat disebut latihan dengan ketersediaan karbohidrat rendah dalam
tubuh. Hal ini mengarah kepada rendahnya simpanan glikogen baik di otot dan di hati serta asupan
karbohidrat rendah di saat maupun setelah latihan. Metode ini memiliki 6 prinsip yang dapat
dijadikan acuan dalam periodisasi gizi atlet.
Adapun beberapa metode dalam periodisasi gizi yang umum digunakan untuk
meningkatkan performa ialah training low, training high, dan training the gut
Training High
Metode ini dapat juga disebut latihan dengan ketersediaan karbohidrat tinggi. Saat permulaan
latihan, tingkat simpanan glikogen otot dan hati tinggi serta asupan karbohidrat diberikan selama
menjalani latihan baik sebelum maupun setelahnya.
Terdapat dua alasan utama untuk menggunakan metode pendekatan ini. Pertama karbohidrat
merupakan asupan yang penting untuk tetap menjaga kualitas latihan endurance serta mengurangi
gejala pusing berlebihan. Alasan kedua adalah karena pencernaan karbohidrat dan peningkatan
oksidasi karbohidrat eksogen akan meningkatkan daya tahan performa atlet. Oleh karena itu, dalam
metode ini pendekatan asupan tinggi karbohidrat sangat diperlu- kan.
Adapun beberapa metode dalam periodisasi gizi yang umum digunakan untuk
meningkatkan performa ialah training low, training high, dan training the gut
Faktor lainnya juga berkaitan dengan menurunnya tingkat peredaran darah ke usus saat melakukan
latihan berat dalam jangka waktu yang lama. Hal ini sangat disayangkan apabila terjadi pada atlet
karena penyerapan dalam usus merupakan faktor utama sebagai pembawa karbohidrat dalam
pembentukan otot. Oleh karenanya, metode ini memiliki potensi yang cukup baik untuk membantu
sistem pencernaan dalam meningkatkan penyerapan zat gizi khususnya karbohidrat serta
mengurangi tingkat keparahan masalah gastrointestinal selama masa latihan.