PEKERJAAN :
FASILITAS AIR (TAWAR) BERSIH PP KASIWA
Tabel 1
Gambar yang menunjukkan bentuk bangunan dilihat dari arah depan dan
4 Tampak Depan/Belakang
belakang
Gambar yang menunjukkan bentuk bangunan dilihat dari samping kiri atau
5 Tampak Samping Kiri/Kanan
samping kanan
Gambar yang menunjukkan bentuk dan bagian-bagian bangunan pada posisi
potongan, pada gambar denah umumnya ditunjukkan dengan tanda :
A
6 Gambar Potongan
A
Arah pana menunjukkan arah pandang bidang potongan
Gambar mengenai bagian bangunan (seperti: pondasi, kusen
pintu/jendel, sambungan konstruksi kayu dan lain-lain yang dianggap perlu.
7 Gambar Detail
Gambar tersebut dibuat berskala besar missal 1 banding 10 (1:10), atau 1
banding 5 (1:5), untuk menunjukan detail-detail bagian bangunan tersebut
B. Pemahaman Tentang Bahan Bangunan
Pemahaman meliputi bagaimana melihat dan mengetahui kualitas dan manfaat bahan
bangunan tersebut. Untuk lebih jelasnya secara ringkas disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2
Kegunaan:
Digunakan untuk bahan campuran pembuatan struktur beton.
Jenis pasir yang digunakan:
Pasir yang memiliki butiran keras dan bersisi tajam. Butirannya lebih besar
3. Pasir Beton / Cor dari butiran pasir pasang.
Apabila digenggam dalam keadaan basah tidak lengket di tangan karena
jenis pasir ini memiliki kadar lumpur sangat kecil.
Umumnya berwarna lebih hitam dibandingkan jenis pasir yang lainnya.
Kegunaan:
Digunakan sebagai bahan utama pondasi, baik aanstamping (pasangan batu
kosong) maupun pasangan pondasi batu dengan pengikat spesi..
Jenis batu yang digunakan :
Batu kali yang dibelah dengan ukuran sesuai kebutuhan (berdiamater ± 25
4. Batu belah cm). Jenis batu ini paling baik digunakan untuk pekerjaan pondasi karena
apabila tertanam dalam tanah kekuatannya relative tidak berubah.
Dipersyaratkan batu yang akan digunakan tidak berbentuk bundar (bersisi
tumpul). Oleh karena itu harus dibelah.
Disarankan batu kali yang akan digunakan harus bersih dari kotoran yang
dapat menurunkan kualitas pekerjaan.
Kegunaan:
Digunakan untuk bahan campuran pembuatan struktur beton
5. Kerikil/split
Untuk membantu meningkatkan kekuatan tanah.
Jenis kerikil/split yang digunakan:
Kerikil/split berasal dari batu alam dipecah (manual/masinal).
Untuk bahan campuran pekerjaan beton (sloof, kolom, dan balok) digunakan
kerikil ø 0,5 cm s/d 2 cm
Untuk pekerjaan beton yang lain (plat, rabat) dapat digunakan kerikil/split
dengan butiran lebih besar, yaitu ø 3 cm s/d 5 cm.
Dipersyaratkan kandungan Lumpur sesedikit mungkin.
Kegunaan :
Digunakan bahan utama pasangan dinding bata.
Bisa digunakan untuk pondasi pada konstruksi yang bersifat ringan.
Jenis bata yang digunakan:
Terbuat dari tanah liat dicetak dan dibakar cukup matang (berwarna merah
kehitaman).
Terbuat dari batuan putih (alam).
6. Batu Bata Terbuat dari tanah padas/keras (alam).
Berbentuk prisma segi empat panjang dengan ukuran standar setempat.
Cukup padat dan tidak banyak porous (berpori besar).
Memiliki rusuk-rusuk yang siku-siku dan tajam.
Memiliki bidang datar dengan permukaan kasar dan tidak menunjukkan
tanda-tanda retak dan mudah patah.
Bata cetak (batako) hanya digunakan untuk pekerjaan dinding yang berfungsi
sebagai partisi (bukan pemikul beban).
Kegunaan:
Sebagai bahan perekat spesi maupun adonan beton).
Semen Portland Jenis semen yang digunakan:
7.
(PC) Semen produksi pabrik dengan tipe sesuai kebutuhan.
Jika menggunakan semen curah, harus memiliki tempat dan alat penyimpan
standar sehingga semen tidak mengeras sebelum digunakan.
Kegunaan:
Sebagai bahan utama pelarut campuran/adukan spesi dan beton.
Jenis air yang digunakan:
8. Air Air bersih, tidak mengandung kotoran organik ataupun kimia.
Air laut, air selokan, dan air limbah industri tidak diperkenankan dipergunakan
untuk pekerjaan beton.
Kegunaan:
Digunakan sebagai bahan konstruksi (Kap: kuda-kuda, nok, gording, usuk
dan reng, balok tembok).
Digunakan sebagai bahan kusen dan daun pintu/jendela.
Digunakan sebagai bahan perabot.
Digunakan untuk pondasi tiang pancang.
Digunakan untuk struktur dan dinding bangunan kayu.
Digunakan untuk lantai bangunan kayu.
Digunakan untuk cetakan/acuan atau bekisting.
Jenis kayu yang digunakan:
9. Kayu Untuk pondasi tiang pancang, minimal jenis kayu besi atau yang setara
(kelas kuat I, kelas awet I).
Untuk struktur bangunan atau struktur kap, minimal kayu kelas kuat II, seperti
kamper, keruing yang berasal dari Kalimantan atau kayu lokal dengan
kualitas setara.
Memiliki tingkat kekeringan yang cukup sehingga tidak mudah berubah
bentuk yang dapat mengakibatkan menurunya kualitas pekerjaan.
Seyogyanya digunakan kayu mutu A (lurus, tidak banyak memiliki cacat kayu
seperti: mata kayu, retak, dsb).
Untuk pekerjaan bekisting dapat digunkan kayu papan lunak (kayu kelas III)
atau multiplek.
Kegunaan:
Digunakan untuk tulangan pada pekerjaan beton bertulang.
Digunakan sebagai angkur pada pemasangan kusen..
10. Besi beton Jenis besi yang digunakan:
Besi standar untuk beton bertulang (SII), ukuran diameter penuh/tepat (tidak
banci) dan tidak berkarat.
A. URAIAN UMUM
1). Pelaksana Pekerjaan
Pelaksana pekerjaan yang dilakukan oleh pihak Kontraktor, meliputi antara lain
mendatangkan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat bantu
dan sebagainya. Mekanisme pekerjaan termasuk dalam usaha penyelesaian dan
penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap. Termasuk
pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas dalam persyaratan teknis dan
gambar, tetapi masih dalam lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai
dengan volume yang tertera dalam RAB.
2). Lokasi pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada didalamnya diserahkan
kepada pelaksana untuk dilakukan pembangunan suatu bangunan konstruksi.
3). Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebelum menyerahkan ke Pemberi
Pekerjaan termasuk pembersihan lokasi pekerjaan.
4). Ukuran-Ukuran.
(1). Ukuran-ukuran telah ditetapkan seperti dalam gambar.
(2). Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar
utama dengan ukuran yang terdapat didalam gambar detail, maka yang
mengikat adalah ukuran yang berada didalam gambar detail.
(3). Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru dan tidak sesuai
dengan gambar perencanaan baik sebelum dan selama pelaksanaan
pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab pelaksana sepenuhnya.
(4). Sebagai patokan/ukuran pokok ± 0.00 diambil dilapangan, yaitu diambil
tinggi tanggul pantai (± 60 cm dari muka tanggul).
(5). Ukuran tinggi yang tetap terhadap ukuran pokok (± 0.00) ditentukan oleh
patok yang sudah ada diatas lahan proyek, dan tanda patokan ini harus
terlindung dan jangan sampai berubah.
8). Beton
(1). Mutu campuran beton yang dicapai dalam pekerjaan non struktur/ struktur
pendukung menggunakan campuran 1 Pc ; 3 Psr : 5 Split. hingga setara
dengan mutu beton K-125 dan harus memenuhi persyaratan dalam PBI-
1971.
(2) campuran beton ini digunakan sebagai lantai kerja.
(3). Untuk pekerjaan structural menggunakan beton Mutu K-250 kg/cm2
dengan komposisi mengikuti JMF Beton.
11). Multipleks.
Kayu lapis tebal 3-9 mm, ukuran 120x240 cm, potongan tepi multipleks rapih
tidak ada yang retak. Permukaan tidak cacat dan bekas dempulan.
12). Keramik.
Keramik yang digunakan memiliki Kuat tekan minimum 900 kg/cm, dengan
menggunakan produk yang baik.
(2). Beton
Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian
buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku
persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai
dengan standar di bawah ini :
Pengecoran Beton.
Cara pengadukan bisa menggunakan mesin molen.
Sebelum pengecoran, cetakan harus bersih dari kotoran baik sampah
bekas bekisting maupun kotoran.
Ukuran-ukuran dan ketinggian, penulangan dan penempatan
penahanan jarak harus selalu diperiksa sebelum pengecoran
dilaksanakan.
Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus
dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos yang dapat
memperlemah konstruksi.
Pekerjaan Bekisting.
Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan dalam gambar.
Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap
pada kedudukan selama pengecoran. Bekisting harus rapat dan tidak
bocor permukaanya, bebas dari kotoran seperti serbuk gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, agar mudah pada
saat dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
Pembukaan bekisting baru dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat
yang dicantumkan dalam PBI-1971 dan SNI.T-15-1991-01.yaitu
kurang lebih 21 hari.
G. PEKERJAAN ATAP
1). Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan kuda-kuda, nok, gording,
usuk dan reng, balok tembok (murplat) dan plisir (lisplank), serta pemasangan
penutup atap (genteng/seng gelombang/atap metal lainnya, dsb). Apabila
menggunakan penutup atap standar pabrik/pabrikan, disarankan untuk memeriksa
ketentuan pemasangan usuk dan reng yang tertera pada brosur.
Pekerjaan melingkupi :
1.1. Pekerjaan Rangka Atap dengan Baja Ringan
1.2. Pekerjaan Penutup Atap
1.3. Kontraktor harus menyediakan material, peralatan dan tenaga yang cakap
untuk dapat menjamin kelancaran keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini. Alat pengangkat (crane), katrol atau sejenisnya yang akan digunakan
harus disetujui Konsultan Pengawas
H. PEKERJAAN PLAFOND
1). Lingkup Pekerjaan.
(1). Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,
penyediaan bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaaan pekerjaan ini, sehingga pekerjan langit-
langit multiplek/Calsiboard/Gypsum dapat dilaksanakan dengan hasil yang
baik dan sempurna.
(2). Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah seluruh ruangan.
(3). Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafon dengan seluruh detail
seperti yang disebutkan/disyaratkan dalam dokumen gambar.
(4). Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail ukuran lainya sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar dan RAB.
(5). Kecuali ditentukan lain, dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan
maupun tambahan-tambahan bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab pelaksanan.
(3). Tepi, sudut tiap potongan calsyboard setelah pemotongan adalah harus
rapi dan halus.
(4). Jarak antara tiap panel plafon adalah 0,5 cm (Nat).
(5). Rangka langit-langit yang bila digunakan besi hollow adalah kayu 4/4 cm
untuk balok induk dan balok bagi besi hollow 2/3 atau 2/4 cm. Dan rangka
ini dicat dengan meni besi sebanyak 2 x laburan.
I. PEKERJAAN LANTAI
1). Pekerjaan Dibawah Lantai
(1). Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
pekerjaan yang baik.
Pekerjaan bawah lantai ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukan dalam gambar sebagai dasar dari lantai
finishing keramik.
c. Bahan isolasi.
Semua bahan isolasi untuk pencabangan, conection dan lain-lain
seperti karet, PVC asbes tape sintetis, resin, splice case, composit dan
lain-lain harus dari tipe yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage
dan lain nya harus dipasang memakai cara yang disetujui oleh pabrik
atau menurut anjuran yang ada.
d. Penyambungan kabel.
(i) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan yang sudah ditentukan (misalnya junction box).
(ii) Kabel-kabel disambung sesuai dengan warna atau nama masing-
masing, serta sebelum dan sesudah penyambungan harus
dilakukan pengetesan tahanan isolasi
(iii) Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan dan dilapisi
dengan timah putih dan kuat.
(iv) Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan
pipa PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
.
1) Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat, peralatan, dan
perlengkapan lainnya untuk melaksanakan pekerjaan pengecatan pada
seluruh detail yang disebutkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Pengawas
2.1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4
atau sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
2.2. Pelaksana wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut
mengenai hal- hal yang menunjukkan kemurnian cat yang digunakan,
antara lain :
1. Segel kaleng
2. Test laboratorium
3. Hasil akhir pengecatan
4.) Pelaksanaan
4.1. Umum
1. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan
kepada Pengawas beserta ketentuan/ persyaratan/ jaminan
pabrik untuk mendapatkan persetujuannya. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian,
bahan pengganti harus disetujui oleh Pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan Pelaksana.
3. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan
dalam keadaan cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin
berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan. Bilamana
waktu mendesak, harap dilakukan pengecatan dalam keadaan
terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.
4. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah
dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik
dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat
dan bahan yang bersangkutan. Permukaan yang akan dicat
harus benar-benar kering, bersih dari debu, lemak/ minyak dan
noda-noda yang melekat.
5. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus
mendapat persetujuan dari Pengawas. Sebelum memulai
pengecatan, Pelaksana wajib melakukan percobaan untuk
disetujui Pengawas.
6. Pelaksana tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan suatu
tempat bila ada kelainan/ perbedaan ditempat itu sebelum
kelainan tersebut diselesaikan.
7. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-
lainnya, maka Pelaksana harus segera melaporkannya kepada
Pengawas.
8. Pelaksana wajib memperbaiki/ mengulangi/ mengganti
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa
garansi, atas beban biaya Pelaksana, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pengguna Jasa.
4.2. Teknis
1. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan
kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan
lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup minimal sama
dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas- bekas yang
menunjukkan tanda-tanda sapuan, semprotan dan roller.
2. Sapuan semua dasar dengan cat memakai kuas,
penyemprotan hanya diijinkan dilakukan bila disetujui
Pengawas.
3. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir
yang kurang menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan
dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus
mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang
bersangkutan.
4. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan,
pekerjaan termasuk penggunaan ongkos, pencucian dengan
air, maupun pembersihan dengan kain kering.
Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan mengganggu
pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah
terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas
tanggungan Pelaksana.
M. INSTALASI AIR BERSIH DAN PLUMBING
1. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit peralatan
utama diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih yaitu instalasi
pemipaannya beserta alat bantunya.
b. Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi kesetiap peralatan sanitasi dan
lain-lain seperti yang tercantum dalam gambar.
c. Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh
bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.
d. Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air bersih
secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem berjalan baik,
sesuai yang dikehendaki, yaitu suatu sistem instalasi yang sempurna dan
terpadu.
e. Pengadaan, pemasangan, pengujian mutu air dan ijin-ijin dari instalasi terkait
yaitu PDAM dan lain-lain.
f. Desinfeksi
Sebelum sistem penyediaan air bersih atua bagian dari sistem ini dipakai harus
dilakukan cara disinfeksi yaitu : air yang ada dalam sistem dibuang lebih dahulu.
d. Penggantungan/Penumpu Pipa/Klem-klem.
- Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dan
harus memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa dan mengurangi transmisi
vibrasi sampai batas minimal. Jarak maksimum penggantung untuk pipa adalah:
e. Valve
- Penempatan dari valves; floor drain; clean out dan equipment serta peralatan
lain harus sedemikian rupa sehingga terlindungi, mudah dicapai dan tidak
mengganggu.
- Semua valve-valve adalah setaraf merk, Toyo, SUN-EI, atau setara yang
disetujui dan bilamana mungkin seluruh valve yang terpasang adalah dari satu
pabrik.
i. Perlindungan/Proteksi waktu
j. pelaksanaan
- Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau
fixtures harus ditutup dengan kap/dop atau plug, sehingga tidak memungkinkan
masuknya kotoran atau lainnya yang tidak diinginkan.
- Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve, trap dan
fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang menyumbat.
- Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan
kerusakan-kerusakan.
k. Pipa Mendatar
Pipa dipasang dengan menggantung sesuai dengan diameter, pipa kemiringan menuju
kearah pembuangan adalah 1,0%.
Jarak penggantung pipa seperti tercantum di atas dan tidak dibenarkan menggunakan
kawat; rantai; performated strip dan lain-lain. Pada setiap jarak maksimum 24 m atau
untuk setiap detalasi dipasang flexible pip/joint.
m. Pembersihan
- Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran lainnya.
- Untuk bagian yang dilapisi chromium atau nikel harus digosok bersih atau
mengkilap, setelah pemasangan instalasi selesai seluruhnya.
- Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau timbulnya
kerusakan-kerusakan lainnya, yang semua atas kelalaian, Kontraktor Pelaksana
karena tidak membersihkannya sistem pemipaan dengan baik, maka semua
perbaikannya menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana
- Penggunaan/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan
tertutup oleh tembok dan bagian lainnya harus dilapisi dengan cat menie atau cat
penahan karat.
n. Pengecetan
- Semua pipa dari besi/PVC yang tidak tertanam di dalam tanah/tembok dilapisi
dengan TAR (Tar Coated) harus dicat dua lapis {chellac” dan lapisan chromium
atau nikel harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang warnanya sesuai
dengan color coding dan tanda arah aliran atau ditentukan oleh Konsultan
Lapangan, umumnya untu jaringan air bersih dipakai warna biru.
- Semua pipa yang akan ditanam dalam tanah harus dilapisi berturut-turut aspal,
lapisan goni, lapisan aspal.
- Semua valve harus diberi tanda yang menyebutkan nomor identifikasi dari jenis
zat yang melewati.
o. Pengujian
- Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan
hydrostatik selama 24 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
- Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana
- Pengujian harus dilakukan dengan kesaksian oleh Konsultan Lapangan atau
pihak-pihak lain yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu, dan selanjutnya
dbuat berita Acarannya.
- Dalam pengetesan semua kran-kran harus dalam keadaan tertutup untuk melihat
kebocoran.
- Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah (untuk
pipa diluar gedung) atau tertutupa dengan plesteran/dinding dan sebelum langit-
langit di daerah tersebut terpasang. Untuk sistem air kotor, air kotoran, vent dan
air hujan haruss diuji terhadap kebocoran sesuai dengan petunjuk Konsultan
Lapangan.
- Apabila terjadi kegagalan pengujian Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki
bagian-bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian
melakukan pengujian kembali sampai berhasil denga baik.
N. PEKERJAAN PENGEBORAN
1. Acuan Normatif
AISI 316, Stainless steel alloy
AISI 329, Stainless steel alloys specifications
AISI 304, Stainless steel
1. Persiapan Lokasi
a. Peletakan sumur dalam pada area/lokasi yang sudah dipersiapkan dan lakukan
pembersihan dan pematangan tanah di lokasi pekerjaan.
b. Tentukan sumber air untuk keperluan pengeboran.
c. Pagari lokasi kerja apabila diperlukan.
2. Persiapan Pengeboran
Persiapan pengeboran meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Dokumen perencanaan tentang titik pengeboran harus sudah siap dan telah
disetujui oleh semua pihak.
b. Semua peralatan dan material disiapkan di dekat lokasi titik pemboran yang
sudah ditentukan.
c. Material yang digunakan harus berada dalam kondisi baik.
d. Spesifikasi teknis alat bor ditentukan sesuai dengan kedalaman dan
diameter lubang bor yang direncanakan dan ditentukan berdasarkan kondisi
geologisnya.
e. Pemilihan mata bor disesuaikan dengan jenis litologi atau formasi yang akan
ditembus dan kecepatan putar yang diinginkan.
f. Pada umumnya ada dua jenis alat bor yaitu alat bor jenis top drive dan alat bor
jenis rotary table Peralatan bor yang digunakan harus berada dalam kondisi
baik. Peralatan bor yang digunakan terdiri dari:
1) Motor pompa minimum 3PK;
2) Mata bor untuk lapisan tanah biasa sampai dengan tanah cadas
dengan diameter antara 2–5inchi;
3) Pipa bor dengan diameter antara ¾ - 1½inchi;
4) Selang hisap, selang hantar dan saringan.
g. Pelaksanaan pengeboran dilakukan oleh ahli pengeboran dan dibantu oleh
tenaga pendukung.
h. Buat kolam penampung air berukuran panjang 0,75m, lebar 0,75m dan
dalam 0,50m di dekat lokasi;
i. Gali lubang untuk memulai pengeboran dengan linggis sedalam 0,25m dan
diameter 0,30m;
j. Buat kolam pengendapan dengan ukuran panjang 0,50m, lebar 0,50m dan
dalam 0,40m untuk pemeriksaan lapisan tanah yang dibor;
k. Buat saluran dengan lebar 0,25m dan dalam 0,25m yang menghubungkan
lubang pemboran dengan kolam pengendapan dan menghubungkan kolam
pengendapan dengan kolam penampung;
l. Isi kolam penampung dengan air sampai penuh;
m. Alat bor jenis top drive dipersiapkan sebagai berikut:
1) Sambungkan salah satu ujung pipa bor dengan mata bor tanah biasa,
sedang ujung yang lain disambungkan dengan swivel head pada
motor pemutar;
2) Sambungkan salah satu ujung slang hantar dengan swivel head dan ujung
yang lain disambungkan pada motor pompa;
3) Pasang salah satu ujung slang hisap pada motor pompa sedang ujung lain
disambungkan dengan motor pompa;
4) Pasang salah satu ujung slang hisap pada motor pompa sedang ujung
lain pasangkan pada saringan dan masukkan ke dalam kolampenampung;
5) Masukkan rangkaian pipa bor ke dalam lubang pendahuluan,dan siapkan
bangku dekat lubang bor;
6) Periksa dan isi dahulu dengan air, oli dan bahan bakar motor pompa
sebelum dihidupkan;
7) Periksa bahan bakar motor pemutar bor.
n. Alat bor jenis rotary table dipersiapkan sebagai berikut:
1) Motor pemutar dinaikkan dengan jalan memutar stir yang tersedia sampai
kira-kira sepanjang pipa bor;
2) Pipa bor yang sudah dipasang mata bor dipasang pada swivel head dan
diputar untuk memasukkan pipa bor;
3) Pasang salah satu ujung slang hantar pada swivel head dan ujung slang
yang lain dipasang pada motor pompa II. Slang penghisap motor pompa
II, disambung slang penghantar motor pompa I;
4) Slang hisap pada motor pompa I yang sudah ada saringannya dimasukkan
ke dalam kolam penampung air.
o. Untuk alat bor jenis lain dipersiapkan sesuai dengan prosedur
yang sesuaidengan ketentuan.
c. Material
1) Rumah impeller dan Impeller : Baja Tahan karat Grade AISI 316 atau Bronze
Cn SN Zd Pb (DIN 1706-2, DIN1096.01)
2) Poros pompa dan motor : Baja Tahan Karat Grade AISI
316 atau AISI 329
3) Mur Baut dan Ring : Baja Tahan Karat Grade AISI
316 atau AISI 3294) ”
4) Motor Casing ” : Baja Tahan Karat Grade AISI 304 atau AISI
316
5) Kabel Listrik : Neopren
6) Bantalan atau ” bearing” : Bronze atau Tungsten Karbide atau Karbon
Keramik
d. Perpipaan, perlengkapan perpipaan, dan perlengkapan pompa benam
1) Sistem perpipaan pompa sumur dalam ini harus sesuai dengan gambar yang pada
dasarnya terdiri dari pipa naik, kepala sumur (well head ), perlengkapan perpipaan,
katup sekat (gate valve), dan lain-lainnya;
2) Pipa Naik (Rising Pipe) terbuat dari Pipa PVC sesuai standar SNI 06-0084-1987-
A/SII-0344-1982, klas pipa S-12,5 dengan tekan kerja minimal 8 bar.
3) Flens terbuat dari baja tahan karat sesuai dengan AISI 316 sedang dimensiflens
sesuai dengan NEN 316;
4) Konstruksi kepala sumur (well head ) harus sesuai dengan gambar
5) Semua mur, baut dan ring yang pakai harus terbuat dari baja tahan karat AISI316;
6) Panjang dan dimensi kabel listrik disesuaikan dengan letak pompa;
7) Semua sistem perpipaan yang mengunakan baja tahan karat tidak perlu dilapisi
cat (coating ).
Penyelesaian Sumur
Untuk mencegah terjadinya runtuhan dinding lubang sumur bor maka segera dilakukan store
gravel. Gravel dengan ukuran butir 2–5 mm yang sudah dibersihkan
dimasukkan ke dalam lubang bor di luar casing secara perlahan-lahan. Secara
bersamaan dilakukan pemompaan air yang ada di dalam pipa jambang sehingga gravel dapat
masuk kedalam lubang bor dengan mudah dan dapat tertata dengan baik sampai dengan
posisi yang dianjurkan. Ada beberapa cara dalam rangka pembersihan
/pencucian sumur antara lain:
a. Air Lift (Kecil)
Air Lift dimaksudkan melakukan peniupan udara dari kompresor sumur (dari
kedalaman total sampai ke permukaan) dengan menggunakan drill road (stang
bor) sebagai penghantar dengan maksud agar terjadi gejolak cairan di dalam sumur, oleh
karena itu diharapkan tidak ada air yang keluar dari lubang sumur bagian atas. Hal ini
bisa dicapai dengan penyetelan kompressor secara bertahap dan secukupnya dengan
waktu menerus selama 30 menit.
b. Water Jetting (Penyemburan Air)
Water jetting dimaksudkan melakukan penyemburan air dalam posisi saringan di
dalam sumur dengan pemompaan air bersih bertekanan tinggi, dengan menggunakan alat
Jetting 4 nouzel berputar dan naik turun di posisi seluruh
saringan yang terpasang. Kegiatan ini dilakukan sampai seluruh saringan bersih dari
kotoran/lumpur yang menyumbat.
c. Air Lift (Besar) dan Water Jetting
Pekerjaan/kegiatan ini dilakukan bergantian tiap 30 menit sampai dengan tidak ada lagi
kotoran yang keluar dari casing.
Selama pekerjaan ini perlu penambahan gravel sehingga susunan gravel bisa lebih
tertata secara padat sehingga konstruksi sumur dapat terjaga dari keruntuhan
Pumping Test adalah suatu cara untuk melakukan pengujian kapasitas air tanah agar dapat
disadap didalam bangunan pengambilan/sumur. Untuk pemanfaatan air dari sumur bor yang
telah dikerjakan perlu diadakan uji sumur atau Pumping Test dimana
dari hasil uji ini diharapkan didapat gambaran kondisi dari permukaan air tanah sebelum
dilakukan pengambilan air dilakukan uji pemompaan.
a. Uji pemompaan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data primer dengan cara
melakukan pengukuran tinggi muka air tanah secara langsung di lapangan
selama dilakukan pemompaan, kemudian dilanjutkan dengan kondisihidogeologinya;
b. Tujuan uji pemompaan ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan lapisan pembawa air
(akuifer) dengan kondisi sumur bor berdasarkan parameter yang diperoleh dari hasil
pemompaan, sehingga pemanfaatan air baku yang bersumber
dari air bawah tanah dilaksanakan dengan tetap mempertahankan kondisi lingkungan di
sekitar sumur bor;
c. Uji pemompaan dilakukan dengan terlebih dahulu mengistirahatkan dari
pemompaan sebelumnya selama 24 jam. Dibuat catatan mulai dari tanggal, jam dan
penggunaan besar pompa.
yakni:
Perioda Pemompaan Dicatat setiap (dlm menit)
Menit ke 0 sampai dengan menitke5 0,5
Menit 5 sampai dengan menit 20 1,0
Menit 20 sampai dengan menit 50 5,0
Menit 50 sampai dengan menit 100 10,0
Hasil tes ini berupa rekaman data Drawdown (s) versus waktu (t ), pada masing-
masing debit.
Evaluasi data lapangan atas hasil Step Drawdown Test ini diharapkan dapat
memberikan masukan mengenai
- Debit optimum yang akan dipergunakan untuk penetuan debit pada pelaksanaan
Time Drawdown Test/Long Periode Test.
- Stabilitas konstruksi sumur.
Perekaman data lapangan berupa (s) versus waktu (t) pada debit pemompaan yang
bersangkutan.
Hasil parameter yang diharapkan untuk diperoleh pada pelaksanaan
pemompaan uji ini antara lain, adalah:
- Kapasitas jenis sumur yang diuji.
- Jangkauan pengaruh pemompaan (radius of influence), apabila ada
sumur observasi
- Koefisien transmisivitas & permeabilitas
- Koefisien simpanan (storage coefficient ).
c. Recovery Test
Kegiatan ini dilakukan sesaat setelah long periode test selesai, jadi tanpa
selang waktu (lihat tabel isian recovery test ) baik pada step drawdown test maupun dr
awdown test
Tes ini akan dilakukan dengan penganturan selang waktu pencatatan data step
drawdown test dan time drawdown test di muka.
Akhir kegiatan time recovery test ini ditentukan dimana kambuhan muka air tanah
telah mencapai elevasi seperti pada saat dimulainya step drawdown test ,
dengan koreksi fluktuasi muka air tanah yang datanya diperoleh dari pelaksanaan
kegiatan pendahuluan.
Apabila terjadi gangguan pada saat pemompaan uji, maka pengujian harus
diulang, oleh karena itu peralatan harus dalam kondisi yang baik (sehat) dan
harus teliti. Analisa hasil pengujian ini dilakukan sehingga dapat memberikan
rekomendasi kapasitas pemompaan yang aman (safe yield ).
Penyelesaian sumur
Konstruksi sumur dalam harus dilengkapi
dengan:
a. Grouting dan pondasi (sesuai gambar konstruksi).
b. Sumur harus ditutup dengan flang (sesuai dengan gambar konstruksi).