B. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan diskusi di kelas peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan konsep dasar bioteknologi
Setelah kegiatan diskusi di kelas peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan perbedaan bioteknologi konvensional dan bioteknologi
modern
Setelah kegiatan observasi kelompok peserta didik diharapkan dapat
memberikan minimal masing-masing 5 contoh produk bioteknologi
konvensional dan bioteknologi modern
Setelah kegiatan diskusi peserta didik diharapkan dapat menganalisis
dampak positif dan negatif dari produk bioteknologi bagi kehidupan
manusia.
Setelah kegiatan praktek kelompok peserta didik diharapkan dapat
membuat inovasi produk bioteknologi konvensional menganalisis
kegunaannya dalam kehidupan manusia.
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, Observasi, Presentasi kelompok dan Proyek
Model : Project Based Learning (PjBL)
D. Kegiatan Pembelajaran
Fase II:
Guru membimbing peserta didik
Membuat
mengambil tema produk bioteknologi
perencanaan
yang akan dibuat, bahan yang akan
digunakan, langkah-langkah
pembuatan, waktu pengerjaan dan
Langkah Kegiatan Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
waktu pengumpulan produk.
peserta didik mengambil tema produk
bioteknologi konvensional yang akan
dibuat berdasarkan kepentingannya
bagi kehidupan manusia dan dapat
memanfaatkan bahan lain yang tidak
berbahaya sesuai dengan prinsip
kerjanya.
peserta didik bersama kelompoknya
mendiskusikan produk bioteknologi
yang akan dibuat, bahan yang akan
digunakan, langkah-langkah
pembuatan, waktu pengerjaan dan
waktu pengumpulan produk.
Secara berkelompok peserta didik
mengajukan ide-ide kreatifnya
mengenai produk bioteknologi yang
akan mereka buat.
Guru mengarahkan peserta didik
dalam pengambilan tema agar sesuai
dengan prinsip pembuatan produk
yang akan dibuat
Perencanaan dilakukan secara
kolaboratif antara guru dan peserta
didik agar peserta didik merasa
“memiliki” proyek tersebut.
Lampiran A.2
Instrumen Penilaian
Ket : Hanya ditandai peserta didik yang paling tinggi dan yang paling rendah.
Selain itu, dianggap setara.
Ketentuan :
1. Rumus : Nilai Akhir (NA) = Jumlah skor yg diperoleh x 100
Jumlah skor maksimum
2. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :
A = Unggul (80-100) C = Perbaikan (60-69)
B = Kompeten (70-79)
Ket : Hanya ditandai peserta didik yang paling tinggi dan yang paling rendah.
Selain itu, dianggap setara.
Ketentuan :
1. Rumus : Nilai Akhir (NA) = Jumlah skor yg diperoleh x 100
Jumlah skor maksimum
2. Nilai keterampilan dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :
A = Unggul (80-100) C = Perbaikan (60-69)
B = Kompeten (70-79)
Ketentuan :
Skore perolehan
Nilai = =
Skore maksimum
Perolehan nilai kemudian dikualifikasikan menjadi predikat sebagai
berikut :
A = Unggul (80-100) C = Perbaikan (60-69)
B = Kompeten (70-79)
LEMBAR KERJA peserta didik
Kelompok :
Anggota : ..............................................
..............................................
..............................................
Topik : Produk Bioteknologi
Tujuan : peserta didik mampu membuat inovasi produk bioteknologi
konvensional serta menganalisis manfaat bagi kelangsungan hidup
manusia
SLEMAN - Polres Sleman pada Selasa (31/3) lalu menggerebek sebuah tempat
usaha pembuatan sari kelapa atau nata de coco di Desa Sidomulyo, Godean.
Penggerebekan itu dipimpin langsung oleh Kapolres Sleman AKBP Fried
Zulkarnaen.
Usaha rumah tangga yang menempati bangunan gedung bekas SD Semarangan III
itu ditutup paksa aparat karena diduga melakukan praktik ilegal. Polisi menduga
pemilik dalam proes pembuatan nata de coco mencampurkan pupuk kimia jenis
ZA yang dianggap membahayakan jika dikonsumsi manusia.
Di tempat kejadian perkara (TKP), Zulkarnaen langsung menginterogasi pemilik
usaha, Danang Ari Prasetyo. Danang mengaku belajar membuat produk semacam
agar-agar itu secara otodidak dan menggeluti usaha itu sejak lebih dari lima tahun
lalu.
Dalam seminggu, usaha ini menghasilkan sekitar 800 kilogram nata de coco.
Untuk membuat produk itu, dibutuhkan air kelapa sebagai bahan utamanya.
Kemudian pupuk ZA, gula pasir dan cuka dicampurkan ke dalam rebusan air
kelapa.
Namun, polisi menganggap tindakan Danang itu tergolong ilegal. “Pupuk jelas
bukan bahan makanan. Itu melanggar undang-undang,” ujar Zulkarnaen.
Menurut Zulkarnaen, produk itu dipasarkan di ritel yang bersih dan higienis.
Kondisi itu berlawanan dengan pabrik pembuatannya yang kotor dan berbau tidak
sedap alias tidak layak sebagai pabrikan. Untuk menindaklanjuti kasus ini, polres
akan berkoordinasi dengan laboratorium UGM dan Balai Besar POM.
(Sumber: http://www.jpnn.com/news/polisi-gerebek-pabrik-nata-de-coco-
berbahan-berbahaya?page=1)
***Selamat Bekerja***