Anda di halaman 1dari 3

Agatha

Bianca (20081105063)
UAS Hub. Manusiawi (Kelompok 8-14)

Soal :

1. Berdasarkan pembahasan mengenai “Komunikasi Antarpersonal Persuasif Manusiawi,
Homofili dan Heterofili”. Manakah yang lebih efektif, Homofili atau Heterofili? Dan
berikan alasannya! (kelempok 8)
2. Jelaskan dan berikan contoh kepentingan individu (importance of individual) pada prinsip
human relations, serta jelaskan kenapa prinsip tersebut penting! (Kelompok 11)
3. Kepemimpinan menjadi unsur terpenting dalam sebuah organisasi untuk terus maju dan
berkembang, peran kepemimpinan merupakan inti suksesnya sebuah organisasi.
Sebutkan dan jelaskan empat peran pemimpin menurut Burt Nanus (1992)! (kelompok
12)
4. Apa itu gaya kepemimpinan otoriter? Jelaskan beserta dampaknya baik dari sisi positif
maupun sisi negatif! (kelompok 13)

Jawaban :

1. Homofili mengacu pada tingkat pasangan individu yang berinteraksi memiliki kesamaan
yang sepengaruh dengan atribut tertentu, seperti beliefs, nilai-nilai, pendidikan, status
sosial, dan lain-lain. Heterofili adalah derajat pasangan individu yang berinteraksi berbeda
sepengaruh dengan atribut tertentu. Komunikasi dalam kondisi Homophily sering terbukti
lebih efektif dibanding dengan komunikasi antar individu yang berada dalam kondisi
Heterophily, karena manusia selalu mempunyai kecenderungan menyukai interaksi
dengan seseorang yang memiliki kesamaan dalam status sosial, pendidikan, kepercayaan
dan sebagainya.
2. Prinsip Kepentingan Individu menjelaskan bahwa kepentingan individu harus
diperhatikan pada setiap pegawai dan mengenali perasaannya masing-masing. Selain itu
memastikan perlakuan masing-masing orang sebagai individu, pegawai, pekerja dan
sebagainya juga penting dilakukan agar semangat kerja dapat meningkat dan kinerja juga
dapat memuaskan. Contohnya, di sebuah perusahaan departement humas memiliki
karyawan yang kurang bisa mengerjakan tugasnya dengan baik dikarenakan suatu
masalah. Dalam hal ini, Setiap atasan atau manajemen pun sebaiknya mengetahui para
pegawainya secara personal, mencoba untuk membantu menyelesaikan masalah mereka,
dan memahami jika ada pegawai yang secara alami menolak perubahan yang mereka
tidak mengerti. Prinsip ini sangat penting karena menentukan kinerja yang dihasilkan
setiap individu dalam kelompoknya untuk kesuksesan bersama.
3. Empat peran pemimpin menurut Burt Nanus (1992), yaitu :
a) Peran penentu arah (direction setter).
Sebagai penentu arah, seorang pemimpin menyampaikan visi,
mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan, serta meyakinkan orang
bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan mendukung partisipasi
pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju masa depan.
b) Agen perubahan (agent of change).
Pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan terhadap perubahan ini
dan berpikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah. Hal in
menjamin bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi atau peristiwa-peristiwa
yang dapat mengancam kesuksesan organisasi sat ini, dan yang paling penting masa
depan.
c) Juru bicara (spokesperson).
Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harus mengkomunikasikan suatu pesan yang
mengikat semua orang agar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi secara
internal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harus "bermanfaat, menarik, dan
menumbulkan kegairahan tentang masa depan organisasi."
d) Pelatih (coach).
Pemimpin, sebagai pelatih, menjaga pekerja untuk memusatkan pada realisasi visi
dengan pengarahan, memberi harapan, dan membangun kepercayaan di antara
pemain yang penting bagi organisasi dan visinya untuk masa depan.
4. Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan
oleh seorang individu yang memiliki kekuatan penuh dalam pengambilan keputusan dan
kontrol mutlak atas bawahannya. Sisi positif dari gaya kepemimpinan ini adalah Efektif di
lingkungan tekanan tingkat tinggi atau darurat seperti konflik atau perang, juga dalam
pelatihan militer. Kemudian, Memiliki sosok pemimpin yang tegas dan cepat dalam
mengambil keputusan, serta pemimpin otoriter mengambil tanggung jawab penuh atas
semua keputusan, tujuan dan jalur strategis menuju kesuksesan dengan memaksakan
kepatuhan mutlak dari bawahan mereka. Selain memiliki sisi positif, gaya kepemimpinan
ini juga memiliki sisi negatif yaitu memiliki team yang tingkat turnover karyawan tinggi
karena mereka merasa tidak nyaman dalam bekerja di bawah tekanan pemimpin otoriter,
Akibatnya anggota enggan untuk menyumbangkan keahlian atau pendapat mereka dalam
sebuah diskusi, dan penggunaan gaya kepemimpinan otoriter yang berlebihan dapat
menyebabkan pemimpin dipandang sebagai orang yang mendominasi dan keras kepala.

Anda mungkin juga menyukai