Anda di halaman 1dari 4

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai hamba-hambaNya yang

bertakwa, kaya hati dan tersembunyi. Dalam hadits riwayat Muslim, Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫ِن ا ْْلَِف َّي‬


ّ
َِ‫ب الْ َعْب َد الت َِّق َّي الغ‬
ُّ ِ‫إن هللا ح‬
‫ُي‬ َّ
“Sesungguhnya Allah cinta kepada seorang hamba yang bertakwa, yang kaya hati
dan tersembunyi.” (HR. Muslim)
Tiga sifat yang dicintai oleh Allah dari seorang hamba, yaitu:
1. HAMBA YANG BERTAKWA
Sesungguhnya ketakwaan adalah merupakan tujuan disyariatkannya berbagai
macam ibadah. Allah berfirman:

‫ين ِمن قَ ْبلِ حك ْم لَ َعلَّ حك ْم تَتَّ حقو َن‬ ِ َّ ِ َّ


َ ‫َّاس ْاعبح حدوا َربَّ حك حم الذي َخلَ َق حك ْم َوالذ‬
‫ََي أَيُّ َها الن ح‬
“Wahai manusia, beribadahlah kalian kepada Rabb kalian yang telah menciptakan
kalian dan menciptakan orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS.
Al-Baqarah[2]: 21)

Allah memerintahkan manusia untuk beribadah kepada Allah saja dan Allah
menyebutkan tujuan dari ibadah adalah agar bertakwa.
Maka ibadah yang tidak menimbulkan ketakwaan itu pertanda ibadah belum
diterima oleh Allah ‘Azza wa Jalla.
Ternyata tujuan disyariatkannya ibadah, tiada lain supaya kita menjadi hamba yang
bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Karena takwa bermanfaat untuk hidup kita di
dunia dan di akhirat. Di dunia ketakwaan membuka pintu-pintu rezeki, Allah
berfirman:

…‫ب‬ ِ ‫) َويَْرحزقْهح ِم ْن َحْي ح‬2( ‫اَّللَ ََْي َعل لَّهح َمََْر ًجا‬
َّ ‫…وَمن يَت َِّق‬
‫ث ََل َُْيتَس ح‬ َ
“Siapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan memberikan jalan keluar dari
kesulitan hidupnya dan Allah akan berikan rezeki dari arah yang tidak disangka-
sangka.” (QS. At-Talaq[65]: 2-3)

takwa juga membuka pintu rezeki seorang hamba, takwa menjadikan seorang
hamba diberikan kemudahan dalam urusannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:

‫َّللا يَ ْج َعل لَّهُ ِم ْن أَ ْم ِر ِه يُس ًْرا‬


َ َّ ‫ق‬ِ َّ‫َو َمن يَت‬
“Siapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan dijadikan urusannya
mudah.” (QS. At-Talaq[65]: 4)
Bahkan takwa adalah senjata yang paling kuat menghadapi tipu muslihat dan makar
orang-orang kafir, orang-orang yang benci kepada Islam. Allah berfirman:

‫صِِبحوا َوتَتَّ حقوا ََل يَ ح‬


‫ضُّرحك ْم َكْي حد حه ْم َشْي ئًا‬ ْ َ‫َوإِن ت‬
“Jika kalian terus bersabar dan kalian terus bertakwa kepada Allah, tidak akan
membahayakan kalian tipu muslihat mereka sedikitpun juga.” (QS. Ali-Imran[3]:
120)

Betapa dahsyatnya takwa dalam hidup seorang hamba, saudaraku. Maka jadilah
kita hamba-hamba yang senantiasa takut kepada Allah dengan bertakwa
kepadaNya. Dimana hakikat takwa adalah menjalankan perintah-perintah Allah dan
menjauhi larangan-larangan Allah ‘Azza wa Jalla.
Maka setiap kita berusaha untuk menjadi hamba yang bertakwa, karena balasannya
di akhirat luar biasa. Allah berfirman:

﴾١٦﴿ ‫ني‬ِ ِ َ ِ‫آخ ِذين ما آ ََتهم رُُّّبم ۚ إِ ََّّنحم َكانحوا قَبل ََٰذل‬
ِ ﴾١٥﴿ ‫ون‬ ٍ ‫إِ َّن الْمت َِّقني ِِف جن‬
ٍ ‫َّات وعي‬
َ ‫ك حُْمسن‬ َْ ْ ْ‫ْ َ ح‬ ‫ح‬ ََ ‫ح‬
‫ح َ َ َ ح‬
“Sesungguhnya orang yang bertakwa berada dalam surga dan mata air yang
mengalir, mereka mengambil kenikmatan yang Allah berikan kepada mereka.
Sesungguhnya dahulu mereka di dunia termasuk orang-orang yang berbuat
ihsan.” (QS. Adz-Dzariyat[51]: 16)

Subhanallah.. Ini sifat pertama yang Allah cintai dari seorang hamba.

َّ ‫إن هللا ي ُِحبُّ ْال َع ْبدَ التَّ ِق‬


…‫ي‬ َّ
“Sesungguhnya Allah suka kepada seorang hamba yang bertakwa kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala…”

2. KAYA HATI

Sifat kedua yang Allah cintai adalah yang kaya hatinya, yang penuh qana’ah (merasa
puas dengan yang ada), hatinya tidak mengharapkan kehidupan dunia, hatinya hanya
menghidupkan kehidupan akhirat saja.

Itulah hamba yang kaya hatinya, karena ia memandang dunia ini sesuatu yang tak
berharga, ia memandang dunia ini hidupnya fana, kesenangannya tak akan selama-
lamanya. Ia memandang sebagaimana Allah dan RasulNya tidak pernah memuji
dunia.

Ketika dia menyadari bahwasanya dunia haramnya mendatangkan adzab dan


halalnya akan dihisab, maka seorang hamba pun kemudian hatinya zuhud dari
kehidupan dunia. Maka ia pun menjadi hamba yang kaya hati (qana’ah) dengan apa
yang Allah berikan kepadanya walaupun sedikit.

Ketika ia mendapatkan nikmat, yang ia pikirkan bagaimana ia mensyukuri nikmat


Allah ‘Azza wa Jalla. Ia sadar bahwa sedikitnya nikmat saja belum tentu ia bisa
syukuri, bagaimana dengan banyaknya nikmat Allah ‘Azza wa Jalla?

Maka ia khawatir dengan banyaknya nikmat membuatnya terlena dari kehidupan


akhirat, ia khawatir apabila ia diberikan banyak nikmat menjadikan dia hamba yang
sombong kepada makhluk-makhluk Allah dan sombong kepada Allah ‘Azza wa
Jalla.

Di sebutkan dalam hadits, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫اَّللح لَهح أ َْمَرهح َو َج َع َل ِغنَاهح ِِف قَ ْلبِ ِه َوأَتَْتهح الدُّنْيَا َوِه َي َرا ِغ َمة‬
َّ ‫ت ْاْل ِخَرةح نِيَّتَهح ََجَ َع‬
ْ َ‫َم ْن َكان‬
“Siapa yang keinginan terbesarnya adalah kehidupan akhirat, Allah akan kokohkan
urusannya dan Allah akan jadikan kekayaan itu di hatinya, serta dunia pun akan
mendatanginya dalam keadaan dunia hina di matanya.” (HR. Ibnu Majah)

Itulah orang-orang yang hatinya penuh cinta kepada akhirat, yang ia harapkan adalah
ridha Allah ‘Azza wa Jalla, ia pandang dunia sesuatu yang fana yang akan segera ia
tinggalkan, tidak akan selamanya ia hidup di dunia. Maka hatinya penuh dengan
qana’ah, hatinya kaya, walaupun harta bendanya sedikit.

Hakikat kemiskinan itu kemiskinan hati dan hakikat kekayaan itu kekayaan hati.
Walaupun seseorang hartanya melimpah ruah tapi hatinya miskin penuh dengan
tamak dan serakah, maka dia hakikatnya bukanlah orang kaya.
Ini sifat kedua yang Allah cintai dari seorang hamba, yaitu yang hatinya kaya raya.

3. TERSEMBUNYI

Sifat yang ketiga adalah ia tersembunyi. Artinya ia tidak menyukai ketenaran, ia tidak
membutuhkan untuk dikenal manusia, yang ia butuhkan olehnya adalah dikenal oleh
penduduk langit sana.

Dia sibuk memperbaiki dirinya, dia berusaha supaya amalnya tidak diketahui oleh
manusia, dia berusaha semaksimal mungkin menyembunyikan amalan shalihnya, ia
tidak ingin manusia mengetahui tentang amalan shalihnya. Itulah perbuatan Salafush
Shalih. Salafush Shalih banyak beramal, tapi mereka tidak ingin terlihat amalan
shalih mereka, tidak pernah mereka update status kepada manusia bahwa dia sedang
beramal shalih. Hal ini karena untuk memelihara keikhlasan bukan sesuatu yang
mudah.
Imam Ahmad bin Hanbal, beliau setiap harinya membaca Al-Qur’an dan
mengkhatamkan setiap tujuh hari, dan ternyata istrinya pun tidak tahu. Manusia yang
terdekat kepada hidupnya bahkan tidak tahu.

Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memuji orang-orangnya yang


menyembunyikan sedekahnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫َسْب َعة يح ِظلُّ حه حم هللاح ِ ِْف ِظلِّ ِه يَ ْوَم ََل ِظ َّل إََِّل ِظلُّ حه‬

“Ada tujuh orang yang akan Allah berikan naungan pada hari kiamat, dimana tidak
ada naungan kecuali naungan Allah ‘Azza wa Jalla.”
Siapa di antaranya, yaitu:

‫اها‬ ٍ ِ‫َّق ب‬
َ ‫َخ َف‬
ْ ‫ص َدقَة فَأ‬
َ َ ‫صد‬
َ َ‫َر حجل ت‬
“Seseorang yang bersedekah lalu ia sembunyikan sedekahnya sampai-sampai tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.”

Ia tidak membutuhkan ketenaran, bahkan ia lari dari ketenaran sebagaimana Salafush


Shalih dahulu lari dari ketenaran. Imam Ahmad berusaha lari dari ketenaran, tapi
ternyata Allah enggan kecuali menjadikan nama beliau tenar. Demikianlah
ketakwaan dan keikhlasan.

Inilah tiga sifat yang dicintai oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Maka adakah tiga sifat itu
pada diri kita? Sungguh merugi kalau ternyata tiga-tiganya tidak ada pada diri kita.

Maka sungguh bahagia ketika diri kita mendapatkan tiga sifat ini pada diri kita. Maka
berusaha kita istiqamah diatasnya.

Anda mungkin juga menyukai