Anda di halaman 1dari 113

LAPORAN TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN PENGARUH AKUPUNKTUR DENGAN KOMBINASI


AKUPUNKTUR, MOKSIBUSI, SENAM UNTUK PUNGGUNG
TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA LANSIA
PENDERITA LBP DI KLINIK MEDIAN

SURABAYA TAHUN 2021-2022

Oleh:

ROFIQI SONY SETIADJI

NIM : 19.010

AKADEMI AKUPUNKTUR SURABAYA

2022
ii

TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN PENGARUH AKUPUNKTUR DENGAN KOMBINASI


AKUPUNKTUR, MOKSIBUSI, SENAM UNTUK PUNGGUNG
TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA LANSIA
PENDERITA LBP DI KLINIKMEDIAN

SURABAYA TAHUN 2021-2022

Oleh:

ROFIQI SONY SETIADJI

NIM : 19.010

AKADEMI AKUPUNKTUR SURABAYA

2022
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perbandingan pengaruh

Akupunktur Dengan Kombinasi Akupunktur, Moksibusi, Senam Untuk

Punggungterhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia penderita LBP di klinik

median Surabaya. Ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya

yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan

penjiblakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung risiko sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Surabaya, Agustus 2022

Yang membuat pernyataan,

Rofiqi Sony Setiadji

iii
iv

PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir

Akademi Akupunktur Surabaya

dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh sebutan

Ahli Madya Akupunktur (A.Md.Akup)

Pada tanggaal 08 Agustus 2022

Mengesahkan,

Direktur Akademi Akupunktur Surabaya

Dyah Prapti Wahyuni M.Kes


Tim Penguji :

1. Penguji I :

Dyah Prapti Wahyuni M.Kes.

2. Penguji II :

Ivonne Jonathan, S.Gz., M.H

v
vi

HALAMAN PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah hatu syarat guna memperoleh sebutan


Ahli Madya Akupunktur

Oleh:
ROFIQI SONY SETIADJI
NIM: 19.010

Surabaya, 31 Juli 2022

Mengetahui,
Wakil Direktur I

Ivonne Jonathan, S.Gz., M.H

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Koosnadi Saputra, dr. Sp.Rad Ivonne Jonathan, S.Gz., M.H
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada

waktunya.

Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah sebagai tugas akhir untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Terapi Akupunkturis Tugas Akhir ini berjudul

“Perbandingan pengaruh Akupunktur Dengan Kombinasi Akupunktur, Moksibusi,

Senam Untuk Punggung terhadap disabilitas pada lansia penderita LBP di Klinik

Median Surabaya September 2021 – januari 2022. Dalam penyelesaian karya

ilmiah ini, penulis banyak sekali mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak, Tugas Akhir ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr.

Koosnadi Saputra, dr. Sp.Rad Dan Ivonne jonathan, S.Gz., M.H selaku dosen

pembimbing yang telah memberukan petunjuk, koreksi serta saran hingga

tersusunnya Laporan Tugas Akhir ini.

Terimakasih dan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang

terhormat:

1. Dyah Prapti Wahyuni M.Kes. selaku Direktur Akademi Akupunktur

Surabaya

2. Seluruh pasien yang telah bersedia menjadi responden penelitian

vii
viii

3. Prof. Dr. Koosnadi Saputra, dr. Sp.Rad. selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, memeriksa, memberikan petunjuk-petunjuk dan

saran dalam penulisan Tugas Akhir.

4. Ivonne jonathan, S.Gz., M.H, selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, memeriksa, memberikan petunjuk-petunjuk dan

saran dalam penulisan Tugas Akhir.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan Laporan Tugas

Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Agustus 2022


ABSTRAC
Lower back pain is the most common disease and cause problems in modern
society, Acupuncture therapy is good for lower back pain as an alternative
treatment. Therefore, researchers chose low back pain as a research
object.Thepurpose of this study was to determine comparison of the effect of
acupuncture, moxibustion, back exercise on pain in elderly people of LBP at
Surabaya MedianClinic on September 2021 - januari 2022.

This study used Pre-Experimentalwith primary data collection method using ODI
(Oswestry Disability Index) questionnaire in the form of Scoring criterion value
0% - 20% (Minimal Disability), 21% - 40% (Moderate Disability), 41% -60%
(Severe Disability), 61% - 80% (Crippled) and 81% - 100% (The patient is very
tortured by pain). The design of this study, the method used is Experimental Semu
by using the model Non-Randomized Pre Post Test Control Group Design,
Variable used free variable that is body acupuncture and giving moksa with a
combination back exercise. Dependent Variables Is a disability quality in the
elderly who suffer from low back pain. The data were collected at Clinic
Median.The results of this research, there are 2 groups of 10 respondents, the first
group performed acupuncture therapy and the second group performed
acupuncture therapy plus Moksa with a combinationback exerscise. The first
group of 5 respondents performed Acupuncture therapy and a second group of 5
respondents performed acupuncture therapy plus Moksibustion.

The results of this study mean the comparison of ODI scale in the first group is
19.8% and the second group is 20.4%. The first group was performed acupuncture
therapy and the second group performed acupuncture therapy plus moksibustion
with a combination back exercise.

Suggestions for this research are the number of subjects is not quite balanced
between female respondents (6 people) and male respondents (4 people). So that
the analysis carried out related to gender is not responsive and it is better to have
acupuncture and acupuncture therapy plus moksa with a combination of
gymnastics for the back which has many respondents and a larger scale in order to
confirm the results.

Keywords:Acupuncture, Moksibution, BackExercise, LBP

ix
x

ABSTRAK
Nyeri pinggang bawah adalah penyakit tersering dan menimbulkan masalah pada
masyarakat modern. Terapi Akupunktur bagus untuk nyeri pinggang bawah
sebagai pengobatan alternatif. Karena itu peneliti memilih nyeri pinggang bawah
sebagai obyek penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Perbandingan
pengaruh Akupunktur Dengan Kombinasi Akupunktur, Moksibusi, Senam Untuk
Punggung terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia penderita LBP di klinik
median Surabaya pada September 2021 – januari 2022.

Penelitian ini termasuk Pra-Eksperimental dengan metode pengumpulan data


primer menggunakan kuesioner ODI (Oswestry Disability Index) yang berupa
kriteria Scoring nilai 0%-20% (Disabilitas Ringan), 21%-40% (Disabilitas
Sedang), 41%-60% (Disabilitas Berat), 61% - 80% (Lumpuh), dan 81%-100%
(pasien sangat tersiksa oleh nyeri). Desain penelitian ini, Eksperimental Semu
dengan menggunakan model Non-Randomized Pre-Post Tes Control Group
Design, Variabel yang digunakan Variabel Bebas yaitu Akupunktur tubuh dan
pemberian moksa dengan kombinasi senam untuk punggung. Variabel Tergantung
adalah kualitas nyeri pada lansia yang menderita nyeri pinggang bawah.
Pengambilan data dilakukan di Klinik Median. Hasil dari penelitan ini, ada 2
kelompok berjumlah 10 responden yaitu kelompok pertama dilakukan terapi
Akupunktur dan kelompok kedua dilakukan terapi Akupunktur ditambah Moksa
dengan kombinasi senam untuk punggung. Kelompok pertama 5 respondent
dilakukan Terapi Akupunktur dan kelompok kedua 5 responden dilakukan terapi
Akupunktur ditambah Moksa dengan kombinasi senam untuk punggung.

Hasil penelitian ini Rata–rata hasil perbandingan skala ODI pada kelompok
pertama yaitu 19,8% dan kelompok kedua yaitu 20,4%. Kelompok pertama yaitu
dilakukan terapi akupunktur dan kelompok kedua dilakukan terapi Akupunktur
ditambah moksa dengan kombinasi senam untuk punggung.

Saran penelitian ini jumlah subjek tidak cukup seimbang antara subyek responden
perempuan (6 orang) dan laki laki (4 orang). Sehingga analisa yang dilakukan
berkaitan dengan jenis kelamin tidak responsif dan sebaiknya terapi akupuntur
dan akupuntur ditambah moksa dengan kombinasi senam untuk punggung yang
banyak responden dan skala yang lebih besar agar bisa pastikan hasilnya.

Kata Kunci: Akupunktur, Moksa, Senam Punggung, LBP


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................ii

PERNYATAAN BEBAS PALGIASI................................................................iii

PENGESAHAN..................................................................................................iv

HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................v

KATA PENGANTAR........................................................................................vi

ABSTRACT.......................................................................................................vii

ABSTRAK..........................................................................................................viii

DAFTAR ISI......................................................................................................ix

DAFTAR TABEL..............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xv

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN............................................xvi

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

LATAR BELAKANG.........................................................................................1

IDENTIFIKASI MASALAH..............................................................................2

BATASAN MASALAH......................................................................................3
xi
xii
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT..................................................................4

II.1 Tujuan Umum.........................................................................................4

II.2 Tujuan Khusus........................................................................................4

II.3 Manfaat Penelitian..................................................................................5

BAB III TINJAUAN PUSTAKA........................................................................6

III.1 Lansia.....................................................................................................6

III.2 Nyeri......................................................................................................7

III.3 Nyeri Punggung Bawah.........................................................................10

III.4 Nyeri Punggung Bawah Secara Akupunktur.........................................17

III.5 Tujuan Terapi Akupunktur Untuk Low Back Pain................................26

III.6 Moksa....................................................................................................26

III.7 Senam Untuk Punggung........................................................................32

BAB IV KERANGKA KONSEP........................................................................33

IV.1 Kerangka Konseptual............................................................................34

IV.2 Hipotesis................................................................................................35

BAB V METODE PENELITIAN.................................................................35

V.1 Jenis Dan Desain Penelitian....................................................................35

V.2 Populasi...................................................................................................35

V.3 Sampel Penelitian...................................................................................35


V.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian.................................................................36

V.5 Variabel Penelitian..................................................................................37

V.6 Metode Pengumpulan Data Primer.........................................................42

V.7 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data.............................................42

V.8 Kerangka Kerja.......................................................................................43

BAB VI HASIL PENELITIAN...........................................................................46

VI.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian.....................................................46

VI.2 Karakteristik Responden Penderita Lbp................................................46

VI.3 Mengetahui Keluhan Nyeri Pasien Sebelum Dilaklukan Terapi

Akupunktur....................................................................................................50

VI.4 Mengetahui Penurunan Kualitasa Nyeri Sesudah Di Terapi

Akupunktur....................................................................................................52

BAB VII PEMBAHASAN..................................................................................60

VII.1 Karakterpenderita Lbp.........................................................................60

VII.2 Tingkat Keluhan Nyeri Pinggang Bawah Sebelum Di Terapi

Akupunktur...................................................................................................61

VII.3 Tingkat Keluhan Nyeri Pinggang Bawah Sesudah Terapi

xiii
xiv
Akupunktur Ke 8...........................................................................................61

VII.4 Membandingkan Tingkat Keluhan Nyeri Pinggang Bawah Sebelum Dan

Sesudah Di Terapi Akupunktur.....................................................................62

VII.5 Tingkat Keluhan Nyeri Pinggang Bawah Sebelum DiTerapi Akupunktur

Di Tambah Moksa Dengan Kombinasi Senam Untuk Punggung 62

VII.6 Tingkat Keluhan Nyeri Pinggang Bawah Sesudah Di Terapi Akupunktur

Di Tambah Moksa Dengan Kombinasi Senam Untuk Punggung Ke 8 63

VII.7 Membandingkan Tingkat Keluhan Nyeri Pinggang Bawah Sebelum Dan

Sesudah Di Terapi Akupunktur Di Tambah Moksa Dengan Kombinasi Senam

Untuk Punggung............................................................................................63

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................65

VIII.1 Kesimpulan.........................................................................................65

VIII.2 Saran...................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................67
DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

V.I. Jadwal Penelitian 37

V.3. Definisi Operasional 39

VI.2.1. Usia Responden Nyeri Pinggang Bawah 46

VI.2.2. Data Menurut Jenis Kelamin Nyeri Pinggang Bawah 47

VI.2.3. Data Pekerjaan Responden Nyeri Pinggang Bawah 49

VI.3. Hasil Skala Nyeri Sebelum Dilakukan Terapi Akupunktur 50

VI.3.1. Hasil Skala Nyeri Sebelum Dilakukan Terapi Akupunktur

Ditambah Moksa dengan kombinasi senam untuk punggung 51

VI.4. Hasil Data Penurunan Kualitas Nyeri Sesudah Diterapi Akupunktur 52

VI.4.1. Hasil Data Penurunan Kualitas Nyeri Sesudah Diterapi

Akupunktur Ditambah Moksadengan kombinasi senam untuk punggung 54

VI.4.2. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum dan Sesudah Terapi

Akupunktur 56

VI.4.3. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum dan Sesudah Diterapi

xv
xvi

Akupunktur Dan Ditambah Moksa dengan kombinasi senam untuk punggung

57

VI.4.4. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum dan Sesudah Terapi

Akupunktur Dan Akupunktur Ditambah Moksa dengan kombinasi senam

untuk punggung 59
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Tabel Halaman

III.3.1. Anatomi Tulang Belakang 12

III.4.4. Titik Akupunktur 19

III.6.3. Moksa Kerucut 28

III.6.3. Moksa Silinder 28

III.6.4.1. Moksa Langsung 29

III.6.4.2. Moksa Tidak Langsung 29

III.6.5. Moksibusi Dengan Jarum 31

III.6.7. Senam Untuk Punggung 31

V.I. Hubungan Variabel 38

VI.2.1. Usia Responden Nyeri Pinggang Bawah 47

VI.2.2. Data Menurut Jenis Kelamin Nyeri Pinggang Bawah 48

VI.2.3. Data Pekerjaan Responden Nyeri Pinggang Bawah 49

VI.3. Hasil Skala Nyeri Sebelum Dilakukan Terapi Akupunktur 50

VI.3.1. Hasil Skala Nyeri Sebelum Dilakukan Terapi Akupunktur

Ditambah Moksa dengan kombinasi senam untuk punggung 52

VI.4. Hasil Data Penurunan Kualitas Nyeri Sesudah Diterapi

xvii
xviii

Akupunktur 53

VI.4.1. Hasil Data Penurunan Kualitas Nyeri Sesudah Diterapi

Akupunktur Ditambah Moksadengan kombinasi senam untuk punggung 54

VI.4.2. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum dan Sesudah Terapi

Akupunktur 57

VI.4.3. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum dan Sesudah Diterapi

Akupunktur Data Ditambah Moksa dengan kombinasi senam untuk punggung

58

VI.4.4. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum dan Sesudah Terapi

Akupunktur Dan Akupunktur Ditambah Moksa dengan kombinasi senam untuk

punggung 60
DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Lampiran

Lampiran 1: Lembar Persetujuan / Informed Consent

Lampiran 2: Lembar Kuisioner

Lampiran 3: Lembar Kuesioner ODI (Oswestry Disabilitty Index)

Lampiran 4: Lembar Hasil Penelitian

Lampiran 5: Lembar Konsultasi

Lampiran 6: Lembar Revisi

xix
xx

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

% = persen

─ = sampai dengan

= = sama dengan

± = lebih kurang

PAKSI = persatuan akupuktur seluruh indonesia

TCM = traditional chinese medicine

IRT = ibu rumah tangga

LBP = low back pain

ODI = Oswestry Disability Index

HNP = herniasi nucleus pulposus

PPL = penyebab penyakit luar

Qi = energi kehidupan

Xue = darah dalam artinya secara TCM

Jing/essence = sari hara dalam ginjal

Yin – Yang = suatu unsur yg tidak terpisahkan yang mempunyai dua

sifat, saling berlawanan, saling seimbang, saling menghidupkan dan tidak mutlak

Informed Consent = surat persetujuan


BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Low Back Pain (LBP) atau yang sering disebut dengan nyeri pinggung

bawah merupakan keluhan yang sering menimbulkan masalah pada

masayarakat. Keluhan Low Back Pain ini berada urutan kedua tersering

setelah nyeri kepala di Amerika Serikat dan lebih dari 80% penduduk yang

pernah mengeluh Low Back Pain. Dalam kenyataan, nyeri pinggang bagian

bawah tidak mengenal adanya perbedaan umur, jenis kelamin, pekerjaan,

status sosial, tingkat pendidikan, semuanya bisa terkena LBP. (Sosroatmojo,

2010)

Berdasarkan data di Klinik Akupunktur (LP3A) Surabaya tahun 2015-

2016 diketahui bahwa jumlah penderita nyeri pinggang bawah sebesar

8,35% dari jumlah total penderita 3819 dan termasuk dalam tiga besar

penyakit terbanyak setelah penyakit obesitas.

Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh Felix Tirtakusmanah

pada Akupunktur untuk terapi Nyeri Pinggang Bawah pada bulan mei 2003,

menunjukan bahwa nyeri pinggang adalah kasus yang sering didapat pada

problem muskulo skeletal, dimana dapat disebabkan berbagai etiologi yaitu

sprain, dan stain otot pinggang, trauma pinggang, kelainan diskus

intervertebra. (Felix, 2003)

1
2

Dari hasil penelitian Yakub, (2016) dengan menggunakan titik BL23

(Shenshu), BL20 (Pishu), BL40 (Weizhong), BL58 (Feiyang) dengan

penelitian yang berjudul “Manfaat Terapi Akupunktur Pada Penderita Nyeri

Pinggang Bawah Di Klinik Laboratorium Penelitian Pengembangan Dan

Pelayanan Akupunktur (LP3A) Surabaya dapat diketahui sama-sama efektif

menggunakan titik Akupunktur telinga dengan titik akupuntr tubuh untuk

nyeri punggung bawah.

Peneliti ingin mengetahui tingkat keluhan nyeri setelah di

Akupunktur dan perlakuan dengan moksa dengan kombinasi senam untuk

punggung. Peneliti memilih terapi pada titik BL22 (Sanjiaoshu), Bl23

(Shenshu) dan BL24 (Qihaishu) terhadap perubahan intensitas nyeri pada

lansia penderita LBP di klinik Median Surabaya September 2021 – Agustus

2022.

I.2. Identifikasi Masalah

1. Low Back Pain (LBP) atau yang sering disebut dengan nyeri pinggung

bawah merupakan keluhan yang sering menimbulkan masalah pada

masayarakat.

2. Keluhan Low Back Pain ini berada urutan kedua tersering setelah nyeri

kepala di Amerika Serikat dan lebih dari 80% penduduk yang pernah

mengeluh Low Back Pain


3

I.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membatasi penelitian pada

perbandingan pengaruh Akupunktur dan kombinasi Akupunktur, moksibusi

dan senam untuk punggung pada titik BL20 (Pishu), BL23 (Shenshu), BL40

(Weizong), dan BL58 (Feiyang) terhadap perubahan intensitas nyeri pada

lansia penderita LBP di Klinik Median Surabaya September 2021 – Agustus

2022.

I.4. Rumusan Masalah

Bagaimana perbandingan pengaruh Akupunktur dan kombinasi

Akupunktur, moksibusi dan senam untuk punggung terhadap perubahan

intensitas nyeri pada lansia penderita LBP di klinik Median Surabaya.


BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT

II.1. Tujuan Umum

Perbandingan pengaruh Akupunktur Dengan Kombinasi Akupunktur,

Moksibusi, Senam Untuk Punggungterhadap perubahan intensitas nyeri

pada lansia penderita LBP di Klinik Median Surabaya September 2021 –

Agustus 2022.

II.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik responden mencakup usia, jenis kelamin,

dan pekerjaan

2. Mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah pemberian akupunktur

terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia pada penderita LBP

3. Mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah pemberian kombinasi

akupunktur, moksibusi, dan senam punggung terhadap perubahan

intensitas nyeri pada lansial penderita LBP

4. Membandingkan pengaruh akupunktur dengan kombinasi

akupunktur, moksibusi dan senam punggung terhadap perubahan

intensitas nyeri pada lansia penderita LBP

4
II.3. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan dan menambah pengalaman dalam

penelitian.

2. Bagi Masyarakat

Peneliti mengharapkan dengan hasil yang diperoleh dari Karya Tulis

Ilmiah ini pembaca juga mendapat informasi dan pengetahuan Low

Back Pain.

3.Bagi Akademi Akupunktur Surabaya

Menambah khasanah penelitian yang dapat dimanfaatkan untuk

penelitian lebih lanjut.


6

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1. Lansia

III.1.1 Definisi Lansia

Penuaan adalah tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal.

Setelah itu, tubuh mengalami penurunan disebabkan berkurangnya sel-sel yang

ada di dalam tubuh, yang mengakibatkan penurunan fungsi organ secara berlahan.

(Keliat, 1999).

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akibat perkembangan pada daur kehidupan

manusia. Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 tahun 1998 tentang

kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia

lebih dari 60 tahun. (Maryam, 2008)

III.1.2. Klasifikasi Lansia

Klasifikasi lansia (Maryam, 2008), dibagi sebagai berikut :

1. Pralansia (Prasenilis)

Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

2. Lansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3. Lansia Resiko Tinggi


Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

(Depkes RI, 2003)

4. Lansia Potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dengan kegiatan yang

dapat menghasilkan barang atau uang. (Depkes RI, 2003)

5. Lansia Tidak Potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya

bergantungan pada bantuan orang lain. (Depkes RI, 2003)

III.2. Nyeri

III.2.1 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.

Dikatakan bersifat individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri yang

beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Nyeri diartikan berbeda-

beda antar individu, bergantung pada presepsinya. Walaupun demikian, ada satu

kesamaan mengenai persepsi nyeri. Secara sederhana, nyeri dapat diartikan

sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensasi maupun

emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor

lain, sehingga individu merasa tersiksa, menderita yang akhirnya akan

mengganggu aktivitas sehari-hari. (Tanujaya, 2008)


8

III.2.2. Penyebab Rasa Nyeri

Menurut Edward Tanujaya, (2008) Penyebab nyeri dapat di klasifikasikan

ke dalam dua golongan yaitu penyebab yang berhubungan dengan fisik dan

berhubungan dengan psikis. Secara fisik misalnya, penyebab nyeri adalah trauma

(baik trauma mekanik, termis, kimiawi, maupun elektrik), neoplasma, peradangan,

gangguan sirkulasi darah dan lain-lain. Secara psikis, penyebab nyeri dapat terjadi

oleh adanya trauma psikologis.

Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung-ujung saraf bebas mengalami

kerusakan akibat benturan, gesekan ataupun luka. Trauma termis menimbulkan

nyeri karena ujung saraf reseptor mendapatkan rangsangan akibat panas, dingin.

Trauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik, yang

kuat mengenai reseptor rasa nyeri. (Tanujaya, 2008)

Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau kerusakan

jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena tarikan, jepitan, atau

metastase. Nyeri pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf

reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Dapat di

simpulakan bahwa nyeri disebabkan oleh faktor fisik berkaitan dengan

terganggunya serabut saraf reseptor nyeri. Serabut saraf ini terletak dan tersebar

pada lapisan kulit dan pada jaringan-jaringan tertentu yang terletak lebih dalam.

(Tanujaya, 2008)
III.2.3. Klasifikasi Nyeri

Menurut Edward Tanujaya, (2008) Nyeri dapat diklafisikasikan ke dalam

beberapa golongan berdasarkan pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan

waktu lamanya serangan.

a. Nyeri berdasarkan tempatnya :

1. Periperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh

misalnya pada kulit, mukosa.

2. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih

dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.

3. Referred pain, yaitu nyeri yang disebakan karena penyakit

organ/struktur dalam tubuh yang di transmisikan ke bagian tubuh di

daerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.

4. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem

saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus, dan lain-lain.

b. Nyeri berdasarkan sifatnya :

1. Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu

menghilang.

2. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan

dalam waktu yang lama.


10

3. Paroxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan

kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap ±10-15 menit lalu

menghilang dan timbul lagi.

c. Nyeri berdasarkan berat ringannya :

1. Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intesitas rendah

2. Nyeri sedang, yaitu menimbulkan reaksi

3. Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi

d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan :

1. Nyeri Akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan

berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui

dengan jelas. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka, seperti luka

operasi, ataupun pada suatu penyakit arteriosclerosis pada arteri

koroner.

2. Nyeri Kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri

kronis ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan

bertahun-tahun. Ragam pola tersebut ada yang nyeri timbul dengan

periode yang diselingi interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali

lagi nyeri dan begitu seterusnya. Ada pula pola nyeri kronis yang

konstan, artinya rasa nyeri tersebut terasa makin lama semakin

meningkat intensitasnya walaupun telah diberikan pengobatan.

Misalnya, nyeri karena neoplasma.


III.3. Nyeri Punggang Bawah

III.3.1 Anatomi dan Fisiologi Punggung Bawah

Gambar III.3.1 Anatomi Tulang Belakang

Sumber : Koosnadi, dkk (2005).

Tulang vertebra merupakan struktur komplek yang secara garis besar

terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus

intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamnetum longitudinale

anterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas predikel, lamina,

kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat

otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. (Singh V, 2009)


12

Bagian posterior vertebra antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial.

Secara anatomi daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh tulang sakrum dan

otot-otot sekitarnya. Beban yang ditanggung oleh tulang belakang (Lumbal)

antara L-5 sampai S-1 atau L-4 dan L-5 sebagai titik tumpuan. Diskus

intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua (Singh

V, 2009)

III.3.2. Definisi Low Back Pain

Nyeri pinggang bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbal sakral dan

sakroiliakal, nyeri pinggang bawah sering disertai penjalaran ke tungkai sampai

kaki. Nyeri yang dirasakan di daerah pinggang bawah dapat merupakan nyeri

lokal maupun radikuler atau keduanya, nyeri ini akan terasa diantara sudut rusuk

terbawah (torakal XII) dan lipat gluteal disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

tungkai dan kaki. (Harsono, 2000).

Nyeri pinggang bawah adalah suatu simptomatik yang gejala klinis

dirasakan adalah rasa nyeri diantara iga ke-12 dan lipat gluteal atau nyeri di

pinggung bawah dan pandangan psikiatrik adalah salah satu perwujudan sindroma

dengan berbagai sebutan misalnya somatisasi, somatoform, perilaku sakit

abnormal, gejala yang secara medis tak dapat di jelaskan atau gejala fungsional.

(Sidharta, 1983)

III.3.3 Patofisiologi Nyeri Pinggang Bawah

Tulang belakang merupakan struktur yang kompleks, dibagi ke dalam

bagian anterior dan bagian posterior. Bentuknya terdiri dari serangkaian badan

silindris vertebra, yang terartikulasi oleh diskus intervetebral dan di ikat


bersamaan oleh ligamen longitudinal anterior dan posterior. Semua bangunan

tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus

(mekanikal, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh berbagai stimulus

lokal, akan dijawab dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi dan

substansi lainnya, yang menyebabkan timbulnya persepsi nyeri, hiperalgesia

maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan

perlangsungan proses penyembuhan. (Singh V, 2009)

III.3.4. Faktor Penyebab Nyeri Pinggang Bawah

Menurut Sidharta, (1983) ada 9 penyebab keluhan nyeri pinggang, yaitu :

1. Nyeri pinggang disebabkan oleh Trauma, yang dapat dibagi dalam :

a. Nyeri pinggang bawah akibat trauma pada unsur miofasial

b. Nyeri pinggang bawah akibat trauma pada komponen keras susunan

neuromuskuloskeletal

2. Nyeri pinggang bawah akibat proses degeneratif, yang mencakup :

a. Spondilosis

b. HNP

c. Stenosis spinalis

d. Osteoartritis

3. Nyeri pinggang bawah akibat penyakit inflamasi, yaitu :

a. Artritis rematoid
14

b. Spondilitis angkilopoetika

4. Nyeri pinggang bawah akibat gangguan metabolisme atau nyeri pinggang

osteoporotik

5. Nyeri pinggang bawah akibat neoplasma

6. Sakit pinggang akibat kelainan kongenital

7. Sakit pinggang sebagai referred pain

8. Nyeri pinggang bawah akibat gangguan sirkulatorik

9. Nyeri pinggang karena psikoneurotik

III.3.5. Manifestasi Klinis

Secara praktis manifestasi klinis diambil dari pembagian berdasarkan sistem

anatomi (Harsono, 2000)

1. LBP Viscerogenik

Tipe ini sering nyerinya tidak bertambah berat dengan adanya aktivitas maupun

istirahat. Umumnya disertai gejala spesifik dari organ viseralnya. Lebih sering

disebabkan oleh faktor ginekologik, kadang-kadang didapatkan spasme otot

paravertebralis dan perubahan sudut ferguson pada pemriksaan radiologik, nyeri

ini disebut juga nyeri pinggang akibat referred pain.

2. LBP Vaskulogenik

Tahap awal nyerinya hanya sakit pinggang saja yang dirasakan, nyeri bersifat

nyeri pinggang dalam, nyeri sering menjalar ke bokong, belakang paha, dan kedua
tungkai, nyeri sering menjalar ke bokong, belakang paha dan kedua tungkai.nyeri

tidak timbul karena adanya stress spesifik pada kolumna vertebralis

(membungkuk, batuk dan lain-lain).

3. LBP Neurogenik

Nyeri sangat hebat, bersifat menetap, sedikit berkurang pada saat beridiri tenang,

terutama dirasakan pada malam hari. Nyeri dapat dibangkitkan oleh aktivitas, dan

rasa nyeri akan berkurang saat penderita berbaring,sering di dapat kompresi akar

saraf, ditemukan juga spasme otot praravertebralis.

4. LBP Spondilogenik

Yang sering ditemukan adalah :

a. HNP : Nyeri disertai iskialgia, dirasakan sebagai nyeri pinggang,

menjalar ke bokong, paha belakang tumit sampai telapak kaki.

b. Miofasial : Nyeri akibat trauma pada otot fasia atau ligamen, keluhan

berupa nyeri daerah pinggang, kurang dapat dilokasikan dengan tepat,

timbul mendadak waktu melakukan gerakan yang melampaui batas

kemampuan ototnya.

c. Keganasan : tumor ganas pada daerah vertebrae dapat bersifat primer

atau sekunder. Pada foto rontgen terlihat adanya destruksi,

pemeriksaan laboratorium terlihat adanya peningkatan alkali fostase.


16

d. Osteoporotik : terjadi pada lansia terutama wanita, nyeri bersifat pegal

atau nyeri radikuler karena adanya fraktur kompresi sebagai

komplikasi osteoporosis tulang belakang.

5. LBP Psikogenik

keluhan nyeri hebat tidak seimbang dengan kelainan organik yang ditemukan,

penderita memilih suatu mekanisme pembelaan terhadap ancaman rasa amannya

dengan menghindarkan diri bila tidak melakukan hal tertentu. Keadaan ini

menyebabkan otot-otot dalam keadaan tegang sehingga meningkatkan spasme

otot dan timbul rasa nyeri.

III.3.6. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Harsono, (2000) ada 4 pemeriksaan fisik, sebagai berikut:

1. Observasi : amati cara berjalan penderita pada waktu masuk ruangan

pemeriksaan, juga cara duduk disukainya. Bila berbincang, diseret, kaku

(merupakan indikasi untuk pemeriksaan neurologis) amati juga apakah

perilaku penderita konsisten dengan keluhan nyerinya (kemungkinan

kelebihan psikiatrik)

2. Inspeksi : untuk kolumna vertebralis (lumbal dan lumbopsakral) berikut

deformitasnya, serta gerakan tulang belakang, seperti fleksi ke depan,

ekstensi ke belakang, fleksi ke lateral kanan dan kiri.

3. Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal sehingga

penderita berjalan sangat hati-hati.


4. Palpasi : apakah terdapat nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-

otot di samping tulang belakang? Apakah tekanan dari di antara dua

prosessus spinosus menimbulkan rasa nyeri?

III.3.7.Perawatan Low Back Pain di Rumah

a. Kompres panas atau dingin untuk membantu mengurangi rasa nyeri

selama 20 menit. Dapat dilakukan 2 sampai 3 kali dalam sehari.

b. Peregangan: Membantu mengurangi tekanan pada saraf. Lakukan

selama 30 detik.

c. Mengurangi rasa sakit dengan obat

III.3.11. Alat Ukur Oswestry Disability Index (ODI)

Menurut Fairbank (2000) Oswestry Disability Index (ODI) telah menjadi

salah satu pokok kondisi ukuran hasil tertentu yang digunakan dalam pengelolaan

gangguan tulang belakang pasien dengan cara-cara perhitungan yang telah

ditentukan.

Cara perhitungannya cukup tambahkan poin kuisoner yang ditulis pasien

untuk setiap bagian dan masukkan pada rumus berikut :

Rumus :

Total Nilai x 100 = ... %

50
18

Dengan tingkatan hasil :

0% - 20% →Minimal disability : Pasien dapat melakukan aktivitas

sehari-hari tanpa terganggu oleh rasa nyeri

21% - 40% →Moderate disability : Pasien merasakan nyeri yang lebih dan

mulai kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti duduk,

mengangkat barang dan berdiri

41% - 60% →Severe disability : Nyeri terasa sepanjang waktu dan

aktivitas sehari-hari mulai terganggu karena rasa nyeri

61% - 80% →Crippledd : Nyeri yang timbul mengganggu seluruh

aktivitas sehari-hari

81% - 100% → Pasien sudah sangat tersiksa oleh nyeri yang timbul

III.4. Nyeri Punggung Bawah Secara Akupunktur

III.4.1. Definisi Akupunktur dan Teknik Akupunktur

Akupunktur adalah cara pengobatan dengan cara menusuk jarum dan berasal dari

kata Acus = jarum dan Puncture = tusuk dan dalam bahasa china disebut sebagai

Cen Jiu. Akupunktur sebagai salah satu pengobatan tertua dengan pencatatan di

China ±500 tahun yang lalu dalam buku Kaisar Kuning “The Yellow Emperor of

Internal Medicine” atau “Huang Ti Nei Ching”. Titik Akupunktur adalah titik

pada permukaan tubuh yang dapat ditusuk dengan jarum Akupunktur atau di

hangati dengan moksa, serta dapat menimbulkan keseimbangan Yin Yang dalam

tubuh. (Saputra, 2005)


Teknik rencana terapi Akupunktur menurut Saputra, (2005) yaitu penetapan alat

terapi yang digunakan (jarum, moksa, jarum dan moksa), pemilihan titik-titik

Akupunktur, penetapan teknik manipulasi, penetapan seri dan frekuensi terapi,

dan pengaturan tindakan pencegahan.

III.4.2. Etiologi Menurut Akupunktur

Menurut pandangan ilmu Akupunktur, nyeri pinggang bawah termasuk

dalam sindrom Bi. Sindrom Bi adalah suatu keadaan terjadinya obstruksi dan

stagnasi akibat dari tidak lancarnya sirkulasi Qi dan Xue. Sindrom Bi ditandai

dengan gejala berupa adanya nyeri otot, kekakuan otot, pembengkakan, adanya

deformitas yang menghambat pergerakan sehingga menimbulkan keterbatasan

gerak pada pasien. (Gongwang, 1996)

III.4.3. Pengertian Titik Akupunktur

Titik Akupunktur merupakan suatu area yang spesifik, dimana Qi dari

organ Zang Fu ditransformasikan oleh meridian ke permukaan tubuh, sehingga

terapi Akupunktur, moksibusi dan terapi lain diterima tubuh melalui eksternal

stimulasi. Titik Akupunktur terletak sepanjang meridian. Titik Akupunktur

mempunyai hubungan yang erat dengan meridian dan kolateral, sehingga titik

Akupunktur tidak terletak di permukaan saja, tetapi berhubungan satu sama

lainnya dan berfungsi menghubungkan jaringan organ dalam dengan organ

lainnya. (Saputra, 2005)


20

III.4.4. Titik Akupunktur

Titik Akupunktur yang di gunakan untuk penelitian BL 20 (Pishu), BL 23

(Shenshu), BL 40 (Weizhong) dan BL 58 (Feiyang)

III.4.4. Titik Akupunktur BL 20 (Pishu)


Sumber : Ogal, Hans P (1999).

III.4.4. Titik Akupunktur BL 23 (Shenshu)


Sumber : Ogal, Hans P, 1999.The Seirin Pictorial Atlas Of Acupuncture.
III.4.4. Titik Akupunktur BL 40 (Weizhong)
Sumber : Ogal, Hans P, 1999.The Seirin Pictorial Atlas Of Acupuncture.

III.4.4. Titik Akupunktur BL 58 (Feiyang)


Sumber : Ogal, Hans P, 1999.The Seirin Pictorial Atlas Of Acupuncture.
22

III.4.5. Regio Pinggang Dalam Pandangan Akupunktur

Dalam Akupunktur berlaku hukum dengan pendekatan holistik yang

menyatakan bahwa suatu organ atau regio tubuh saling berpengaruh terhadadap

sistem lain dan bahwa suatu organ atau regio tubuh saling berpengaruh terhadap

sistem lain dan dalam hal ini dihubungkan oleh saluran energi yang disebut

meridian. Regio pinggang dilampaui oleh banyak meridian yang berasal dari

ekstremitas inferior dan ditempati oleh beberapa organ, terutama ginjal sebagai

LBP diartikan dengan kelainan energi organ ginjal atau kelainan meridian yang

melampaui daerah tersebut, yaitu kandung kencing. (Saputra, 2005)

III.4.6. Mekanisme Akupunktur Analgesia pada LBP

Fenomena analgesia pada Akupunktur dapat di jelaskan baik dari mekanisme

neural maupun non neural dan setiap mekanisme tergantung pada tipe stimulus

dan lokasi rangsangan. Salah satu fenomena analgesia Akupunktur tipe neural

adalah Akupunktur segmental yang berhubungan dengan segmen spinal dimana

pada penelitian efek tidak hilang oleh pemberian naloxone. Analgesia Akupunktur

pada daerah pinggang adalah tipe segmental, oleh karenanya dilakukan langsung

pada setinggi segmental dan memanfaatkan meridian kandung kencing yang

sejajar dengan garis meridian tepat pada otot para spinal dorsalis dan terletak pada

vertebra lumbalis. (Saputra, 2005)

III.4.7. Nyeri Pinggang Bawah Dari Sudut Akupunktur

Dalam pandangan ilmu Akupunktur nyeri pinggang bawah sangat erat di

hubungkan dengan kelainan pada ginjal yang terletak pada lumbal atau tempat

melekatnya ginjal, sehingga apabila ada kelainan pada ginjal maka sebagai
gejalanya adalah nyeri pada daerah lumbal. Faktor yang menyebabkan terjadinya

nyeri punggung bawah menurut ilmu Akupunktur : serangan PPL (penyebab

penyakit luar) dingin dan lembab, defisiensi qi ginjal, dan faktor trauma. (Cheng,

1987)

III.4.8. Etiologi dan Pathogenesis

Sindrom Bi adalah suatu keadaan obstruksi atau terganggunya sirkulasi qi dan

xue. Sindrom Bi ditandai oleh nyeri sendi yang biasanya nyeri otot,

pembengkakan, deformitas atau perubahan bentuk sendi yang mengakibatkan

terbatasnya pergerakan. (Cheng, 1987)

a) Serangan oleh PPL (penyebab penyakit luar) dingin dan lembab

Nyeri pinggang bawah terjadi karena obstruksi dari sirkulasi qi di dalam meridian

dan colateral. Faktor yang mempercepat obtruksi dari sirkulasi qi adalah adanya

dingin dan lembab, yang bisa terjadi oleh karena terlalu lama terpapar oleh hujan,

berendam dalam air terlalu lama, dan lembab yang disebabkan oleh pengeluaran

keringat dalam jangka yang cukup lama.

Defisiensi Qi ginjal

Nyeri pinggang bawah biasanya disebabkan karena aktivitas seksual yang

berlebihan sehingga mengkonsumsi essence dan qi dan berakibat kurangnya

nutrisi pada meridian di daerah lumbal.

b) Trauma
24

Trauma dapat mengakibatkan terganggunya qi dan xue pada meridian dan

kolateral, yang mengacu pada stagnasi qi dan xue dan menyebabkan nyeri

pinggang bawah.

III.4.9. Diferensiasi Sindrom

Ada 3 difisiensi sindrom untuk nyeri pinggang bawah (Cheng, 1987) yaitu :

a) Dingin lembab

Gejala utama : nyeri pinggang bawah biasanya terjadi setelah terpapar angin

dingin dan lembab yang mengakibatkan : rasa berat dan kekakuan pada otot

daerah lumbar sehingga gerak flexi dan extensi jadi terbatas, rasa nyeri yang

menjalar ke pantat dan lengket, nadi lemah dan dalam atau lambat dan dalam.

Analisis : faktor pathogen dingin dan lembab mempunyai karakteristik

kental dan menyebabkan stagnasi sehingga menghambat aliran qi dan xue di

meridian dan collateral yang mengakibatkan rasa berat , perasaan dingin, nyeri

pada daerah lumbar, dan keterbatasan gerak extensi dan flexi tulang belakang.

Stagnasi qi dan xue akan menjadi lebih buruk dimusim hujan dan rasa nyeri akan

bertambah sakit. Akumulasi dari dingin dan lembab akan menunjukkan pada

keadaan selaput lidah putih dan lengket, nadi lemah, dan dalam atau lambat dan

dalam.

b) Defisiensi qi Ginjal

Gejala utama : pada keadaan yang serius dapat menyebabkan rasa nyeri dan rasa

sakit yang berkepanjangan disertai kelemahan pada pinggang bawah dan lutut.

Defisiensi Yang qi ginjal menyebabkan rasa seperti kejang pada otot pinggang
bawah, wajah terlihat pucat, extrimitas yang terasa dingin, lidah pucat, nadi dalam

dan thready atau dalam dan pelan. Kasus defisiensi Yin ginjal dapat menimbulkan

: mudah marah atau perasaan sensitive, gangguan tidur, tenggorokan dan mulut

kering, rasa demam di daerah dada, telapak tangan dan kaki, lidah merah dengan

selaput tebal, nadi thready dan lemah atau thready dan cepat.

Analisis : peranan ginjal adalah menguasai tulang, menghasilkan sumsum tulang,

dan mensuplai essense. Pada saat essense ginjal tidak mencukupi maka yang

terjadi adalah tulang kekurangan sumsum tulang yang mengakibatkan rasa sakit

dan nyeri pada daerah lumbar serta kelemahan pada lutut. Rasa nyeri dapat

berkurang jika beristirahat yang cukup, pada keadaan Defisiensi Yang qi ginjal,

ginjal gagal dalam fungsinya untuk menghangatkan perut bagian bawah dan

extremitas bawah maka akan menimbulkan rasa kram atau tegang pada otot

pinggang bawah dan ekxtremitas terasa dingin. Definisi Yang menyebabkan

wajah terlihat pucat, lidah pucat, nadi dalam dan theady atau dalam dan pelan.

Sedangkan Defisiensi Yin menyebabkan air dari ginjal tidak bisa naik keatas untuk

mengurangi panas dari api jantung yang mengakibatkan kepekaan rasa atau

mudah marah dan gangguan tidur. Defisiensi Yin menyebabkan panas dalam

tubuh berlebihan dan tidak terkontrol dan ditandai dengan rasa berdebar atau

demam daerah dada, panas ditelapak tangan da dan telapak kaki, mulut dan

tenggorokan terasa kering, lidah merag dengan selaput tipis, nadi theady dan

cepat.
26

c) Trauma

Trauma yang dimaksud adalah trauma oleh kesalahan sikap saat bekerja. Gejala

utama : kekakuan dan nyeri pada pinggang bawah biasanya dirasakan pada daerah

tertentu dan bertambah parah oleh tekanan dan putaran tubuh. Gejala ini ditandai

lidah berwarna merah muda atau ada warna keunguan yang menandai stagnasi,

nadi yang kencang seperti senar.

Analisis : ketegangan atau kekakuan otot yang di akibatkan oleh trauma pada

daerah lumbar menyebabkan tidak lancarnya aliran qi dan xue dan berkelanjutan

kearah stagnasi daerah darah pada meridian dan collateral yang mengakibatkan

rasa nyeri bertambah parah oleh penekanan. Nadi kencang seperti senar

menandakan adanya nyeri,warna kebiruan pada otot lidah menandakan adanya

stagnasi darah.

III.4.10. Penjelasan Titik Akupunktur dan Akupunktur Ditambah Moksa

Yang Digunakan Untuk Terap Nyeri Pinggang Bawah.

Shenshu (BL23) digunakan untuk membangkitkan atau menguatkan qi

ginjal, sedangkan Pishu (BL20) merupakan titik yang berfungsi untuk menguatkan

qi limpa. Limpa adalah organ yang menguasai otot dan berfungsi untuk trasportasi

yang memberikan nutrisi keseluruh organ. Weizhong (BL40) merupakan titik jauh

yang penting dan titik dominan daerah pinggang bawah. Feiyang (BL58) adalah

titik lou meridian BL yang berfungsi menyeimbangkan aliran qi antar meridian

berpasangan. Kombinasi titik-titik tersebut bekerja secara simultan. Akibatnya,

otot-otot daerah pinggang bawah menjadi rileks sekaligus dapat memperlancar

peredaran darah. (Cheng, 1987)


Nyeri pinggang bawah yang disebabkan oleh faktor lembab dingin,

penggunaan moksa sebagai kombinasi pada Shenshu (BL23) dan Yaoyangquan

(DU3) bertujuan untuk mengusir faktor lembab dingin. Pemberian moksa

dilakukan sepanjang meridian DU dan BL yang bertujuan untuk memperlancarkan

qi meridian tersebut. Titik Dazhangshu (BL25) dan Guanyuanshu (BL26) juga

berfungsi untuk mengusir dingin lembab, menghilangkan obstruksi pada meridian,

dan mengurangi nyeri.

(Dharmojono, 1999)

Titik Mingmen (DU4) dan Yaoyan (Ekstra) dipakai untuk menguatkan

Yang ginjal. Zhishi (BL52) dan Taixi (KI3) diambil tujuan memperkuat Yin ginjal.

Titik Renzhong (DU26) merupakan titik jauh yang relatif untuk mengatasi

kekakuan dan nyeri pada daerah lumbar. Titik Yaotongxue (Extra) merupakan titik

pengalaman yang digunakan untuk trauma atau keseleo pada daerah lumbar. Titik

Pishu (BL20) berfungsi untuk menguatkan qi limpa, limpa adalah organ yang

menguasai otot dan memberikan nutrisi keseluruh organ dan jaringan sedangkan

titik Chengsan (BL57) digunakan untuk kasus spasme otot gastrocnemius dan

nyeri pinggang bagian bawah. (Dharmojono, 1999)

III.5.Tujuan Terapi Akupunktur Untuk Low Back Pain

Menurut Saputra (2005) ada 3 Tujuan Terapi Akupunktur pada nyeri punggung

bawah, yaitu :

1. Akupunktur untuk tujuan terapi nyeri pinggang bawah dapat dimanfaatkan

bersama terapi fisik lain untuk meningkatkan kualitas hidup penderita


28

2. Pemanfaatan Akupunktur untuk terapi nyeri pinggang bawah harus

diperhatikan kontra indikasi terutama pada penderita usia lanjut yang

menggunakan pace maker dan gangguan irama jantung.

3. Akupunktur untuk terapi nyeri pinggang bawah dimanfaatkan untuk

penyebab anatomis yang tidak jelas, atau sebagai terapi nyeri sebelum

terapi pembedahan dilakukan.

III.6. Moksa (Moksibution)

Moksibusi adalah cara pengobatan tradisional yang menggunakan moksa (MoE-

Kuasa = ramuan daun-daunan yang dibakar), dari bahan daun Ay atau Arthemesia

Vulgaris, yang dibakar diatas titik-titik Akupunktur tertentu. Pemanasan ini atau

panas yang ditimbulkan terletak titik Akupunktur yang dituju, yang kemudian

akan disalurkan melalui meridian yang bersangkutan sehingga diharapkan akan

menimbulkan reaksi pengobatan dan pencegahan penyakit yang direncanakan.

(Saputra dkk, 2005)

Terapi dengan Moksibusi atau dikenal pula dengan istilah Thermogenotherapy,

yang berarti terapi dengan mempergunakan Panas, ialah cara pengobatan

tradisional suatu penyakit dengan membakar semacam ramuan yangdisebut “wol-

moksa” untuk menghasilkan panas pada titik-titik Akupunktur atau lokasi-lokasi

tertentudi tubuh manusia. (Calehr, 1993)

Moksibusi memperlakukan penyakit dengan menerapkan poin atau lokasi tertentu

dari tubuh manusia. Bahan yang digunakan adalah terutama "moksa wol" dalam

bentuk kerucut atau stick. Selama berabad-abad, moksa dan akupunktur telah
digabungkan dalam praktek klinis. "Sebuah penyakit yang mungkin tidak

diperlakukan oleh akupunktur dapat diobati dengan moksa". (Calehr, 1993)

III.6. 1. Tujuan Moksa

Menurut Saputra, (2005) ada 4 Tujuan pada moksa yaitu, sebagai berikut :

1. Menghangati Qi Xue supaya lancar

2. Mengusir penyebab penyakit dingin

3. Menghangatkan Yang

4. Menambah kekuatan Yang

III.6. 2. Teknik Moksibusi

Menurut Saputra, (2005) ada 2 Teknik Moksibusi yaitu Teknik moksibusi yang

dimaksudkan untuk mendapatkan efek Pu yaitu api dibiarkan mati sendiri,

kemudian titik Akupunktur yang dimaksud ditekan dan efek Sie yaitu api

merangsang tidak kontiyu dengan cara moksa di tiup-tiup atau diangkat naik turun

dan titik Akupunktur dibiarkan saja dan jangan ditekan.

III.6. 3. Macam-Macam Moksa

Menurut Saputra, (2005) ada 2 Macam Moksa, yaitu :

a. Bentuk Kerucut, moksa bentuk kerucut dapat digunakan untuk

moksibusi cara langsung dan cara tak langsung.


30

b. Moksibusi Moksa Silinder, moksa bentuk silinder dapat digunakan

untuk moksibusi cara langsung cara mematuk, cara rotasi dan cara

jarum panas.

Gambar. III.6.3. Moksa


Kerucut (Cheng Xinnong 1987)

Gambar. III. 6.3. Moksibusi Moksa Silinder


Sumber : Kosnadi, dkk (2005).Akupunktur Indonesia.

III.6. 4. Moksibusi Moksa Kerucut

Menurut Saputra, (2005) ada 2 Cara menggunakan Moksa, yaitu :

1. Cara Langsung
Untuk melakukan cara ini, daerah yang akan dimoksa terlebih dahulu diolesi

degan parafin

Gambar.III.6.4.1. Moksa Langsung


Sumber : Cheng Xinnong, 1987.Chinese Acupuncture and Moxibustion.

a. Cara tidak menghilangkan bekas. Setelah titik Akupunktur diolesi

dengan parafin, kerucut diletakkan di atasnya, lalu dibakar. Setelah

terasa panas yang menyengat, moksa di angkat dengan capit dan bila

perlu diganti moksa baru.

b. Cara meninggalkan bekas. Setelah titik Akupunktur diolesi dengan

parafin , kercut di letakkan di atasnya lalu dibakar. Walaupun telah

terasa panas yang menyengat, moksa dibiarkan terbakar terus sampai

habis.

2. Cara Tidak Langsung

Cara ini dilakukan dengan memberikan penyekat antara kerucut moksa

dan kulit. Penyekat dapat berupa selapis garam dapur atau se iris jahe

setebal beberapa milimeter dilakukan pada Sen Cie (umbilikus). Moksa


32

kerucut diletakkan diatas penyekat lalu dibakar. Moksa kerucut diletakkan

diatas penyengat, lalu dibakar.

Gambar. III.6. 4.2. Moksa Tidak Langsung


Sumber : Cheng Xinnong, 1987.Chinese Acupuncture and Moxibustion.

III.6. 5. Moksibusi Dengan Jarum

Moksa yang dipotong dilakukan pada jarum yang dipanaskan dengan

menggunakan moksa yang ditancapkan pada ganggang jarum lalu moksa di bakar.

Sebelum jarum di tancapkan dalam satu titik, moksa potong di tancapkan pada

ganggang jarum sehingga menyebabkan sensasi panas di sekitar titik. Metode

fungsi ini untuk menghangatkan meridian dan aliran bebas dari qi dan darah

sehingga dapat mengobati nyeri sendi yang disebabkan oleh dingin basah, mati

rasa dengan sensasi dingin dan kelumpuhan. (Cheng, 1987)


Gambar. III.6. 5. Moksa dengan Jarum
Sumber : Cheng Xinnong, 1987.Chinese Acupuncture and Moxibustion.

III.6.6. Penerapan Moksa (Moksibusi)

Menurut Cheng (1987), ada beberapa penerapan moksibusi, yaitu:

1. Proses dan volume untuk moksibusi

"Moksibusi umumnya diterapkan untuk bagian Yang pertama, bagian Yin; klinis

itu diterapkan untuk bagian atas pertama dan bagian bawah ". Perlakukan ini

dilakukan pada daerah perut, seluruh tubuh dan empat ekstremitas kedua. Tetapi

urutan harus diberikan sesuai dengan kondisi patologis.

Volume untuk moksibusi, termasuk ukuran moksa kerucut atau durasi aplikasi

moksa batang harus sejajar dengan pasien kondisi patologis, konstitusi umum,

usia dan tempat di mana moksibusi diterapkan. Umumnya, 3-7 moksa digunakan

untuk setiap titik, dan 10-15 menit dari moksa stick.

1) Kontra indikasi

1. Excesss syndrome sindrom panas (termasuk demam tinggi, pilek atau panas

karena kekurangan yin) tidak diperbolehkan untuk dirawat oleh moksibusi. Hal ini
34

dinyatakan dalam risalah tentang penyakit demam bahwa "pasien dengan denyut

nadi lemah dan cepat tidak di perbolehkan diobati dengan moksa, dampak dapat

menghasilkan internal yang kuat", yang menunjukkan bahwa moxibustion dapat

membawa hasil yang buruk.

2. Jaringan parut moksibusi tidak harus diterapkan disekitar wajah dan kepala, dan

daerah di sekitar pembuluh darah besar. Ada titik-titik tertentu yang dianjurkan

untuk akupunktur, tetapi tidak cocok untuk moksibusi, karena kebanyakan dari

mereka yang dekat dengan organ vital atau arteri.

3. daerah perut dan daerah lumbosakral dari wanita hamil tidak diperbolehkan

untuk menggunakan moxibustion.

III.6.7 Senam Latihan Untuk Punggung

1. Menggerakan panggul

Untuk meregangkan otot-otot punggung dan memperkuat otot

perut. Kedua lutut ditekuk atau diluruskan. Kencangkan perut

bersamaan dengan mengencangkan bokong tekan pinggang

bawah ke lantai.

Gambar. III.6.6. Menggerakan Panggul


Sumber: dr.cielia luna – reyes. center santa thomas unversity hospital
2. Satu lutut ke dada

Untuk meregangkan pinggang bawah, bokong dan pinggul

tarik salah satu ke dada, lutut lainnya tetap lurus dibawah.

Lakukan secara bergantian.

Gambar. III.6.7. Satu lutut ke dada


Sumber: dr.cielia luna – reyes. center santa thomas unversity hospital

3. Dua lutut ke dada

Untuk meregangkan pinggasng bawah, bokong dan pinggul.

Tarik kedua lutut ke dada, lalu turunkan kedua kaki ke

bawah dan luruskan kedua lutut.

Gambar. III.6.8. Dua lutut ke dada


Sumber: dr.cielia luna – reyes. center santa thomas unversity hospital

4. Memutar pinggang bawah

Untuk meregangkan pinggang bawah, pinggul dan otot

lintang perut. Telapak kaki ke lantai, kedua lutut ditekuk

dan jatuhkan kesalah satu sisi, tubuh bagian atas tetap lurus,

miringkan kepala ke arah yang berlawanan. Lakukan pada


36

sisi yang berlainan.

Gambar. III.6. 5. Memutar pinggang


Sumber: dr.cielia luna – reyes. center santa thomas unversity hospital
BAB IV

KERANGKA KONSEP

IV.1. Kerangka Konseptual

Faktor penyebab secara

konvensional :

1. Traumatik
Fisioterapi
2. Degeneratif
Obat Nyeri

3. Inflamasi Herbal

4. Gangguan Metabolisme

5. Neoplasma

6. Kongenital

Nyeri pinggang Intensitas


Faktor penyebab menurut ilmu nyeri
bawah
akupuntur :
Pengobatan nyeri pinggang bawah
1. Dingin dan lembab
menggunakan :

2. Defisiensi ginjal Akupuntur

Keterangan :
Moksibusi
_ _ _ _ _ _ _ _ : Tidak diteliti

: Diteliti
senam untuk punggung
38

Faktor penyebab nyeri pinggang bawah secara konvensional adalah

Traumatik, Degeneratif , Inflamasi, Gangguan Metabolisme, Neoplasma,

Kongenital, Referred Pain, Gangguan Sirkulatorik, dan Psikoneurotik.

Faktor penyebab menurut ilmu Akupunktur adalah Dingin dan lembab,

Defisiensi ginjal, dan Trauma. Dengan penelitian ini yang akan diteliti

adalah penggunaan Akupunktur ditambah moksa dengan kombinasi senam

untuk punggung pada titik BL23 Shenshu, BL20 Pishu, BL40 Weizhong,

dan BL58 Feiyang, dimana subjek penelitian diberi stimulasi Akupunktur

dan moksa untuk mempengaruhi nyeri pinggang bawah dan pada akhirnya

mempengaruhi kualitas hidup.

IV.2. Hipotesis

H0 : tidak ada perbedaan pengaruh akupunktur dengan kombinasi

akupunktur, moksibusi, senam untuk punggung terhadap perubahan

intensitas nyari pada lansia di klinik Median Surabaya bulan September

2021- agustus 2022

H1 : ada perbedaan pengaruh akupunktur dengan kombinasi

akupunktur, moksibusi, senam untuk punggung terhadap perubahan

intensitas nyari pada lansia di klinik Median Surabaya bulan September

2021- agustus 2022


BAB V

METODE PENELITIAN

V.1 Jenis dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Eksperimental Semu

dengan menggunakan model Non Randomized Pre Post Tes Control

GroupDesign. Rancangan ini menggunakan dua kelompok subjek, dimana pada

dua kelompok tersebut akan dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah

perbandingan pengaruh akupunktur dengan kombinasi akupunktur, moksibusi,

senam untuk punggung terhadap perubahan intensitas nyari pada lansia di klinik

Median Surabaya yang kemudian akan dibandingkan.

V.2. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan subyek penelitian. Penelitian

mengambil populasi penelitian dari seluruh penderita nyeri pinggang bawah yang

berobat di klinik Median jl. Dharma Husada No.27, Surabaya.

V.3. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang akan diteliti. Sampel penelitian ini terdiri dari 10 orang dibagi

dalam 2 kelompok yaitu 5 orang untuk terapi Akupunktur dan 5 orang untuk

pemberian moksa dengan kombinasi senam untuk punggung.


40

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling.

Sampel diambil secara langsung dengan memperhatikan kriteria inklusi dan

ekslusi.

Berikut ini kriteria inklusi dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Responden laki-laki dan perempuan penderita nyeri pinggang bawah

dengan menggunakan skala ODI (Oswestry Disability Index)

2. Responden berumur 60 - 75 tahun

3. Responden mampu berkomunikasi dengan baik untuk dapat dilakukan

wawancara atau menjawab kuesioner

4. Responden memberikan ijin untuk bersedia di teliti dan di terapi

(bersedia menandatangani Informed Concent)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini, adalah :

1. Responden yang tidak mampu mendengar atau tuli dan bisu sehingga

tidak mampu di ajak untuk komunikasi dengan baik

2. Responden yang mengalami gangguan jiwa

3. Responden yang tidak memberikan ijin dan tidak bersedia untuk

diteliti

V.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

V.4.1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Klinik Median, Jl. Dharma Husada No.27 Surabaya.
V.4.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan September 2021 sampai

Agustus 2022.

Tabel V.I. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags

2021 2021 2021 2021 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022

1 Pembuatan

Proposal
√ √ √ √

2 Konsultasi

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Pengumpulan

Data
√ √ √ √

4 Penelitian

√ √ √ √

5 Ujian √
42

V.5 Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (independent)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Akupunktur dengan Kombinasi

akupunktur, moksibusi dan senam untuk punggung

2. Variabel Tergantung (dependent)

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah intensitas nyeri pada lansia yang

menderita nyeri pinggang bawah.

V.5.1.1 Hubungan Variabel

Variabel Independent Variabel Dependent

pada lansia yang


Akupuntur
menderita nyeri

Gambar V.1 Hubungan Variabel


V.5.2. Definisi Operasional Variabel

Tabel V.3. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Alat ukur Kriteria Skala

Operasional

Usia Usia terhitung dari KTP 60-65 tahun Interval

tanggal lahir
66-70 tahun
sampai saat
71-75 tahun
melakukan terapi

(dalam tahunan)

Jenis Kelamin Jenis kelamin KTP Laki-Laki Nominal

penderita nyeri
Perempuan
pinggang bawah

yang

memanfaatkan

terapi Akupunktur

Pekerjaan Jenis pekerjaan KTP Pensiun Nominal

penderita nyeri
Wirausaha
pinggang bawah
Ibu Rumah Tangga
yang

memanfaatkan Wiraswasta

terapi Akupunktur
44

Variabel Definisi Cara Kriteria Skala

Operasional Pengukuran

Moksibusi Moksibusi - - Nominal

(Moxa)

merupakan

praktek

pembakaran

ramuan mugwort

(armetisia

vulgaris) melalui

titik akupuntur

Senam bentuk latihan - - Nominal

punggung tubuh yang

terpilih dan

dikonstruk

dengan sengaja,

dilakukan secara

sadar dan

terencana dengan

tujuan

meningkatkan

kesegaran jasmani
Variabel Devinisi Alat ukur Kriteria Skala

Operasional

Nyeri Nyeri yang ODI 0% - 20% Ordinal

punggung dirasakan pada →Minimal disability

bawah daerah punggung


21% - 40%
bawah
→Moderate disability

41% - 60%

→Severe

disability

61% - 80%

→Crippled
BL 20 Pishu, 1.5cun lateral ke - - nominal

batas bawah

proses spinose

BL23 Shenshu Titik tengah dari - - nominal

lipatan transversal

darifossa popliteal

BL40 titik tengah - - nominal

weizhong lipatan poplitea

BL 58 feiyang 7 cun diatas - - nominal

kunlun bl 60
46

V.6 Metode Pengumpulan Data Primer

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah pengumpulan data primer yang didapat dengan metode observasi

berdasarkan informasi yang didapat dengan bertanya langsung kepada responden

dan informasi langsung dengan menggunakan kuesinoer Oswestry Disability

Index sebagai alat pengumpulan data.

V.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan data dalam penelitian dapat

dilakukan dengan cara mengisi kuesioner pemeriksaan untuk menderita nyeri

pinggang bawah dan melakukan observasi responden penelitian. Kuesioner

digunakan untuk mengumpulan data lansia menderita nyeri pinggang bawah,

sedangkan observasi digunakan untuk mengamati pengaruh terapi akupunktur

ditambah moksa.Pengisian kuisioner dilakukan sendiri oleh responden dan di

bantu oleh terapis jika pasien mengalami kesulitan dalam pengisian kuisioner.
V.8. Kerangka Kerja

Responden

Dipilih sesuai kriteria inklusi

Informed Consent

Pengisian Kuisioner ODI dan Penilaian Skala Nyeri sebelum di lakukan Terapi (ODI 0)

Terapi Akupuntur 1-5 Kombinasi akupunktur, moksibusi, d


untuk punggung 1-5

Evaluasi setelah 5x (ODI 1)

Evaluasi setelah 5x terapi (ODI 1)

Terapi Akupuntur 6-8

Kombinasi akupunktur,
moksibusi, dan senam untuk punggu

Evaluasisetelah8x terapi (ODI 2) Hasil Evaluasi Setelah Terapi ke 8

Evaluasi setelah 8x terapi

(ODI 2)
Perbandingan dan Kesimpulan
48

Gambar V.8. Kerangka Kerja

Keterangan :

1. Pengambilan data awal lansia Nyeri Pinggang Bawah di Klinik Median

2. Pengambilan data pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi

3. Mengisi kuisioner ODI yang sesuai dengan jawaban responden dan

langsung melakukan pengukuran tingkat nyeri sebelum dilakukan terapi

4. Peneliti membagi responden 2 kelompok yaitu responden dilakukan

akupunktur dan responden dilakukan terapi akupunktur ditambah

moksibusi dan senam untuk pungggung

5. Kelompok Akupunktur pada titik BL 20 Pishu, BL23 Shenshu, BL40

Weizhong, BL58 Feiyang dengan menggunakan jarum Akupunktur 1½

cun. Penusukan dilakukan pada kedua kaki sisi kanan dan sisi kiri dan

pinggang bawah. Jadwal terapi dua kali selama seminggu selama delapan

kali terapi.

6. Kelompok akpunktur ditambah moksibusi dan senam untuk punggung

pada titik BL 20 Pishu, BL23 Shenshu, BL40 Weizhong, BL58 Feiyang,

menggunakan jarum 1 cun, sudut jarum tegak lurus terapi Akupunktur

dilakukan selama 20 menit Jadwal terapi dua kali dalam seminggu selama

delapan kali terapi, manipulasi yang dilakukan Tonifikasi (penguatan).

7. Dilakukan pencabutan jarum setelah waktu sudah selesai 20 menit.


8. Terapi akupunktur maupun akupunktur ditambah moksibusi dan senam

untuk punggung dilakukan hingga 8 kali dan dilakukan kuesioner sebelum

diterapi akupunktur ke 1 (ODI 0) setelah diterapi akupunktur ke 5 ( ODI

1) dan setelah diterapi akupunktur ke 8 (ODI 2 ).

9. Setelah hasil semua kuesioner dikumpulkan, kemudian hasil

dibandingkan.
50

BAB VI

HASIL PENELITIAN

VI.I. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Median. Populasi dalam penelitian ini

seluruhnya adalah penderita LBP (Nyeri Pinggang Bawah) sebanyak 10

Responden.

VI.2. Karakteristik Responden Penderita LBP

1. Data usia Responden Nyeri Pinggang Bawah yang menjalani terapi

Akupunktur dan Akupunktur ditambah moksa dengan kombinasi

senam untuk punggung

Tabel VI.2.1. Usia Responden Nyeri Pinggang Bawah yang menjalani

terapi Akupunktur dan Akupunktur ditambah moksa dengan kombinasi

senam untuk punggung.

Usia (Tahun) Jumlah Presentase (%)

(Orang)

60-65 7 70%

66-70 1 10%

71-75 2 20%

Total 10 100%
Usia Responden Nyeri Pinggang
Bawah

20%
60-65 Tahun
10% 66-70 Tahun

70% 71-75 Tahun

Dari data di atas menunjukan lebih banyak Usia 60-65 tahun

berjumlah 7 orang dengan presentase 70%, Usia 66-70 tahun berjumlah 1

orang dengan presentase 10%, sedangkan Usia 71-75 Tahun berjumlah 2

orang dengan presentase 20%.

2. Data Jenis Kelamin Nyeri Pinggang Bawah yang menjalani terapi

Akupunktur.

Tabel VI.2.2. Data Menurut Jenis Kelamin Nyeri Pinggang Bawah yang

menjalani terapi Akupunktur

No. Jenis Jumlah Presentase

Kelamin (%)

1. Perempua 6 60,0%

2. Laki-Laki 4 40,0%

Total 10 100%
52

Dari data di atas menunjukan bahwa yang menderita nyeri pinggang

bawah lebih banyak jenis kelamin perempuan berjumlah 6 responden

(60,0%), sedangkan jenis kelamin laki-laki berjumlah 4 responden

(40,0%).

3. Data Pekerjaan Responden Nyeri Pinggang Bawah yang menjalani

terapi Akupunktur dan Akupunktur ditambah moksa dengan kombinasi

senam untuk punggung.

Tabel VI.2.3. Data Pekerjaan Responden Nyeri Pinggang Bawah yang

menjalani terapi Akupunktur dan Akupunktur ditambah moksa dengan

kombinasi senam untuk punggung.


Pekerjaan Jumlah Presentase

Pensiun 3 30%

Wirausaha 1 10%

Ibu Rumah Tangga 3 30%

Wiraswasta 3 30%

Total 10 100%

Dari data di atas menunjukan bahwa penderita Nyeri Pinggang

Bawah dari Pekerja Pensiun, Wiraswasta dan Ibu Rumah Tangga

berjumlah 3 orang dengan presentase 30%, sedangkan Pekerja Wirausaha

berjumlah 1 orang dengan presentase 10%


54

VI.3. Pengaruh Sebelum dan Sesudah Pemberian Akupunktur terhadap

Perubahan Intensitas Nyeri pada Lansia pada penderita LBP

Tabel VI.3. Pengaruh Pemberian Akupunktur Terhadap Perubahan


Intensitas Nyeri pada Lansia Penderita LBP

No Responden ODI 0 ODI 1 ODI 2

1 18 28 4

2 50 18 3

3 20 8 0

4 6 3 0

5 12 3 0

Total 106 60 7

Rata-rata 10,6 6,0 0,7

Gambar VI.3. Pengaruh Pemberian Akupunktur Terhadap Perubahan


Intensitas Nyeri pada Lansia Penderita LBP
Tabel VI.3. Pengaruh Pemberian Akupunktur Terhadap
Perubahan Intensitas Nyeri pada Lansia Penderita LBP
60

50

40

30

20

10

1 2 3 4 5

ODI 0ODI 1ODI 2

Tabel VI.3 dan Gambar VI.3 diatas menunjukkan bahwa hasil rata-rata

skor ODI 0 (sebelum terapi) sebesar 10,6 skor ODI 1 (setelah 5x terapi)

sebesar 6,0 skor ODI 2 (setelah 8 x terapi) sebesar 0,7

Hasil rata-rata skor ODI tersebut menunjukan bahwa terjadi perubahan

nyeri pinggang bawah pada skor ODI sebelum dan sesudah diterapi

akupunktur. Uji statistik dengan uji Nonparametrik mengunakan uji

Wilcoxon Signed Rank Test ( lampiran 4 ) pada program SPSS Statistics

21 untuk mengetahui adanya perbedaan antara ODI 0, ODI 1 dan ODI 2

pada kelompok kontrol yaitu akupunktur. Uji statistik menunjukan hasil

bahwa nilai p<0,05 (p=0,005) yang berarti ada beda antara ODI 0 dan

ODI 1, nilai p<0,05 (p=0,005) yang berarti ada beda antara ODI 0 dan

ODI 2, nilai p<0,05 (p=0,005) yang berarti ada beda antara ODI 0 dan

ODI 2
56

VI.4. Pengaruh Sebelum dan Sesudah Pemberian Kombinasi Akupunktur,

Moksibusi, dan Senam untuk Punggung terhadap Perubahan

Intensitas Nyeri pada Lansia pada penderita LBP

Tabel VI.4. Pengaruh Pemberian Kombinasi Akupunktur, Moksibusi, dan


Senam untuk Punggung Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri pada Lansia
Penderita LBP

No Responden ODI 0 ODI 1 ODI 2

1 12 14 8

2 18 12 6

3 12 18 0

4 66 14 0

5 28 40 20

Total 136 98 28

Rata-rata 13,6 9,8 0,28

Gambar VI.4. Pengaruh Pemberian Kombinasi Akupunktur, Moksibusi


dan Senam untuk Punggung Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri pada
Lansia Penderita LBP
Tabel VI.4 Pengaruh Sebelum dan Sesudah Pemberian
Kombinasi Akupunktur, Moksibusi, dan Senam untuk Punggung terhadap Perubahan Intensitas Nyeri pada Lansia pada penderita

70

60

50

40

30

20

10
1 2 3 4 5
0
ODI 0ODI 1ODI 2

Tabel VI.4 dan Gambar VI.4 diatas menunjukkan bahwa hasil rata-rata

skor ODI 0 (sebelum terapi) sebesar 13,6 skor ODI 1 (setelah 5 x terapi)

sebesar 9,8 skor ODI 2 (setelah 8 x terapi) sebesar 0,28

Hasil rata-rata skor ODI tersebut menunjukan bahwa terjadi perubahan

nyeri pinggang bawah pada skor ODI sebelum dan sesudah diterapi

akupunktur, moksibusi dan senam untuk punggung. Uji statistik dengan uji

Nonparametrik mengunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test ( lampiran 4 )

pada program SPSS Statistics 21 untuk mengetahui adanya perbedaan

antara ODI 0, ODI 1 dan ODI 2 pada kelompok kontrol yaitu akupunktur.

Uji statistik menunjukan hasil bahwa nilai p<0,05 (p=0,005) yang berarti

ada beda antara ODI 0 dan ODI 1, nilai p<0,05 (p=0,005) yang berarti ada

beda antara ODI 1 dan ODI 2, nilai p<0,05(p=0,005) yang berarti ada beda

antara ODI 0 dan ODI 2


58

VI.5. Perbandingan Pengaruh Akupunktur dengan Kombinasi

Akupunktur, Moksibusi, dan Senam untuk Punggung terhadap

Perubahan Intensitas Nyeri pada Lansia Penderita LBP

Tabel VI.5. Perbandingan Pengaruh Akupunktur dengan Kombinasi


Akupunktur, Moksibusi, dan Senam untuk Punggung Terhadap Perubahan
Intensitas Nyeri pada Lansia Penderita LBP

Terapi ODI 0 ODI 1 ODI 2

Akupunktur 10,6 6,0 0,7

Akupunktur, Moksibusi, 13,6 9,8 0,28


dan Senam untuk
Punggung

Gambar VI.5. Perbandingan Pengaruh Akupunktur dengan Kombinasi


Akupunktur, Moksibusi, dan Senam untuk Punggung Terhadap Perubahan
Intensitas Nyeri pada Lansia Penderita LBP

16
14 13,6
12 10,6
10 9,8
8
6 6
4
2
0 0,7 0,28

ODI 0 ODI 1 ODI 2

AkupunturAkupuntur, Moksibusi dan Senam untuk Punggung

Tabel VI.5 dan Gambar VI.5 diatas menunjukan bahwa pada pemberian

akupunktur didapatkan rata - rata skor ODI 0 sebesar 10,6, ODI 1 sebesar

6,0, ODI 2 sebesar 0,7. Sedangkan pada kelompok pemberian akupunktur,


moksibusi dan senam untuk punggung didapatkan rata-rata skor ODI 0

sebesar 13,6 ODI 1 sebesar 9,8 ODI 2 sebesar 0,28. Uji Statistik dengan

uji Nonparametric menggunakan uji man whitney test ( Lampiran 4) pada

program SPSS statistics 21 untuk mengetahui adanya perbandingan antara

ODI 0, ODI 1, dan ODI 2 pada pemberian akupunktur dengan pemberian

kombinasi akupunktur, moksibusi dan senam untuk punggung. Uji statistik

menunjukan hasil bahwa nilai p > 0,05 ( p = 0,459 ) yang berarti tidak ada

beda antara ODI 0 dan ODI 1 pada akupunktur dengan akupunktur

ditambah moksibusi dan senam untuk punggung, nilai p > 0,05 ( p =

0,664) yang berarti tidak ada beda antara ODI 1 ODI 2 pada akupunktur

tubuh dan akupunktur ditambah moksibusi dan senam untuk punggung,

nilai p = 0,05 (p-value = 0,662) yang berarti tidak ada beda antara ODI 0

dan ODI 2 pada akupunktur dan akupunktur ditambah moksibusi dan

senam untuk punggung.


60

BAB VII

PEMBAHASAN

VII.1. Karakter Penderita LBP (Nyeri Pinggang Bawah)

Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam Pada Tabel VI.2.1. diketahui

bahwa usia responden yang paling banyak sebagai penderita nyeri punggung

bawah adalah usia 60-65 tahun berjumlah responden 7 orang karena faktor usia

biasanya diderita oleh orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi

tubuhnya terutama tulang sehingga tidak elastis seperti waktu muda. (Levent

2007). Bagian posterior vertebra antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi

apofisial Secara anatomi daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh tulang

sakrum dan otot-otot sekitarnya. Beban yang ditanggung oleh tulang belakang

(Lumbal) antara L-5 sampai S-1 atau L-4 dan L-5 sebagai titik tumpuan. Diskus

intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua (Singh

V, 2009)

Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam tabel VI.2.2. diketahui jenis

kelamin responden Low Back Pain (LBP) yang terbanyak adalah perempuan

karena proses menopause dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat

penurunan hormon estrogen (Levent 2007). Proses penuaan menyebabkan diskus

menonjol dari tempat semestinya dan menghasilkan pertumbuhan tulang baru

seperti taji yang menimbulkan radang sendi disertai nyeri (Staton 2010).

Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam tabel VI.2.3. Pekerja Ibu

Rumah Tangga, dan wiraswasta lebih sering terjadi karena faktor resiko di tempat
kerja yang banyak menyebabkan gangguan otot rangka terutama adalah kerja fisik

berat, penanganan dan cara mengangkat barang, gerakan berulang, posisisi atau

sikap tubuh selama bekerja. Menurut Sidharta (2006) kekakuan dan spasme otot

atau trauma adalah gerakan bagian punggung belakang seperti saat mengangkat

benda berat, aktivitas fisik berlebihan menyebabkan kekakuan otot menyebabkan

trauma sehingga menimbulkan nyeri.

VII.2. Pengaruh Sebelum dan Sesudah Pemberian Akupunktur terhadap

Perubahan Intensitas Nyeri pada Lansia pada penderita LBP

Dari hasil penelitian yang ditampilkandalam pada Tabel VI.3. dapat

diketahui bahwa tingkat keluhan nyeri pasien sebelum diterapi Akupunktur score

ODI (Oswestry Disability Index) dari tingkat minimal dan tingkat yang parah,

yaitu score 0% - 20% artinya dalam keadaan minimal yaitu sebanyak 4 orang

sedangkan score 41% - 60% artinya dalam keadaan parah yaitu berjumlah 1

orang. Tingkat minimal lebih banyak dibandingkan tingkat parah karena tingkat

keluhan nyeri pinggang bawah yang parah tidak mampu berjalan menuju Klinik.

VII.3. Pengaruh Sebelum dan Sesudah Pemberian Kombinasi Akupunktur,

Moksibusi, dan Senam untuk Punggung terhadap Perubahan Intensitas

Nyeri pada Lansia pada penderita LBP

Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam pada Tabel VI.4. dapat

diketahui bahwa tingkat keluhan nyeri pasien sesudah terapi ke 8 score ODI

(Oswestry Disability Index) yaitu score 0% - 20% yaitu sebanyak 5 orang dan 3

responden lainnya dinyatakan sembuh dengan rata – rata 19,8. Ada berbagai
62

faktor yang mempengaruhi nyeri pinggang bawah misalnya pekerjaan

mengangkat benda berat sehari-hari, usia dan aktivitas fisik yang berlebihan.

Menurut Liu Gong Wang (1994) disebabkan oleh konsumsi jing ginjal apabila

kondisi tubuh dalam keadaan terlalu lelah dan sakit berkepanjangan menyebabkan

kekurangan jing ginjal yang gagal memelihara meridian dapat menyebabkan nyeri

pinggang bawah.

VII.4. Perbandingan Pengaruh Akupunktur dengan Kombinasi Akupunktur,

Moksibusi, dan Senam untuk Punggung terhadap Perubahan Intensitas

Nyeri pada Lansia pada penderita LBP

Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam pada Tabel VI.4.2.

Perbandingan tingkat keluhan nyeri pinggang bawah sebelum terapi dan sesudah 8

kali terapi dan dievaluasi mendapatkan penurunan score ODI (Oswestry Disability

Index) Dari kondisi parah (41% - 60%) dan tingkat sedang (21% - 40%)

mengalami penurunan score menjadi (0% - 20%) yaitu berjumlah 2 orang

sedangkan 3 orang lainnya sembuh dari nyeri pinggang bawah dengan rata- rata

20,4.. Menurut Liu, Gong Wang (1994) bahwa kekurangan jing ginjal dan

kegiatan seksual yang berlebihan menyebabkan jing ginjal, yang gagal untuk

memelihara meridian, menyebabkan nyeri pinggang bawah dan bisa terjadi karena

statis darah akibat trauma misalnya cedera eksternal, seperti membawa bobot yang

berat, dapat menyebabkan gangguan meridian yang menyebabkan nyeri pinggang

bawah.
Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam pada Tabel VI.3.1. dapat

diketahui bahwa tingkat keluhan nyeri pasien sebelum diterapi Akupunktur

ditambah moksa dengan kombinasi senam untuk punggung score ODI (Oswestry

Disability Index) score 61% - 80% berjumlah 1 orang dan tingkat sedang dengan

score 21% - 40% berjumlah 1 orang dan tingkat minimal dengan score 0% - 20%

sebanyak 3 orang. Tingkat minimal lebih banyak dibandingkan tingkat parah

karena tingkat keluhan nyeri pinggang bawah yang parah tidak mampu berjalan

menuju klinik.

Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam pada Tabel VI.4.1 dapat

diketahui bahwa tingkat keluhan nyeri pasien sesudah terapi Akupunktur

ditambah moksa dengan kombinasi senam untuk punggung ke 8 score ODI

(Oswestry Disability Index) dari kondisi lumpuh yaitu score 61% - 80%

berjumlah 1 orang dan mengalami penurunan menjadi kondisi minimal dengan

score 0% - 20% sebanyak 3 orang dan 2 responden lainnya sembuh dari nyeri

pinggang bawah. ada berbagai faktor yang mempengaruhi nyeri pinggang bawah

misalnya pekerjaan, usia dan aktivitas fisik yang berlebihan. Menurut Liu Gong

Wang (1994) disebabkan oleh konsumsi jing ginjal apabila kondisi tubuh dalama

keadaan terlalu lelah dan sakit berkepanjangan menyebabkan kekurangan jing

ginjal yang gagal memelihara meridian dapat menyebabkan nyeri pinggang

bawah.

Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam pada Tabel VI.4.3.2

Perbandingan tingkat keluhan nyeri pinggang bawah sebelum terapi dan sesudah 8

kali terapi dan di evaluasi mendapatkan penurunan score ODI (Oswestry

Disability Index) Dari tingkat sedang (21% - 40%) dan tingkat minimal (0% -
64

20%) mengalami penurunan menjadi tingkat minimal (0% - 20%) sebanyak 3

orang sedangkan 2 orang lainnya sembuh. Menurut Liu, Gong Wang (1994)

bahwa kekurangan jing ginjal dan kegiatan seksual yang berlebihan menyebabkan

jing ginjal, yang gagal untuk memelihara meridian, menyebabkan nyeri pinggang

bawah dan bisa terjadi karena statis darah akibat trauma misalnya cedera

eksternal, seperti membawa bobot yang berat, dapat menyebabkan gangguan

meridian yang menyebabkan nyeri pinggang bawah.


BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

VIII.1. Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu :

1. Responden pada penelitian ini pada kelompok studi dan kelompok

perlakuan paling banyak berusia 60-65 tahun, jenis kelamin perempuan

dan laki - laki, bekerja sebagai pensiun, ibu rumah tangga, dan wiraswasta

2. Pengaruh sebelum dan sesudah pemberian akupunktur terhadap intensitas

nyeri pada Lansia penderita LBP didapatkan perubahan rata-rata skor ODI

0 sebesar 10,6 , skor ODI 1 sebesar 6,0, skor ODI 2 sebesar 0,7

3. Pengaruh sebelum dan sesudah pemberian kombinasi akupunktur,

moksibusi dan senam untuk punggung terhadap intensitas nyeri pada

Lansia penderita LBP didapatkan perubahan rata-rata skor ODI 0 sebesar

13,6, skor ODI 1 sebesar 9,8 , skor ODI 2 sebesar 0,28

4. Tidak ada perbedaan pengaruh akupunktur dengan kombinasi akupunktur,

moksibusi, dan senam untuk punggung terhadap perubahan intensitas

nyeri pada lansia penderita LBP.


66

VIII.2. Saran

1.Sebaiknya dilakukan penelitian lagi dengan jangka waktu lebih lama.

2.Sebaiknya dilakukan penelitian lagi dengan jumlah sampel yang banyak.

3.Melakukan evaluasi lanjutan setelah penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Calehr, Hallym, 1993.Pedoman Akupunktur Medis. Jakarta : Gramedia Pustaka


Utama.

Cheng Xinnong. (1987). Chinese Acupuncture and Moxibustion, Foreign Language


Press. Beijing : p 437-439

DEPKES RI, (2003). DEPKESDAS RI Dalam Angka Indonesia. Jakarta: DEPKES


Saputra, Koosnadi. Akupunktur dalam Pendekatan Ilmu Kedokteran. 7 April 1990 -
7 April 2000.

Dharmojono, DVM.(1999).Menghayati Teori dan Praktik Akupunktur dan


Moksibusi, Jilid I. h 206

Fairbank JC, and Pynsent PB, The Oswestry Disability Index. Spine
2000;25(22):2940-2952

Gongwan, L, 1996, Clinical Acupuncture and Moxibustion, Tianjin Science dan


Technology Translation and Publishing Corporation, China. Hal 277-283

Harsono, (2000). Manifestasi Klinis Low Back Pain. Jakarta : EGC

Keliat, B. A. (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Koosnadi dkk, 2005.Akupunktur Indonesia.Anatomi Manusia.AAS

Liu, Gong Wang and Akira H, eds, 1994. Fundamentals of Acupuncture &
Moxibustion. Tianjin : Tianjin Science & Technology Translation &
Publishing Crop.

67
68

Maryam, R.S. (2008). Mengenal Usia Lanjut Dan Keperawatannya. Jakarta :


Salemba Medika

Ogal, Hans P and Wolfram Stor, (1999). The Seirin Pictorial Atlas Of Acupuncture,
Konemann Verlagsgesellschaft mbH

Saputra Koosnadi, Agustin Idayanti (2005), Akupunktur Dasar .Surabaya :


Airlangga University Press.

Stanton, (April 2010). European spine journal : official publication of the


European Spine society, the European Spinal Deformity Society, and the
European Section of the Cervical Spine Research Society 19 (4) : 533-9

Shidarta, Priguna, 1983, Sakit Neuromusculetal dalam Praktek Umum. Jakarta : PT.
Dian Rakyat

Sidharta P, 2006. Anamnesa Kasus Nyeri di Ekstermitas dan Pinggang. Sakit


pinggang. In:Tata pemeriksaan klinis dalam neurologi. Jakarta : Pustaka
universitas,1980: 64-75

Singh V, (2009). “Comprehensive review of epidemiology, scope, and impact of


spinal pain”. Pain Physician 12 (4):E35-70.

Tanujaya, Edward, (2008). Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta : Selemba Medika

Yu-Lin Lian,(1999). The Seirin Pictorial Atlas Of Acupuncture. h 136-16


LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan / Informed Consent

AKUPUNKTUR

SURAT PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

Pekerjaan :

Dengan kemauan sendiri dan tanpa paksaan, setuju menjalani pengobatan dengan

Akupunktur. Untuk itu kami tidak akan menuntut secara hukum apabila terjadi hal-hal yang

tidak diinginkan dari metode pengobatan ini yang sedang dalam tingkat penelitian.

Surabaya........../............./...........

Yang membuat pernyataan


70

Lampiran 2 : Lembar Kuisioner

Kuisioner Prevalensi Low Back Pain

1. No. Responden :

2. Nama :

3. Umur :

60-65 tahun

66-70 tahun

71-75 tahun

4. Jenis Kelamin :

Laki-Laki

Perempuan

5. Apa pekerjaan anda :

Pensiun

Wirausaha

Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta

6. Berapa lama anda bekerja :


1-3 Jam

3-5 Jam

5-9 Jam

7. Bagaimana posisi tubuh anda saat bekerja:

Membungkuk

Duduk

Berdiri

8. Apakah anda menggunakan terapi lainnya untuk menghilangkan rasa nyeri pinggang:

Terapi obat

Herbal

Fisoterapi

Terapi Akupunktur

9. Apakah anda sering mengalami nyeri pinggang bawah

: Sering

Sering Sekali

Tidak Sering

Kadang-

Kadang

10. Sudah berapa lama anda mengalami nyeri pinggang :


72

1-6 bulan

6-11 bulan

1-5 tahun

5-10 tahun

>10 tahun
Lampiran 3 : Lembar Kuesioner ODI (Oswestry Disabilitty Index)

Pemeriksaan Fungsional Dengan Menggunakan

“Modified Oswestry Low Back Pain Disability Questionnaire”

Berikan tanda√pada salah satu pilihan jawaban yang paling menggambarkan keadaan anda.

Intensitas nyeri

Saat ini saya tidak nyeri (Nilai : 0 )

Saat ini nyeri terasa sangat ringan (Nilai : 1)

Saat ini nyeri terasa ringan (Nilai : 2)

Saat ini nyeri terasa agak berat (Nilai : 3)

Saat ini nyeri terasa sangat berat (Nilai : 4)

Saat ini nyeri amat sangat berat (Nilai : 5)

Perawatan diri (mandi, berpakaian dll)

Saya merawat diri secara normal tanpa disertai timbulnya nyeri

(Nilai : 0)

Saya merawat diri secara normal tetapi terasa sangat nyeri (Nilai : 1)

Saya merawat diri secara hati-hati dan lamban karena sangat nyeri (Nilai : 2)
74

Saya memerlukan sedikit bantuan saat merawat diri (Nilai :3)

Setiap hari saya memerlukan bantuan saat merawat diri (Nilai :4)

Saya tidak bisa berpakaian dan mandi sendiri, hanya tiduran di bed (Nilai : 5)

Aktifitas Mengangkat :

Dapat mengangkat benda berat tanpa disertai nyeri (Nilai : 0)

Dapat mengangkat benda berat tetapi disertai timbulnya nyeri (Nilai : 1)

Nyeri membuat anda tidak mampu mengangkat benda berat dari lantai tetapi saya mampu

mengangkat benda berat yang posisinya mudah misalnya di kursi (Nilai : 2)

Nyeri membuat saya tidak mampu mengangkat benda berat dari lantai, tetapi saya mampu

mengangkat benda ringan dan sedang yang posisinya mudah misalnya di atas meja (Nilai : 3)

Dapat mengangkat benda yang sangat ringan (Nilai : 4)

Tidak dapat mengangkat maupun membawa benda apapun (Nilai :5)

Berjalan

Saya mampu berjalan jaraknya tanpa disertai timbulnya nyeri (Nilai : 0)

Saya hanya mampu berjalan tidak lebih dari 1 mil karena nyeri

(Nilai : 1)

Saya hanya mampu berjalan tidak lebih dari ¼ mil karena nyeri

(Nilai : 2)
Saya hanya mampu berjalan menggunakan alat bantu tongkat atau kruk (Nilai : 4 )

Saya hanya mampu tiduran, utntuk ke toilet dengan merangkak

(Nilai : 5)

Duduk

Saya mampu duduk semua jenis kursi selama aku mau (Nilai : 0)

Saya mampu duduk pada kursi tertentu selama aku mau (Nilai : 1)

Saya hanya mampu duduk pada kursi tidak lebih dari ½ jam karena nyeri (Nilai : 3)

Saya hanya mampu duduk pada kursi tidak lebih dari 10 menit karena nyeri (Nilai : 4)

Saya tidak mampu duduk karena nyeri (Nilai : 5)

Berdiri

Saya mampu berdiri selama aku mau (Nilai : 0)

Saya mampu berdiri selama aku mau tetapi timbul nyeri (Nilai : 1)

Saya hanya mampu berdiri tidak lebih dari 1 jam karena nyeri

(Nilai : 2)

Saya hanya mampu berdiri tidak lebih dari ½ jam karena nyeri

(Nilai : 3)
76

Saya hanya mampu berdiri tidak lebih dari 10 menit karena nyeri

(Nilai : 4)

Saya tidak mampu berdiri karena nyeri (Nilai : 5)

Tidur

Tidurku tak pernah terganggu oleh timbulnya nyeri (Nilai : 0)

Tidurku terkadang terganggu oleh timbulnya nyeri (Nilai : 1)

Karena nyeri tidurku tidak lebih dari 6 jam ( Nilai : 2)

Karena nyeri tidurku tidak lebih dari 4 jam (Nilai : 3)

Karena nyeri tidurku tidak lebih dari 2 jam (Nilai :4)

Saya tidak bisa tidur karena nyeri (Nilai : 5)

Aktifitas Seksual (bila memungkinkan)

Aktivitas seksualku berjalan normal tanpa disertai timbulnya nyeri (Nilai : 0)

Aktifitas seksualku berjalan normal tetapi disertai timbulnya nyeri (Nilai : 1)

Aktifitas seksualku berjalan hampir normal tetapi sangat nyeri

(Nilai : 2)

Aktifitas seksualku sangat terhambat oleh adanya nyeri (Nilai : 3)


Aktifitas seksualku hampir tak pernah karena adanya nyeri (Nilai : 4)

Aktifitas seksualku tidak pernah bisa terlaksana karena nyeri (Nilai : 5)

Kehidupan Sosial

Kehidupan sosialku berlangsung normal tanpa gangguan nyeri

(Nilai : 0)

Kehidupan sosialku berlangsung normal tetapi ada peningkatan derajat nyeri (Nilai : 1)

Kehidupan sosialku yang aku sukai misalnya olaraga tidak begitu terganggu adanya nyeri

(Nilai :2)

Nyeri menghambat kehidupan sosialku aku jarang keluar rumah

(Nilai : 3)

Nyeri membuat kehidupan sosialku hanya berlangsung dirumah saja

(Nilai : 4)

Saya tidak mempunyai kehidupan sosial karena nyeri (Nilai : 5)

Berpergian / Melakukan Perjalanan

Saya bisa melakukan perjalanan ke semua tempat tanpa adanya nyeri (Nilai : 0)

Saya bisa melakukan perjalanan ke semua tempat tetapi timbul nyeri (Nilai : 1)
78

Nyeri memang mengganggu tetapi saya bisa melakukan perjalanan lebih dari 2 jam (Nilai : 2)

Nyeri menghambatku sehingga saya hanya bisa melakukan perjalanan pendek kurang dari 1

jam (Nilai :3)

Nyeri menghambatku sehingga saya hanya bisa melakukan perjalanan pendek kurang dari 30

menit (Nilai :4)

Nyeri menghambatku sehingga saya hanya bisa melakukan perjalanan kecuali hanya berobat

(Nilai :5)

Interpretasi Hasil :

Dari 10 pertanyaan, jumlahkan seluruh nilai yang didapat, lalu di hitung dengan rumus :

Total Nilai x 100 = ... %

50

0% - 20% Minimal disability : Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terganggu

oleh rasa nyeri

21% - 40% Moderate disability : Pasien merasakan nyeri yang lebih dan mulai kesulitan

dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti duduk, mengangkat barang dan berdiri

41% - 60% Severe disability : Nyeri terasa sepanjang waktu dan aktivitas sehari-hari mulai

terganggu karena rasa nyeri

61% - 80% Crippledd : Nyeri yang timbul mengganggu seluruh aktivitas sehari-hari

81% - 100% pasien sudah sangat tersiksa oleh nyeri yang timbul
Lampiran 4 : Lembar Hasil Penelitian

Tabel VI.2.1. Usia Responden Nyeri Pinggang Bawah yang menjalani terapi Akupunktur dan

Akupunktur ditambah moksa dengan kombinasi senam untuk punggung.

Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Ptrsentase (%)

60 – 65 7 70%

66 – 70 1 10%

71 – 75 2 20%

Total 10 100%

Tabel VI.2.2. Data Menurut Jenis Kelamin Nyeri Pinggang Bawah yang menjalani terapi

Akupunktur

No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

1. Perempuan 6 60,0%

2. Laki – Laki 4 40,0%

100%

Tabel VI.2.3. Data Pekerjaan Responden Nyeri Pinggang Bawah yang menjalani terapi

Akupunktur dan Akupunktur ditambah moksa dengan kombinasi senam untuk punggung.
80

Pekerjaan Jumlah Presentase

Pensiun 3 30%

Pedagang 1 10%

Ibu Rumah Tangga 3 30%

Wiraswasta 3 30%

Total 10 100%

Tabel VI.4.2. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Diterapi Akupunktur

No. Sebelum Skor Sesudah Skor Sesudah Rata – Rata

Responden Terapi Terapi Ke 5 Terapi Ke 8

1 18% 28% 4% 14

2 50% 18% 3% 47

3 20% 8% 0% 20

4 6% 3% 0% 6

5 12% 3% 0% 12

Jumlah 99 : 5 = 19,8
Diagram VI.4.2. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Diterapi Akupunktur

Tabel VI.4.3. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Diterapi Akupunktur Di

Tambah Moksa dengan kombinasi senam untuk punggung

No. Sebelum Skor Sesudah Skor Sesudah Rata - Rata

Responden Terapi Terapi Ke 5 Terapi Ke 8

1 12% 14% 8% 4

2 18% 12% 6% 12

3 12% 18% 0% 12

4 66% 14% 0% 66

5 28% 40% 20% 8

Jumlah 102 : 5 = 20,4


82

Diagram VI.4.3. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Diterapi Akupunktur

Di Tambah Moksa dengan kombinasi senam untuk punggung


Lampiran 5

1. Perbandingan Membandingkan Keluhan Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diterapi

Akupunktur dan Membandingkan Keluhan Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diterapi

Akupunktur di Tambah Moksa Dengan Kombinasi Senam Untuk Punggung

Test Statisticsa

hasil

Mann-Whitney U 9.000

Wilcoxon W 24.000

Z -.740

Asymp. Sig. (2-tailed) .459

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .548b

a. Grouping Variable: kode

b. Not corrected for ties.

2. Perbandingan Membandingkan Keluhan Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diterapi

Akupunktur dan Membandingkan Keluhan Nyeri sebelum dan Sesudah Terapi

Akupunktur dan Akupunktur ditambah Moksa Dengan Kombinasi Senam Untuk

Punggung
84

Test Statisticsa

hasil

Mann-Whitney U 21.500

Wilcoxon W 76.500

Z -.434

Asymp. Sig. (2-tailed) .664

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .679b

a. Grouping Variable: kode

b. Not corrected for ties.

3. Perbandingan Membandingkan Keluhan Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diterapi

Akupunktur di Tambah Moksa Dengan Kombinasi Senam Untuk Punggung dan

Membandingkan Keluhan Nyeri sebelum dan Sesudah Terapi Akupunktur dan

Akupunktur ditambah Moksa Dengan Kombinasi Senam Untuk Punggung


Test Statisticsa

hasil

Mann-Whitney U 21.500

Wilcoxon W 36.500

Z -.438

Asymp. Sig. (2-tailed) .662

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .679b

a. Grouping Variable: kode

b. Not corrected for ties.


86

Lampiran 6 : Lembar Konsultasi

Nama : Rofiqi Sony Setiadji

NIM : 19.010

Perbandingan Pengaruh Akupunktur Dengan

Kombinasi Akupunktur, Moksibusi, Senam Untuk

JuduProposal : Punggung Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada

Lansia Penderita Lbp Di Klinik Median Surabaya

September 2021 – januari 2022

Pembimbing 1 : Prof. Dr. Koosnadi Saputra, dr. Sp.Rad


No. Tanggal Saran Paraf

1. 15 Juli 2021 Konsul judul

2. 20 Juli 2021 Konsul judul

Bab 1-3

3. 6 Agustus 2021 Konsul judul

Bab 1-3

4. 21September Konsul Bab 4-5

2021

5. 30 Desember 2021 Konsul Bab 4-5


88

Pengajuan Judul

Nama : Rofiqi Sony Setiadji

NIM : 19.010

Perbandingan Pengaruh Akupunktur Dengan

Kombinasi Akupunktur, Moksibusi, Senam

Judul Proposal : Untuk Punggung Terhadap Perubahan Intensitas

Nyeri Pada Lansia Penderita Lbp Di Klinik

Median Surabaya September 2021 – januari 2022

Pembimbing 2 : Ivonne jonathan, S.Gz., M.H

No. Tanggal Saran Paraf

1. 15 Juli 2021 Konsul Judul

2 18 Juli 2021 Konsul Judul


Lembar Konsultasi

Nama : Rofiqi Sony Setiadji

NIM : 19.010

: Perbandingan Pengaruh Akupunktur Dengan Kombinasi

Akupunktur, Moksibusi, Senam Untuk Punggung Terhadap

Judul Proposal :Perubahan Intensitas Nyeri Pada Lansia Penderita Lbp Di

Klinik Median Surabaya September 2021 – januari 2022.

Pembimbing 1 : Prof. Dr. Koosnadi Saputra, dr. Sp.Rad

No. Tanggal Materi Konsultasi Saran Paraf

Judul dan BAB V


Memperbaiki kesalahan pada
1. 16 Januari 2022 (Metodologi
BAB V dan Judul
Penelitian)

BABV
Memperbaiki kesalahan pada
2. 18 Januari 2022 (Metodologi
BAB V
Penelitian),

10 Juli 2022 –
3. BAB VI-VIII Edit Kata Perkata
28 Juli 2022
90

10 Agustus – 14
4. BAB VI-VIII Edit Kata Perkata
Agustus 2022

15 Agustus Urutkan Daftar Pustaka


5. Daftar Pustaka
2022 dengan benar
Lembar Konsul

Nama : Rofiqi Sony Setiadji

NIM : 19.010

Perbandingan Pengaruh Akupunktur Dengan

Kombinasi Akupunktur, Moksibusi, Senam

Judul Proposal : Untuk Punggung Terhadap Perubahan Intensitas

Nyeri Pada Lansia Penderita Lbp Di Klinik

Median Surabaya September 2021 – januari 2022.

Pembimbing 2 : Ivonne jonathan, S.Gz., M.H

No. Tanggal Materi Konsultasi Saran Paraf

15 Juli 2021 –
1 Konsul Judul Judul kurang tepat
18 Juli 2021

20 Juli 2021 –
2 BAB 1 – III Edit Kata Perkata
6 Agust 2021

21 Sep 2021 –
3 BAB IV – V Edit Kata Perkata
30 Des 2021

10 Juli 2021 –
4 BAB VI – VIII Edit Kata Perkata
28 Juli 2021

5 31 Juli 2021 Abstrak Memperbaiki bahasa inggris


92

Lampiran 7 : Lembar Revisi

LEMBAR REVISI

Nama : Rofiqi Sony Setiadji

NIM : 19.010

Judul Proposal : Perbandingan Pengaruh Akupunktur Dengan Kombinasi

Akupunktur, Moksibusi, Senam Untuk Punggung Terhadap Perubahan

Intensitas Nyeri Pada Lansia Penderita Lbp Di Klinik Median Surabaya

September 2021 – januari 2022.

Penguji I :

Penguji II :

NO HAL YANG DIREVISIKAN PENGUJI PARAF

1 Abstrak, BAB I-III, BAB VII-VIII dan BAB XII

2 Abstrak, BAB I, BAB III, BAB V, BAB VI, BAB

VII dan Daftar Pustaka


RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Rofiqi Sony Setiadji

TTL :Sidoardjo, 09 November 1999

Alamat : jl. Pondok Halim 2 C2/6

Telp 082333248950

Nama Ayah :Iskandar Fauzi

Nama Ibu :Rusnani

RIWAYAT PENDIDIKAN

TK : TK Dharma Wanita Sidoardjo

SD :SDN Pejagan 6 Bangkalan

SMP : SMP 1 Bangkalan

SMA : SMA 1 Bangkalan

D3 : Akademi Akupunktur Surabaya

JUDUL TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN PENGARUH AKUPUNKTUR DENGAN KOMBINASI

AKUPUNKTUR, MOKSIBUSI, SENAM UNTUK PUNGGUNG TERHADAP

PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA LANSIA PENDERITA LBP DI KLINIK

MEDIAN SURABAYA 2021-2022

Anda mungkin juga menyukai