Rofiqi Sony Setiadji Aas
Rofiqi Sony Setiadji Aas
Oleh:
NIM : 19.010
2022
ii
TUGAS AKHIR
Oleh:
NIM : 19.010
2022
PERNYATAAN
median Surabaya. Ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya
yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan
penjiblakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
iii
iv
PENGESAHAN
dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh sebutan
Mengesahkan,
1. Penguji I :
2. Penguji II :
v
vi
HALAMAN PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR
Oleh:
ROFIQI SONY SETIADJI
NIM: 19.010
Mengetahui,
Wakil Direktur I
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Koosnadi Saputra, dr. Sp.Rad Ivonne Jonathan, S.Gz., M.H
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah sebagai tugas akhir untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Terapi Akupunkturis Tugas Akhir ini berjudul
Senam Untuk Punggung terhadap disabilitas pada lansia penderita LBP di Klinik
ilmiah ini, penulis banyak sekali mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, Tugas Akhir ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr.
Koosnadi Saputra, dr. Sp.Rad Dan Ivonne jonathan, S.Gz., M.H selaku dosen
terhormat:
Surabaya
vii
viii
3. Prof. Dr. Koosnadi Saputra, dr. Sp.Rad. selaku Pembimbing I yang telah
Semoga segala bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan Laporan Tugas
This study used Pre-Experimentalwith primary data collection method using ODI
(Oswestry Disability Index) questionnaire in the form of Scoring criterion value
0% - 20% (Minimal Disability), 21% - 40% (Moderate Disability), 41% -60%
(Severe Disability), 61% - 80% (Crippled) and 81% - 100% (The patient is very
tortured by pain). The design of this study, the method used is Experimental Semu
by using the model Non-Randomized Pre Post Test Control Group Design,
Variable used free variable that is body acupuncture and giving moksa with a
combination back exercise. Dependent Variables Is a disability quality in the
elderly who suffer from low back pain. The data were collected at Clinic
Median.The results of this research, there are 2 groups of 10 respondents, the first
group performed acupuncture therapy and the second group performed
acupuncture therapy plus Moksa with a combinationback exerscise. The first
group of 5 respondents performed Acupuncture therapy and a second group of 5
respondents performed acupuncture therapy plus Moksibustion.
The results of this study mean the comparison of ODI scale in the first group is
19.8% and the second group is 20.4%. The first group was performed acupuncture
therapy and the second group performed acupuncture therapy plus moksibustion
with a combination back exercise.
Suggestions for this research are the number of subjects is not quite balanced
between female respondents (6 people) and male respondents (4 people). So that
the analysis carried out related to gender is not responsive and it is better to have
acupuncture and acupuncture therapy plus moksa with a combination of
gymnastics for the back which has many respondents and a larger scale in order to
confirm the results.
ix
x
ABSTRAK
Nyeri pinggang bawah adalah penyakit tersering dan menimbulkan masalah pada
masyarakat modern. Terapi Akupunktur bagus untuk nyeri pinggang bawah
sebagai pengobatan alternatif. Karena itu peneliti memilih nyeri pinggang bawah
sebagai obyek penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Perbandingan
pengaruh Akupunktur Dengan Kombinasi Akupunktur, Moksibusi, Senam Untuk
Punggung terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia penderita LBP di klinik
median Surabaya pada September 2021 – januari 2022.
Hasil penelitian ini Rata–rata hasil perbandingan skala ODI pada kelompok
pertama yaitu 19,8% dan kelompok kedua yaitu 20,4%. Kelompok pertama yaitu
dilakukan terapi akupunktur dan kelompok kedua dilakukan terapi Akupunktur
ditambah moksa dengan kombinasi senam untuk punggung.
Saran penelitian ini jumlah subjek tidak cukup seimbang antara subyek responden
perempuan (6 orang) dan laki laki (4 orang). Sehingga analisa yang dilakukan
berkaitan dengan jenis kelamin tidak responsif dan sebaiknya terapi akupuntur
dan akupuntur ditambah moksa dengan kombinasi senam untuk punggung yang
banyak responden dan skala yang lebih besar agar bisa pastikan hasilnya.
HALAMAN JUDUL...........................................................................................ii
PENGESAHAN..................................................................................................iv
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................................vi
ABSTRACT.......................................................................................................vii
ABSTRAK..........................................................................................................viii
DAFTAR ISI......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
LATAR BELAKANG.........................................................................................1
IDENTIFIKASI MASALAH..............................................................................2
BATASAN MASALAH......................................................................................3
xi
xii
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT..................................................................4
III.1 Lansia.....................................................................................................6
III.2 Nyeri......................................................................................................7
III.6 Moksa....................................................................................................26
IV.2 Hipotesis................................................................................................35
V.2 Populasi...................................................................................................35
Akupunktur....................................................................................................50
Akupunktur....................................................................................................52
Akupunktur...................................................................................................61
xiii
xiv
Akupunktur Ke 8...........................................................................................61
Untuk Punggung............................................................................................63
VIII.1 Kesimpulan.........................................................................................65
VIII.2 Saran...................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................67
DAFTAR TABEL
Akupunktur 56
xv
xvi
57
untuk punggung 59
DAFTAR GAMBAR
xvii
xviii
Akupunktur 53
Akupunktur 57
58
punggung 60
DAFTAR LAMPIRAN
xix
xx
% = persen
─ = sampai dengan
= = sama dengan
± = lebih kurang
Qi = energi kehidupan
sifat, saling berlawanan, saling seimbang, saling menghidupkan dan tidak mutlak
PENDAHULUAN
Low Back Pain (LBP) atau yang sering disebut dengan nyeri pinggung
masayarakat. Keluhan Low Back Pain ini berada urutan kedua tersering
setelah nyeri kepala di Amerika Serikat dan lebih dari 80% penduduk yang
pernah mengeluh Low Back Pain. Dalam kenyataan, nyeri pinggang bagian
2010)
8,35% dari jumlah total penderita 3819 dan termasuk dalam tiga besar
pada Akupunktur untuk terapi Nyeri Pinggang Bawah pada bulan mei 2003,
menunjukan bahwa nyeri pinggang adalah kasus yang sering didapat pada
1
2
2022.
1. Low Back Pain (LBP) atau yang sering disebut dengan nyeri pinggung
masayarakat.
2. Keluhan Low Back Pain ini berada urutan kedua tersering setelah nyeri
kepala di Amerika Serikat dan lebih dari 80% penduduk yang pernah
dan senam untuk punggung pada titik BL20 (Pishu), BL23 (Shenshu), BL40
2022.
Agustus 2022.
dan pekerjaan
4
II.3. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
penelitian.
2. Bagi Masyarakat
Back Pain.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1. Lansia
ada di dalam tubuh, yang mengakibatkan penurunan fungsi organ secara berlahan.
(Keliat, 1999).
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akibat perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 tahun 1998 tentang
kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia
1. Pralansia (Prasenilis)
2. Lansia
4. Lansia Potensial
III.2. Nyeri
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.
Dikatakan bersifat individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri yang
beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Nyeri diartikan berbeda-
beda antar individu, bergantung pada presepsinya. Walaupun demikian, ada satu
sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensasi maupun
emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor
ke dalam dua golongan yaitu penyebab yang berhubungan dengan fisik dan
berhubungan dengan psikis. Secara fisik misalnya, penyebab nyeri adalah trauma
gangguan sirkulasi darah dan lain-lain. Secara psikis, penyebab nyeri dapat terjadi
nyeri karena ujung saraf reseptor mendapatkan rangsangan akibat panas, dingin.
Trauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik, yang
jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena tarikan, jepitan, atau
terganggunya serabut saraf reseptor nyeri. Serabut saraf ini terletak dan tersebar
pada lapisan kulit dan pada jaringan-jaringan tertentu yang terletak lebih dalam.
(Tanujaya, 2008)
III.2.3. Klasifikasi Nyeri
beberapa golongan berdasarkan pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan
2. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
4. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem
menghilang.
2. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
1. Nyeri Akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan
berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui
dengan jelas. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka, seperti luka
koroner.
2. Nyeri Kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri
periode yang diselingi interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali
lagi nyeri dan begitu seterusnya. Ada pula pola nyeri kronis yang
terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus
anterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas predikel, lamina,
kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat
Bagian posterior vertebra antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial.
Secara anatomi daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh tulang sakrum dan
antara L-5 sampai S-1 atau L-4 dan L-5 sebagai titik tumpuan. Diskus
intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua (Singh
V, 2009)
Nyeri pinggang bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbal sakral dan
kaki. Nyeri yang dirasakan di daerah pinggang bawah dapat merupakan nyeri
lokal maupun radikuler atau keduanya, nyeri ini akan terasa diantara sudut rusuk
terbawah (torakal XII) dan lipat gluteal disertai dengan penjalaran nyeri ke arah
dirasakan adalah rasa nyeri diantara iga ke-12 dan lipat gluteal atau nyeri di
pinggung bawah dan pandangan psikiatrik adalah salah satu perwujudan sindroma
abnormal, gejala yang secara medis tak dapat di jelaskan atau gejala fungsional.
(Sidharta, 1983)
bagian anterior dan bagian posterior. Bentuknya terdiri dari serangkaian badan
neuromuskuloskeletal
a. Spondilosis
b. HNP
c. Stenosis spinalis
d. Osteoartritis
a. Artritis rematoid
14
b. Spondilitis angkilopoetika
osteoporotik
1. LBP Viscerogenik
Tipe ini sering nyerinya tidak bertambah berat dengan adanya aktivitas maupun
istirahat. Umumnya disertai gejala spesifik dari organ viseralnya. Lebih sering
2. LBP Vaskulogenik
Tahap awal nyerinya hanya sakit pinggang saja yang dirasakan, nyeri bersifat
nyeri pinggang dalam, nyeri sering menjalar ke bokong, belakang paha, dan kedua
tungkai, nyeri sering menjalar ke bokong, belakang paha dan kedua tungkai.nyeri
3. LBP Neurogenik
Nyeri sangat hebat, bersifat menetap, sedikit berkurang pada saat beridiri tenang,
terutama dirasakan pada malam hari. Nyeri dapat dibangkitkan oleh aktivitas, dan
rasa nyeri akan berkurang saat penderita berbaring,sering di dapat kompresi akar
4. LBP Spondilogenik
b. Miofasial : Nyeri akibat trauma pada otot fasia atau ligamen, keluhan
kemampuan ototnya.
5. LBP Psikogenik
keluhan nyeri hebat tidak seimbang dengan kelainan organik yang ditemukan,
dengan menghindarkan diri bila tidak melakukan hal tertentu. Keadaan ini
kelebihan psikiatrik)
3. Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal sehingga
selama 30 detik.
salah satu pokok kondisi ukuran hasil tertentu yang digunakan dalam pengelolaan
ditentukan.
Rumus :
50
18
21% - 40% →Moderate disability : Pasien merasakan nyeri yang lebih dan
aktivitas sehari-hari
81% - 100% → Pasien sudah sangat tersiksa oleh nyeri yang timbul
Akupunktur adalah cara pengobatan dengan cara menusuk jarum dan berasal dari
kata Acus = jarum dan Puncture = tusuk dan dalam bahasa china disebut sebagai
Cen Jiu. Akupunktur sebagai salah satu pengobatan tertua dengan pencatatan di
China ±500 tahun yang lalu dalam buku Kaisar Kuning “The Yellow Emperor of
Internal Medicine” atau “Huang Ti Nei Ching”. Titik Akupunktur adalah titik
pada permukaan tubuh yang dapat ditusuk dengan jarum Akupunktur atau di
hangati dengan moksa, serta dapat menimbulkan keseimbangan Yin Yang dalam
terapi yang digunakan (jarum, moksa, jarum dan moksa), pemilihan titik-titik
dalam sindrom Bi. Sindrom Bi adalah suatu keadaan terjadinya obstruksi dan
stagnasi akibat dari tidak lancarnya sirkulasi Qi dan Xue. Sindrom Bi ditandai
dengan gejala berupa adanya nyeri otot, kekakuan otot, pembengkakan, adanya
terapi Akupunktur, moksibusi dan terapi lain diterima tubuh melalui eksternal
mempunyai hubungan yang erat dengan meridian dan kolateral, sehingga titik
menyatakan bahwa suatu organ atau regio tubuh saling berpengaruh terhadadap
sistem lain dan bahwa suatu organ atau regio tubuh saling berpengaruh terhadap
sistem lain dan dalam hal ini dihubungkan oleh saluran energi yang disebut
meridian. Regio pinggang dilampaui oleh banyak meridian yang berasal dari
ekstremitas inferior dan ditempati oleh beberapa organ, terutama ginjal sebagai
LBP diartikan dengan kelainan energi organ ginjal atau kelainan meridian yang
neural maupun non neural dan setiap mekanisme tergantung pada tipe stimulus
dan lokasi rangsangan. Salah satu fenomena analgesia Akupunktur tipe neural
pada penelitian efek tidak hilang oleh pemberian naloxone. Analgesia Akupunktur
pada daerah pinggang adalah tipe segmental, oleh karenanya dilakukan langsung
sejajar dengan garis meridian tepat pada otot para spinal dorsalis dan terletak pada
hubungkan dengan kelainan pada ginjal yang terletak pada lumbal atau tempat
melekatnya ginjal, sehingga apabila ada kelainan pada ginjal maka sebagai
gejalanya adalah nyeri pada daerah lumbal. Faktor yang menyebabkan terjadinya
penyakit luar) dingin dan lembab, defisiensi qi ginjal, dan faktor trauma. (Cheng,
1987)
xue. Sindrom Bi ditandai oleh nyeri sendi yang biasanya nyeri otot,
Nyeri pinggang bawah terjadi karena obstruksi dari sirkulasi qi di dalam meridian
dan colateral. Faktor yang mempercepat obtruksi dari sirkulasi qi adalah adanya
dingin dan lembab, yang bisa terjadi oleh karena terlalu lama terpapar oleh hujan,
berendam dalam air terlalu lama, dan lembab yang disebabkan oleh pengeluaran
Defisiensi Qi ginjal
b) Trauma
24
kolateral, yang mengacu pada stagnasi qi dan xue dan menyebabkan nyeri
pinggang bawah.
Ada 3 difisiensi sindrom untuk nyeri pinggang bawah (Cheng, 1987) yaitu :
a) Dingin lembab
Gejala utama : nyeri pinggang bawah biasanya terjadi setelah terpapar angin
dingin dan lembab yang mengakibatkan : rasa berat dan kekakuan pada otot
daerah lumbar sehingga gerak flexi dan extensi jadi terbatas, rasa nyeri yang
menjalar ke pantat dan lengket, nadi lemah dan dalam atau lambat dan dalam.
meridian dan collateral yang mengakibatkan rasa berat , perasaan dingin, nyeri
pada daerah lumbar, dan keterbatasan gerak extensi dan flexi tulang belakang.
Stagnasi qi dan xue akan menjadi lebih buruk dimusim hujan dan rasa nyeri akan
bertambah sakit. Akumulasi dari dingin dan lembab akan menunjukkan pada
keadaan selaput lidah putih dan lengket, nadi lemah, dan dalam atau lambat dan
dalam.
b) Defisiensi qi Ginjal
Gejala utama : pada keadaan yang serius dapat menyebabkan rasa nyeri dan rasa
sakit yang berkepanjangan disertai kelemahan pada pinggang bawah dan lutut.
Defisiensi Yang qi ginjal menyebabkan rasa seperti kejang pada otot pinggang
bawah, wajah terlihat pucat, extrimitas yang terasa dingin, lidah pucat, nadi dalam
dan thready atau dalam dan pelan. Kasus defisiensi Yin ginjal dapat menimbulkan
: mudah marah atau perasaan sensitive, gangguan tidur, tenggorokan dan mulut
kering, rasa demam di daerah dada, telapak tangan dan kaki, lidah merah dengan
selaput tebal, nadi thready dan lemah atau thready dan cepat.
dan mensuplai essense. Pada saat essense ginjal tidak mencukupi maka yang
terjadi adalah tulang kekurangan sumsum tulang yang mengakibatkan rasa sakit
dan nyeri pada daerah lumbar serta kelemahan pada lutut. Rasa nyeri dapat
berkurang jika beristirahat yang cukup, pada keadaan Defisiensi Yang qi ginjal,
ginjal gagal dalam fungsinya untuk menghangatkan perut bagian bawah dan
extremitas bawah maka akan menimbulkan rasa kram atau tegang pada otot
wajah terlihat pucat, lidah pucat, nadi dalam dan theady atau dalam dan pelan.
Sedangkan Defisiensi Yin menyebabkan air dari ginjal tidak bisa naik keatas untuk
mengurangi panas dari api jantung yang mengakibatkan kepekaan rasa atau
mudah marah dan gangguan tidur. Defisiensi Yin menyebabkan panas dalam
tubuh berlebihan dan tidak terkontrol dan ditandai dengan rasa berdebar atau
demam daerah dada, panas ditelapak tangan da dan telapak kaki, mulut dan
tenggorokan terasa kering, lidah merag dengan selaput tipis, nadi theady dan
cepat.
26
c) Trauma
Trauma yang dimaksud adalah trauma oleh kesalahan sikap saat bekerja. Gejala
utama : kekakuan dan nyeri pada pinggang bawah biasanya dirasakan pada daerah
tertentu dan bertambah parah oleh tekanan dan putaran tubuh. Gejala ini ditandai
lidah berwarna merah muda atau ada warna keunguan yang menandai stagnasi,
Analisis : ketegangan atau kekakuan otot yang di akibatkan oleh trauma pada
daerah lumbar menyebabkan tidak lancarnya aliran qi dan xue dan berkelanjutan
kearah stagnasi daerah darah pada meridian dan collateral yang mengakibatkan
rasa nyeri bertambah parah oleh penekanan. Nadi kencang seperti senar
stagnasi darah.
ginjal, sedangkan Pishu (BL20) merupakan titik yang berfungsi untuk menguatkan
qi limpa. Limpa adalah organ yang menguasai otot dan berfungsi untuk trasportasi
yang memberikan nutrisi keseluruh organ. Weizhong (BL40) merupakan titik jauh
yang penting dan titik dominan daerah pinggang bawah. Feiyang (BL58) adalah
(Dharmojono, 1999)
Yang ginjal. Zhishi (BL52) dan Taixi (KI3) diambil tujuan memperkuat Yin ginjal.
Titik Renzhong (DU26) merupakan titik jauh yang relatif untuk mengatasi
kekakuan dan nyeri pada daerah lumbar. Titik Yaotongxue (Extra) merupakan titik
pengalaman yang digunakan untuk trauma atau keseleo pada daerah lumbar. Titik
Pishu (BL20) berfungsi untuk menguatkan qi limpa, limpa adalah organ yang
menguasai otot dan memberikan nutrisi keseluruh organ dan jaringan sedangkan
titik Chengsan (BL57) digunakan untuk kasus spasme otot gastrocnemius dan
Menurut Saputra (2005) ada 3 Tujuan Terapi Akupunktur pada nyeri punggung
bawah, yaitu :
penyebab anatomis yang tidak jelas, atau sebagai terapi nyeri sebelum
Kuasa = ramuan daun-daunan yang dibakar), dari bahan daun Ay atau Arthemesia
Vulgaris, yang dibakar diatas titik-titik Akupunktur tertentu. Pemanasan ini atau
panas yang ditimbulkan terletak titik Akupunktur yang dituju, yang kemudian
dari tubuh manusia. Bahan yang digunakan adalah terutama "moksa wol" dalam
bentuk kerucut atau stick. Selama berabad-abad, moksa dan akupunktur telah
digabungkan dalam praktek klinis. "Sebuah penyakit yang mungkin tidak
Menurut Saputra, (2005) ada 4 Tujuan pada moksa yaitu, sebagai berikut :
3. Menghangatkan Yang
Menurut Saputra, (2005) ada 2 Teknik Moksibusi yaitu Teknik moksibusi yang
kemudian titik Akupunktur yang dimaksud ditekan dan efek Sie yaitu api
merangsang tidak kontiyu dengan cara moksa di tiup-tiup atau diangkat naik turun
untuk moksibusi cara langsung cara mematuk, cara rotasi dan cara
jarum panas.
1. Cara Langsung
Untuk melakukan cara ini, daerah yang akan dimoksa terlebih dahulu diolesi
degan parafin
terasa panas yang menyengat, moksa di angkat dengan capit dan bila
habis.
dan kulit. Penyekat dapat berupa selapis garam dapur atau se iris jahe
menggunakan moksa yang ditancapkan pada ganggang jarum lalu moksa di bakar.
Sebelum jarum di tancapkan dalam satu titik, moksa potong di tancapkan pada
fungsi ini untuk menghangatkan meridian dan aliran bebas dari qi dan darah
sehingga dapat mengobati nyeri sendi yang disebabkan oleh dingin basah, mati
"Moksibusi umumnya diterapkan untuk bagian Yang pertama, bagian Yin; klinis
itu diterapkan untuk bagian atas pertama dan bagian bawah ". Perlakukan ini
dilakukan pada daerah perut, seluruh tubuh dan empat ekstremitas kedua. Tetapi
Volume untuk moksibusi, termasuk ukuran moksa kerucut atau durasi aplikasi
moksa batang harus sejajar dengan pasien kondisi patologis, konstitusi umum,
usia dan tempat di mana moksibusi diterapkan. Umumnya, 3-7 moksa digunakan
1) Kontra indikasi
1. Excesss syndrome sindrom panas (termasuk demam tinggi, pilek atau panas
karena kekurangan yin) tidak diperbolehkan untuk dirawat oleh moksibusi. Hal ini
34
dinyatakan dalam risalah tentang penyakit demam bahwa "pasien dengan denyut
nadi lemah dan cepat tidak di perbolehkan diobati dengan moksa, dampak dapat
2. Jaringan parut moksibusi tidak harus diterapkan disekitar wajah dan kepala, dan
daerah di sekitar pembuluh darah besar. Ada titik-titik tertentu yang dianjurkan
untuk akupunktur, tetapi tidak cocok untuk moksibusi, karena kebanyakan dari
3. daerah perut dan daerah lumbosakral dari wanita hamil tidak diperbolehkan
1. Menggerakan panggul
bawah ke lantai.
dan jatuhkan kesalah satu sisi, tubuh bagian atas tetap lurus,
KERANGKA KONSEP
konvensional :
1. Traumatik
Fisioterapi
2. Degeneratif
Obat Nyeri
3. Inflamasi Herbal
4. Gangguan Metabolisme
5. Neoplasma
6. Kongenital
Keterangan :
Moksibusi
_ _ _ _ _ _ _ _ : Tidak diteliti
: Diteliti
senam untuk punggung
38
Defisiensi ginjal, dan Trauma. Dengan penelitian ini yang akan diteliti
untuk punggung pada titik BL23 Shenshu, BL20 Pishu, BL40 Weizhong,
dan moksa untuk mempengaruhi nyeri pinggang bawah dan pada akhirnya
IV.2. Hipotesis
METODE PENELITIAN
senam untuk punggung terhadap perubahan intensitas nyari pada lansia di klinik
V.2. Populasi
mengambil populasi penelitian dari seluruh penderita nyeri pinggang bawah yang
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang akan diteliti. Sampel penelitian ini terdiri dari 10 orang dibagi
dalam 2 kelompok yaitu 5 orang untuk terapi Akupunktur dan 5 orang untuk
ekslusi.
1. Responden yang tidak mampu mendengar atau tuli dan bisu sehingga
diteliti
V.4.1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Klinik Median, Jl. Dharma Husada No.27 Surabaya.
V.4.2. Waktu Penelitian
Agustus 2022.
No Kegiatan Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags
2021 2021 2021 2021 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022
1 Pembuatan
Proposal
√ √ √ √
2 Konsultasi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Pengumpulan
Data
√ √ √ √
4 Penelitian
√ √ √ √
5 Ujian √
42
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah intensitas nyeri pada lansia yang
Operasional
tanggal lahir
66-70 tahun
sampai saat
71-75 tahun
melakukan terapi
(dalam tahunan)
penderita nyeri
Perempuan
pinggang bawah
yang
memanfaatkan
terapi Akupunktur
penderita nyeri
Wirausaha
pinggang bawah
Ibu Rumah Tangga
yang
memanfaatkan Wiraswasta
terapi Akupunktur
44
Operasional Pengukuran
(Moxa)
merupakan
praktek
pembakaran
ramuan mugwort
(armetisia
vulgaris) melalui
titik akupuntur
terpilih dan
dikonstruk
dengan sengaja,
dilakukan secara
sadar dan
terencana dengan
tujuan
meningkatkan
kesegaran jasmani
Variabel Devinisi Alat ukur Kriteria Skala
Operasional
41% - 60%
→Severe
disability
61% - 80%
→Crippled
BL 20 Pishu, 1.5cun lateral ke - - nominal
batas bawah
proses spinose
lipatan transversal
darifossa popliteal
kunlun bl 60
46
bantu oleh terapis jika pasien mengalami kesulitan dalam pengisian kuisioner.
V.8. Kerangka Kerja
Responden
Informed Consent
Pengisian Kuisioner ODI dan Penilaian Skala Nyeri sebelum di lakukan Terapi (ODI 0)
Kombinasi akupunktur,
moksibusi, dan senam untuk punggu
(ODI 2)
Perbandingan dan Kesimpulan
48
Keterangan :
cun. Penusukan dilakukan pada kedua kaki sisi kanan dan sisi kiri dan
pinggang bawah. Jadwal terapi dua kali selama seminggu selama delapan
kali terapi.
dilakukan selama 20 menit Jadwal terapi dua kali dalam seminggu selama
dibandingkan.
50
BAB VI
HASIL PENELITIAN
Responden.
(Orang)
60-65 7 70%
66-70 1 10%
71-75 2 20%
Total 10 100%
Usia Responden Nyeri Pinggang
Bawah
20%
60-65 Tahun
10% 66-70 Tahun
Akupunktur.
Tabel VI.2.2. Data Menurut Jenis Kelamin Nyeri Pinggang Bawah yang
Kelamin (%)
1. Perempua 6 60,0%
2. Laki-Laki 4 40,0%
Total 10 100%
52
(40,0%).
Pensiun 3 30%
Wirausaha 1 10%
Wiraswasta 3 30%
Total 10 100%
1 18 28 4
2 50 18 3
3 20 8 0
4 6 3 0
5 12 3 0
Total 106 60 7
50
40
30
20
10
1 2 3 4 5
Tabel VI.3 dan Gambar VI.3 diatas menunjukkan bahwa hasil rata-rata
skor ODI 0 (sebelum terapi) sebesar 10,6 skor ODI 1 (setelah 5x terapi)
nyeri pinggang bawah pada skor ODI sebelum dan sesudah diterapi
bahwa nilai p<0,05 (p=0,005) yang berarti ada beda antara ODI 0 dan
ODI 1, nilai p<0,05 (p=0,005) yang berarti ada beda antara ODI 0 dan
ODI 2, nilai p<0,05 (p=0,005) yang berarti ada beda antara ODI 0 dan
ODI 2
56
1 12 14 8
2 18 12 6
3 12 18 0
4 66 14 0
5 28 40 20
Total 136 98 28
70
60
50
40
30
20
10
1 2 3 4 5
0
ODI 0ODI 1ODI 2
Tabel VI.4 dan Gambar VI.4 diatas menunjukkan bahwa hasil rata-rata
skor ODI 0 (sebelum terapi) sebesar 13,6 skor ODI 1 (setelah 5 x terapi)
nyeri pinggang bawah pada skor ODI sebelum dan sesudah diterapi
akupunktur, moksibusi dan senam untuk punggung. Uji statistik dengan uji
antara ODI 0, ODI 1 dan ODI 2 pada kelompok kontrol yaitu akupunktur.
Uji statistik menunjukan hasil bahwa nilai p<0,05 (p=0,005) yang berarti
ada beda antara ODI 0 dan ODI 1, nilai p<0,05 (p=0,005) yang berarti ada
beda antara ODI 1 dan ODI 2, nilai p<0,05(p=0,005) yang berarti ada beda
16
14 13,6
12 10,6
10 9,8
8
6 6
4
2
0 0,7 0,28
Tabel VI.5 dan Gambar VI.5 diatas menunjukan bahwa pada pemberian
akupunktur didapatkan rata - rata skor ODI 0 sebesar 10,6, ODI 1 sebesar
sebesar 13,6 ODI 1 sebesar 9,8 ODI 2 sebesar 0,28. Uji Statistik dengan
menunjukan hasil bahwa nilai p > 0,05 ( p = 0,459 ) yang berarti tidak ada
0,664) yang berarti tidak ada beda antara ODI 1 ODI 2 pada akupunktur
nilai p = 0,05 (p-value = 0,662) yang berarti tidak ada beda antara ODI 0
BAB VII
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam Pada Tabel VI.2.1. diketahui
bahwa usia responden yang paling banyak sebagai penderita nyeri punggung
bawah adalah usia 60-65 tahun berjumlah responden 7 orang karena faktor usia
tubuhnya terutama tulang sehingga tidak elastis seperti waktu muda. (Levent
2007). Bagian posterior vertebra antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi
apofisial Secara anatomi daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh tulang
sakrum dan otot-otot sekitarnya. Beban yang ditanggung oleh tulang belakang
(Lumbal) antara L-5 sampai S-1 atau L-4 dan L-5 sebagai titik tumpuan. Diskus
intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua (Singh
V, 2009)
Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam tabel VI.2.2. diketahui jenis
kelamin responden Low Back Pain (LBP) yang terbanyak adalah perempuan
seperti taji yang menimbulkan radang sendi disertai nyeri (Staton 2010).
Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam tabel VI.2.3. Pekerja Ibu
Rumah Tangga, dan wiraswasta lebih sering terjadi karena faktor resiko di tempat
kerja yang banyak menyebabkan gangguan otot rangka terutama adalah kerja fisik
berat, penanganan dan cara mengangkat barang, gerakan berulang, posisisi atau
sikap tubuh selama bekerja. Menurut Sidharta (2006) kekakuan dan spasme otot
atau trauma adalah gerakan bagian punggung belakang seperti saat mengangkat
diketahui bahwa tingkat keluhan nyeri pasien sebelum diterapi Akupunktur score
ODI (Oswestry Disability Index) dari tingkat minimal dan tingkat yang parah,
yaitu score 0% - 20% artinya dalam keadaan minimal yaitu sebanyak 4 orang
sedangkan score 41% - 60% artinya dalam keadaan parah yaitu berjumlah 1
orang. Tingkat minimal lebih banyak dibandingkan tingkat parah karena tingkat
keluhan nyeri pinggang bawah yang parah tidak mampu berjalan menuju Klinik.
Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam pada Tabel VI.4. dapat
diketahui bahwa tingkat keluhan nyeri pasien sesudah terapi ke 8 score ODI
(Oswestry Disability Index) yaitu score 0% - 20% yaitu sebanyak 5 orang dan 3
responden lainnya dinyatakan sembuh dengan rata – rata 19,8. Ada berbagai
62
mengangkat benda berat sehari-hari, usia dan aktivitas fisik yang berlebihan.
Menurut Liu Gong Wang (1994) disebabkan oleh konsumsi jing ginjal apabila
kondisi tubuh dalam keadaan terlalu lelah dan sakit berkepanjangan menyebabkan
kekurangan jing ginjal yang gagal memelihara meridian dapat menyebabkan nyeri
pinggang bawah.
Perbandingan tingkat keluhan nyeri pinggang bawah sebelum terapi dan sesudah 8
kali terapi dan dievaluasi mendapatkan penurunan score ODI (Oswestry Disability
Index) Dari kondisi parah (41% - 60%) dan tingkat sedang (21% - 40%)
sedangkan 3 orang lainnya sembuh dari nyeri pinggang bawah dengan rata- rata
20,4.. Menurut Liu, Gong Wang (1994) bahwa kekurangan jing ginjal dan
kegiatan seksual yang berlebihan menyebabkan jing ginjal, yang gagal untuk
memelihara meridian, menyebabkan nyeri pinggang bawah dan bisa terjadi karena
statis darah akibat trauma misalnya cedera eksternal, seperti membawa bobot yang
bawah.
Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam pada Tabel VI.3.1. dapat
ditambah moksa dengan kombinasi senam untuk punggung score ODI (Oswestry
Disability Index) score 61% - 80% berjumlah 1 orang dan tingkat sedang dengan
score 21% - 40% berjumlah 1 orang dan tingkat minimal dengan score 0% - 20%
karena tingkat keluhan nyeri pinggang bawah yang parah tidak mampu berjalan
menuju klinik.
Dari hasil penelitian yang ditampilkan dalam pada Tabel VI.4.1 dapat
(Oswestry Disability Index) dari kondisi lumpuh yaitu score 61% - 80%
score 0% - 20% sebanyak 3 orang dan 2 responden lainnya sembuh dari nyeri
pinggang bawah. ada berbagai faktor yang mempengaruhi nyeri pinggang bawah
misalnya pekerjaan, usia dan aktivitas fisik yang berlebihan. Menurut Liu Gong
Wang (1994) disebabkan oleh konsumsi jing ginjal apabila kondisi tubuh dalama
bawah.
Perbandingan tingkat keluhan nyeri pinggang bawah sebelum terapi dan sesudah 8
Disability Index) Dari tingkat sedang (21% - 40%) dan tingkat minimal (0% -
64
orang sedangkan 2 orang lainnya sembuh. Menurut Liu, Gong Wang (1994)
bahwa kekurangan jing ginjal dan kegiatan seksual yang berlebihan menyebabkan
jing ginjal, yang gagal untuk memelihara meridian, menyebabkan nyeri pinggang
bawah dan bisa terjadi karena statis darah akibat trauma misalnya cedera
VIII.1. Kesimpulan
dan laki - laki, bekerja sebagai pensiun, ibu rumah tangga, dan wiraswasta
nyeri pada Lansia penderita LBP didapatkan perubahan rata-rata skor ODI
0 sebesar 10,6 , skor ODI 1 sebesar 6,0, skor ODI 2 sebesar 0,7
VIII.2. Saran
Fairbank JC, and Pynsent PB, The Oswestry Disability Index. Spine
2000;25(22):2940-2952
Liu, Gong Wang and Akira H, eds, 1994. Fundamentals of Acupuncture &
Moxibustion. Tianjin : Tianjin Science & Technology Translation &
Publishing Crop.
67
68
Ogal, Hans P and Wolfram Stor, (1999). The Seirin Pictorial Atlas Of Acupuncture,
Konemann Verlagsgesellschaft mbH
Shidarta, Priguna, 1983, Sakit Neuromusculetal dalam Praktek Umum. Jakarta : PT.
Dian Rakyat
AKUPUNKTUR
SURAT PERSETUJUAN
Nama :
Alamat :
Pekerjaan :
Dengan kemauan sendiri dan tanpa paksaan, setuju menjalani pengobatan dengan
Akupunktur. Untuk itu kami tidak akan menuntut secara hukum apabila terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan dari metode pengobatan ini yang sedang dalam tingkat penelitian.
Surabaya........../............./...........
1. No. Responden :
2. Nama :
3. Umur :
60-65 tahun
66-70 tahun
71-75 tahun
4. Jenis Kelamin :
Laki-Laki
Perempuan
Pensiun
Wirausaha
Wiraswasta
3-5 Jam
5-9 Jam
Membungkuk
Duduk
Berdiri
8. Apakah anda menggunakan terapi lainnya untuk menghilangkan rasa nyeri pinggang:
Terapi obat
Herbal
Fisoterapi
Terapi Akupunktur
: Sering
Sering Sekali
Tidak Sering
Kadang-
Kadang
1-6 bulan
6-11 bulan
1-5 tahun
5-10 tahun
>10 tahun
Lampiran 3 : Lembar Kuesioner ODI (Oswestry Disabilitty Index)
Berikan tanda√pada salah satu pilihan jawaban yang paling menggambarkan keadaan anda.
Intensitas nyeri
(Nilai : 0)
Saya merawat diri secara normal tetapi terasa sangat nyeri (Nilai : 1)
Saya merawat diri secara hati-hati dan lamban karena sangat nyeri (Nilai : 2)
74
Setiap hari saya memerlukan bantuan saat merawat diri (Nilai :4)
Saya tidak bisa berpakaian dan mandi sendiri, hanya tiduran di bed (Nilai : 5)
Aktifitas Mengangkat :
Nyeri membuat anda tidak mampu mengangkat benda berat dari lantai tetapi saya mampu
Nyeri membuat saya tidak mampu mengangkat benda berat dari lantai, tetapi saya mampu
mengangkat benda ringan dan sedang yang posisinya mudah misalnya di atas meja (Nilai : 3)
Berjalan
Saya hanya mampu berjalan tidak lebih dari 1 mil karena nyeri
(Nilai : 1)
Saya hanya mampu berjalan tidak lebih dari ¼ mil karena nyeri
(Nilai : 2)
Saya hanya mampu berjalan menggunakan alat bantu tongkat atau kruk (Nilai : 4 )
(Nilai : 5)
Duduk
Saya mampu duduk semua jenis kursi selama aku mau (Nilai : 0)
Saya mampu duduk pada kursi tertentu selama aku mau (Nilai : 1)
Saya hanya mampu duduk pada kursi tidak lebih dari ½ jam karena nyeri (Nilai : 3)
Saya hanya mampu duduk pada kursi tidak lebih dari 10 menit karena nyeri (Nilai : 4)
Berdiri
Saya mampu berdiri selama aku mau tetapi timbul nyeri (Nilai : 1)
Saya hanya mampu berdiri tidak lebih dari 1 jam karena nyeri
(Nilai : 2)
Saya hanya mampu berdiri tidak lebih dari ½ jam karena nyeri
(Nilai : 3)
76
Saya hanya mampu berdiri tidak lebih dari 10 menit karena nyeri
(Nilai : 4)
Tidur
(Nilai : 2)
Kehidupan Sosial
(Nilai : 0)
Kehidupan sosialku berlangsung normal tetapi ada peningkatan derajat nyeri (Nilai : 1)
Kehidupan sosialku yang aku sukai misalnya olaraga tidak begitu terganggu adanya nyeri
(Nilai :2)
(Nilai : 3)
(Nilai : 4)
Saya bisa melakukan perjalanan ke semua tempat tanpa adanya nyeri (Nilai : 0)
Saya bisa melakukan perjalanan ke semua tempat tetapi timbul nyeri (Nilai : 1)
78
Nyeri memang mengganggu tetapi saya bisa melakukan perjalanan lebih dari 2 jam (Nilai : 2)
Nyeri menghambatku sehingga saya hanya bisa melakukan perjalanan pendek kurang dari 1
Nyeri menghambatku sehingga saya hanya bisa melakukan perjalanan pendek kurang dari 30
Nyeri menghambatku sehingga saya hanya bisa melakukan perjalanan kecuali hanya berobat
(Nilai :5)
Interpretasi Hasil :
Dari 10 pertanyaan, jumlahkan seluruh nilai yang didapat, lalu di hitung dengan rumus :
50
0% - 20% Minimal disability : Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terganggu
21% - 40% Moderate disability : Pasien merasakan nyeri yang lebih dan mulai kesulitan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti duduk, mengangkat barang dan berdiri
41% - 60% Severe disability : Nyeri terasa sepanjang waktu dan aktivitas sehari-hari mulai
61% - 80% Crippledd : Nyeri yang timbul mengganggu seluruh aktivitas sehari-hari
81% - 100% pasien sudah sangat tersiksa oleh nyeri yang timbul
Lampiran 4 : Lembar Hasil Penelitian
Tabel VI.2.1. Usia Responden Nyeri Pinggang Bawah yang menjalani terapi Akupunktur dan
60 – 65 7 70%
66 – 70 1 10%
71 – 75 2 20%
Total 10 100%
Tabel VI.2.2. Data Menurut Jenis Kelamin Nyeri Pinggang Bawah yang menjalani terapi
Akupunktur
1. Perempuan 6 60,0%
100%
Tabel VI.2.3. Data Pekerjaan Responden Nyeri Pinggang Bawah yang menjalani terapi
Akupunktur dan Akupunktur ditambah moksa dengan kombinasi senam untuk punggung.
80
Pensiun 3 30%
Pedagang 1 10%
Wiraswasta 3 30%
Total 10 100%
Tabel VI.4.2. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Diterapi Akupunktur
1 18% 28% 4% 14
2 50% 18% 3% 47
3 20% 8% 0% 20
4 6% 3% 0% 6
5 12% 3% 0% 12
Jumlah 99 : 5 = 19,8
Diagram VI.4.2. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Diterapi Akupunktur
Tabel VI.4.3. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Diterapi Akupunktur Di
1 12% 14% 8% 4
2 18% 12% 6% 12
3 12% 18% 0% 12
4 66% 14% 0% 66
Diagram VI.4.3. Hasil Data Skala Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Diterapi Akupunktur
Test Statisticsa
hasil
Mann-Whitney U 9.000
Wilcoxon W 24.000
Z -.740
Punggung
84
Test Statisticsa
hasil
Mann-Whitney U 21.500
Wilcoxon W 76.500
Z -.434
hasil
Mann-Whitney U 21.500
Wilcoxon W 36.500
Z -.438
NIM : 19.010
Bab 1-3
Bab 1-3
2021
Pengajuan Judul
NIM : 19.010
NIM : 19.010
BABV
Memperbaiki kesalahan pada
2. 18 Januari 2022 (Metodologi
BAB V
Penelitian),
10 Juli 2022 –
3. BAB VI-VIII Edit Kata Perkata
28 Juli 2022
90
10 Agustus – 14
4. BAB VI-VIII Edit Kata Perkata
Agustus 2022
NIM : 19.010
15 Juli 2021 –
1 Konsul Judul Judul kurang tepat
18 Juli 2021
20 Juli 2021 –
2 BAB 1 – III Edit Kata Perkata
6 Agust 2021
21 Sep 2021 –
3 BAB IV – V Edit Kata Perkata
30 Des 2021
10 Juli 2021 –
4 BAB VI – VIII Edit Kata Perkata
28 Juli 2021
LEMBAR REVISI
NIM : 19.010
Penguji I :
Penguji II :
Telp 082333248950
RIWAYAT PENDIDIKAN