Latar Belakang Aktualisasi Bud

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS ISU STRATEGIS

Dalam UU No. 5 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Dalam
menjalankan tugasnya, ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik;
dan perekat dan pemersatu bangsa. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana,
dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun
2016 tentang pelayanan kefarmasian di rumah sakit dijelaskan bahwa standar pelayanan
kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pelayanan Kefarmasian
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien. Standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi standar
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan pelayanan
farmasi klinik.
Beyond use date (BUD) adalah batas waktu penggunaan produk obat setelah
diracik atau disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka atau dirusak. Kemasan
primer disini berarti kemasan yang langsung bersentuhan dengan bahan obat, seperti:
botol, ampul, vial, blister, dan lain-lain. Pengertian BUD berbeda dari expired date (ED)
atau tanggal kedaluwarsa karena ED menggambarkan batas waktu penggunaan produk
obat setelah diproduksi oleh pabrik farmasi, sebelum kemasannya dibuka. BUD bisa sama
dengan atau lebih pendek daripada ED. ED dicantumkan oleh pabrik farmasi pada
kemasan produk obat, sementara BUD tidak selalu tercantum. Menggunakan obat yang
sudah melewati BUD atau ED-nya berarti menggunakan obat yang stabilitasnya tidak lagi
terjamin.
Mengingat BUD tidak selalu tercantum pada kemasan produk obat, penting bagi
tenaga kesehatan, khususnya apoteker, untuk mengetahui tentang ketentuan BUD dan
dapat memberikan informasi kepada pasien agar pasien dapat menggunakan obat dengan
tepat dan aman melalui penyuluhan dan dengan pemberian etiket (penandaan obat).
Sehingga dari permasalahan yang dihadapi tersebut menjadi salah satu isu yang dapat
mendasari kegiatan aktualisasi di unit kerja RSUD dr. Rubini Kabupaten Mempawah,
yakni kurangnya pemahaman pasien tentang beyond use date.

A. Identifikasi dan Penetapan Isu


Indentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan aktualisasi ini dilakukan dengan cara
mengangkat masalah dari hasil pengamatan selama 1 bulan ditempat bertugas dan hasil
dari diskusi dengan kepala instalasi. Isu-isu aktual yang dapat ditemukan di RSUD dr.
Rubini Kabupaten Mempawah sebagai berikut:
1. Kurang optimalnya pemberian konseling pada pasien di depo farmasi RSUD dr.
Rubini Mempawah.
2. Kurang optimalnya penataan obat pada lemari penyimpanan obat di depo farmasi
RSUD dr. Rubini Mempawah.
3. Kurangnya pemahaman mengenai beyond use date (BUD) obat pada pasien di depo
farmasi RSUD dr. Rubini Mempawah.
Dalam upaya menyikapi isu-isu aktual serta tantangan perubahan dan perkembangan yang
terjadi berdasarkan tugas pokok dan fungsi Apoteker perlu ditentukan prioritas yang akan
ditangani. Penentuan isu aktual prioritas dilakukan dengan menggunakan skala dengan
rentang angka dari 1 sampai 5. Skala penilaian ini berpedoman pada 4 (empat) kriteria isu,
yaitu isu yang bersifat Aktual, Problematik, Khalayak dan Layak atau biasa di singkat
APKL. Adapun penentuan isu aktualnya adalah sebagai berikut :

Tabel Penetapan Isu Aktual Prioritas


NO ISU AKTUAL KRITERIA JUMLAH RAN
A P K L K
1. Kurang optimalnya pemberian konseling 5 4 4 4 17 2
pada pasien di depo farmasi RSUD dr.
Rubini Mempawah.
2. Kurang optimalnya penataan obat pada 4 4 3 5 16 3
lemari penyimpanan obat di depo farmasi
RSUD dr. Rubini Mempawah.
3. Kurangnya pemahaman mengenai 5 4 5 5 19 1
beyond use date (BUD) obat pada pasien
di depo farmasi RSUD dr. Rubini
Mempawah.

Keterangan Skala Nilai (1-5) :


1 = Tidak Penting ; 2 = Kurang Penting ; 3 = Cukup Penting ; 4 = Penting ; 5 =
Sangat Penting

Dari analisis isu dengan menggunakan alat analisis APKL di atas, maka yang menjadi
isu Prioritas (nilai tertinggi) dan ditetapkan sebagai isu Rancangan Aktualisasi penulisi
serta akan dicarikan solusi pemecahan masalahnya adalah : “Kurangnya pemahaman
mengenai beyond use date (BUD) obat pada pasien di depo farmasi RSUD dr. Rubini
Mempawah”, dengan jumlah nilai 19. Faktor – faktor penyebab yaitu sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran pasien untuk mencari informasi mengenai penggunaan
obat secara berulang yang telah disimpan lama
2. Kurangnya informasi melalui penyuluhan kepada pasien mengenai Beyond Use
Date (BUD)
3. Terbatasanya jumlah tenaga Apoteker
Selanjutnya untuk menentukan kualitas isu, faktor penyebab dilakukankan analisis
menggunakan metode USG (urgency, seriousness, growth), dengan skala penilaian 1
sampai 5.
Tabel Analisis Penyebab Utama dengan Metode USG
NO PENYEBAB KRITERIA JUMLA RAN
U S G H K
1. Kurangnya kesadaran pasien untuk mencari 3 3 4 10 3
informasi mengenai penggunaan obat
secara berulang yang telah disimpan lama
2. Kurangnya informasi melalui 4 5 5 14 1
penyuluhan kepada pasien mengenai
Beyond Use Date (BUD)
3. Terbatasanya jumlah tenaga Apoteker 4 4 5 13 2
Berdasarkan analisis menggunakan metode USG dapat diketahui bahwa faktor
penyebab/ masalah yang paling dominan untuk diangkat sebagai faktor penyebab/ masalah
prioritas adalah faktor yang memperoleh jumlah nilai 14 yaitu : “Kurangnya informasi
melalui penyuluhan kepada pasien mengenai Beyond Use Date (BUD)”.
Penyebab utama isu yang terjadi di tempat bekerja penulis yaitu “Kurangnya
pemahaman mengenai beyond use date (BUD) obat pada pasien di depo farmasi
RSUD dr. Rubini Mempawah”
Maka dalam rangka untuk menyelesaikan isu prioritas tersebut maka penulis
memberi gagasan yang berjudul : “UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN
MENGENAI BEYONDE USE DATE MELALUI PENYULUH1AN KEPADA
PASIEN DI RSUD DR. RUBINI KABUPATEN MEMPAWAH”.

Anda mungkin juga menyukai