Allah Subhanahu wa Ta’ala berwasiat agar kita bertakwa kepada-Nya. Para nabi berwasiat agar
umatnya bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan para pewaris nabi pun terus berwasiat
۟ ُ” ِا َّتق, bertakwalah kepada
lewat mimbar-mimbar Jum’at. Yang senantiasa disampaikan adalah, “ َ وا ٱهَّلل
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memanggil kita,
هّٰللا
َ ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُنوا ا َّتقُوا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah..” (QS. Ali ‘Imran[3]: 102)
Ingat, yang dipanggil hanya yang beriman. Yang tidak beriman, silakan tutup telinganya. Allah
Subhanahu wa Ta’ala cinta kepada orang-orang beriman. Sebagian manusia mengaku beriman,
namun tidak mau mendengarkan wasiat-wasiat Allah Subhanahu wa Ta’ala,
ٖا َّتقُوا هّٰللا َ َح َّق ُت ٰقىتِه
“Bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 102)
Takwa bukan hanya ucapan di lisan, bukan hanya status yang diganti. Tapi hakikat takwa adalah
mengingat Allah dan tidak melupakan-Nya, taat dan patuh terhadap perintah-Nya dan tidak durhaka
kepada-Nya, serta bersyukur atas nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan dan tidak kufur
kepada-Nya.
Sidang jumat Rokhimakumullah
Kita hidup di dunia yang fana. Tidak sedikit yang terkesima, terpana, dan terkagum-kagum dengan
indahnya dunia ini. Sehingga dia lupa bahwa dia diciptakan untuk mengabdi kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Sehingga dia tidak sadar bahwa bumi ini bukan tempat tinggal buat kita.
Kita sedang dalam pengasingan. Tempat sejati manusia ada di surga. Tapi karena takdir Allah SWT
Nabi Adam ‘alaihissalam dan semua anak keturunannya harus merasakannya faanya dunia ini.
Sebagian orang dengan harta yang dia miliki, ia jadi lupa dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagian dengan kedudukan dan jabatan yang dia dapatkan ia tak pernah mengingat Allah
Subhanahu wa Ta’aladan dan sebagian lagi dengan kecerdasan ilmunya ia menyimpulkan bahwa Allah
itu tidak ada
Semua akan menjadi debu yang berterbangan. Kemudian kita masih tergoda untuk mengumpulkan
kekayaan di dunia ini. Berlomba-lomba bersaing untuk meraih jabatan dan kedudukan, lalu lupa
dengan tujuan kita diciptakan.