Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKUNTANSI SYARIAH

Materi: ISU KONTEMPORER

Dosen: WAODE SUWARNI,S.E.,M.Sc

Oleh:

WA ODE JULIE ADISTA KWARSI AWALUDDIN

(21320047)

SI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Yang Telah Melimpahkan Rahmat
Dan Hidayahnya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Akuntansi Syariah dengan judul
Materi tentang Isu Kontemporer. Saya Harap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan untuk
kalian.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu WAODE SUWARNI,S.E.,M.Sc, selaku dosen mata
kuliah Akuntansi Syariah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya sebagai penyusun makalah ini,memohon maaf apabila ada materi yang kurang jelas. Karena
kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT.

Bau-Bau,25 Juli 2022

Penulis

Wa Ode Julie Adista K.A

2
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

C. Tujuan .......................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Isu-Isu Kontemporer ................................................................................................... 6

B. Isu-Isu Kontemporer Fundamentalisme Islam ................................................................. 7

C. Isu-Isu Kontemporer Moderenisasi Versus Konservatisme .............................................. 9

D. Isu-Isu Kontemporer Islam dan HAM .......................................................................... 11

E. Isu-Isu Kontemporer Ahmadiyah .................................................................................. 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14

B. Saran ........................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, banyak berbagai permasalahan kehidupan yang terjadi. Segala
kejadian yang terus menerus terjadi baik dari segi permasalahan sosial yang berkaitan dengan
agama, suku, dan kebudayaan. Isu-isukontemporer tersebut sebenarnya dalam islam tidaklah
dikenal, namun seringkali dijadikan sebagai problematika permasalahan dalam sosial, dikaitkan
dengan islam karena arti sebenarnya dari istilah yang termasuk dalam isu-isu kontemporer tersebut
merupakan hal yang terkadang bertolak belakang dariajaran agama islam.
Berbagai isu-isu kontemporer yang awal mulanya timbul dari bangsa barat yang hingga
saat ini masih sering kita dengar, lihat dan saksikan diberbagai media yang tidak jarang berupa
buku, majalah, koran, televisi, radio dan media yang sekarang sudah bebas untuk kita akses yaitu
internet.Jika dikaitkan Islam dan isu-isu kontemporer tidak jarang menimbulkan banyak spekulasi
yang bermunculan dari berbagai pihak baik dari ormas-ormas islam yang menolak keras terhadap
isu-isu kontemporer tersebut, maupun ulama-ulama besar islam. Pemikiran yang bertolak belakang
dengan islam malah menimbulkan ke-antian terhadap negeri barat itu karena dianggap bahwa
istilah-istilah tersebut berasal dari tradisi-tradisi barat. Perkembangan islam di Indonesia memiliki
mata rantai yang cukup berliku. Sementara islam di nusantara inimemiliki kompleksitas persoalan,
dan dari sini islam hadir dengan membawa wajah tatanan baru dalam masyarakat yang tidak
terbentur dengan realitas sosial, budaya, tatanan politik dan tradisi keagamaan. Dalam
perkembangannya upaya reaktualisasi diharapkan dapat menjawab problematika kemasyarakatan
dan sebagai manifestasi agama yang rahmatan lil ‘alamin. Islam dinamis yang diharapkan mampu
mengatasi masalah-masalah kontemporer yang terjadi diberbagai wilayah Indonesia misalnya
Fundamentalisme Islam, Modernismeversus Konservatisme, Islam dan HAM, Ahmadiyah, dll.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja isu-isu kontemporer?
2. Bagaimana isu-isu kontemporer fundamentalisme Islam?
3. Bagaimana isu-isu kontemporer moderenisasi versus konservatisme?
4. Bagaimana isu-isu kontemporer Islam dan HAM ?
5. Bagaimana isu-isu kontemporer Ahmadiyah ?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui isu-isu kontemporer.
2. Untuk mengetahui isu-isu kontemporer fundamentalisme Islam.
3. Untuk mengetahui isu-isu kontemporer moderenisasi versus konservatisme.
4. Untuk mengetahui isu-isu kontemporer Islam dan HAM.
5. Untuk mengetahui isu-isu kontemporer Ahmadiyah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Isu-Isu Kontemporer.

Isu-isu global kontemporer adalah isu yang berkembang serta meluas setelah Perang
Dingin berakhir pada era 1990-an. Pengertian mengenai isu-isu global kontemporer terkait erat
dengan sifat dari isu-isu tersebut yang tidak lagi didominasi oleh hubungan Timur-Barat, seperti,
ancaman perang nuklir,persaingan ideologi antara Demokrasi-Liberal dan Marxisme-Leninisme
dandiplomasi krisis. Masyarakat internasional kini dihadapkan pada isu-isu global yang terkait
dengan “Tatanan Dunia Baru” (New World Order). Isu-isu mengenai persoalan-persoalan
kesejahteraan ini berhubungan dengan Human Security antara negara-negara maju (developed)
dengan negara-negara berkembang (developing countries) serta masalah lingkungan.
Isu-isu global kontemporer merupakan isu yang lahir sebagai bentuk baru ancaman
keamanan yang mengalami transformasi sejak berakhirnya Perang Dingin menjadi suatu “Agenda
Global Baru” (New Global Agenda). Ancaman dalam bentuk baru ini bukan berupa “serangan
militer” yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain tetapi tindakan kejahatan yang
dilakukan oleh non-state actor dan ditujukan kepada state actor maupun individu atau warga negara
yang mengancam keamanan umat manusia (Human Security).
Ancaman tersebut dapat berupa tindakan terorisme atau kejahatan transnasional yang
terorganisir (Transnational Organized Crime/TOC),kesejahteraan(kemiskinan), degradasi
lingkungan, konflik etnis dan konflik komunal yang berdimensi internasional, hutang luar negeri,
dan sebagainya. Berkembangnya isu-isu global merupakan akibat dari perkembangan ancaman dan
berbagai persoalan kontemporer yang bersifat non konvensional,multi dimensional, maupun
transnasional tersebut. Meluasnya persoalan global kontemporer ini juga didorong oleh
perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dalam era globalisasi pasca Perang Dingin.
Dengan demikian, isu-isu global kontemporer dengan sifat-sifat utamanya tersebut telah
mengalami transformasi yang menggeser persepsi mengenai ancaman keamanan yang bersifat
konvensional.
Berbeda dengan isu-isu global kontemporer yang berkembang setelah Perang Dingin
berakhir, ancaman keamanan konvensional sebelumnya telah mendominasi isu-isu politik
internasional selama era Perang Dingin denganhanya berorientasi terhadap ancaman militer atau

6
perluasan ideologis dari persaingan dua negara adidaya dalam sistem internasional. Persoalan-
persoalan yang dikategorikan sebagai isu ancaman nonmiliter/nontradisional di antaranya adalah:
1. Degradasi lingkungan,
2. Kesejahteraan ekonomi
3. Organisasi kriminal transnasional
4. Migrasi penduduk.

B. Fundamentalisme Islam.
1. Pengertian Fundamentalisme.

Fundamentalisme adalah paham atau pemikiran yang berupaya untuk kembali kepada apa
yang diyakini sebagai dasar-dasar atau asas-asas. Secara etimologi fundamentalisme berasal
dari kata fundamental yang berarti hal-halyang mendasar atau asas-asas. Sebagai sebuah
gerakan (komunitas)keagamaan, fundamentalis dipahami sebagai penganut gerakan
keagamaan yang bersifat reaksioner, yang memiliki doktrin untuk kembali kepada ajaran
agama yang asli seperti tersurat dalam kitab suci. Gagasan dan posisi umat beragama yang
mengacu pada istilah“fundamentalisme” tampaknya masih perlu dielaborasi lebih jauh lagi.
Kontroversi mengenai istilah “fundamentalisme” berasal dari kenyataan bahwa istilah
tersebut bukan berasal dari islam atau agama-agama lainnya,melainkan berasal dari agama
Kristen protestan. Pandangan dasar yangmenandai gerakan fundamentalisme protestan ini
adalah bahwa orang harusberpegang teguh pada kitab suci secara leterlek, lebih-lebih dalam
menghadapipandangan evolusionisme Darwin yang pada saat itu ramai dibicarakan
kalanganagama (Mujiburrahman, 208).
Tetapi, walaupun asal-usul istilah fundamentalisme itu bukan berasal dari islam, sebagian
sarjana dapat menerimanya untuk dipakai dalam rangka menjelasakan fenomena tertentu dari
gerakan islam dengan catatan bahwa istilah itu tidak dipakai sebagai cap atau label untuk
mendiskreditkan islam sebagaimana yang sering kali dilakukan oleh media massa melainkan
sebagai sebuah konsep akademik yang netral. Selain istilah “fundamentalisme islam”beberapa
sarjana juga menggunakan istilah “islamisme” sebagai padanannya,sementara yang lain
mencoba menggunakan istilah lain seperti “revivalisme”. Sementara itu banyak sarjana yang
menilai bahwa fenomena gerakanfundamentalisme islam sebenarnya adalah gerakan politik
sehingga mereka menyebutnya dengan “islam politik”.

7
Adanya fundamentalisme dalam agama juga telah memunculkan beberaorganisasi
kemasyarakatan. Lebih tepatnya bukan organisasi tetapi majelis ilmu,karena didalamnya juga
membahas kajian-kajian tentang islam.
Menurut Tarmizi taher dalam bukunya menyatakan bahwa, krisis yang muncul dalam
negara-negara yang baru ini memberi ruang bagi sementara kalangan agamawan untuk
membentuk gerakan-gerakan radikal. Mereka berusaha menolak tatanan yang ada, baik sistem
negara, hukum dan kebudayaan, untuk kemudian diganti dengan sistem islam. Penolakan
mereka sangat radikal, dan begitu juga konsep kehidupan yang mereka tawarkan. Berbeda dari
kaum revevalis yang sekadar ingin mengembalikan kemurnian islam atau kaum reformis yang
bertujuan memodernisasi islam, kalangan radikalis memepercayai kesempurnaan islam bagi
seluruh dimensi kehidupan .Oleh karenanya, mereka terus berusaha mengganti semua institusi
sosial,ekonomi, budaya dan politik dengan model islam (Tarmizi, 1998). Memang benar
adanya bahwa ketika tingkat emosi keagamaan itu muncul maka benar dikatakan bahwa umat
islam hanya menginginkan islam sebagai aturan hidup,bukan hanya dalam proses peribadatan
saja, namun mencakup lingkup sosial,budaya, dan agama. Ketika disandingkan dengan islam,
sesungguhnya islamtelah mengatur semua tatanan hidup manusia baik dari segi aturan
ekonomi,hukum, sosial, kebudayaan, dan lain-lain. Kesempurnaan yang dimiliki oleh
islamyang tidak dimiliki oleh agama lain sangat dirasakan bagi seorang yang mendalami betul
arti islam, menerapkan dalam kehidupan, cara berpikir dan berpandang. Sehingga tidak heran
jika dikatakan bahwa kelompok yang menolak berbagai tatanan pemerintahan yang ada dan
menggantinya dengan system islam mengetahui bahwa esensi islam itu sendiri. Jadi tidak dapat
kita menyalahkan terhadap hal tersebut.
Namun demikian, dengan tidak terwujudnya masyarakat yang adil, para penguasa muslim
dianggap sebagai penerus kebijakan-kebijakan ekonomi dan politik yang pada abad
pertengahan 1970-an, telah mengantarkan pada krisis yang memunculkan gerakan-gerakan
fundamentalis (Haideh, 2004). Gerakan-gerakan inilah yang sering memunculkan banyak
spekulasi bahkan gerakan-gerakan ini dianggap sebagai teror kancah politik. Tampaknya,
sampai dimanapun perdebatan ini akan senantiasa ada, namun yang jelas untuk sementara
waktu bahwa berbagai peristiwa teror, bom bunuh diri dan lain-lain sejenisnya akhir-akhir ini
selalu diidentikan dengan islam (Abbas, 2008).

8
2. Perspektif Islam Terhadap Fundamentalisme

"Menurut istilah ushuliyah “fundamentalisme”. Kita hanya mendapatkan kata dasar istilah
itu, yaitu al-ashlu dengan makna “dasar sesuatu “ dan“kehormatan” . bentu pluralnya adalah
ushul. Dalam Al-Qur’anul Karim disebutkan (Imarah, 1999). Berikut beberapa Ayat yang
menyangkut dengan hal tersebut.
Artinya: Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit. (QS. Ibrahim:24). Dari ayat diatas, warisan keilmuan islam dan peradabannya, serta
kamus-kamus arab yang tidak mengenal istilah ushuliyah‘fundamentalisme’ dan pengertian-
pengertian yang dikenal Barat atas istilah ini Agama islam sebagai sebuah intuisi kebenaran
oleh seluruh lapisan. memiliki peranan penting bagi kelangsungan gerakannya danmenjadi
sebuah mekanisme internal yang terpenting dalam perkembangannya,karena memuat
seperangkat doktrin yang dirumuskan dalam sebuah maksud dan tujuan gerakan yang
diantaranya adalah fundamentalisme yang digunakan untuk menyebut gerakan keagamaan
dalam berbagai karya tulis, telah menjadi istilah yang sangat popular dan bahkan controversial.
Meskipun pada mulanya fundamentalisme menunjuk sebuah fenomena gerakan Kristen
Protestan , namun sekarang istilah ini secara luas dipakai untuk menyebut gerakan yang terjadi
dikalangan masyarakat Islam, Katolik, (sunni, syiah),Yahudi, Hindu Budha dan Zoroaster.
Meskipun demikian, jika makna fundamentalisme itu ditekankan padaoriginalitas sumber
serta prinsip-prinsip dasar ajaran islam terdapat kelompok kecil aliran pemikiran dalam
islam,tapi secara intelektual sangat penting, yangbisa dideskripsikan sebagai fundamentalisme.
Kelompok ini berpendapat bahwa Al-Quran dan Sunnah merupakan pokok sumber ajaran islam
dan mengikat untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, bahwa produk pemikiran
keagamaan klasik dan pertengahan tidak mengikat, bahwa dalam beberapa halproduk
pemikiran ini mengakibatkan kemalasan berpikir dalam islam, bahwa selama masa kekaisaran
islam, banyak penguasa muslim mengakomodasi terlalu banyak tradisi lokal yang non islam,
bahwa paling tidak terdapat tarekatsufi terlibat dalam praktik-praktik ajaran non islam, bahwa
mengkultuskan diri seseorang dinilai sebagai politeisme, dan bahwa setiap muslim harus
mempelajari dan mengamalkan Al-Quran dan Sunnah.

9
C. Modernisme versus Konservatisme.

Kata-kata "modern", seperti kata lainya yang berasal dari barat, telah dipakai dalam bahasa
Indonesia. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata modern diartikan sebagai yang terbaru, secara
baru, mutakhir. Selanjutnya kata modernerat pula kaitanya dengan modernisasi yang berarti
pembaharuan atau dalam bahasa arabnya biasa dikenal dengan istilah tajdid.
Modernisasi mulai diperbincangkan pada abad ke-17. Ini terjadi sebaga iefek dari inovasi
di masa renaissance yang merubah paradigma masyarakat dunia. Kala itu, kata ini hanya dipahami
sebagai proses perubahan menuju sistem sosial, ekonomi dan politik yang berkembang di Amerika
danEropa barat. Lama kelamaan kata ini beralih menjadi westernisasi atau pembaratan.
Secara teoritis, kata ini juga diartikan sebagai suatu bentuk perubahan sosial. Modernisasi
juga merupakan direct change(perubahan terarah) yang pada hakekatnya masuk dalam ranah kajian
social planning (perencanaan sosial).
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilaitradisional. Istilah
ini berasal dari kata dalam bahasa latin, conservare,melestarikan, menjaga, memelihara dan
mengamalkan.
Sebagaimana yang diketahui arti dari konservatisme adalah filsafat politik yang didukung
oleh nilai-nilai tradisional. Dimana pemikiran konservatisme dianggap biang dari segala kebekuan
pemikiran, sehingga seseorang yang memiliki pemikiran konservatif tidak akan maju. Apabila pada
islam diterapkan pemikiran konservatif maka islam dipandang sebagai agama yang terbatas
pemikirannya, kampungan dan irasional.untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, bahwa
produk pemikiran keagamaan klasik dan pertengahan tidak mengikat, bahwa dalam beberapa
halproduk pemikiran ini mengakibatkan kemalasan berpikir dalam islam, bahwa selama masa
kekaisaran islam, banyak penguasa muslim mengakomodasi terlalu banyak tradisi lokal yang non
islam, bahwa paling tidak terdapat tarekatsufi terlibat dalam praktik-praktik ajaran non islam,
bahwa mengkultuskan diri seseorang dinilai sebagai politeisme, dan bahwa setiap muslim harus
mempelajari dan mengamalkan Al-Quran dan Sunnah.
Menurut Dr. Deliar Noer, mantan ketua umum PB-HMI yang juga pakarpolitik. Beliau
mengingatkan muslim agar bisa meresponi modernisasi secara kreatif, seorang muslim haruslah
terlebih dahulu berusaha mengatasi masalah-masalah internal umat islam seperti tradisi mengikuti
konsepsi-konsepsi abad pertengahan secara taklid buta serta mengikuti kecenderungan beberapa
praktik-praktik sufi. Dalam pandangan Deliar, jika umat islam belum bisa membebaskandiri dari
persoalan tradisionalisme dan eksklusivisme dalam berpikir, akan menemui banyak hambatan
dalam meresponi modernisasi. Persoalan mendasar yang penting, menurut Deliar adalah bagaimana

10
umat islam dapat berbuat dan berfungsi hingga sampai pada suatu sikap modern dalam menghadapi
tantangan zaman, jika umat islam benar-benar yakin bahwa islam selalu sesuai dengan
perkembangan zaman.
Dari pandangan Deliar diatas, dapat diuraikan bahwasannya Deliar mengajak umat islam
untuk bersikap positif terhadap perkembangan zaman pada saat ini. Karena dengan terus
berkembangnya zaman modern sekarang tidak harus dilihat sebagai sesuatu yang bertentangan
dengan islam. Apabila seorang muslim mempunyai pemikiran konservatif atau tradisional maka
umat islam tidak akan bisa berperan atau berfungsi pada zaman modern ini serta tidak akan pernah
maju dalam berpikir.
Apabila suatu pemerintahan menjadi sebuah pemerintahan konservatif,maka pemerintahan
tersebut akan gagal menjadi pemerintahan yang berhasil.Karena keterbatasannya dalam berpikir
serta mengancam suatu Negara yang memiliki karakter plural dan toleran. Pada suatu Negara tidak
hanya ada satu agama tetapi bermacam-macam agama, apabila dalam suatu Negara menggunakan
pemikiran konservatif maka pada Negara tersebut akan terusterjadi peperangan antar agama, karena
saling membenarkan ajaran sesame agama serta tidak adanya rasa toleran terhadap antar agama.

D. Islam dan HAM

Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok manusia yang dibawa dari sejak lahir
sebagai anugrah dari Tuhan yang Maha Esa, bukan pemberian manusia atau penguasa. Hak ini
sifatnya sangat mendasar bagi hidupdan kehidupan manusia yang bersifat kodrati. HAM dalam
islam lebih dikenal dengan istilah huquq al-insan ad-dhoruriyyah dan huquq Allah. Dalam islam
huquq al-insan ad-dhoruriyyah dan huquq Allah tidak dapat dipisahkan atau berjalan sendiri-sendiri
tanpa adanya keterkaitan satu dengan yang lainnya.Inilah yang membedakan konsep Barat tentang
HAM dengan konsep Islam.
Dalam Al-quran Allah menjamin hak-hak manusia, seperti:
1. Islam melarang umatnya untuk membunuh (QS. Al- An'am (6):151).
2. Melindungi hak hidup (QS. Al-Baqarah (2):195 ).
3. Hak merdeka beragama agama (QS. Yunus (10):99).
4. Memperoleh hak nya (QS. An-Nisa (4):2)
5. Hak memilh pekerjaan yang layak (QS. Al-Mulk (67):15)
6. Hak mendapatkan pelajaran (QS. At-Taubah (9):122).

11
E. Ahmadiyah

Gerakan Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India. Mirzalahir 15 Februari
1835 M. Dan meninggal 26 Mei 1906 M di india. Misi jemaat Ahmadiyah pertama kali masuk ke
Indonesia pada tahun 1925. Latar-belakangnya adalah sikap keingin-tahuan beberapa pemuda
Indonesia yang berasal dari pesantren/madrasah Thawalib Padang Panjang Sumatra Barat.
Thawalib yang beraliran modern berbeda dengan institusi-institusi Islam Ortodox pada
masa itu. Misalnya para santrinya tidak hanya mendalami Bahasa Arab maupun Arab Melayu tetapi
juga sudah diperkenankan membaca tulisanlatin. Beberapa santrinya membaca di dalam sebuah
surat-kabar tentang orang Inggris yang masuk Islam di London melalui seorang Da’i Islam berasal
dari India Khwaja Kamaluddin. Hal ini sangat menarik perhatian mereka. dan inilah yang
mendorong beberapa santri. Untuk mencari tokoh itu. Zaini Dahlan, Abu Bakar Ayyub, dan Ahmad
Nuruddin adalah tiga orang Santri Thawalib yang berangkat. Mereka sampai di Lahore masa itu
masih India kini masuk wilayah Pakistan padatahun 1923. Dari Lahore mereka lebih dalam masuk
ke Qadian dan berdialog dengan pimpinan Jemaat Ahmadiyah pada saat itu Khalifatul Masih Ii Ra.
Dan akhirnya mereka Bai’at dan Belajar Di Qadian mendalami Ahmadiyah. Atas permohonan
mereka kepada Khalifatul masih Ii maka dikirimlah utusan pertama jemaat Ahmadiyah ke
Indonesia pada tahun 1925. Pusat jemaat Ahmadiyah Indonesia sejak tahun 1935 berada di jakarta.
Dan pada tahun 1987 pindah ke parung,Bogor. Ahmadiyah masuk di indonesia tahun 1935, kini
sudah mempunyai sekitar 200 cabang, terutama di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra
Barat,Palembang, Bengkulu, Bali. Pokok-pokok ajaran Ahmadiyah yang bertentangan dengan
Islam. Berdasarkan Dalil Aqlia.
1. Mirza Ghulam Ahmad mengakui dirinya Nabi dan Rosul utusan Tuhan. Dia mengaku dirinya
menerima wahyu yang turunnya di india. kemudian wahyu-wahyu Itu dikumpulkan seluruhnya
sehingga merupakan sebuah kitab sucidan mereka beri nama kitab suci Tadzkirah. Tadzkirah
itu lebih besar daripada kitab suci Al-Qur’an.
2. Mereka meyakini bahwa kitab suci Tadzkirah sama sucinyadengan kitab suci Al-Qur’an karena
sama-sama wahyu dari Allah.
3. Wahyu tetap turun sampai hari kiamat begitu juga nabi dan rasul tetapdiutus sampai hari kiamat
juga.
4. Mereka mempunyai tempat suci sendiri yaitu Qadian dan Rabwah.
5. Mereka Mempunyai Surga Sendiri Yang Letaknya Di Qadian dan rabwahdan sertivikat kavling
surga tersebut dijual kepada jamaahnya dengan hargayang sangat mahal.

12
6. Wanita Ahmadiyah haram nikah dengan laki-laki yang bukan Ahmadiyah,tetapi lelaki
Ahmadiyah boleh kawin dengan perempuan yang bukan Ahmadiyah.
7. Tidak boleh bermakmum dengan dibelakang imam yang buka Ahmadiyah. Ahmadiyah
Mempunyai Tanggal, Bulan, Dan Tahun Sendiri, Yaitu
1. Bulan,
a. Tabligh
b. Aman
c. Syahadahd. Hijrah
d. Ikhsan
e. Wafa
f. Zuhurh. Tabuk
g. Ikha
h. Nubuwah
i. Fatah.

Nama Tahun Mereka Adalah Hijri Syamsi (Disingkat Hs). Ajaran mereka menganggap
kita (yang bukan pengikut ahmadiyyah itu kafir. Makanya hal itulah yang bertentangan dengan
akidah islam yang benar.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Islam dan isu-isu kontemporer merupakan dua hal yang berbeda, namun jika dilihat dari
cara pandang yang berbeda dari masing-masing pihak, maka akan menimbulkan perspektif atau
spekulasi yang berupa interpretasi berbedapula. Meskipun secara arti dan asal-usul bersumber
memang bukan dari islam,tapi tidak salah jika kita lebih teliti dan jeli dalam menaggapi isu-isu
kontemporer yang ada jika ingin mengaitkannya dengan islam.Isu-isu global kontemporer
merupakan isu yang lahir sebagai bentuk baru ancaman keamanan yang mengalami transformasi
sejak berakhirnya Perang Dingin menjadi suatu “Agenda Global Baru” (New Global Agenda).
Ancaman dalam bentuk baru ini bukan berupa “serangan militer” yang dilakukan oleh suatu negara
terhadap negara lain tetapi tindakan kejahatan yang dilakukan oleh non-state actor dan ditujukan
kepada state actor maupun individu atau warga negara yang mengancam keamanan umat manusia
(Human Security).

B. Saran.

Kenyataan bahwa kajian Islam tidak hanya dilakukan oleh muslim saja tetapi juga
nonmuslim meniscayakan adanya fungsi evaluasi kritis pihak pertama terhadap pihak kedua.
Meminjam pendapatnya Rauf bahwa Barat sebagai pengkaji Islam harus melepaskan “pra-
anggapan” dan menghiraukan pendapat dan suara umat muslim atas dirinya. Bahkan, menurutnya,
untuk mengkaji Islam,khususnya terkait keimanan dan ajaran, para Sarjana Barat harus
menggunakan metode yang digunakan oleh Umat Islam atau dibiarkan begitu saja sebagaimana
yang dikatakan oleh umat Islam.

14
DAFTAR PUSTAKA

Tarmizi Taher dan Eddy Kristiyanto, dkk. 1998. Radikalisme Agama. Jakarta. PPIM-IAIN.

Haideh Moghissi. 2004. Feminisme dan Fundamentalisme Islam. Yogyakarta. LKiS Yogyakarta.

Abbas T. 2008. Metodologi Studi Islam. Kendari. CV. Sahdar.

Dr. Muhammad Imarah. 1999. Fundamentalisme dalam Perspektif Barat dan Islam. Jakarta. Gema Insani.

Website: http:// Pesantren IAIN SA Urgensi Peradaban Dunia Islam Modern.html.

15

Anda mungkin juga menyukai