Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
Pokok bahasan    : Kesehatan Reproduksi Remaja
Sub Pokok Bahasan    :
Sasaran : Siswa/siswi SMP dan SMA
Waktu : 45 Menit
Tempat : SMP Negeri Op
Tanggal :

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pesat baik fisik,
psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh kembang ini menyebabkan
remaja dimanapun ia menetap mempunyai sifat khas yang sama yaitu mempunyai rasa
keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan tantangan serta cenderung berani
menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Sifat
tersebut dihadapkan pada ketersediaan sarana disekitarnya yang dapat memenuhi keingintahuan
tersebut. Keadaan ini sering kali mendatangkan konflik batin dalam dirinya, apabila keputusan
yang diambil dalam menghadapi konflik tersebut tidak tepat, mereka akan jatuh kedalam perilaku
berisiko dan mungkin harus menanggung akibat lanjutnya dalam bentuk berbagai masalah
kesehatan fisik dan psikososial, yang bahkan mungkin harus ditanggung seumur hidupnya
(Depkes RI, 2009).
Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa
depan mereka selanjutnya, oleh Bank Dunia masa ini disebut sebagai masa transisi kehidupan
remaja yang penuh dengan permasalahan. Permasalahan yang sangat kompleks dan sangat
menonjol dikalangan remaja adalah yang berkaitan sekitar seksualitas terutama kehamilan yang
tidak di inginkan, aborsi, terinfeksi penyakit menular seksual (infeksi menular seksual), HIV-AIDS
serta penyalahgunaan Napza. Masalah inilah yang menjadi satu alasan pentingnya penyuluhan
Kespro di Sekolah.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan umum
Setelah mendapat penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi remaja dapat
memahami dan mengerti mengenai kesehatan reproduksi remaja.
2. Tujuan khusus
Setelah di berikan penyuluhan, di harapkan siswa /siswi kelas VII, VIII dan IX dapat
a. Menjelaskan Pengertian Kesehatan Reproduksi
b. Menjelaskan Pentingnya penyuluhan kespro pada remaja
c. Menjelaskan tentang Remaja
d. Menjelaskan tentang Pubertas
e. Menjelaskan tentang Perkembangan Perilaku Seksual Remaja pada Masa Pubertas

C. Materi (terlampir)
1. Pengertian Kesehatan Reproduksi
2. Pentingnya penyuluhan kespro pada remaja
3. Remaja
4. Pubertas
5. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja pada Masa Pubertas
C. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Tahapan Waktu
Penyuluhan Peserta
1 Pembukaan - Memberikan salam Menanggapi 5 menit
- Perkenalkan diri
2 Pemberian  Menjelaskan tentang : Mendengarkan dan 20 menit
materi A. Pengertian Kesehatan Reproduksi menanggapi
B. Pentingnya penyuluhan kespro pada
remaja
C. Remaja
D. Pubertas
E. Perkembangan Perilaku Seksual
Remaja pada Masa Pubertas
 Memberi kesempatan bertanya  Bertanya
 Menjawab pertanyaan  Mendengarkan
3 Evaluasi  Menggali pengetahuan sasaran dengan Dapat memberi 15 menit
memberi pertanyaan jawaban
4 Penutup  Membuat kesimpulan  Mendengarkan 5 menit
 Memberikan salam penutup  Menjawab
salam

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

E. Alat/Media
 Laptop
 Leaflet
F. Evaluasi
1. Pengertian Kesehatan Reproduksi
2. Pentingnya penyuluhan kespro pada remaja
3. Remaja
4. Pubertas
5. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja pada Masa Pubertas
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi


Sehat = suatu keadaan sempurna baik fisik mental dan sosial
Reproduksi berasal dari 2 kata yaitu
Re = Kembali
Produksi = Membuat atau menghasilkan
Reproduksi = suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian
hidup.
Jadi, kesehatan reproduksi (kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh
dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi

B. Pentingnya penyuluhan kespro pada remaja


Survey membuktikan bahwa:
 111 juta kasus PMS diderita oleh kelompok usia di bawah 25 tahun
(WHO/UNFPA/UNICEF,1999).
 Remaja sangat berisiko tinggi terhadap IMS termasuk HIV/AIDS, ( Best, 2000, Mc Cauley
and Salter, 1995; WHO/UNFPA/UNICEF, 1999).
 Setiap 5 menit remaja di bawah usia 25 tahun terinfeksi HIV dan setiap menitnya 10
wanita usia 15-19 tahun melakukan aborsi tidak aman ( Annual Report 2001, IPPF).
 >500 juta usia 10-14 tahun hidup di negara berkembang, dan rata-rata pernah melakukan
hubungan suami-isteri (intercourse) pertama kali di bawah usia 15 tahun
Hal ini terjadi karena :
1. Belum tumbuhnya kesadaran pentingnya kesehatan reproduksi terutama di kalangan
remaja
2. Masih dianggap tabunya pendidikan seksualitas sejak dini
3. Perubahan gaya hidup global dan desakan jumlah penduduk dan perubahan struktur
penduduk
Penyuluhan kespro dilakukan dengan tujuan untuk

C. Remaja
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere,
yang artinya "tumbuh untuk mencapai kematangan”. Masa remaja adalah suatu masa transisi atau
peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun
bagi wanita dan 13-22 tahun bagi pria. Rentang usia ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu usia 12 atau13
tahun sampai dengan 17 atau 18 tahun dan 17 atau 18 tahun sampai 21 atau 22 tahun adalah remaja
akhir. Hurlock dalam (Ali & Asrori, 2010) mengatakan bahwa di Amerika saat ini individu telah di
anggap dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti keketentuan
sebelumnya. Pada usia ini, umumnya anak telah duduk di bangku sekolah menegah.

D. Pubertas
Pubertas adalah masa ketika seseorang mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan
fungsi seksual
Masa pubertas biasa dimulai dari 8 sampai 10 tahun dan berakhir di usia 15 hingga 16 tahun
Pada masa ini, pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada perempuan,
pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (Menerche), sedangkan pada laki-laki ditandai
dengan mimpi basah
1. Penyebab munculnya pubertas
Pubertas terjadi karena adanya hormon yang dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari seluruh
sistem kelenjar penghasil hormon tubuh). Berkat kerja hormon ini remaja memasuki masa
pubertas sehingga muncul ciri-ciri kelamin sekunder untuk membedakan laki-laki dan
perempuan
2. Ciri primer dan sekunder pada laki dan perempuan
Ciri Primer
Laki-laki Perempuan
Mimpi basah Menstruasi
Ciri sekunder
Laki-laki Perempuan
1. Tumbuh kumis dan janggut 1. Panggul melebar
2. Tumbuh jakun 2. Payudara membesar
3. Kulit menjadi kasar 3. Kulit makin halus
4. Muncul jerawat 4. Tumbuh bulu halus di ketiak dan
5. Otot menjadi lebih besar kemaluan
6. Dada terlihat bidang 5. Suara semakin nyaring
7. Tumbuh bulu halus pada ketiak,
kemaluan dan dada
8. Nada suara berubah dari lembut
menjadi kasar
E. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja pada Masa Pubertas
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa-masa labil serta susah diatur.
Karena  mereka  telah  memiliki keinginan  bebas  untuk menentukan nasib  sendiri,  kalau terarah
dengan baik  maka  ia  akan menjadi  seorang individu yang  memiliki  rasa tanggungjawab,  tetapi
kalau  tidak  terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.
Pada masa pubertas itulah perkembangan remaja perlu adanya pengontrolan diri dari orang tua,
masyarakat dilingkungan dimana mereka Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak
menjamin kemampuan itu diterapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman
adalah penting.  Pengambilan keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang
menjadi masalah adalah prientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan yang mereka
alami.
Satu hal yang paling menonjol pada masa perkembangan seorang remaja adalah pada
perkembangan perilaku seksualitasnya. Perilaku seksualitas pada remaja secara alami
dipengaruhi oleh perkembangan hormon dalam dirinya dan juga terpengaruh akan lingkungan
sekitarnya. Pada masa ini, jika seorang remaja tidak mendapatkan pendidikan tentang perilaku
seksualitas yang baik dari orangtua, guru, atau lingkungannya. Maka bukan tidak mungkin
seorang remaja akan melakukan hal-hal yang menyimpang sebagai tujuan pemenuhan hasrat
seksualnya yang terus meningkat.
Padahal dalam masyarakat kita, masih banyak orangtua yang menganggap tabu ketika harus
membicarakan tentang seks dengan anaknya. Kesadaran akan pentingnya memberikan
pendidikan seksual pada anak masih sangat minim. Hal ini semakin parah dengan perhatian
orangtua yang kurang pada perubahan perilaku anaknya yang telah menginjak usia remaja.
Karena itulah, penting bagi orangtua untuk memahami perilaku seksualitas yang mungkin
dilakukan oleh seorang remaja. Sehingga pengawasan dan pendampingan pada perkembangan
anaknya, yang ditunjukan dengan perubahan perilaku, bisa dilakukan dengan baik

 Apa saja perilaku seksual yang mungkin dialami seorang remaja?

1. Berdandan untuk menunjukan kelebihan fisiknya

Hal yang paling ringan yang dilakukan oleh seorang remaja adalah  menunjukan perilaku
seksualitasnya adalah berdandan, dengan tujuan ingin menunjukan segala kelebihan fisik yang
dimilikinya. Remaja perempuan ingin terlihat menjadi yang paling cantik dan menarik, begitu
juga remaja lelaki yang ingin terlihat menjadi paling tampan dan memiliki daya tarik untuk
lawan jenisnya. Berdandan adalah perilaku yang wajar dilakukan oleh seorang remaja, namun
akan menjadi tidak wajar jika dilakukan secara berlebihan.

Dandanan seksi dan memamerkan bagian tubuhnya, sekarang ini banyak dilakukan oleh
remaja perempuan. Sebuah perilaku yang dilakukan dengan tujuan untuk menunjukan
kelebihan yang dia miliki dan menarik perhatian lawan jenisnya. Pada tahapan ini kontrol
orangtua sangat berperan dalam mengendalikan obsesi seorang remaja, untuk tetap menjaga
anaknya dalam batas kewajaran. Dengan begitu perilaku yang dilakukan seorang remaja tidak
bertentangan dengan aturan dan norma yang berlaku di lingkungannya.

2. Berpacaran dan mulai melakukan sentuhan fisik

Pada masa remaja, baik remaja perempuan maupun remaja laki-laki akan memiliki sebuah
rasa ketertarikan dengan lawan jenisnya. Perasaan ini adalah sebuah dorongan yang
dirasakan dari dalam dirinya ketika berinteraksi dengan lawan jenisnya.

Perilaku yang dilakukan adalah sentuhan fisik dengan lawan jenisnya, hal ini dilakukan untuk
memenuhi hasrat seksualnya. Seorang remaja yang berpacaran akan melakukan sentuhan
tangan, berpelukan, cium dahi, cium pipi hingga ciuman bibir.

Perilaku seperti ini jika tidak diimbangi dengan perilaku baik seorang remaja dalam
kesehariannya, seperti ketaatan pada agama, kepatuhan pada orangtua, serta pemahaman
pada norma dan hukum yang berlaku. Maka seorang remaja akan dengan mudah untuk
melakuakan penyimpangan pada perilaku seksualnya.

3. Mempelajari hubungan seksual dengan lawan jenisnya

Rasa keingintahuan yang besar dan dorongan hasrat seksual dalam diri seorang remaja, akan
membuat seorang remaja mulai mencari tahu dan mempelajari tentang hubungan seksual
dengan lawan jenisnya. Pada remaja laki-laki, dia akan mulai bertanya pada dirinya sendiri
tentang ukuran alat kelaminnya, atau membandingkan dengan alat kelamin orang lain yang dia
lihat melalui foto atau film porno. Rasa keingintahuan tentang hubungan seksual dengan lawan
jenisnya, dipenuhi dengan menonton film porno, membaca cerita-cerita seks, atau bahkan
mengintip orang lain yang melakukan hubungan seks.
Rasa keingintahuan ini juga dialami oleh remaja perempuan yang akan mulai bertanya tentang
keadaan fisiknya. Tidak sedikit juga remaja perempuan yang menonton film dan melihat
gambar-gambar porno untuk memenuhi rasa keingintahuannya. Tapi bagi kebanyakan remaja
perempuan, mereka memiliki rasa keingintahuan yang lebih pada alat reproduksi yang dimiliki
oleh perempuan. Karena itu obrolan dengan teman sebayanya lebih banyak tentang siklus
menstruasi dan perawatan tubuhnya, hingga pengetahuan tentang kehamilan.

4. Masturbasi dan onani

Masturbasi dan onani adalah suatu kebiasaan buruk yang dilakukan seorang remaja untuk
memenuhi hasrat seksualnya, dengan cara menyentuh atau merangsang bagian tubuhnya
sendiri pada bagian-bagian yang sensitif dan bisa memberikan kepuasan atau kenikmatan
seksual. Perilaku penyimpangan ini dilakukan karena dorongan seksual dari dalam dirinya
yang tidak tersalurkan dengan lawan jenisnya.

Banyak remaja yang beranggapan bahwa perilaku seperti ini bukanlah sebuah penyimpangan.
Pemahaman yang keliru didapatkan dari lingkungannya, bisa dari obrolan dengan teman
sebayanya, atau juga karena pengaruh lain dari film porno dan hal lainnya. Karena itu
masturbasi dan onani dianggap sebagai hal yang biasa dan tidak malu untuk diperbincangkan
para remaja. Pendidikan seksual yang baik dari orangtua akan sangat berperan pada tahapan
ini, dengan begitu remaja akan mendapat pemahaman pada perilaku seksual yang baik dan
tidak melakukan penyimpangan seksual dengan melakukan masturbasi dan onani. Jika
orangtua masih beranggapan bahwa membicarakan tentang seks dengan anaknya adalah
sesuatu yang tabu, maka bukan tidak mungkin seorang anak justru akan mendapat
pemahaman yang salah tentang perilaku seksualitasnya dari orang lain atau lingkungannya

Anda mungkin juga menyukai