Dosen Pembina:
Mata Kuliah:
Oleh:
Eka Nurlaili
NIM: 18006255
2020
MIND MAPPING
Menyelesaikan
permasalahan dengan
Norma yang
Untuk Dapat berkelompok
berlaku
mencapai menimbulkan
tujuan sifat panik,
bersama. emosional, Dapat hidup
bahagia/senang Adanya pemimpin secara
yang diikuti Prayitno (2013) : harmonis,
suatu layanan dinamis,
bimbingan yang produktif,
di berikan kepada kreatif dan
Berinteraksi Ikatan emosional siswa secara mampu
satu sama bersama-sama menyesuaik
lain atau kelompok an diri
Suatu
Kesamaan agar kelompok itu
perkumpulan menjadi besar,
antara diri kuat, dan mandiri
sendiri dengan Interaksi sosial
Sekumpul orang banyak
an orang
yang
mempuny FAKTOR-FAKTOR Untuk
PENGIKAT DALAM membentuk
ai tujuan PENGERTIAN pribadi
bersama PENGERTIAN KELOMPOK BIMBINGAN individu
KERUMUNAN KELOMPOK
PENGERTIAN
SYARAT-SYARAT
KONSELING
PERMAINAN
KELOMPOK
KELOMPOK
TUJUAN KONSELING
KELOMPOK
Menurut Prayitno
(1998: 111) Ada kelompok
konseling Konseling serta permainan
kelompok adalah dibantu oleh Untuk untuk dimainkan
sebuah layanan konselor dalam meningkatkan
yang dilakukan suasana kepercayaan diri
dalam bentuk kelompok para anggota
kelompok (Rasimin dan kelompok
Muhamad
Hamdi, 2018: 6).
Ada yang memimpin
ataumemberikan
arahan dalam
permaianan
Mendorong munculnya motivasi kelompok
individu, terkembangnya
Edi Kurnanto (2013: 7)
perasaan, pikiran, wawasan dan
berpendapat bahwa konseling
sikap terarah kepada tingkah laku
kelompok terdiri dari empat
yang bertanggung jawab.
sampai delapan konseli yang
bertemu dengan satu ataupun dua Harus bisa bekerjasama
konselor dengan kelompok.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelompok
Kelompok yaitu sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya
dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok besar tersebut. Contoh :
kelompok, keluarga, kelompok studi dan kelompok diskusi.
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang
mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y
Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang
lain. Kurt Lewin berpendapat “ the essence of a group is not the similarity or dissimilarity
of its members but their interdependence “. Sedangkan H.Smith menguraikan bahwa
kelompok adlah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai
kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya melalui cara dan dasar kesatuan persepsi.
Interaksi antar angggota kelompok dapat menimbulkan kerja ama apabila masing-masing
anggota kelompok, yaitu:
1. Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut
2. Adanya saling menghormati diantara anggota-anggotanya
3. Adanya saling menghargai pendapat anggota lain
4. Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok
B. Pengertian Kerumunan
Kerumunan adalah suatu perkumpulan antara diri sendiri dengan orang banyak
yang dapat menimbulkan sifat panik, emosional, bahagia/senang, serta sifat yang
mencerminkan perilaku tidak bermoral di mata masyarakat.
C. Faktor-faktor Pengikat dalam Kelompok
Faktor pengikat dalam kelompok ini dapat berupa, yaitu:
1. Interaksi sosial
Semakin sering di dalam kelompok sosial terjadi interaksi, maka ikatan antar
anggota kelompok sosial semakin kuat pula. Sebaliknya bila interaksi berkurang,
akibat terjadinya isolasi, maka ikatan akan melemah.
2. Ikatan emosional
Ikatan emosional terjadi akibat adanya keakraban yang timbil dari kesamaan
yang dimiliki dan akibat adanya interaksi.
3. Adanya pemimpin yang diikuti
Seorang pemimpin dalam kelompok sosial, dapat menjadi pemersatu. Ini
terutama bila seorang pemimpin memiliki mandat atau kepercayaan dari kelompok
sosial tersebut, serta memiliki kemampuan untuk menyatukan perbedaan yang ada
dalam kelompok sosial.
4. Norma yang berlaku
Norma yang berlaku dan diataati oleh kelompok sosial akan menjadi perekat,
karena dapat menghindarkan adanya konflik, menyamakan pandangan dan membantu
menyelesaikan perselisihan antara anggota kelompok.
5. Kesamaan
Kesamaan yang menjadi perekat dapat berupa kesamaan faham, kesamaan
sejarah, kesamaan keturunan atau kesamaan lokasi. Kesamaan dapat menyebabkan
ikatan yang kuat sebaliknya, perbedaan, terutama yang tidak dikelola dengan baik,
dapat menjadi perenggang dalam kelompok sosial.
D. Pengertian Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (2013: 61) layanan bimbingan kelompok adalah suatu layanan
bimbingan yang di berikan kepada siswa secara bersama-sama atau kelompok agar
kelompok itu menjadi besar, kuat, dan mandiri.
Selanjutnya menurut Achmad, Juntika, Nurihsan (2005: 17) Layanan bimbingan
kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada
diri konseli (siswa).
Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi atau aktivitas
kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah
sosial.
Dalam layanan tersebut, para siswa dapat diajak untuk bersamasama
mengemukakan pendapat tentang sesuatu dan membicarakan topik- topik penting,
mengembangkan nilai-nilai tentang hal tersebut dan mengembangkan langkah-langkah
bersama untuk menangani permasalahan yang dibahas dalam kelompok (Dewa Ketut
Sukardi, 2000: 48).
E. Tujuan Bimbingan Kelompok
Menurut Hallen (2005: 73) tujuan dari layanan bimbingan kelompok yaitu untuk
mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan yang dibahas
di dalam kelompok dengan demikian dapat menumbuhkan hubungan yang baik antar
anggota kelompok, kemampuan berkomunikasi antar individu, pemahaman berbagai
situasi dan kondisi lingkungan, dapat mengembangkan sikap dan tindakan nyata untuk
mencapai hal-hal yang di inginkan sebagaimana terungkap di dalam kelompok.
Sedangkan menurut Bennet dalam (Romlah Tatiek, 2001: 14) tujuan layanan
bimbingan kelompok adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan-kesempatan pada siswa belajar hal-hal yang berkaitan
dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
2. Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok.
3. Bimbingan secara kelompok lebih ekonomis dari pada melalui kegiatan bimbingan
individual.
4. Untuk melaksanakan layanan konseling individu secara lebih efektif.
Dari beberapa tujuan layanan bimbingan kelompok menurut beberapa ahli dapat
disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan sebuah layanan bimbingan
konseling yang bertujuan untuk membentuk pribadi individu yang dapat hidup secara
harmonis, dinamis, produktif, kreatif dan mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara optimal.
Menurut Riza Efriyanti, Sumaryanti (2016: 76) permainan diartikan sebagai salah
satu sarana yang bisa dijadikan sebagai jalan untuk melakukan transformasi ilmu kepada
anak, Jadi permainan adalah satu aktivitas yang menyenangkan yang dapat dilakukan
siapapun untuk kesenangan.
Peran guru bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik dalam
mengembangkan potensinya dengan kata lain adalah membantu peserta didik membentuk
karakter pribadinya. Salah satunya dengan bentuk permainan. Permainan yang edukatif
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau alat permainan yang
mengandung nilai pendidikan untuk mengembangkan aspek kemampuan anak. Bahwa
permainan anak dapat menstimulasi anak dalam mengembangkan kerjasama, kerja keras,
saling berinteraksi, mengembangkan sikap empati serta menghargai orang lain (Akhmad
Sugianto, 2017: 2).
I. Deskripsi Permainan
Didalam kamus bahasa Indonesia balon adalah bola atau pundi-pundi besar dibuat
dari karet (kertas, kain, dan sebagainya) yang diisi udara (gas yang ringan). Mainan anak-
anak terbuat dari karet yang dikembangkan (dengan ditiup atau diisi gas). Sedangkan
pengertian permainan balon dalam penelitian ini adalah sebuah permainan yang
dilakukan dengan media balon yang berbahan dari karet (Badadu, Sutan Mohammad,
2002). Permainan ini dilakukan dengan cara estafet dari satu peserta didik ke peserta
didik lainnya dengan diiringi musik. Permainan balon ini mampu memahami pentingnya
perancangan dan perwujudan tujuan, maka pada akhirnya percaya diri untuk
mengendalikan diri ketika mendapati masalah yang menghambat pencapaian tujuan agar
mampu memaksimalkan kemandirian diri. pada setiap peserta didik diarahkan untuk
mampu menentukan tujuan serta mampu mempertunjukkannya didepan teman- teman
yang lain. Peserta didik diminta yakin dan percaya diri untuk mengendalikan diri ketika
menemui kendala dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
(Arum Setiowati, 2016: 20).
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Juntika, Nurihsan. 2005. Strategi Layanan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT.
Refika Aditama.
A, Hallen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Edisi Revisi. Jakarta: Quantum Teaching.
Badadu, Sutan Mohammad. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan. Fatmawati, Ririn, and Sri Widayati. 2016. "Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Warna Melalui Permainan Balon Pada Anak Kelompok Bermain." Jurnal
PAUD Teratai. Vol. 5 No. 3.
Edy Irawan, Ainur Rosidah, Sofwan Adiputra. 2015. “Pengembangan Teknik Permainan Dalam
Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik”.
Jurnal Fokus Konseling. Vol.1 No. 1.
Hamdi , Rasimin dan Muhamad. 2018. Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Kurnanto, M. Edi. 2013. Konseling Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta:
Ghalia.
Prayitno. 1998. Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi.
Rifda El Fiah, Ice Anggralisa. 2016. Efekitvitas Layanan Konseling Kelompok Dengan
Pendekatan Realita Untuk Mengatasi Kesulitan komunikasi Interpersonal Peserta Didik
Kelas X Man Krui Lampung Barat T.P 2015/2016. Jurnal Bimbingan dan Konseling.
Vol, 3 No, 1.
Riza Efriyanti, Sumaryanti. 2016. “Pengembangan Model Permainan Untuk Pembelajaran
Kinestetik Pada Anak Tunanetra”. Jurnal Keolahragaan. Vol. 4, No.1.
Setiowati, Arum. 2016. “Peningkatan Rasa Percaya Diri Mahasiswa Melalui Teknik Permainan”,
(Studi pada Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok). Repository Universitas
PGRI Yogyakarta.
Sugianto, Akhmad. 2017. “Teknik Permainan Balogo Dalam Layanan Bimbingan Kelompok
Untuk Meningkatkan Karakter Kerja Keras Pada Siswa Smp”. Proceeding Seminar Dan
Lokakarya Nasional Revitalisasi Laboratorium Dan Jurnal Ilmiah Dalam Implementasi
Kurikulum Bimbingan Dan Konseling Berbasis Kkni.
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tatiek, Romlah. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Wicaksono, Galih & Najilatun Naqiyah. 2013. “Penerapan Teknik Bermain Peran dalam
Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Kelas X Multidimensi SMK IKIP Srabaya”. Journal Mahasiwa Bimbingan
Konseling. Vol. 1 No. 1.