Bab Iv: 4.1 Pengumpulan Data
Bab Iv: 4.1 Pengumpulan Data
resmi diumumkan pada april 2008 dan menamakan dirinya dengan Nokia Siemens
merupakan dua perusahaan besar yang juga memiliki pasar / proyek terbesar di
Indonesia seperti Telkomsel, Indosat, dan Xl di daerah Jakarta dan Jawa Barat,
32
33
masuk ke dalam pasar International termasuk Indonesia seperti Huawei, ZTE, dll.
Mulai mempengaruhi dan mengurangi lahan pasar yang sebelumnya dikuasai oleh
kedua perusahaan tersebut. Karena muncul nya perusahaan kompetitor dari Cina
karena menawarkan harga perangkat dan jasa yang jauh lebih murah dan juga
strategi – strategi lain yang pada saaat itu didukung juga dengan kondisi ekonomi
pilihan lain untuk memakainya sehingga mengurangi lahan pasar dari Nokia,
Rencana merger sendiri sudah dicanangkan oleh Nokia dan Siemens sejak
2007, khususnya dari sisi kondisi Siemens pada saat itu yang memang
dan siap untuk dilepas. Dan kondisi ini dilihat dengan cermat oleh Nokia yang
juga sudah mulai kekurangan pasar dan akhirnya terjalinlah suatu kerjasama dan
kesepakatan untuk bergabung dan merger dengan nama PT. Nokia Siemens
Networks. Namun pada tahun 2011, Nokia Siemens Networks mulai melepas
atribut siemens dan kembali hanya menggunakan atribut Nokia dan mengubah
Telkomsel, Indosat, HCPT (3), dan Xl. Dan sampai 2011 Telkomsel masih
menjadi Customer terbesar yaitu mengerjakan hampir 60 persen dari total proyek
dari NSN. Bentuk ini adalah gambaran secara keseluruhan setiap bagian-bagian
- Customer Operations
- Business Solutions
- Network System
- Global Services
- Operations
- Human Resources
4.1.2.1 Struktur Organisasi PT. Nokia Solution and Networks untuk Projek
Telkomsel di Indonesia
semua kebutuhan implementasi projek secara nasional. Bagian ini terdiri dari sub-
sub bagian yang akan melaksanakan semua scope yang dibutuhkan untuk
telekomunikasi.
kebutuhan tenaga listrik, dll. Divisi ini akan mensupport secara nasional dan
antena, Radio dll. Divisi ini akan mensupport secara nasional dan menyediakan
semua kebutuhan standard pengerjaan, spesifikasi teknis, dan semua hal yang
- Quality Specialist
sudah ditetapkan.
ke Customer.
Adalah divisi yang berfungsi untuk mengkontrol semua Biaya (Cost) dan
progress di projek
- Contract Management
Adalah divisi yang mengurus semua yang berkaitan dengan kontrak kerja
- Service Procurement
Eka Tarigan
(TI)
Murhadi
Pekerjaan atau proyek yang didapat oleh NSN dari telkomsel adalah
dimulai dari proses Survey untuk melihat kesiapan site, Penyediaan equipment
Testing dan aktifasi, Performance monitoring dan fine tuning, sampai kepada
serah terima kepada Telkomsel (BAST – Berita Acara Serah Terima). NSN
bertanggung jawab untuk menyelesaikan seluruh tahapan proyek dari awal sampai
selesai.
42
Namun dari semua proses tahapan pekerjaan tersebut, tidak semua bagian
instalasi atau pemasangan perangkat dan aktifasi nya (Bagian A dan B pada
gambar 4.7). Sedangkan untuk penyediaan seluruh perangkat dan material tetap
subcontraktor dan NSN melakukan Pre Installation Site Meeting (PISM), yaitu
pengecekan secara bersama untuk memastikan kembali apakah site sudah benar-
benar siap untuk dikerjakan atau masih ada yang harus dikerjakan dan dilengkapi
dari pekerjaan sebelumnya (contoh pekerjaan tower) dan juga kesiapan dan
kelengkapan material. Setelah semuanya dipastikan siap dan dokumen PISM diisi
NSN yang nantinya akan di cek kembali oleh inspektor lapangan NSN, untuk
tidak ada kesalahan. Setelah itu kemudian baru site tersebut dicoba diintegrasikan
selesai, dan semua dokumentasi dan data dikumpulkan, baru kemudian dilakukan
proses ATP (Acceptance Test Protocol) kembali oleh tim subkontraktor dengan
tim NSN, yaitu pengecekan dan pengetesan kembali semua pekerjaan dilapangan
instalasi tentunya sangat ditentukan juga oleh kualitas workmanship atau sumber
daya manusia dari subkontraktor itu sendiri. Namun ada juga faktor-faktor lain
customer, atau faktor lain yang diluar dari tanggung jawab subkontraktor.
Pada awal nya proses pengendalian kualitas tersebut sudah dilakukan dengan
pelatihan di training center tidak begitu diminati dan menjadi suatu keberatan
NSN tidak bisa dikatakan murah yaitu sekitar 400 Euro / orang. Hal itu
disebabkan karena memang training center NSN merupakan satu divisi tersendiri
dan memiliki cost center sendiri yang langsung dibawah koordinasi NSN global,
sehingga semua fasilitas dan trainer nya pun merupakan orang-orang yang
didatangkan langsung dari NSN global. Sebenarnya sudah ada usaha yang
46
lain melalui subsidi dari cost center departement project yang akan menggunakan
jasa subkontraktor tersebut. Namun karena dari sisi nilai proyek yang juga terus
mengenai perangkat dan teknologi yang akan dikerjakan, dan juga lebih banyak
sisi teori dibanding praktis nya. Sehingga ketika dilakukan pekerjaan sebenarnya
di site, tidak semua materi training tersebut bisa dilakukan dan juga banyak
Kedua hal tersebut yang mengakibatkan proses dan metode training yang ada
di training center tidak begitu efektif dalam usaha peningkatan kualitas site.
instalasi
quality NSN
Untuk penilaian atau indikasi mengenai bagus atau tidaknya kualitas akhir
pekerjaan di site akan dikeluarkan berupa bentuk quality score (index) yang akan
didapatkan dari penilaian melakukan checklist quality NSN. Dari checklist quality
tersebut akan dibedakan mana score quality untuk keseluruhan pekerjaan di site
(SQI = Site Quality Index), dan score quality untuk yang merupakan hasil
pekerjaan atau tanggung jawab dari tim subkontraktor saja (SeQI = Service
Quality Index).
pekerjaan site di NSN akan dilakukan menggunakan checklist quality yang berisi
menggunakan checklist quality dilakukan dengan mengecek setiap item yang ada
didalam checklist dengan kondisi hasil instalasi apakah sudah sesuai standar
spesifikasi atau tidak, dan menentukan pihak yang bertanggung jawab atas
method), atau NSN (material). Dan dari hasil pengecekan tersebut akan
dikonversikan kedalam bentuk score yang disebut dengan SQI (Site Quality
Tampilan Checklist Quality dan Hasil Score SQI dan SeQI tersebut seperti
Gambar 4.10. Contoh tampilan Score SQI dan SeQI pada Checklist Quality
49
Site Quality Index (SQI) adalah indeks penilaian kualitas suatu site secara
baik yang dilakukan atau tanggung jawab dari NSN dan juga yang dilakukan oleh
tim Subkontraktor.
Service Quality Index (SeQI) adalah indeks penilaian kualitas dari hasil
Nilai SQI dan SeQI didapat dari hasil pengecekan item pekerjaan, dan didapat
Jadi semakin banyak ketidaksesuaian atau kesalahan yang terjadi, maka nilai
SQI akan semakin tinggi, yang artinya kualitas site tersebut semakin buruk.
Dan untuk standar Kualitas dari NSN sendiri adalah nilai SQI ≤ 3.5
contoh simulasi penghitungan nilai SQI dan SeQI adalah sebagai berikut:
51
Dari contoh diatas dapat dilihat ada 5 (lima) item kesalahan yang terjadi di
satu site. Kelima item tersebut sudah ditentukan tingkat severity nya didalam
checklist sesuai standar NSN global. Dan juga dari masing-masing kesalahan
Subcontractors; C = Customer).
Jumlah item dengan masing-masing level severity nya dikalikan dengan point
Jadi untuk nilai SQI adalah jumlah secara keseluruhan (N+NS+C) = 21,
Hasil penilaian kualitas site didapat dari data hasil inspeksi quality yang
sepanjang tahun 2010. Hasil tersebut menunjukkan hasil pencapaian kualitas yang
direpresentasikan dengan skor SQI dan SeQI untuk setiap site yang dikerjakan.
52
Tabel 4.1 Hasil skor SQI dan SeQI per Regional periode January – December
2010
#Site SQI score SeQI score Acceptance Delayed
Region
Visited (Avg) (Avg) (avg day)
R1-PADANG 32 10,34 9,25 9
R2-SUMBAGSEL 56 10,64 9,50 8
R3-JABOTABEK 68 11,66 10,50 9
R4-WEST JAVA 85 11,54 10,53 9
R5-CENTRAL JAVA 46 11,98 10,50 10
R6-EAST JAVA 56 11,70 11,23 11
R7-BALI & NUSA
103 11,74 10,83 9
TENGGARA
R8-KALIMANTAN 86 13,21 12,30 8
R9-SUMALPUA 102 11,55 10,82 9
Grand Total 634 11,72 10,77 9
KPI SQI score ≤ 3,5
Dari tabel 4.1 dapat dilihat hasil rata-rata skor index kualitas masing-
masing regional selama tahun 2010. Secara total jumlah site yang diinspeksi yaitu
sebanya 634 lokasi, dengan total rata-rata skor kualitas SQI = 11,72. Hasil
tersebut sangat jauh dari nilai standar yang seharusnya yaitu ≤ 3,5. Dan dari hasil
tersebut juga didapat bahwa buruknya skor kualitas sangat dominan disebabkan
oleh kesalahan atau kekurangan dari subkontraktor yaitu SeQI = 10,77. Kondisi
Tabel 4.2 Hasil skor SQI dan SeQI per Subkontraktor periode January –
December 2010
#Site SQI score SeQI score Acceptance Delayed
Subcont Name
Visited (Avg) (Avg) (avg day)
ARS 14 12,93 11,21 10
Biosron 55 11,51 10,55 8
Intisel 144 11,43 10,32 9
KMS 71 12,42 11,25 10
Media Intertel Graha 32 10,78 10,66 9
Nexwave 74 11,81 11,19 10
PCOM 103 11,07 10,06 8
PKM 44 11,07 9,98 9
Soonpoh Technologies 58 11,03 10,28 9
UCE 39 15,44 14,46 8
Grand Total 634 11,72 10,77 9
KPI SQI score ≤ 3,5
subkontraktor yang dipakai oleh NSN untuk proyek telkomsel. Dan dari data
tersebut dapat dilihat bahwa kualitas pekerjaan semua subkontraktor tersebut tidak
Dari hasil-hasil inspeksi selama tahun 2010 tersebut, bisa terlihat juga hal-hal
atau items yang sering menjadi defect, seperti pada tabel 4.3. Dari 10 jenis
kesalahan (defect) yang ditemukan dengan jumlah total temuan sebanyak 655 kali,
dan dari total tersebut 561 kali (85,6%) merupakan akibat kesalahan atau
Selama tahun 2010, ada sebanyak 655 kali temuan defect dengan jenis variasi
defect yang beragam. Dan dari 655 temuan tersebut 561 diantaranya merupakan
dari sisi NSN sendiri. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa faktor terbesar yang
mengakibatkan buruknya kualitas instalasi adalah dari sisi subkontraktor. Hal ini
500
400
300
Total Defects
200
94
100
0
Nokia Solution Networks Partner/Subcontractor
according to specification
according to specifications
specifications
specifications
specifications
secured
Frekuensi…
Grafik 4.2 Diagram Pareto Common Defects Pekerjaan Instalasi Tahun 2010
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat hal-hal yang paling sering terjadi
yang paling banyak ditemukan kesalahan, dan hal tersebut terjadi hampir
kualitas sinyal yang akan dihasilkan. Oleh karena itu instalasi konektor ini benar-
benar harus dilakukan dengan benar menggunakan tools yang benar dan juga
dilakkukan oleh orang yang berkompeten dan berpengalaman. Namun hal-hal lain
juga tidak kalah penting untuk menjamin kualitas pekerjaan yang akan dihasilkan.
Dan jika dilihat dari grafik tersebut, frekuensi kesalahan tersebut sangat lebih
banyak terjadi karena kesalahan dari tim subkontraktor. Oleh karena itu
standar yang diharapkan NSN disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain seperti:
kondisi lingkungan, metode kerja, material, tools, dan juga sumber daya manusia
nya. Secara terperinci hal-hal yang berkaitan dengan faktor tersebut seperti yang
tergambar pada gambar 4.9 diagram fishbone faktor penyebab hasil instalasi yang
buruk.