Ruang lingkup HTN akan berkaitan dengan HTN itu/ berkaitan dengan materi termasuk/
dipelajari HTN.
HTN : - Arti luas
- Arti sempit
Obyek HTN berkaitan dengan sasaran yang dipelajari oleh HTN, Ruang lingkup tadi
akan tampak perbedaaan, dengan ilmu-ilmu lain yang obyek penyelidikannya negara. Masing-
masing ilmu mempunyai kavling-kavling tersebut. Ruang lingkup HTN dibatasi oleh kavling-
kavling, yakni tentang ruang lingkup HTN tersebut.
Pertanyaan
1. Apa perbedaan dasar sistem, bentuk, dan corak pemerintahan? Bagaimana cara
membedakannya secara cepat? (Faruq Azzam Fadholi)
Untuk belajar atau menyerap materi dengan cepat itu kembali kepada yang bersangkutan. Kalo
berkaitan dengan materi, tidak ada rumus yang pasti. Contohnya dengan menggunakan kata
kunci, seperti kata ‘bentuk’ ada dua, yaitu dalam ‘bentuk negara’ dan ‘bentuk pemerintahan’.
Dan kata ‘pemerintahan’ ada 3, yaitu dalam ‘bentuk pemerintahan’, ‘sistem pemerintahan’ dan
‘corak pemerintahan’.
Intinya materi yang seperti ini harus banyak dibaca, berulang-ulang, direnungkan dan dipahami
sendiri. Atau digambar, jika ingin. Jika sudah paham, dibolak-balikkan pun tidak akan jadi
masalah, tidak akan tertukar. Jadi tidak ada resep khusus tentang bagaimana cara membedakan
itu dengan mudah.
2. Mengapa corak pemerintahan (yang mana bersifat subjektif) masuk ke dalam objek
kajian Hukum Tata Negara? (M. Yoppy A.)
Materi yang diajarkan dalam Hukum Tata Negara tidak hanya yang diatur dalam UUD 1945 atau
konstitusi. Meskipun ada yang menyamakan HTN dengan Hukum Konstitusi, karena HTN
didalamnya mempelajari konstitusi, sehingga jika dikaitkan dengan pertanyaan ini, apakah corak
pemerintahan (demokrasi) masuk ke dalam UUD? itu tergantung negara masing-masing.
Dulu, Indonesia tidak secara saklek/eksplisit menyebutkan corak pemerintahan dalam UUD
1945. Tidak ada kata ‘demokrasi’ dalam UUD 1945. Tapi sebagai suatu konsep, ada istilah
kedaulatan rakyat. Kedaulatan rakyat disini mungkin merupakan bagian dari demokrasi. Di
Indonesia diberlakukan pemilihan umum, itu merupakan bagian dari demokrasi, atau dalam
UUD itu merupakan pelaksanaan dari kedaulatan rakyat.
Hampir semua negara mengklaim dirinya sebagai negara demokrasi. Apakah benar
klaim/pengakuan itu? Itu harus dibuktikan, melalui undang-undang dasarnya. Mungkin secara
eksplisit tidak ditemukan kata ‘demokrasi’, tapi secara konsep mungkin dapat ditarik kesimpulan
bahwa negara tersebut negara demokrasi, seperti Indonesia.
Jadi dalam HTN tidak mesti hanya mempelajari konstitusi yang tertulis (dalam UUD 1945) saja.
Contohnya menggunakan konvensi ketatanegaraan, yang notabenenya tidak ada dalam UUD
1945. Tetapi hakikatnya untuk melengkapi UUD 1945.
3. Mengapa poin 9 (hak politik) masuk ke dalam bagian Stuktur Umum dari Organisasi
Negara (bagian I)? Mengapa tidak dimasukkan ke dalam bagian Pengaturan Kehidupan
Politik Rakyat (bagian III)? (M. Arya Gunawan)
Ini harus ditanyakan kepada penulisnya secara langsung. Buku ini ditulis oleh Prof. Usep, beliau
sudah meninggal, maka sayangnya kita juga tidak bisa menanyakan tentang hal ini kepada
beliau.
Menurut saya, soal kenapa corak pemerintahan masuk ke dalam struktur umum, ini lebih ke
dalam konteks organisasinya, artinya di poin 9 ini akan berkaitan dengan lembaga apa sehigga
sistem perwakilan bisa berjalan, sistem pemilu bisa berjalan. Jadi bukan mesti dari cara rakyat
menjalani hak ketatanegaraannya saja. Kalau kita kaitkan dengan poin 2, ini saling berhubungan.
Ada lembaga-lembaga yang dipilih rakyat secara langsung, misalnya presiden, DPR, DPRD.
Namun ada juga lembaga-lembaga yang dipilih secara bertingkat, misal MA, MK, BPK, yang
dipilih oleh anggota DPR (sistem perwakilan, atas nama rakyat). Jadi mengenai bagaimana
rakyat menjalankan hak ketatanegaraannya, akan berkaitan dengan lembaga-lembaga negara.
Negara yang menjadi objek penyelidikan Hukum Tata Negara adalah Negara tertentu,
misalnya:
Walaupun begitu, suatu objek penyelidikan HTN suatu Negara bisa juga mengadopsi dari
Negara lain
1. Prof. Burkens
“Obyek penyelidikan (ilmu) Hukum Tata Negara adalah sistem pengambilan keputusan (dalam
negara) yang distrukturkan dalam hukum positif.
2. A.M Donner
“Obyek ilmu Hukum Tata Negara adalah penerobosan negara dengan hukum (de door dringen
van de staat met her recht)
3. Maurice Duverger
“Obyek Hukum Tata Negara adalah umpamanya : pemilihan umum, parlemen, menteri-menteri,
kepala pemerintahan, dan sebagainya. Ini semua merupakan Institut Kenegaraan.
Pendahuluan
suatu ilmu akan memiliki hubungan dengan ilmu lain secara baik secara khusus atau
pun umum
hubungan langsung terjadi apabila suatu ilmu pengetahuan merupakan dasar bagian
atau termasuk kelompok kelompok ilmu pengetahuan yang sama
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) antara lain: hukum (termasuk HTN), ilmu politik,
ekonomi, psikologi, antropologi, dll
HTN sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial umum harus bekerja sama
dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial lain
Hubungan tersebut akan saling menerima dan memberi pengaruh, saling memberi
bantuan, saling mengisi, dan saling melengkapi
Hasil penyelidikan ilmu pengetahuan sosial tertentu harus diperhatikan dan jika perlu
digunakan untuk menyempurnakan, memajukan, dan mendekati kebenaran
Hukum Tata Negara memilki hubungan yang sangat erat dengan cabang-cabang ilmu lain
yang objek penyelidikannya Negara (ilmu kenegaraan), seperti:
- Ilmu Negara (staatsleer)
- (Ilmu) hukum tata usaha Negara (administratiefrechtswetenschap)
- Perbandingan Hukum Tata Negara
- Ilmu politik
Negara yang dijadikan objek penyelidikannya baik dalam arti umum maupun Negara
tertentu
Ilmu Negara disebut sebagai ilmu tentang Negara karena menyelidiki sifat hakikat,
struktur, bentuk, asal mula, dan persoalan-persoalan Negara dalam pengertian umum
Ilmu Negara umum adalah mencari dan menerapkan sesuatu ketentuan dan kebenaran
terhadap objek penyelidikannya dan didalam hal ini adalah soal Negara ilmu Negara
umum harus menjawab pertanyaan: apakah Negara itu. (M. Nasroen)
Ilmu Negara merupakan imu pengetahuan pengantar bagi mereka yang hendak
mempelajari hukum tata Negara dan hukum administrasi Negara
Ilmu Negara mempeajari sifat-sifat dasar dan sendi-sendi pokok Negara pada umumnya
dan dipelajari sebagai pengantar untuk mata kuliah hukum tata Negara
Istilah sumber hukum mempunyai arti yang bermacam-macam bergantung dari sudut
mana orang melihatnya
Pengertian sumber hukum bagi seorang ahli sejarah berbeda dengan pengertian yang
diberikan oleh seorang ahli kemasyarakatan (sosiolog), ahli ekonomi, ahli hukum
1. Sumber sebagi penyebab adanya hukum penyebab adanya hukum adalah tidak
lain dari keyakinan hukum dari oramg-orang yang melakukan peranan
menentukan tentang apa yang harus jadi hukum didalam Negara (welbron)
2. Sumber hukum dari arti bentuk perumusan dari kaidah-kaidah HTN ang terdapat
didalam masyarakat dari mana kita dapat mengetahui apa yang menjadi hukum itu
(kenbron)
Pertanyaan
1. Faruq (110110170230): Mengapa sasaran golongan kepentingan dan penekan selalu
pemerintah?
Jawab : Sasaran golongan kepentingan belum tentu pemerintah, karena golongan kepentingan
bisa terjadi terhadap siapa saya baik secara vertikal maupun horizontal, sedangkan sasaran
golongan penekan adalah pemerintah karena golongan ini melakukan tekanan kepada yang
mempunyai hak dan kewajiban dalam hal ini yang mempunyai akses tersebut adalah pemerintah.
Istilah HTN berasal dari bahasa Belanda, staatsrecht. HTN juga memiliki istilah lain, yaitu:
1. Constitutioneel recht (Hukum Konstitusi), secara istilah berbeda secara obyek dan
sasaran sama. (Prof. Kortmann)
2. Politieksrecht
3. Constituional law
4. Political law
5. State law
6. Droit Constitutionel
7. Droit politique
8. Verfassungsrecht
Istilah diatas diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Hukum Tata Negara, Hukum
Konstitusi, dan Hukum Negara. Secara bahasa, staatsrecht berasal dari kata Staats berarti negara
dan Recht berarti hukum berarti Hukum Negara, namun disisipkan kata ‘tata’ oleh Prof.
Djokosoetono sehingga menjadi Hukum Tata Negara.
HTN dalam arti sempit dan HAN/HTUN (Hukum Tata Usaha Negara).
Perbedaan pendapat yang timbul di antara sarjana belanda itu adalah mengenai batas
batas pengertian kedua golongan hukum itu (HTN dan HAN). Yang menjadi pertanyaan
besar adalah:
1. Apakah yang menjadi garis pemisah antara HTN (dalam arti sempit) dan Hukum Tata
Usaha Negara/HAN?
2. Apakah yang dipakai sebagai ukuran untuk menamakan segolongan kaidah hukum
sebagai HTN atau HAN?
Garis pemisah HAN/tugas penyelenggaraan dan tugas penetapan prinsip dan haluan
kadang-kadang bisa kabur, bergantung pada:
1. Sistem pemerintahan yang dipakai oleh suatu negara
2. Perkembangan ketatanegaraan yang dialami oleh suatu negara
3. Keyakinan hukum pada suatu waktu mengenai perhubungan kekuasaan antara alat
perlengkapan secara horizontal dan vertikal.
Untuk mengetahui tentang garis pemisah, dapat melalui pendapat para ahli hukum tata
negara yang dituangkan ke dalam definisi dan ruang lingkup kedua hukum tersebut.
Memahami peristilahan HTN sangat penting untuk menyamkan persepsi tentang sesuatu
yang dibicarakan atau yang dipelajari. Istilah yang digunakan mungkin sama tetapi ada
perbedaan dalam objek, ruang lingkup, atau sasaran, atau pun sebaliknya, objek, ruang
lingkup, atau sasaran sama tetapi istilahnya berbeda.
Definisi HTN
2. Van Vollenhoven
Hukum tata negara mengatur semua masyarakat hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan
menurut tingkatan – tingkatannya , yang masing - masing menentukan wilayah atau lingkungan
rakyatnya sendiri – sendiri , dan menentukan badan – badan dalam lingkungan masyarakat
hukum yang bersangkutan beserta fungsinya masing – masing , serta menentukan pula susunan
dan kewenangan badan – badan yang dimaksud
Hukum tata usaha negara itu adalah semua kaidah hukum yang bukan hukum tata negara
material, bukan hukum perdata material dan bukan hukum pidana material.
Van Vollenhoven membuat skema mengenai tata usaha Negara. Di dalam skema itu ia membagi
hukum tata usaha negara atas golongan – golongan, antara lain:
1. Hukum pemerintahan
2. Hukum peradilan
a. peradilan ketatanegaraan
b. peradilan perdata
c. peradilan tata usaha
d. peradilan pidana
3. Hukum kepolisian
3. Paul Scholten
Hukum Tata Negara Adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada Negara.
Jika yang diatur adalah organisasi negara, maka hukum yang mengaturnya itulah yang disebut
Hukum Tata Negara. Dari rumusan Scholten ini tampak bahwa organisasi negara mencakup
kedudukan organisasi dalam negara, hubungan, hak dan kewajiban serta tugas-tugasnya masing-
masing.Dalam pengertiannya ia tidak membahas ataupun membicarakan lebih lanjut tentang hak
asasi manusi dan kewarganegaraan melainkan cenderung membahas kelembagaan dan organ
negara.
Scholten sengaja membedakan antara hukum tata negara dalam arti sempit sebagai hukum
organisasi negara di satu pihak dengan hukum gereja dan hukum perkumpalan perdata di pihak
lain dengan kenyataan bahwa kedua jenis hukum yang terakhir itu tidak memancarkan otoritas
yang berdiri sendiri, melainkan suatu otoritas yang berasal dari negara yang mana bersifat
derivatif
4. J. H. A. Logemann
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara. Negara merupakan
organisasi yang terdiri dari fungsi-fungsi dalam hubungannya satu dengan yang lain maupun
dalam keseluruhannya, maka dalam pengertian yuridis, negara merupakan organisasi dari jabatan
– jabatan.
hukum administrasi Negara adalah, hukum mengenai hubungan-hubungan antara jabatan-jabatan
satu dengan lainnya, serta hukum antara jabatan-jabatan Negara itu dengan para warga
masyarakat.
5. Kortman
Hukum Tata Negara atau hukum konstitusi sebagai hukum yang secara khusus muncul
dalam perjalanan sejarah yang mengatur apa yang di sebut negara
Lalu ada pula pengertian Hukum Tata Negara menurut para ahli dari Prancis, yaitu:
6. L. ROLLAND
Hukum tata Negara adalah hukum mengenai Negara dan hubungannya dengan orang.
7. R. Bonard
Hukum Tata Negara : mempelajari ketentuan mengenai alat-alat perlengkapan negara yang
tertinggi.
8. J. Maurice Duverger
Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang dari hukum privat yang mengatur organisasi dan
fungsi-fungsi politik suatu lembaga nagara.
Kesimpulan
Menurut Hernadi Affandi: Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur
organisasi negara dan hubungannya dengan warga negara.
Organisasi negara menyangut semua aspek dalam penyelenggaraan negara dan
pemerintahan: lembaga, aturan, pejabat, dan proses.
Negara berhubungan dengan warga negara dalam hal:
a. Pengaturan
b. Perlindungan
Pertanyaan – Jawaban
1. Mengapa kata statsrecht apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti
Hukum Tata Negara padahal secara terminologi tidak mengandung unsur kata “tata”
didalamnya?
Prof. Djoko Soetono yang merupakan bapak ilmu negara Indonesia menambahkan
kata “tata” dalam kata statsrecht yang awalnya memiliki arti “hukum negara”
menjadi “hukum tata negara” yang sampai saat ini peristilahannya selalu dipakai.
2. Mengapa tidak menggunakan government law dibanding staatsrecht ?
3. Mengapa Prof. Jimly Asshiddiqie dalam bukunya pengantar ilmu hukum tata negara
menggunakan istilah staatsrecht in ruimere zin dan staatsrecht in engere zin berbeda
dengan para sarjana lainnya yang tidak menyisipkan kata “re”?
Ruime dan enge dalam bahasa Indonesia memiliki arti luas dan sempit, kata
tambahan “re” pada akhir kata memiliki arti “lebih” yang menjadi ruimere dan
engere yang artinya “lebih luas” dan “lebih sempit”.
- Sumber hukum tergantung dari perspektif dan dapat berbeda tergantung siapa yang
melihatnya dan kalau perlu tergantung pada konteks nya
- Perngertian sumber hukum belum tentu hukum, dan dapat dibilang tidak tertulis.
Van Apeldorn > Van itu kota dan asalnya dari Apeldorn
Dalam ilmu Hukum Tata Negara kita fokus kepada simber hukum dalam arti Formal
Bagi HTN materiil kurang penting namun bagi Ilmu Politik dan Sosiologi Hukum itu penting.
Sumber hukum tata negara berasal dari penguasa yang berwenang memberikan putusan/ aturan
tersebut.
Pertanyaan
Arti pertama adalah sumber sebagai penyebab adanya hukum, tidak lain dari keyakinan
hukum dari orang-orang yang melakukan peranan menentukan tentang apa yang harus
jadi hukum di dalam negara (welbron).
Arti kedua yaitu sumber hukum dalam arti bentuk perumusan dari kaidah-kaidah hukum
tata negara yang terdapat di dalam masyarakat darimana kita dapat mengetahui apa yang
menjadi hukum itu (kenbron).
Sumber Hukum Tata Negara Formal
Dikenal dari bentuknya, menyebabkan hukum berlaku umum, diketahui, dan ditaati.
Sumber hukum tata negara adalah tempat ditemukannya aturan atau ketentuan ketatanegaraan
berupa peraturan atau ketetapan baik tertulis maupun tidak tertulis, baik berderajat hukum
maupun kebiasaan ( convention ).
Menurut Prof. Usep Ranawidjaja, S.H., sumber Hukum Tata Negara Indonesia adalah :
- Hukum Tertulis
- Hukum Adat
- Yurisprudensi
- Doktrin
Hukum tertulis diartikan dengan hukum hasil pekerjaan perundang-undangan dari berbagai
badan yang berwenang berupa (Prof. Usep Ranawidjaja, S.H.) :
- Undang-Undang Dasar
- Undang-Undang Organik
- Undang-Undang
- Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang / Undang-udang Darurat
- Peraturan Pemerintah
- Perjanjian Politik
- Traktat
Sumber hukum Formal menurut Prof. Bagir Manan, S.H., MCL. :
- Peraturan Perundang-undangan
- Putusan hakim
- Kebiasaan
- Kesusilaan
- Perjanjian Internasional
Hirarki dari perundang-undangan (UU No. 12 tahun 2011)
- UUD 1945
- Ketetapan MPR (Tap. MPR)
- Undang-undang / Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang
- Peraturan Pemerintah
- Peraturan Presiden
- Peraturan Daerah Provinsi
- Peraturan Daerah Kabupaten / Kota
Hukum Adat adalah hukum yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari dari rakyat yang
diakui berlakunya oleh penguasa, baik berasal dari zaman dahulu (zaman penjajahan dan
sebelumnya) maupun yang timbul dan berkembang di dalam masa kemerdekaan. Contoh hukum
tata negara yang berasal dari zaman dahulu : Ketentuan hukum mengenai swapraja (kedudukan,
struktur pemerintahan, organisasi, jabatan, dll) , persekutuan hukum kenegaraan asli, peradilan
agama.