Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

Nama : Dewi wulansari


NIM : 202113026
________________________________________________________
RESUME PENATALAKSANAAN NON PEMBEDAHAN
PADA PDA DAN VSD

Dalam dua hingga tiga dekade terakhir bidang intervensi kardiak telah mengalami
kemajuan yang pesat baik dalam hal jumlah tindakan dan jenis tindakan. Inovasi teknologi
telah menopang kemajuan terapi intervensi non bedah penyakit kardiovaskular pada anak-
anak dan usia dewasa. Terapi intervensi telah menjadi terapi alternatif yang cukup diterima
pada kasus penyakit jantung bawaan, meliputi penutupan defek atrial (ASD), defek septum
ventrikel tipe muskular (VSD muskular), duktus arteriosus paten (PDA), memperlebar
stenosis aorta dan pulmonal seperti yang akan dibahas di bawah ini, sehingga pasien tidak
selalu harus menjalani pembedahan.

Adanya terapi intervensi non bedah ini juga sangat membantu mengurangi prosedur
pembedahan yang diperlukan. Keuntungan pada pemberian terapi intervensi non bedah ini
antara lain masa pemulihan yang lebih cepat sehingga lama perawatan lebih singkat dan
memperbaiki kualitas hidup dalam jangka pendek hingga menengah

Defek septum ventrikel (VSD)


Merupakan Penyakit Jantung Bawaan yang ditandai dengan adanya satu lubangpada
septum interventrikular atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fusi septum intraventrikular
saat perkembangan janin kelainan jantung bawaan yang paling sering terjadi pada anak-anak.

Hampir seluruh kelainan VSD dapat diperbaiki dengan pembedahan dengan risiko
secara keseluruhan kurang dari 5% Tingkat mortalitas dan morbiditas semakin meningkat
pada VSD multipel, hipertensi pulmonal, residual VSD, dan kelainan kompleks lain yang
menyertai.
Pada tahun 1987 Lock dkk berhasil melakukan penutupan defek VSD secara per
kutan penggunaan teknik penutupan transkateter dengan berbagai alat Salah satunya yang
akhir-akhir ini digunakan adalah Amplatzer muscular VSD occluder device yang secara
khusus dirancang untuk septum ventrikel. Penggunaan alat ini pada 75 pasien dengan VSD
muskular. Hasilnya menunjukkan keberhasilan pemasangan mencapai 86,7%, dengan
penutupan sempurna pada 47,2% kasus dalam 24 jam, yang meningat hingga 69,6% setelah 6
bulan dan 92,3% setelah 12 bulan. Penutupan VSD perimembran melalui teknik per kutan
dengan menggunakanAmplatzer membranous VSD occlude Akan tetapi tingkat komplikasi
penggunaan alat ini terutama kejadian complete heart block lebih tinggi dibanding penutupan
dengan pembedahan. Untuk penatalaksanaan koarktasio aorta.

Adanya pembuluh darah kolateral antara aorta dengan paru-paru dapat terjadi pada
berbagai kelainan, seperti atresia pulmonal dengan VSD, tetralogy Fallot, sindrom Scimitar,
sampai pasca bedah koreksi Fontan. Kolateral dapat berupa pirau pada arteri, vena, kanankiri,
atau kiri-kanan. Kelainan seperti ini sulit diakses dari pendekatan bedah, sehingga intervensi
perkutan dengan menggunakan coil atau occluder devices merupakan pilihan.

Kesimpulan: Hasil analisis ini menemukan bahwa prosedur transkateter lebih aman,
murah, dan lebih cepat dalam hal prosedur serta lama rawat inap lebih singkat dibandingkan
pembedahan. Prosedur transkateter direkomendasikan sebagai pilihan prosedur untuk
pengobatan korektif VSD.

Patent Ductus Arteriosus

Duktus arteriosus persisten (PDA) merupakan salah satu penyakit jantung bawaan
asianotik yang disebabkan oleh kegagalan menutupnya duktus tersebut. Duktus Arteriosus
Persisten sedang dan besar sering menyebabkan kegagalan jantung dan gangguan
pertumbuhan pada anak-anak.

PDA memerlukan penutupan untuk menghindari terjadinya gagal jantung. Penutupan


dilakukan dengan menggunakan perangkat (Coils dan Amplatzer Duct Onccluder) melalui
prosedur seperti kateterisasi jantung biasa.
Keberhasilan penutupan PDA transkateter mempunyai keunggulan yang lebih banyak
dibanding dengan pembedahan, antara lain tidak diperlukan torakotomi yang akan
meninggalkan parut, masa perawatan yang lebih pendek, menurunkan kebutuhan akan ruang
rawat intensif, hasil yang atraktif dan efektif, serta komplikasi yang sedikit. Prosedur
penutupan PDA dilakukan dengan anestesi umum tanpa intubasi, kecuali untuk pasien yang
kooperatif dengan anestesi local. Sebelum penutupan dilakukan penilaian hemodinamik
termasuk flow ratio dan resistensi vaskular paru. Aortogram dibuat dengan kateter pigtail
setinggi defek, sebelah distal dari arkus aorta, dengan proyeksi lateral atau right anterior
oblique untuk menilai ukuran dan morfologi PDA, mencakup diameter tersempit, ukuran
maksimal ampula, Panjang PDA, dan diameter aorta desenden.

Kateter multi purpose untuk mengukur tekanan arteri pulmonalis dan crossing dari
arteri pulmonalis melalui PDA ke aorta desenden. Alat penutup adalah amplatzer ductal
occlude, lifetech ductal occluder, PDA-R atau coil, bergantung pada bentuk defeknya.

Kesimpulan : Bedah ligasi untuk menangani PDA merupakan tindakan yang sudah

dianggap sebagai standar pengobatan yang efektif, namun invasif sehingga dikembangkan
penutupan PDA transkateter atau tindakan intervensi nonbedah yang mempunyai efektivitas
yang serupa, tetapi kurang invasif. Keunggulan intervensi nonbedah adalah lama rawat yang
singkat dan tidak terdapat jaringan parut di dada penutupan PDA transkateter adalah aman
dan efektif.
DAFTAR PUSAKA

[1] R. Prakoso and D. H. Suprobo, “Teknologi Terkini dalam


Tatalaksana Intervensi Non Bedah Penyakit Jantung Bawaan,” J.
Kardiol. Indones., vol. 33, no. 1, pp. 1–3, 2012.
[2] R. B. Kuswiyanto, A. Firman, P. Rayani, and S. E.
Rahayuningsih, “Luaran Penutupan Duktus Arteriosus Persisten
Transkateter di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung,” Maj.
Kedokt. Bandung, vol. 48, no. 4, pp. 234–240, 2016, doi:
10.15395/mkb.v48n4.915.

Anda mungkin juga menyukai