Anda di halaman 1dari 25

1

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH SURABAYA


RUMKITBAN 05.08.03 SIDOARJO

PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI


RUMKITBAN 05.08.03 SIDOARJO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Salah satu yang tertuang dalam Undang-Undang
No.23 tahun 1992 tentang kesehatan bertujuan melindungi pemberi dan
penerima jasa pelayanan kesehatan serta memberi kepastian hukum dalam
rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi dasar bagi pembangunan
kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan perlu dilakukan peningkatan
Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit mengingat kita sedang menghadapi era
globalisasi yang memungkinkan persaingan yang sangat kompetitif.
Pelayanan Radiologi merupakan bagian integral dari pelayanan medik di
Rumah Sakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus, karena sebagaimana
diketahui bahwa Pelayanan Radiologi selain telah dirasakan besar manfaatnya
namun oleh karena di dalam pengoperasian peralatan Radiologi menggunakan
radiasi pengion lainnya sehingga ada resiko bahaya radiasi baik terhadap
pekerja, pasien maupun lingkungannya, dengan demikian Pelayanan Radiologi
harus dikelola oleh petugas yang professional dalam bidang Radiologi demi
keselamatan terhadap radiasi.
Dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki mutu Pelayanan Radiologi
di Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo, Pelayanan Radiologi Rumkitban 05.08.03
Sidoarjo dituntut memiliki pedoman sebagai pegangan sehingga di dalam
perencanaan, pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM),
sarana dan prasarana Pelayanan Radiologi di Rumaha dapat memenuhi standar
yang berlaku.
Disamping itu dengan meluasnya dan meningkatnya teknologi peralatan
radiologi perlu didukung peningkatan dalam perencanaan dan pengembangan
SDM dan Standar Operasional Pelayanan Radiologi serta sarana dan prasarana

2
yang masing-masing menjadi tugas Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo sebagai
penyelenggara Pelayanan Radiologi.
Oleh karena itu, disusunlah Pedoman Pelayanan Radiologi Rumkitban
05.08.03 Sidoarjo yang diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi bagian
Radiologi Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo dalam pelayanannya sehingga
diharapkan akan tercapai Pelayanan Radiologi yang optimal, efektif dan bermutu
tinggi sesuai dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dewasa ini.

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan umum : tercapainya standarisasi pelayanan radiologi
diagnostik di Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo yang bermutu dan
profesional.
1.2.2 Tujuan khusus :
a) sebagai acuan pelayanan radiologi diagnostic di Rumkitban
05.08.03 Sidoarjo
b) sebagai tolak ukur dalam menilai penampilan sarana
pelayanan radiologi diagnostik imejing,
c) sebagai pedoman dalam upaya pengembangan pelayanan
Unit Radiologi sesuai dengan visi, misi dan tujuan
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo.

1.3. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup kegiatan Radiologi rumah sakit adalah memberikan
pelayanan Radiologi kepada TNI, PNS dan Keluarganya juga melayani
masyarakat umum serta melayani dukungan kesehatan bagi satuan yang
melaksanakan latihan, tugas operasi, yang adekuat, teratur dan nyaman selama
24 jam hanya di luar jam kerja. dengan pembagian dinas Senin – Jumat jam
07.00 -15.00 wib , Radiologi juga melayani diluar jam kerja. Pasien yang bisa
mendapatkan pelayanan Radiologi di Radiologi Rumkitban 05.08.03 Sidaorjo
adalah pasien rawat jalan dan rawat inap rumah sakit, pasien dukungan
kesehatan TNI, pasien umum yang atas kemauannya sendiri ingin mendapatkan
pelayanan Radiologi di Rumktban 05.08.03 Sdoarjo ataupun kiriman dari dokter
diluar rumah sakit
Untuk pelayanan Radiologi diluar rumah sakit dipilih berdasarkan
rekomendasi kepala Radiologi dan dipilih berdasarkan reputasi yang baik dan

3
memenuhi standar undang-undang serta adanya pemberian informasi secara
jelas kepada pasien apabila ada pemeriksaan yang dirujuk ke Radiologi diluar
rumah sakit.

1.4. Batasan Operasional


Jenis-jenis pemeriksaan Radiologi Rumktban 05.08.03 Sidoarjo meliputi :
a. Pemeriksaan Foto Rongent
b. U S G
Untuk jenis pemeriksaan yang tidak bisa dikerjakan/ dilayani di Radiologi
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo akan dirujuk ke Laboratorium klinik yang telah
terjalin kerja sama.

1.5. Landasan Hukum


a. Pedoman Pelayanan Radiologi Rumkitban 05,08.03 Sidoarjo mengacu
pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1014 /
Menkes / SK / XI / 2008, tentang Standar Pelayanan Radiologi
Diagnostik di Saranan Pelayanan Kesehatan.
b. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Tenaga Nuklir Nomor 01-P / Ka-
BAPETEN / I-03, tentang Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik
c. Surat Keputusan Kasad nomor.perkasad/16/III/2008 tanggal 28 Maret
2008 tentang Struktur Organisasi Kesehatan Angkatan Darat
d. Surat Perintah Kepala Kesehatan Kodam V Brawijaya No Sprin / 130 /
II / 2014 tanggal 26 Pebruari tentang Penunjukan Kepala Rumkitban
05,08.03 Sidoarjo.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Instalasi Radiologi Rumkitban 05,08.03 Sidoarjo mempunyai bagan
struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas bagi semua klasifikasi pegawai
yang ada dengan kriteria sebagai berikut:
Kegiatan Radiologi harus dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi
pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memperoleh kewenangan
untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.
Instalasi Radiologi Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo menetapkan petugas
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan berbagai kegiatan pelayanan
Radiologi berdasarkan standar mutu dan keamanan kerja.
a. Penanggung Jawab Radiologi
1) Pendidikan Dokter Spesialis Radiologi dan mempunyai SIP di
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo.
2) Mempunyai sertifikat manajemen rumah sakit.
b. Perwira Urusan Radiologi
1) Pendidikan D III Radiologi
2) Mempunyai STR, SIP dan bekerja minimal 3 tahun di Radiologi
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo.
3) Mempunyai sertifikat kepemimpinan dan manajemen, sertifikat
mutu.
c. Tur Radiologi
1) Pendidikan D.III Radiologi (Petugas Proteksi Radiologi)
2) Mempunyai SIB dan bekerja minimal 3 bulan di Radiologi
Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo.

2.2. Distribusi Ketenagaan

Sumber daya manusia radiologi dibagi dalam tugas dan tanggungjawab


sebagai berikut :

5
a. Penanggung Jawab Radiologi
dr.Vivid Umi Varidha.Sp Rad
b. Kepala Unit Radiologi
Ria Kurniawati,Amd.Rad
c. Radiografer
Ria Kurniawati, Amd.Rad
d. Petugas Administrasi Radiologi
Sudarsono
Moch Nur Fitra Maarif

2.3. Pengaturan Jaga

Radiologi Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo memberikan pelayanan selama 24


jam dalam 5 hari maka sistem jaga harus diatur sedemikian rupa sehingga
masing-masing pegawai memiliki waktu libur. Waktu libur yang ada yaitu
sejumlah hari sabtu dan minggu. diluar jam kerja oncall.
Pembagian petugas diatur menjadi 1 shift Petugas pagi sebanyak 2 orang,.
Pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional menggunakan system on call

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

Fasilitas ruang dan peralatan yang ada di Unit Radiologi di upayakan


sesuai dengan SK MENKES NO.1014/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Standar
Pelayanan Radiologi Diagnostik dan disesuaikan dengan kapasitas dan
kemampuan yang ada di rumah sakit.
3.1. Denah Ruang

BARAT

A F

G D

A B

Keterangan Gambar :
A. Ruang Pesawat Listem Uk. 5x3 m
B. Ruang Adminitrasi Uk. 3x3 m
C. Ruang Baca Expertise (Radiolog) Uk. 3x2 m
D. Ruang Pemeriksaan pesawat Hitachi+Bellmont Uk. 5x6 m
E. Ruang Gudang Uk. 6x1 m
F. Ruang Kamar Mandi Uk. 2x2 m
G. Ruang Kamar Gelap Uk. 2x2 m

7
3.2. Standar Fasilitas
Radiologi Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo memiliki ruang pemeriksaan /
ruang kerja yang nyaman dan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semua ruang pemeriksaan sudah dilengkapi dengan timbal, beberapa ruangan
sudah dilengkapi dengan AC.
Ruang pelayanan Radiologi harus memenuhi persyaratan luas dan
proteksi radiasi yang telah ditetapkan oleh BAPETEN sehingga aman dan
nyaman baik bagi petugas maupun pasien serta lingkungannya.
Berikut adalah kondisi ruangan pemeriksaan Radiologi dan sarana untuk
proteksi radiasi Instalasi Radiologi Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo :
a. Kamar 1 ( pemeriksaan USG )
1) Ukuran Ruang : panjang x lebar x tinggi = 4 x 4 x 3 meter.
2) Ada jendela dalam ruangan.
3) Tebal dinding : tembok setebal 30 cm.
b. Kamar 2 ( pemeriksaan konvensional )
1) Ukuran Ruang : panjang x lebar x tinggi = 6 x 5 x 3 meter.
2) Tidak ada jendela dalam ruangan.
3) Tebal dinding : tembok setebal 30 cm.
4) Pintu dilapisi penahan radiasi 2mm Pb dan dilengkapi lampu
merah tanda bahaya radiasi.
3.3. Daftar Peralatan
Jenis, jumlah dan kemampuan peralatan Radiologi Rumkitban 05.08.03
Sidoarjo adalah sebagai berikut :

No Jenis Pesawat Kemampuan Jumlah Kondisi

1 DIAGNOSTIC X-RAY 1 unit Baik


2 USG 4 dimensi 1 unit Baik
Perawatan seluruh peralatan sinar-X yang ada dilakukan secara
teratur dan terjadwal. Pemeliharaan dilakukan oleh petugas Radiologi dan
petugas teknik Jang Yan Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo. Perawatan USG
dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk oleh rumah sakit.
Kalibrasi alat-alat X-Ray dilakukan setiap satu tahun sekali. Kalibrasi
dilakukan untuk memastikan bahwa nilai output/ nilai keluaran alat X-Ray sesuai
antara faktor yang disetting dengan nilai yang keluar / yang diterima oleh pasien.
Seluruh alat X-Ray yang digunakan dalam Pelayanan Radiologi
memiliki ijin pengoperasian yang diterbitkan oleh BAPETEN. Ijin berlaku untuk

8
jangka waktu 2 (dua) tahun, dan harus diajukan untuk diperpanjang pada masa
berakhirnya ijin tersebut.
Selain tersedianya alat dalam jumlah yang cukup baik dari segi jenis
maupun jumlah dan kemampuannya, juga harus tersedia obat-obatan dan
peralatan basic life support untuk mengatasi keadaan gawat darurat.
Pesawat yang mengalami kerusakan yang berakibat tidak bisa dipakai
untuk melayani pasien, untuk sementara waktu pasien dirujuk/ dikirim ke
Laboratorium klinik yang telah bekerja sama.

9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Pelayanan Radiologi rutin dan gawat darurat terbuka 24 jam,


pelaksanaan pemeriksaan dikerjakan pada jam dinas / hari kerja ( pukul 07.00
s/d pukul 15.00 ) dan di luar jam kerja oncall..

4.1. Pendaftaran Pemeriksaan


Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan Radiologi pertama-tama
diterima dibagian pendaftaran untuk dilakukan registrasi/ pencatatan di buku
pendaftaran sesuai dengan status pasien.
Petugas administrasi melakukan pendaftaran yaitu mencatat data-
data pasien rawat inap, rawat jalan maupun pasien dari klinik luar Rumah Sakit
pada buku pendaftaran Radiologi.
Formulir permintaan pemeriksaan Radiologi setelah dicatat oleh
petugas pendaftaran akan diserahkan ke kamar pemeriksaan.

4.2. Persiapan Pemeriksaan


Pemeriksaan Radiologi untuk tujuan diagnostik hanya dilakukan
sesuai dengan permintaan yang tercantum pada formulir permintaan
pemeriksaan Radiologi. Dalam surat permintaan tersebut dicantumkan keadaan
klinis pasien.
Untuk pemeriksaan tanpa persiapan bisa langsung dikerjakan
sedangkan untuk pemeriksaan dengan persiapan akan dibuatkan penjadwalan di
buku penjadwalan dan akan diberitahukan tentang persiapan yang harus
dilaksanakan.
Sesuai kemampuan dan ketetapan yang telah disepakati untuk
penjadwalan pemeriksaan Radiologi setiap harinya adalah :
a. Pemeriksaan USG
b. Pemeriksaan foto rongent
Untuk penjadwalan pada jam kerja dilayani oleh petugas pendaftaran
dan petugas radiologi penjadwalan diluar jam kerja / hari libur dilayani oleh
petugas radiologi (oncall).

10
4.3. Pelaksanaan Pemeriksaan.
Radiografer memanggil pasien lalu mengindentifikasi pasien sesuai
dengan yang yang tercatat pada lembar permintaan pemeriksaan Radiologi
(Nama, Umur, No.RM, gelang pasien). Jika sudah sesuai selanjutnya
Radiografer melaksanaan pemeriksaan/ pemotretan sesuai dengan tahapan -
tahapan yang sudah ditetapkan seperti menyiapkan kaset, pengaturan pesawat,
pengaturan/ persiapan pasien dan lain-lain.
Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien dipersilahkan menunggu
diluar untuk dicek hasilnya, setelah hasilnya bagus pasien diberitahukan tempat
dan waktu pengambilan hasil.
Radiografer mencatat kegiatan pelaksanaarn pemeriksaan pada buku
pemeriksaan untuk bahan laporan tiap-tiap ruangan ( laporan pemakaian film ).
4.4. Pemberian Expertise kerangka waktu penyerahan hasil radiologi.
Ekspertise foto Rontgen baik di dalam maupun di luar jam kerja
dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi.
a. Di dalam Jam kerja
Foto Rontgen akan diekspertise dan bisa ditunggu hasilnya dalam
jangka waktu ≤ dari 3 jam dengan ketentuan foto tersebut dilaksanakan
≤ jam 12 siang hari pemeriksaan.
b. Di luar jam kerja / kasus cito
Foto dapat dipinjam basah dengan ketentuan setelah dilihat oleh dokter
pengirim harus segera dikembalikan ke bagian Radiologi untuk di
ekspertise oleh Dokter Spesialis Radiologi. Dokter Spesialis Radiologi
akan memberitahukan secepatnya ≤ 1 jam kepada dokter yang
mengirim apabila ditemukan hal-hal serius.

Tabel Standar Pelayanan Minimal Radiologi


Jenis Indikator Standar
Pelayanan

1.Waktu tunggu hasil pelayanan foto 1. ≤ 3 jam

Radiologi
2.Pelaksana ekspertise 2. Dokter Spesialis

3.Kejadian kegagalan pelayanan rontgen 3.kerusakan foto ≤ 2%

4.Kepuasan pelanggan 4.≥ 80 %

11
4.5. Penyerahan Hasil
Pasien / petugas ruang perawatan yang akan mengambil hasil akan
dilayani oleh petugas penyerahan hasil di loket pengambilan hasil dengan
menunjukan kartu berobat.
Sebelum menyerahkan hasil petugas loket pengambilan hasil akan
mencocokan nomor rontgen, nama pasien, jenis foto dan mencatat di buku
pengambilan hasil.

4.6. Penyimpanan dan pengelolaan


Penyimpanan dan pengelolaan hasil X-Ray dilakukan dengan DICOM.
DICOM (Digital Imaging And Communication In Medicine) adalah standar industri
untuk radiologis transferral dari gambar dan informasi medis lainnya antara
komputer. Setelah menggunakan pola sistem terbuka Interconnection of
International Standar Organization, DICOM memungkinkan komunikasi digital
antara peralatan diagnostik dan terapeutik dan sistem dari berbagai produsen.
Dengan standar internasional ini, para vendor dan para praktisi medis
akan lebih mudah dalam melakukan pertukaran informasi dalam hal medis
tanpa mengalami kendala bahasa. Beberapa keuntungan yang didapat dari
pemanfaatan DICOM antara lain :
1. Mengurangi kesulitan koneksi dengan berbagai peralatan.
2. Karena DICOM adalah standar yang berlaku secara internasional, maka
tidak diperlukan lagi standar yang berbeda untuk tiap peralatan medis.
3. Manajemen pasien yang lebih baik.
4. Citra medis pasien dapat diproses dengan menggunakan piranti lunak
yang banyak tersedia.
5. Adanya kemudahan untuk pengarsipan citra medis.

12
BAB V
LOGISTIK

5.1. Tata Laksana Penyediaan Alat Radiologi


5.1.1. Pengertian
Logistik memegang peranan penting dalam penyediaan pelayanan
kesehatan rumah sakit, agar mencapai tujuan secara efektif dan efisien serta
dapat memenuhi kriteria standar pelayanan kesehatan rumah sakit yang baik,
perlu tata laksana pengadaan fasilitas dan peralatan yang ada, meliputi peralatan
medis maupun penunjang medis. Sarana non medis termasuk sarana rumah
tangga dan perkantoran juga harus di inventaris.
Prosedur penyediaan alat radiologi adalah permintaan alat radiologi
kepada Direksi dan bagian pembelian sedangkan untuk obat dan bahan habis
pakai yang berkaitan dengan proses foto radiodiagnistik kepada farmasi.

5.1.2 Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan Fasilitas


a. Kepala unit mengusulkan adanya pengadaan barang yang dibutuhkan.
b. Kepala unit mengajukan permintaan alat radiologi yang dibutuhkan
untuk menunjang pemeriksaan radiologi sesuai dengan kemajuan
teknologi kedokteran dalam bentuk surat tertulis dan formulir
perencanaan pembelian disertai dengan penawaran harga dari
beberapa merk kepada karumkit dan bagian pengadaan.
c. Setelah mendapat persetujuan dari karumkit, karumkit mengundang
beberapa dokter terkait dan Unit Radiologi untuk acara presentasi
produk bersama beberapa perusahaan yang menawarkan alat-alat
radiologi tersebut.
d. Karumkit bersama kepala unit radiologi memilih dan membeli alat
radiologi sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan dengan harga
yang disepakati.
e. Alat radiologi yang dibutuhkan diinstal di unit radiologi.
f. Pelatihan pengenalan alat, pengoperasian alat dan cara mengatasi
masalah diadakan di unit radiologi oleh pelatih dari perusahaan alat
yang bersangkutan.

13
5.2 Tata laksana pengadaan film
a. Persediaan film mempunyai persediaan minimum sebanyak 2 box @100
lembar
b. Jika persediaan film mendekati jumlah minimum maka petugas unit
radiologi mengajukan permintaan film berdasarkan dengan kebutuhan film
dengan menggunakan surat permintaan film.
c. Surat permintaan film kemudian diajukan ke bagian pengadaan barang.
d. Bagian pengadaan melakukan verifikasi dengan kepala unit radiologi
untuk spesifikasi dan merek film yang diminta.
e. Bagian pengadaan melakukan transaksi dengan supplier.
f. Setelah barang datang, maka dilakukan cek fisik dari barang dan cek
tanggal expired date. Jika lulus pengecekan maka barang disimpan di
gudang dan didistribusikan sesuai kebutuhan unit radiologi.
g. Jika persediaan film tidak dapat dipenuhi sesuai kebutuhan, maka
pemeriksaan radiologi akan dirujuk sampai persediaan film biasa
terpenuhi.

14
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

6.1. Pengertian
Setiap pasien berhak mendapatkan akses pelayanan kesehatan
yamg terbaik. Pasien juga berhak mendapatkan keterangan tentang penyakit
yang diderita dari petugas medis yang berkompeten. Pasien yang menggunakan
jasa pelayanan radiologi juga berhak untuk mendapat pelayanan yang terbaik,
aman dan nyaman. Untuk itu hal utama yang harus diperhatikan adalah
keselamatan pasien.
Keselamatan pasien juga merupakan asuhan kepada pasien agar
lebih aman dan nyaman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi pasien dan
pengolahan hal-hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Keselamatan Pasien Rumah Sakit terdapat 6 sasaran keselamatan,
meliputi : ketepatan identifikasi pasien; peningkatan komunikasi yang efektif;
peningkatan keamanan radiasi yang perlu diwaspadai; kepastian tepat lokasi,
tepat prosedur, tepat pasien; pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan; pengurangan resiko pasien jatuh.

6.2 Tujuan
Tujuan umum,
Mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan (KTD) yang
disebabkan oleh kesalahan pada saat melakukan tindakan atau tidak
mengambil tindakan sesuai dengan prosedur operasional yang sudah
ada.
Tujuan khusus,
Agar tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit, terlaksananya
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan pemeriksaan
radiologi yang akan memberikan dosis radiasi yang tidak semestinya
didapat oleh pasien.

15
6.3 Tata Laksana Keselamatan Pasien
Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan di Radiologi akan
diperhatikan dulu keadaannya oleh petugas Radiologi sebelum dilakukan
tindakan. Apabila pasien keadaannya sulit untuk dilakukan pemeriksaan, petugas
Radiologi akan berkoordinasi dengan perawat pengantar atau keluarga untuk
menjaga / memegangil pasien supaya pasien dapat dilakukan pemeriksaan
kemudian perawat / keluarga yang memegangi pasien dilengkapi / mengenakan
apron. Pasien yang alergi terhadap obat kontras atau pasien yang dalam
pemeriksaan terjadi keadaan kritis akan ditangani sesuai SPO yang ada.
Berikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai pemeriksaan
yang akan dilakukan serta tata cara yang harus dilakukan oleh pasien serta
membatasi luas lapangan penyinaran yang akan dilakukan dengan objek yang
diperiksa. Diusahakan agar tidak mengulang pemotretan dan mempersingkat
waktu penyinaran.

16
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Undang-undang No. 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menerangkan bahwa


upaya keselamatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan. Ruamah sakit termasuk dalam kategori seperti tersebut diatas
yang berarti rumah sakit sebagai tempat kerja wajib menerapkan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan kerja
bertujuan untuk melindungi pekerja yang ada dirumah sakit dari kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dan terhadap rumah sakit. Pekerja adalah bagian
integral dari rumah sakit.

17
BAB VIII
PROTEKSI RADIASI

8.1 Pengertian
Proteksi radiasi merupakan hal penting dan mutlak yang harus
diperhatikan, untuk menjaga keselamatan pasien, petugas dan masyarakat dari
dampak radiasi.
Ruang pemeriksaan Radiologi harus dilengkapi atau dilapisi dengan
timbal, serta semua pesawat kondisinya layak pakai dan secara rutin dikalibrasi
satu tahun sekali.

8.2 Alat Proteksi Radiasi


APD radiasi yang ada di Radiologi diantaranya :
1) Thyroid Collar.
2) Apron
3) Pelindung Gonad.
4) Tabir Timbal.
8.3. Langkah-langkah pencegahan bahaya radiasi :
a. Pemasangan stiker bahaya radiasi di setiap pintu pemeriksaan.
b. Pemasangan lampu warna merah di atas pintu pemeriksaan.
c. Penggunaan kolimator sesuai objek yang di foto.
d. Pengaturan kondisi expose dengan cermat.
e. Penggunaan APD (pelindung gonad) untuk organ sensitif genitalia yang
tidak diperiksa.
f. Penggunaan apron untuk petugas/keluarga pasien bila diperlukan
bantuan.
g. Penggunaan tabir pelindung untuk petugas Radiologi.
h. Meminimalisasi/menghindari proses foto ulang.
i. Secara berkala petugas PPR mengecek keadaan dan kelayakan semua
alat peralatan yang diperlukan.

Dalam menjalankan tugasnya semua petugas Radiologi


dilengkapi/memakai film badge untuk memonitor paparan radiasi yang diterima
yang setiap bulan sekali dikirim ke BPFK untuk diproses.

18
BAB IX
KENDALI MUTU

Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, di era


dimana pengetahuan masyarakat akan kesehatan semakin tinggi bukanlah
perkara mudah. Radiologi Rumah Sakit Tk. III Brawijaya dituntut untuk dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dan beragam.
Prosedur evaluasi akan menilai profesionalisme dalam pelayanan
Radiologi dan pengalaman etika profesi setiap staf. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka suatu keharusan bagi instalasi Radiologi untuk selalu dapat
meningkatkan kualitas pelayanannya. Upaya peningkatan mutu pelayanan
Radiologi dituangkan dalam bentuk program-program.

9.1 Tujuan
Tujuan dari program peningkatan kualitas pelayanan Radiologi antara lain:
1) Meningkatnya mutu pelayanan radiologi Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kebutuhan pasien di era globalisasi.
2) Meningkatkan kepercayaan pasien/pelanggan terhadap pelayanan
instalasi Radiologi Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
3) Meminimalkan kemungkinan munculnya komplain dari pasien yang
kurang bermutu.

9.2 Sasaran
Sasaran program peningkatan kualitas Radiologi antara lain:
1) Meningkatnya kecepatan pelayanan Radiologi.
2) Menurunnya prosentase film gagal.
3) Meningkatnya mutu tampilan administrasi Radiologi.

19
9.3 Evaluasi
Evaluasi mutu pelayanan Radiologi dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:
1) Melalui angket mutu pelayanan instalasi Radiologi yang diisi oleh pasien
instalasi Radiologi.
2) Melalui angket evaluasi ekspertise instalasi Radiologi yang diisi oleh
dokter-dokter yang merujuk pasien.

Angket mutu pelayanan instalasi Radiologi yang diisi oleh pasien


akan direkap tiap bulan dan akan dilakukan analisa dan evaluasinya, kemudian
akan ditentukan tindak lanjutnya. Angket mutu ini berisi evaluasi terhadap
kecepatan pelayanan Radiologi yang dihitung sejak pasien melakukan
pemeriksaan Radiologi sampai pasien menerima hasil foto lengkap dan
ekspertisenya, evaluasi terhadap keramahan staf dalam melayani dan evaluasi
terhadap kemudahan dalam menemukan lokasi instalasi Radiologi.

Penyebaran angket evaluasi ekspertise dilakukan tiap 6 (enam) bulan


sekali. Angket evaluasi ekspertise instalasi Radiologi yang diisi oleh dokter-
dokter yang merujuk pasien akan direkap tiap 6 (enam) bulan dan akan
dilakukan analisa-analisa evaluasinya, kemudian akan ditentukan tindak
lanjutnya. Angket evaluasi untuk dokter pengirim berisi evaluasi terhadap
evaluasi terhadap ekspertise foto-foto rontgen yang dibuat oleh dokter spesialis
Radiologi, evaluasi terhadap kualitas foto rontgen (ketepatan posisi, ketepatan
faktor eksposi) dan evaluasi terhadap kualitas pencucian film.

Mutu Pelayanan Radiologi selain ditentukan oleh mutu sumber daya


manusia juga sangat tergantung pada Pelayanan Peralatan Radiologi yang
harus selalu dalam keadaan prima baik secara fisik maupun fungsinya.

Untuk mendapatkan kondisi peralatan yang selalu prima dan siap


pakai perlu dilakukan pemeriksaan yang dapat menjamin kualitas dan
keselamatan (safety) Pelayanan Radiologi serta peralatan penunjangnya.

20
9.4 Tata Laksana
Pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan terhadap peralatan
tersebut antara lain:
a. Pemeriksaan fisik alat secara visual yang dilaksanakan sebelum arus listrik
dihubungkan ke suatu rangkaian pengendali, rangkaian pembangkit dan
rangkaian pengaman dari suatu jaringan listrik. Pemeriksaan tidak hanya
penglihatan tetapi juga dengan meraba, menyentuh, menggerakkan pada
bagian yang memang dapat digerakkan dengan memutar, menekan atau
menarik. Pemeriksaan yang dilakukan untuk meyakinkan bahwa peralatan
dalam keadaan aman pada kedudukan atau posisinya, sehingga peralatan
dapat digunakan secara benar. Pemeriksaan fisik dilakukan oleh petugas
secara kontinyu sebelum peralatan dipakai.
Pemeriksaan fisik alat secara manual meliputi :
(1) Catu arus.
(2) Catu daya.
(3) Rangka dan konstruksi.
(4) Badan alat dan permukaan.
(5) Mekanikal.
(6) Meja pasien.
(7) Kolimator (conus/diafragma).
(8) Lampu indikator dan tombol.
(9) Pencahayaan ruang.
(10) Kondisi udara.
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dilakukan oleh Radiografer dan
atau bagian teknik Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo.
b. Pemeriksaan secara kuantitatif dan kualitatif yang meliputi:
1. Pemeriksaan meja control (control table) untuk memastikan indikator
besaran listrik antara lain tegangan, arus, daya, dan frekuensi harus
dalam keadaan baik.
2. Pemeriksaan akurasi kilo volt (kV) untuk mengetahui kV yang ditunjukkan
oleh kV meter sesuai dengan kV yang dikeluarkan oleh High Tension
Transformator (HTT).

21
3. Pemeriksaan linierisasi mA (reciprocity mAs) adalah untuk mengetahui
perubahan penghitaman film dengan adanya perubahan mA dan s pada
tingkat mAs yang sama.
4. Pemeriksaan focal spot, dilakukan untuk mengetahui ukuran lapangan
focal spot.
5. Pemeriksaan kolimator untuk mengetahui ketepatan titik sentrasi
penyinaran dan luas lapangan.
6. Pemeriksaan out put pesawat untuk pemakaian Radiografi, untuk
mengetahui dosis paparan radiasi yang diterima oleh pasien pada
pemeriksaan Radiografi.
7. Pengukuran radiasi bocor, untuk mengetahui apakah ada kebocoran
radiasi pada tabung X-Ray.
8. Pengukuran paparan radiasi hambur, untuk mengetahui dosis paparan
radiasi yang ada di lingkungan sekitar ruang Radiologi.

Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dilakukan oleh badan


pelaksana yang ditunjuk oleh Rumah Sakit.

22
BAB X
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Radiologi Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo merupakan


standar yang baku dalam penyelenggaraan radiologi di Rumkitban 05.08.03
Sidoarjo. Buku Pedoman ini berisi falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi, fasilitas
dan peralatan, kebijakan dan prosedur, pengembangan staf dan program
pendidikan serta evaluasi dan pengendalian mutu Instalasi Radiologi.
Penyusunan buku pedoman ini mengacu pada beberapa sumber yang
telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia maupun
badan-badan lain seperti Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).
Diharapkan penerapan pedoman pelayanan Radiologi ini dapat
mewujudukan Pelayanan Radiologi yang prima, bermutu dan aman.
Selanjutnya perlu dilakukan evaluasi yang berkelanjutan terhadap hasil
dari penerapan pedoman pelayanan ini untuk kemudian dapat dilakukan
perbaikan-perbaikan sehinggan tercapai tujuan Pelayanan Radiologi yang telah
ditetapkan.

Ditetapkan di Sidoarjo
Pada Tanggal : 10 Januari 2021
Karumkitban 05.08.03 Sidoarjo

dr. Antonius Tatit Pulonggana,Sp.B


Kaptem Ckm NRP 11080089520681

23
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
1. Latar Belakang....................................................................1
2. Tujuan.................................................................................2
3. Ruang Lingkup....................................................................3
4. Batasan Operasional...........................................................3
5. Landasan Hukum................................................................3
BAB ll STANDAR KETENAGAAN........................................................5
6. Kualifikasi SDM...................................................................5
7. Distribusi Ketenagaan......................................................... 6
8. Pengaturan Jaga.................................................................6
BAB lll STANDAR FASILITAS.............................................................7
9. Denah Ruang.....................................................................7
10. Standar Fasilitas.................................................................8
11. Daftar Peralatan..................................................................8
BAB lV TATA LAKSANA PELAYANAN................................................10
12. Pendaftaran Pemeriksaan..................................................10
13. Persiapan Pemeriksaan.....................................................10
14. Pelaksanaan Pemeriksaan.......................................... ......11
15. Pemberian Expertise..................................................... ....11
16. Penyerahan Hasil...............................................................12
BAB V LOGISTIK..............................................................................13
BAB Vl KESELAMATAN PASIEN.......................................................14
17. Pengertian..................................................................... ....14
18. Tujuan................................................................................14
19. Tata Laksana Keselamatan................................................14
BAB VII KESELAMATAN KERJA......................................................15
BAB VIII PROTEKSI RADIASI...........................................................16
20. Proteksi............................................................................. 16
21. APD Yang ada di Radiologi............................................... 16
22. Langkah-Langkah Pencegahan Bahaya Radiasi................16

BAB IX PENGENDALIAN MUTU.........................................................18

24
23. Tujuan Program Peningkatan Kualitas Radiologi................18
24. Sasaran Program Peningkatan Kualtas Radiologi..............18
25. Evaluasi Mutu.....................................................................19
26. Pemeriksaan Peralatan........................................................20
BAB X PENUTUP.................................................................................23

25

Anda mungkin juga menyukai