ABSTRAKSI
Pesawat terbang merupakan alat transportasi udara yang digunakan untuk mengangkut
penumpang dan barang dengan waktu yang efisien. Salah satu komponen penunjang untuk
pengoperasian pesawat pada saat di darat untuk menghasilkan kelistrikan dan sistem pneumatic
adalah Auxiliary Power Unit (APU) dan ketika di udara membutuhkan suplai energi listrik dan
pneumatic pada waktu di luar kondisi normal. Pada saat pesawat berada di darat sebelum
mengoperasikan main engine, dibutuhkan suplai tenaga untuk starting yang berasal dari Ground
Power Unit (GPU) dan Auxiliary Power Unit (APU).
Pada saat dilapangan ditemukan pesawat Boeing 737-300 PK-MBP mengalami kegagalan
starting engine Auxiliary Power Unit (APU) yang di akibatkan tidak adanya suara percikan api (no
spark output) pada komponen ignition exciter tipe TCN-1031 yang di sebabkan arus yang masuk
pada rangkaian ignition exciter sebesar 4 ampere melebihi ketentuan maksimal yang sudah di
anjurkan pada Component Maintenance Manual (CMM) yaitu maksimal 3 ampere.
Ignition exciter berfungsi sebagai alat pematik yang di gunakan pada saat ground run main
engine dan Auxiliary Power Unit (APU). Dari hasil pemeriksaan pada komponen ignition exciter
auxiliary power unit (APU) TCN-1031 terdapat komponen yang rusak yaitu transistor Q1 dengan part
number 10-374101, karena terjadi short pada kaki emitter-base komponen aktif ini menyebabkan
ignition exciter tipe TCN-1031 mendapatkan input sebesar 4 ampere melebihi arus maksimal yang
sudah di tetapkan pada Maintenance Maintenance Manual (CMM) yaitu 3 ampere.
Transistor Q1 dengan part number 10-374101 berfungsi sebagai regulator arus listrik. Setelah
melaksanakan proses repair dan pengetesan dengan hasil sesuai spesifikasi alat tersebut maka
ignition exciter telah serviceable dan kemudian komponen tersebut di install kembali di pesawat
pada Auxiliary Power Unit (APU) compartment. Dalam naskah tugas akhir ini penulis mencoba
membahas permasalahan tersebut serta upaya penanggulanganya berdasarkan praktik kerja yang
dilaksanakan di SBU Merpati Maintenance Facility.
40
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
41
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
42
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
Pengetesan Konektisitas Kapasitas (µf) Breakdown Voltage (VDC) yang mengalir pada rangkaian exciter sebesar
Lead Wire To Lead Wire 72-93 60 4 ampere melebihi maksimum arus yang di
izinkan yaitu maksimal 3 ampere yang
c. Transistor (105) atau transistor Q1 mengakibatkan no spark output pada ignition
Transistor (105) atau transistor Q1 exciter. Gambar kerusakan transistor dapat
berfungsi sebagai regulator arus listrik pada dilihat pada gambar 5 dengan gambar kaki
rangkaian ignition exciter, berikut cara transistor Q1 pada gambar 6.
pengecekan transistor (105) atau transistor Q1
44
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
45
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
46
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
47