Anda di halaman 1dari 19

KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR DALAM

PENELITIAN HUKUM KELUARGA

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


METODOLOGI PENELITIAN HUKUM KELUARGA

Oleh:

Nurul Kartika Laili (213206030003)


Sofiatul Jannah (213206050006)

PRGORAM STUDI HUKUM KELUARGA


PASCASARJANA UIN KHAS JEMBER
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Hamdan wasyukron ammaba’du, lantunan puja dan puji syukur terlukis dalam
melodi rintihan doa seorang hamba kepada khaliq-Nya. Tak terlupakan pula buliran
shalawat ma’asalam menyatu padu dalam qalbu menjadi tanda kerinduan kepada
baginda rasul sang revolusioner, pendobrak kebodohan, pembangkit semangat
keilmuwan, yakni Muhammad SAW. Berkat rahmat dan Hidayat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini penulis menjelaskan mengenai " Kajian
Teori, Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Berfikir Dalam Penelitian Hukum Keluarga”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Hukum Keluarga..

Penulis menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan.
Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penulis
miliki karena sejatinya manusia tak luput dari ketidaksempurnaan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran, demi perbaikan dan kesempurnaan tulisan di
waktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. AmiinyaRabb al-amiin.

Jember, 06 Oktober 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya ilmu pengetahuan itu terus berkembang, sejalan dengan


perkembangan peradaban manusia. Selama manusia itu hidup dan berkembang
di muka bumi ini, maka beragam fenomena baru akan terjadi. Untuk memahi
berbagai fenomena baru tersebut diperlukan ilmu pengetahuan baru yang
dilahirkan melalui penelitian dengan menggunakan metodologi yang tepat.
Dalam posisi yang demikian itulah metode penelitian kualitatif sangat
dibutuhkan dalam rangka perkembangan ilmu pengetahuan.

Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek,merasakan apa


yang dialami subjek dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian kualitatif,
peneliti terlibat dalam konteks, dengan situasi dan setting fenomena alami sesuai
yang sedang diteliti. Setiap fenomena merupakan sesuatu yang unik, yang
berbeda dengan lainnya karena berbeda konteksnya.

Tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah untuk memahami kondisi suatu
konteks dengan mengarahkan pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam
mengenai potret kondisi dalam suatu konteks yang alami (natural setting),
tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studi.

Dalam beberapa bidang, sesungguhnya sifat masalah yang diteliti lebih tepat
apabila dikaji dengan pendekatan atau metode kualitatif. Seperti misalnya ketika
ingin mengungkapkan bagaimana pengalaman orang yang merasakan sakit,
ketergantungan obat, depresi, peningkatan semangat belajar, tumbuhnya minat,
sikap positif, dan motivasi terhadap suatu objek, dan sebagainya. Dalam kasus
semacam itu, metode kualitatif dapat mengungkap dan memahami sesuatu di
balik fenomena yang tidak diketahui sebelumnya. Metode kualitatif ini juga
dapat memberikan rincianyang kompleks tentang fenomena yang sulit ditangkap
dan diungkapkan melalui metode kuantitatif.
Selain memilih rancangan kuantitatif, kualitatif, atau penelitian dan
pengembangan, seorang peneliti juga melakukan tinjauan pustaka terkait dengan
topic penelitiannya. Tinjuan pustaka ini membantu peneliti untuk menentukan
apakah topic tersebut layak diteliti ataukah tidak. Tinjaun pustaka juga akan
memberikan pengetahuan luas bagi peneliti dalam membatasi ruang lingkup
penelitiannya.

Kajian pustaka ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang relevan


dengan masalah yang akan diteliti. Informasi ini mengenai teori-teori da konsep-
konsep serta temuan-temuan yang berkaitan dengan tema sentral penelitian yang
dilakukan. Berbagai informasi tersebut dapat digali dari sumber primer, sumber
sekunder maupunsumber tersier. Selain menggali teori-teori dan konsep-konsep
yang telah dikembangkan dalam bidang ilmu bersangkutan serta mempelajari
metode-metode penelitian yang ada, peneliti akan memperoleh wawasan yang
lebih luas. Kegiatan kajian pustaka juga menghindari terjadinya duplikasi-
duplikasi yang tidak diinginkan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep umum teori dalam penelitian?
2. Bagaimana teknik penulisan kajian pustaka?
3. Bagaimana konsep kerangka berfikir?
4. Bagaimana contoh penerapan teori dalam penelitian hukum keluarga?
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP UMUM TEORI DALAM PENELITIAN

Semua kajian ilmiah pasti membutuhkan teori sebagai landasan pijakan dalam
kerangka berpikir dan pengembangan metode penelitiannya. Oleh sebab itu, posisi
teori dalam kajian ilmiah adalah sebuah keniscayaan.

Bagian ini berisi tentang pembahasan teori yang dijadikan sebagai perspektif
dan/atau landasan dalam melakukan penelitian. Pembahasan teori secara lebih luas
dan mendalam akan semakin memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji
permasalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, posisi teori dalam penelitian
kualitatif diletakkan sebagai perspektif, bukan untuk diuji.1

Yang dimaksud dengan teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi


yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. 2
Sementara itu, menurut Snelbecker yang dimaksud dengan teori adalah perangkat
proposisi yang berinteraksi secara sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan tertentu
yang dapat dihubungkan secara logis dengan lainnya melalui data atas dasar yang
bisa diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkandan menjelaskan
fenomena yang diamati.3

Selanjutnya disampaikan bahwa, teori memiliki 4 fungsi, yaitu: (1)


mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian; (2) menjadi pendorong untuk
penyusunan hipotesis, dan membimbing peneliti memperoleh jawaban; (3) membuat
ramalan atas dasar penemuan; dan (4) menyajikan penjelasanpenjelasan.

Dari seluruh uraian tentang teori di atas, dapat disampaikan batasan


pengertiannya bahwa teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang
tersusun secara sistematis yang mentatakan hubungan antara dua konsep atau lebih

1
Pedoman Karya Ilmiah, Pasca Sarjana IAIN Jember, 21
2
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta : Diva Press, 2014) 10
3
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Rosda Karya, 2006) 57
yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena
yang ada dan terjadi secara sistematis.

Dalam penelitian kualitatif, sangat diperlukan adanya kepekaan teoretik peneliti.


Kepekaan teoretik mengacu pada kualitas keilmuan bagi pribadi peneliti. Kualitas
yang dimaksud adalah adanya kesadaran akan peliknya makna data dan fungsinya
bagi penelitian kualitatif. Semua orang dapat melakukan penelitian, namun tingkat
kepekaan teoretiknya relatif berbeda, antara peneliti yang satu dengan yang lainnya
bergantung pada latar belakang keluasan wawasan pengetahuan dan pengalamannya
masing-masing. Pada umumnya, kepekaan teoretik peneliti dipengaruhi oleh latar
belakang pengetahuan dan pengalamannya dalam penelitian, baik berkaitan ataupun
tidak dengan suatu bidang tertentu. Seiiring dengan berjalannya waktu, kepekaan
teoretik dapat dikembangkan melalui berbagai pengalaman yang dilalui oleh peneliti
selama proses penelitian berlangsung.4

Kepekaan teoretik berkaitan dengan kemampuan peneliti dalam memberikan


makna bagi data, dan memahami, serta memisahkan data-data yang berhubungan
dari data-data yang tidak berhubungan, atau pun yang kurang terpercaya dan yang
terpercaya serta ajeg (valid dan reliabel). Dengan latar belakang kepekaan
teoretiknya yang terlatih, peneliti dapat melakukan penelitiannya dengan lebih cepat
dan cermat, bila dibandingkan dengan yang tidak memiliki pengalaman.

Kepekaan teoretik bisa diperoleh dari sejumlah sumber. Di antaranya ialah


pengalaman profesi, pengalaman pribadi, proses analisis, dan literatur. Dengan
pengalaman profesi selama beberapa tahun berkiprah di lapangan, peneliti dapat
memperoleh pemahaman tentang bagaimana suatu fenomena terjadi, dan mengapa
serta apa yang akan terjadi di dalamnya pada kondisi tertentu. Pengetahuan itu,
sekalipun tersirat, dapat digunakan dalam situasi penelitian. Pengalaman profesi
dapat memperlancar peneliti dalam memahami peristiwa dan tindakan yang terlihat
dan terdengar, serta menelitinya secara lebih cepat.

Sebagai contoh, seorang hakim atau pengacara mengkaji bagaimana beracara d


peradilan, akan memiliki wawasan yang lebih luas daripada siapa pun yang

4
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif,,, 12
melakukan penelitian di peradilan. Semakin banyak pengalaman profesi, semakin
banyak pula landasan pengetahuan dan wawasan yang tersedia untuk melakukan
penelitian. Di sisi lain, perlu diwaspadai bahwa jenis pengalaman profesi ini juga
dapat menghambat peneliti dalam melihat sesuatu yang telah menjadi rutinitas atau
yang telah dipandang jelas, karena seringnya dihadapi dalam pengalamannya sehari-
hari sesuai profesi yang digeluti.

Pengalaman pribadi juga merupakan sumber lain dari kepekaan teoretik. Sebagai
contoh, pengalaman tentang gagalnya seorang pendidik dalam membina peserta
didiknya yang bermasalah, sehingga menyebabkan peserta didiknya tersebut tidak
lulus ujian. Pengalaman semacam itu dapat membuat pendidik menjadi peka
terhadap kegagalan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.5

Dengan menggunakan pengalaman tentang kegagalannya dalam menjalankan


tugas untuk membina peserta didiknya yang bermasalah itulah, maka seorang
pendidik dapat menghasilkan konsep-konsep tentang kegagalan. Namun, sebaiknya
peneliti berhati-hati untuk tidak berasumsi bahwa pengalaman orang lain tidak
berbeda, atau bahkan sama dengan pengalaman yang dirasakan peneliti.

Toleransi terhadap perbedaan tanggapan pada masing-masing pribadi tentang


suatu peristiwa yang dialami itu dapat bermanfaat bagi variasi analisis yang
dilakukan dalam penelitian.

Proses analisis juga memberikan sumber tambahan bagi kepekaan teoretik.


Wawasan dan pahaman tentang fenomena akan meningkat ketika peneliti
berinteraksi dengan data. Wawasan dan pahaman ini bisa didapatkan dari
pengumpulan dan pengajuan pertanyaan tentang data, pembandingan, pemikiran
tentang apa yang terlihat, penentuan hipotesis, dan penyusunan kerangka kecil
teoretik tentang konsep-konsep beserta keterkaitannya.

Pada saatnya, peneliti dapat menggunakan proses analisis ini untuk memeriksa
kembali datadatanya, dengan melakukan peninjauan kembali pada data yang telah
terkumpul dengan lebih cermat, guna memberikan makna bagi kata-kata yang

5
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif,,, 13
tampaknya belum bermakna, dan berusaha untuk menjelaskan tentang apa yang
terjadi pada subjek yang diteliti.

Banyak teknik analisis yang bersifat kreatif dan imajinatif yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengembangkan kepekaan teoretik, namun perlu dilakukan
penyeimbangan antara kreativitas peneliti dengan realitasnya, dengan melakukan
langkah berikut.6

1) Menanyakan, apakah yang sebenarnya terjadi.


2) Mempertahankan sikap penuh pertimbangan terhadap kategori atau hipotesis
penelitian, dan mengabsahkannya dengan data.
3) Mengikuti prosedur pengumpulan dan analisis data yang benar.
4) Memperhatikan bahwa teori yang baik dihasilkan melalui hubungan timbal
balik antara kreativitas dan keterampilan.

Literatur merupakan sumber kepekaan teoretik yang penting bagi peneliti.


Literatur ini meliputi semua bacaan tentang teori, penelitian, yang berupa berbagai
macam jenis dokumen, seperti buku biografi, koran, majalah, jurnal, dan
sebagainya. Dengan mengenali beberapa media cetak tersebut, peneliti akan
memiliki banyak informasi tentang latar belakang yang menjadikannya peka
terhadap fenomena yang diteliti.

Literatur memiliki peranan penting dalam penelitian kualitatif. Literatur yang


dimaksud meliputi literatur teknis dan non teknis. Literatur teknis antara lain,
laporan tentang kajian penelitian, karya tulis profesional atau makalah. Kesemuanya
dapat dipakai sebagai bahan pembanding ataupun rujukan bagi analisis data-data
yang dikumpulkan dalam penelitian. Adapun literatur nonteknis antara lain biografi,
buku harian, dokumen, naskah, catatan, katalog, dan materi lainnya yang dapat
digunakan sebagai data utama atau pendukung dalam penggalian data di lapangan.

Sementara itu, dalam penelitian kualitatif, peneliti bertujuan untuk menemukan


kategori-kategori dan hubungan yang relevan antarkategori, bukan menguji
hubungan antarvariabel. Oleh sebab itu, dalam penelitian kualitatif, peneliti
berkepentingan untuk menyusun kategori dengan cara-cara baru, ketimbang cara-

6
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif,,, 14
cara baku. Jika peneliti memulainya dengan sederet variabel (kategori) yang
teridentifikasi, peneliti dapat memasuki tahap penemuan dengan menggunakan
berbagai literatur bukan sebagai dasar interpretasi temuannya, namun sebagai bahan
pertimbangan atau rujukan dalam analisisnya.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti perlu menjelaskan terjadinya suatu


fenomena atas dasar kerangka teoretik yang tersusun selama penelitian berlangsung.
Dengan demikian peneliti tidak perlu terhambat oleh keharusan untuk mengikuti
teori yang terdapat dalam berbagai literatur yang telah dibangun sebelumnya. Sebab
mungkin saja teori yang ada tidak sesuai dengan kenyataan yang ditemukannya di
lapangan.7

Mengingat penemuan teori merupakan tujuan dalam penelitian kualitatif, maka


peneliti kualitatif sesungguhnya belum memiliki pengetahuan tentang semua
kategori yang relevan dengan landasan teori yang di susun. Setelah muncul kategori
yang saling berkaitan, maka peneliti perlu kembali melihat literatur teknis untuk
menentukan apakah sesungguhnya yang telah dikatakan oleh peneliti lain tentang
kategori tersebut.

Kegunaan lain dari literatur antara lain, dapat merangsang kepekaan peneliti
dalam memahami konsep dan hubungan yang teruji pada data. Berdasarkan literatur,
peneliti dapat mengetahui sesuai tidaknya konsep dengan situasi yang sedang
diteliti.

Melalui literatur, peneliti menjadi lebih peka terhadap apa yang harus di cari
dalam data yang terkumpul dalam penelitian, sehingga mampu menemukan
pertanyaan yang akan diajukan kepada responden atau narasumber dalam proses
penggalian data di lapangan. Literatur juga bermanfaat sebagai sumber data
sekunder, dan sebagai dasar dalam menyusun pertanyaan yang diajukan kepada
responden, untuk pedoman dalam melakukan pengamatan pada awal penelitian.

Agar seorang peneliti memiliki wawasan yang cukup tentang penerapan teori-
teori yang berkaitan dengan topik penelitiannya, maka sebelum menulis karya
ilmiahnya, perlu melakukan mapping terlebih dahulu teori ataupun literatur relevan

7
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif,,, 15
yang berkualitas. Hal itu dimaksudkan agar peneliti dapat memperolehpengalaman
dari orang lain dalam membahas suatu masalah dengan alternatif pemecahannya
secara ilmiah yang memadai. Mapping teori dapat dilakukan dengan cara-cara
berikut:8

a. Membaca penelitian yang terdahulu

Melalui penelitian lain yang terdahulu, peneliti dapat mengetahui bagaimana


masalah dalam penelitiannya pernah dibahas oleh orang lain sebelumnya,dalam
waktu dan tempat yang berbeda, dan mengetahui apa yang pernah dilakukan
orang lain dalam menjawab masalah, seperti yang akan dikaji dalam
penelitiannya. Apakah perlu komparasi, kritik, atau dirujuk. Mapping terhadap
penelitian terdahulu ini penting dilakukan dalam rangka memahami posisi
penelitian di antara penelitian lain pada umumnya. Selain itu, juga dapat
menunjukkan orisinalitas penelitian yang dilakukan.

b. Membaca Teori yang Relevan

Teori-teori yang relevan dengan topik atau masalah penelitian yang


dilakukan perlu dicari dan dipahami, untuk kepentingan mengungkapkan
berbagai hal yang belum terjangkau oleh pengetahuan peneliti. Teori yang
relevan dengan penelitian penting fungsinya bagi peneliti kualitatif, bukan
sebagai landasan dalam menyusun hipotesis yang akan dibuktikan di lapangan,
tetapi teoriteori tersebut dimaksudkan sebagai landasan bagi pemahaman konsep
yang menjadi acuan bagi pelaksanaan penelitian.

c. Memperhatikan Pendapat Pakar dalam Bidangnya

Pada saat peneliti membahas suatu masalah yang bersifat eksploratif, atau
yang jarang dibahas oleh orang lain, maka sangat mungkin bila peneliti akan
mengalami kesulitan dalam menemukan penelitian lain dan teori yang relevan
sebagai rujukan dalam mapping teorinya. Dalam kondisi itu, pendapat ilmuwan
yang berkompeten sesuai bidang kepakarannya, merupakan sumber penting

8
Burhan Bungin, Metode Penelitian KualitatifAktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian
Kontemporer (Jakarta: Rajawali Press, 2001) 64
yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pemahaman kasus yang sedang
dikaji.

Terdapat dua macam teori dalam penelitian kualitatif, yaitu teori subtantif
dan teori formal. Teori subtantif merupakan teori yang dikembangkan untuk
keperluan subtantif atau empirisme dalam inquiry suatu ilmu pengetahuan.
Sementara itu, teori formal merupakan teori yang disusun secara konseptual
dalam bidang inquiry suatu ilmu pengetahuan.9

Kedua jenis teori ini sesungguhnya berbeda dalam hal derajat


keumumannya, namun penerapannya sering bergantian. Yang membedakan,
bahwa teori subtantif diperoleh melalui perbandingan antarkelompok, sedangkan
teori formal diperoleh melalui perbandingan berbagai teori subtantif. Ditinjau
dari kedudukannya, teori subtantif memiliki fungsi untuk membantu
terbentuknya teori formal, yaitu sebagai penghubung strategis dalam
memformulasikan dan menyusun teori formal atas dasar data-data empiris
penelitian.

Mengingat bahwa penelitian kualitatif itu bertujuan untuk membangun teori


berdasar fakta empiris di lapangan atau dalam konteks sosial, maka fungsi teori
dalam penelitian kualitatif bukanlah untuk menguji hipotesis, tetapi sebagai
bekal untuk memahami konteks secara luas dan mendalam sehingga dapat
mengungkapkan makna yang sesungguhnya sesuai apa yang terjadi, dirasakan,
atau dipikirkan oleh narasumber dalam penelitian.

B. PENULISAN KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka adalah segala upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk
memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan
karangan ilmiah, tesis/disertasi, ensiklopedia, buku tahunan, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, dan sumber-sumber lain.10

Sebelum mempertimbangkan pustaka/literature apa yang akan ditinjau dalam


proyek penelitian, pertama-tama identifikasilah dahulu satu topic yang akan diteliti,

9
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif,,, 16
10
Ibnu, S; Mukadis, A; dan Dasna, W. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang: Lemlit UM
lalu pertimbangkan apakah topic tersebut bermanfaat secara praktis atau tidak.
Topik adalah subjek atau materi subjek penelitian, seperti “pengjaran sekolah”,
“kreativitas organisasi”, atau “tekanan psikologis”. Buatlah abstraksi tentang topic
tersebut dalam beberapa paragraph. Topic inilah yang akan nantinya akan menjadi
gagasan utama yang harus dipelajari dan dieksplorasi oleh peneliti.11

Bahan pustaka berasal dapat dari sumber primer (primary source), sumber
sekunder (secondary source), dan sumber tersier (tertiary source). Bahan pustaka
dari sumber primer berasal dari karangan asli yang ditulis oleh orang yang
mengalami, mengamati, atau mengerjakan sendiri. Dalam melakukan kajian
pustaka, peneliti berusaha sejauh mungkin untuk menggunakan sumber kepustakaan
primer yang informasinya lebih otentik.12

Sumber kepustakaan yang ada di perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya


ada dalam bentukbentuk sebagai berikut:13

1. Ensiklopedia, yang merupakan sumber referensi yang komprehensip/luas.


Selain ensiklopedia umum (general encyclopedia), terdapat juga
insiklopedia-ensiklopedia yang lebih khusus dalam berbagai bidang ilmu
(subject encyclopedia).
2. Kamus, yang memuat kata-kata dengan artinya yang disuse secara alfabetik.
Selain kamus umum juga banyak terdapat kamus-kamus dalam berbagai
bidang ilmu.
3. Buku-buku teks dan buku-buku referensi, yang berisi pengetahuan dalam
berbagai bidang ilmu.
4. Direktori atau buku pegangan, yang memuat alamat dan data lain serta
pedoman untuk mengerjakan sesuatu.
5. Biografi, yang memuat alamat data perorangan, antara lain nama, tempat dan
tanggal lahir, pendidikan, dan lain-lain informasi pribadi.
6. Indeks, yang memuat daftra karya tulis yang disusun secara alfabetik.

11
Creswell, W.J, Research Design (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), 30
12
Adi Kusumastuti, Ahmad Mustaml Khoiron, Metode Penelitian Kualitatif, (Semarang : Lembaga
Pendidikan Sukarno Pressindo, 2019) 41
13
Ibid, 42
7. Abstrak, yang memuat ringkasan karangan, tesis, disertasi, laporan
penelitian, dan sebagainya.
8. Laporan penelitian, yang secara lengkap memuat artikel-artikel yang
mungkin relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
9. Majalah, jurnal, dan surat kabar, yang memuat artikel-artikel yang mungkin
relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
10. Skripsi, tesis, disertasi yang biasanya melaporkan hasil dan proses suatu
penelitian.

Peneliti akan melakukan kajian pustaka yang dilakukan sebelum penelitian


mempunyai tujuan-yujuan sebagai berikut:14

1. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.


2. Memperdalam pengetahuan peneliti mengenai hal-hal yang menyangkut
masalah dan bidang yang diteliti maupun mengenai berbagai metode
penelitian, termasuk rancangan penelitian, pengembangan instrument,
penarikan sampel maupun teknik analisis data.
3. Mengkaji teori-teori yang relevan dengan masalah yang akan diteliti sebagai
landasan dan acuan teoritis yang tepat.
4. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan
penelitian yang akan dilaksanakan sehingga dapat diketahui apa saja yang
sudah diteliti. Apa saja temuantemuannya, dan bagian-bagian mana yang
belum diteliti.
5. Mendapatkan informasi tentang aspek-aspek mana dari topik yang sama
yang sudah pernah diteliti, agar dapat dihindari duplikasi.

Selama penelitian berlangsung, kajian pustaka juga masih perlu dilakukan


untuk tujuantujuan berikut:15

1. Mengumpulkan informasi yang lebih khusus tentang variabel-variabel yang


sedang diteliti.
2. Memanfaatkan informasi yang ada kaitannya dengan teori-teori yang sesuai
sebagai landasan penelitian yang sedang dilakukan.

14
Ibid, 44
15
Ibid, 46
3. Mengumpulkan dan memanfaatkan informasiinformasi yang berkaitan
dengan metodologi penelitian agar dapat menemukan atau menyusun
instrument pengumpulan data yang tepat maupun teknik analisis data yang
sesuai.

Beberapa langkah dalam menulis atau menggunakan pustaka untuk


penelitian kualitatif.16

1. Dalam penelitian kualitatif, gunakanlah literature secara hemat di awal


penelitian agar nantinya bisa terbentuk rancangan yang induktif, kecuali
jika jenis rancangan yang diinginkan benar-benar membutuhkan orientasi
atau petunjuk literature yang detail di awal penelitian.
2. Masih dalam penelitian kualitatif, pertimbangan pula segmen/tempat
yang benar-benar sesuai untuk tinjauan pustaka, dan jadikan pembaca
sebagai dasar keputusan untuk pertimbangan ini. Ingatlah opsi-opsi
berikut: meletakkan tinjauan pustaka di awal tulisan untuk membantu
membangaun kerangka masalah penelitian; meletakkan tinjauan pustaka
di bagian terpisah; atau meletakkan tinjauan pustaka di akhir penelitian
untuk membandingkan dan membedakannya dengan penelitian.

Sebelum mencari literature, identifikasilah topik anda, misalnya dengan


merancang judul yang jelas atau menyatakan rumusan masalah utama. Selain
itu, pertimbangkan apakah topic anda dapat dan perlu diteliti dengan cara
mencari tahu adakah akses kepada para partisipan dan sumber-sumber lain.17

Untuk bisa memperoleh manfaat yang maksimal, hasil kajian pustaka


perlu disusun secara sistematik, logis, dan secara topikal berdasarkan
relevansinya dengan masalah penelitian, kemudian disajikan sebagai bagian
dari integral dari laporan penelitian.

Singkatnya, penulis menyimpulkan bahwa tinjauan pustaka adalah


sangat penting akan keberadaanya dalam suatu penelitian, karena tinjauan
pustaka mencari dasar pijakan atau pondasi permasalahan yang hendak

16
Creswell,,,, 35
17
Ibid, 71
dipecahkan dalam penelitian dan yang perlu diperhatikan adalah dalam
memilih teori yang relevan terhadap masalah yang diangkat dalam
penelitian. Karena akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam
suatu penelitian, jika dalam pengambilan keputusan itu salah maka hasil
penelitian tidak akan bisa dipertanggung jawabkan.

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian


terdahulu (Kajian empirik) yang terkait dengan penelitian yang hendak
dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah
terpublikasikan atau belum terpublikasikan (tesis, disertasi dan sebaginya).
Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana
orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.18

C. KERANGKA BERFIKIR

Kerangka konseptual pada dasarnya bisa diwujudkan dengan dengan diagram


alur (flowchart) yang menjelaskan tentang bagaimana alur pikir dalam penelitian.
Hal yang perlu diperhatikan bahwa kerangka konseptual bukan merupakan
Kerangka Pemecahan Masalah, karena ini lebih merupakan cara kerja dalam
penelitian.19

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori


berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan
antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar
variable independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator
dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan
dalam penelitian.

Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk


paradigm penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian
harus didasarkan pada kerangka berfikir. Kerangka berfikir dalam suatu penelitian
perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau

18
Pedoman Karya Ilmiah, Pasca Sarjana IAIN Jember, 2018, 21
19
Pedoman Karya Ilmiah, Pasca Sarjana IAIN Jember, 2018, 22
lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara
mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis
untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel
yang diteliti.

Kerangka pemikiran merupakan miniatur keseluruhan dari proses penelitian.


Kerangka pemikiran harus menerangkan: 1) Mengapa penelitian dilakukan? 2)
Bagaimana proses penelitian dilakukan? 3) Apa yang akan diperoleh dari penelitian
tersebut? 4) Untuk apa hasil penelitian diperoleh?

Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan
hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam
rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi,
maka perlu dikemukakan kerangka berfikir.

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi


argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.
Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala
yang menjadi obyek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran
bisa meyakinkan sesama ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam
membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa
hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel
yang disusun dari berbagai teori yang tela dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori
yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis,
sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa
tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan
hipotesis.20

D. CONTOH PENERAPAN TEORI DALAM PENELITIAN HUKUM


KELUARGA

Penelitian yang berjudul “Perspektif Hakim Pengadilan Agama Jember


Terhadap Fungsi Posbakum Sebagai Pelayanan Bantuan Hukum Masyarakat Dalam

20
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010)60
PERMA Nomor 1 Tahun 2014 (Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi
Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan)”.

Dalam penelitian tersebut mencantumkan penelitian terdahulu yang relevan dan


belum pernah diteliti misalnya :

1. Ashmi Amran Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar, tahun
2016, skripsi ini berjudul, Eksistensi Pos Bantuan Hukum (Posbakum) di
Pengadilan Agama Sungguminasa.
2. Febri Hardiansyah, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang
2016, skripsi ini berjudul Kedudukan Pos Bantuan Hukum (POSBAKUM)
LBH Sejahtera Dalam Memberikan Bantuan Hukum Dalam Pemeriksaan
Perkara Pidana.
3. Ahmad Zubaeri, Pendidikan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012, skripsi ini berjudul Tinjauan
Hukum Islam Terhadap peran Posbakum (Pos Bantuan Hukum) Dalam
Menyelesaikan Perkara di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011.

Sedangkan untuk kajian teorinya antara lain :

1. Tinjauan umum tentang Pos Bantuan Hukum yakni terdapat pengertian,


sejarah, dan tujuan pos bantuan hukum.
2. Tinjauan umum tentang hakim yakni terdapat pengertian, kewajiban, dan
syarat menjadi hakim
3. Terkait pengadilan agama meliputi pengertia, kewenangan, tugas dan fungsi
pengadilan agama.

Sedangkan kerangka konseptual (kerangka berpikir) dalam penelitian


tersebut yakni :

Fungsi Posbakum di PERMA Nomor 1


PA Jember: 1. Tahun 2014
memberikan info, (Pedoman
konsul, advis Pemberian Layanan Perspektif Hakim
hukum. 2. bantuan Hukum Bagi Pengadilan Agama
buat dokumen Masyarakat Tidak Jember
hukum. Mampu di
Pengadilan)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berangkat dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa teori adalah
seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang tersusun secara sistematis yang
mentatakan hubungan antara dua konsep atau lebih yang dapat digunakan untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena yang ada dan terjadi secara
sistematis.
Kajian pustaka adalah segala upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk
memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan
karangan ilmiah, tesis/disertasi, ensiklopedia, buku tahunan, peraturan-
peraturan, ketetapan-ketetapan, dan sumber-sumber lain.
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Adi Kusumastuti, Ahmad Mustaml Khoiron, Metode Penelitian Kualitatif, (Semarang :


Lembaga Pendidikan Sukarno Pressindo, 2019)
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam
Varian Kontemporer (Jakarta: Rajawali Press, 2001)
Creswell, W.J, Research Design (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010)
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta : Diva Press, 2014)
Ibnu, S; Mukadis, A; dan Dasna, W. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang:
Lemlit UM
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Rosda Karya, 2006)
Pedoman Karya Ilmiah, Pasca Sarjana IAIN Jember
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010)

Anda mungkin juga menyukai