Anda di halaman 1dari 54

SMK 2 MEI BANDAR LAMPUNG

TUGAS FISIKA

NAMA : CAHYO WIDAGDO


KELAS: 1 TP
MATERI SEMESTER 2

1
DAFTAR ISI

BAB 1. GETARAN,GELOMBANG DAN BUNYI


A.GETARAN ……………………………………
B.GELOMBANG………………………………..
C.BUNYI…………………………………………

BAB 2.SUHU DAN KALOR


A.SUHU DAN ALAT UKUR SUHU…………….
B.KALOR…………………………………….
-PENGARUH SUHU TERHADAP KALOR
-KALOR JENIS DAN KAPASITAS KALOR

BAB 3. TERMODINAMIKA
-HUKUM 1 TERMODINAMIKA…………………………
-HUKUM 2 TERMODINAMIKA…………………………

BAB 4. LITRIK DINAMIS DAN STATIS


-LISTRIK DINAMIS…………………………………….
-LISTRIK STATIS……………………………………….

BAB 5. MAGNET
-PENGERTIAN MAGNET…………………………
-SIFAT-SIFAT MAGNET………………………….
-JENIS BAHAN MAGNET…………………………
-MACAM-MACAM BENTUK MAGNET………….

BAB 6. FISIKA MODERN…………………………….

2
BAB 1. GETARAN,GELOMBANG DAN BUNYI

A. GETARAN
Getaran adalah gerakan bolak-balik secara periodik melalui titik keseimbangannya.
Contoh : gerakan bandul pada jam dinding berbandul, senar gitar yang dipetik, sayap serangga
ketika terbang dan lain-lain. Pada peristiwa tersebut, benda-benda dapat bergetar karena ada
usikan.

Perhatikan gambar ayunan/ bandul sederhana :

Kedudukan seimbang adalah kedudukan pada waktu benda tidak bergetar yaitu titik B
Satu gerakan penuh yaitu gerakan bandul : A-B-C-B-A atau B-A-B-C-B atau C-B-A-B-C atau B-
C-B-A-B
Jarak AB atau BC disebut Amplitudo.
Amplitudo yaitu simpangan terjauh atau terbesar dari titik keseimbangan.

Periode Getaran (T)


Periode getaran yaitu waktu yang diperlukan untuk menempuh satu getaran. Periode getaran
bandul tidak dipengaruhi oleh amplitudo, tetapi dipengaruhi oleh panjang tali bandul.

Keterangan:
T = periode (sekon)
t = waktu untuk menghasilkan n getaran (sekon)
n = banyaknya getaran

Frekuensi Getaran (f)


Frekuensi getaran yaitu banyak getaran yang dapat dilakukan benda dalam satu detik
Frekuensi getaran dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
f = frekuensi ( Hz)
t = waktu untuk menghasilkan getaran (sekon)
n= banyaknya getaran

3
Hubungan antara frekuensi (f ) dengan periode (T ) dinyatakan sebagai berikut.

Keterangan:
f = frekuensi (Hz)
T = periode (sekon)

B. GELOMBANG
Gelombang adalah gerakan yang merambat melalui suatu medium
Berdasarkan mediumnya, gelombang dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

1. Gelombang mekanik yaitu gelombang yang dalam perambatnya memerlukan medium.


Contohnya : gelombang pada tali, gelombang air, gelombang bunyi, gelombang pada slinki dan
sebagainya.
2. Gelombang Elektromagnetik yaitu gelombang yang dalam perambatannya tidak memerlukan
medium (zat antara). Contohnya : gelombang cahaya, gelombang radio, gelombang TV,
gelombang radar dan sebagainya.

Berdasarkan bentuknya gelombang dibagi menjadi gelombang transversal dan longitudinal


1. Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah gerakannya tegak lurus terhadap arah
rambatannya. Contoh : gelombang pada tali, gelombang pada air/ ombak. Bagian-bagian pada
gelombang transversal, seperti pada gambar

 Puncak gelombang : B dan F


Dasar gelombang : D dan H
Bukit gelombang : ABC dan EFG
Lembah gelombang : CDE dan GHI
Amplitudo gelombang : BB’ atau DD’ atau FF’ atau HH’
Panjang gelombang (λ) : ABCDE atau BCDEF atau CDEFG

(1 panjang gelombang terdiri dari 1 bukit dan 1 lembah)

2. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah/ sejajar dengan arah
rambatannya. Contoh gelombang pada slinki, gelombang bunyi.
Bagian-bagian gel-

4
ombang longitudinal, seperti pada gambar

Rapatan : AB
Renggangan : BC
Panjang gelombang (λ) : ABC (terdiri dari 1 rapatan dan 1 renggangan)

Istilah Pada Gelombang


Periode adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang.
Frekuensi adalah banyaknya gelombang yang terjadi dalam astu sekon.
Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh dalam waktu periode
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam satu sekon.

Hubungan antara panjang gelombang ( ), periode (T), frekuensi (f) dan cepat
gelombang (v)

   = panjang gelombang (m),


T = periode gelombang (s),
f = frekuensi (Hz), dan
v = cepat rambat gelombang (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t = waktu (s)

C. Bunyi
Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. Sifat bunyi :
- Mernerlukan zat perantara
- Merambat dalam zat padat, cair dan gas
- Dapat dipantulkan

Gelombang bunyi bergerak ke segala arah dalam ruangan. Dalam perambatannya, gelombang
bunyi selalu memerlukan medium (tidak dapat merambat dalam ruang hampa).
Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibedakan menjadi tiga macam.
1. Audiosonik adalah frekuensi bunyi antara 20-20.000 Hz, yang dapat didengar oleh
telinga manusia.
2. Infrasonik adalah frekuensi bunyi dibawah 20 Hz. Pada frekuensi ini dapat didengar oleh
beberapa binatang seperti: kelelawar, lumba-lumba, anjing, dll.

5
3. Utrasonik adalah frekuensi bunyi di atas 20.000 Hz. Dalam teknologi frekuensi bu-nyi ini
digunakan untuk mengukur kedalam laut.

 Pemanfaatan Ultrasonik :
a) Kacamata tunanetra; b) Menentukan cepat rambat bunyi di udara; c) Survei geofisika; d)
Mendeteksi cacat dan retak pada logam; e) Mengukur ketebalan pelat logam; f) USG dan
pembersih kotoran dan plak gigi; g) Mengukur kedalaman laut
 Bunyi yang mempunyai frekuensi teratur disebut nada, sedangkan bunyi yang
frekuensinya tak teratur disebut desah.
 Kuat lemahnya bunyi bergantung pada amplitudo dan tinggi rendahnya nada bunyi
ditentukan oleh frekuensi.
 Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya benda lain yang berfrekuensi sama dengan
sebuah benda yang bergetar. Resonansi pada bandul : Bandul A ikut bergetar ketika bandul C
digetarkan, tetapi garpu tala B dan D tetap

 Rumus Bunyi

Keterangan:   atau  =  atau 


v = Cepat rambat bunyi (m/s)
λ = Panjang gelombang bunyi (m)
T = Periode bunyi (sekon)
s = Jarak sumber bunyi terhadap pendengar (m)
t = Waktu tempuh bunyi (sekon)
 Bunyi pantul dapat dibedakan menjadi gaung dan gema. Gaung adalah bunyi pantul
yang langsung mengikuti bunyi asli, sedangkan gema adalah bunyi pantul yang terdengar
setelah bunyi asli.
Prinsip pemantulan bunyi dapat dimanfaatkan pada alat USG (ultrasonografi) dan mengukur
kedalaman laut. Untuk mengetahui kedalaman laut, dengan menggunakan rumus:

s= kedalaman laut (m) 


v= kecepatan bunyi (m/s)
t= waktu(sekon)

6
BAB 2. SUHU DAN KALOR

A. SUHU

Secara sederhana suhu didefinisikan sebagai derajad panas dinginnya suatu benda. Ada
beberapa sifat benda yang berubah apabila benda itu dipanaskan, antara lain adalah warnanya,
volumnya, tekanannya dan daya hantar listriknya. Sifat-sifat benda yang berubah karena
dipanaskan disebut sifat termometrik. Suhu termasuk besaran pokok dalam fisika yang dalam
S.I. bersatuan Kelvin.

       ALAT UKUR SUHU

Untuk menyatakan suhu suatu benda secara kuantitatif diperlukan alat ukur yang
disebut termometer. Ada beberapa jenis termometer dengan menggunakan konsep perubahan-
perubahan sifat karena pemanasan. Beberapa jenis termometer antara lain: Celcius, Reamur,
Fahrenheit dan Kelvin.

      Dari ketentuan tersebut diperoleh perbandingan skala dari keempat termometer tersebut
sebagai berikut:

C : R : (F – 32) : (K – 273) = 5 : 4 : 9 : 5

        Hubungan antara termometer Celcius dan Kelvin secara khusus dapat dinyatakan:

TC = (t + 273) K   TK = (t – 273) C

B.      KALOR

7
  Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda yang bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah jika kedua benda tersebut saling disentuhkan. Karena kalor
merupakan suatu bentuk energi, maka satuan kalor dalam S.I. adalah Joule dan dalam CGS
adalah erg.

  1 Joule = 10 ^7erg. Dahulu sebelum orang mengetahui bahwa kalor merupakan suatu bentuk
energi, maka orang sudah mempunyai satuan untuk kalor adalah kalori. 1 kalori = 4,18 joule
atau 1 Joule = 0,24 kal.

  B.1. Pengaruh Kalor terhadap suhu

  terlihat bahwa jika satu gelas air panas dicampur dengan satu gelas air dingin, setelah terjadi
keseimbangan termal menjadi air hangat. Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat air panas
dicampur dengan air dingin maka air panas melepaskan kalor sehingga suhunya turun dan air
dingin menyerap kalor sehingga suhunya naik. Dengan demikian jika terdapat suatu benda
yang menerima kalor suhunya akan naik

  B.2. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor

  Kalor dapat diberikan kepada benda atau diambil darinya. Kalor dapat diberikan pada suatu
benda dengan cara pemanasan dan sebagai salah satu dampak adalah kenaikan suhunya.
Kalor dapat diambil dari suatu benda dengan cara pendinginan dan sebagai salah satu dampak
adalah penurunan suhu. Jadi, salah satu dampak dari pemberian atau pengurangan kalor
adalah perubahan suhu yang diberi lambang Δt. Untuk membedakan zat-zat dalam
hubungannya dengan pengaruh kalor pada zat-zat itu digunakan konsep kalor jenis yang diberi
lambang “c”. Kalor jenis suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau
dilepaskan untuk menaikkan atau menurunkan suhu satu satuan massa zat itu sebesar satu
satuan suhu. Jika suatu zat yang massanya m memerlukan atau melepaskan kalor sebesar Q
untuk mengubah suhunya sebesar ΔT, maka kalor jenis zat itu dapat dinyatakan dengan
persamaan: Q = m . c . ΔT

  Dari persamaan Q = m . c . ΔT, untuk benda-benda tertentu nilai dari m . c adalah konstan. Nilai
dari m . c disebut juga dengan kapasitas kalor yang diberi lambang "C" (huruf kapital).
Kapasitas kalor didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan untuk
mengubah suhu benda sebesar satu satuan suhu.

  Persamaan kapasitas kalor dapat dinyatakan dengan: Q = C . ΔT

8
  Satuan dari C adalah J/K Dari persamaan:     Q  =  m . c . ΔT dan  Q  = C . ΔT

  diperoleh: C = m . c

MENGUKUR KALOR

  Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Dengan mengetahui
kalor jenis suatu zat maka dapat dihitung banyaknya kalor yang dilepaskan atau diserap
dengan mengetahui massa zat dan perubahan suhunya, menggunakan persamaan: Alat yang
dapat digunakan untuk mengukur kalor adalah kalorimeter.

ASAS BLACK

  Bila dua zat yang suhunya tidak sama dicampur maka zat yang bersuhu tinggi akan melepaskan
kalor sehingga suhunya turun dan zat yang bersuhu rendah akan menyerap kalor sehingga
suhunya naik sampai terjadi kesetimbangan termal. Karena kalor merupakan suatu energi maka
berdasar hukum kekekalan energi diperoleh kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang
diserap.

  Konsep tersebut sering disebut dengan azaz Black, yang secara matematis dapat dinyatakan: 

  Q dilepaskan = Q diserap

PERUBAHAN WUJUD ZAT

  Wujud zat dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu zat padat, zat cair dan zat gas. Wujud suatu
zat dapat berubah dari wujud zat yang satu menjadi wujud yang lain. Perubahan wujud dapat
disebabkan karena pengaruh kalor. Perubahan wujud zat selain karena penyerapan kalor,
dapat juga karena pelepasan kalor. Setiap terjadi perubahan wujud terdapat nama-nama
tertentu.Berikut adalah skema perubahan wujud zat beserta nama perubahan wujud zat
tersebut.

9
  Pada saat zat mengalami perubahan wujud, suhu zat tersebut tetap, sehingga selama terjadi
perubahan wujud zat seakan-akan kalor tersebut disimpan. Kalor yang tersimpan tersebut
disebut kalor laten, yang diberi lambang "L". Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaska
selama terjadi perubahan wujud dapat dinyatakan dengan persamaan: Q  =  m . L
  Q = banyak kalor yang diserap atau dilepaskan (dalam joule)
  m = massa zat yang mengalami perubahan wujud (dalam Kg)
  L = kalor laten (dalam Joule/Kg)
  Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh para ilmuwan diperoleh:
  Kalor uap  =  Kalor embun
  Kalor lebur  =  Kalor beku

10
PEMUAIAN

  Perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar, luas, atau


berubah volumenya karena terkena panas (kalor). Pemuaian tiap-tiap benda akan berbeda,
tergantung pada suhu di sekitar dan koefisien muai atau daya muai dari benda tersebut.

      PEMUAIAN ZAT PADAT

  A. Pemuaian Panjang

  Pemuaian panjang disebut juga dengan pemuaian linier.Pemuaian panjang zat padat berlaku
jika zat padat itu hanya dipandang sebagai satu dimensi (berbentuk garis). Pemuaian panjang
disebut juga dengan pemuaian linier.

ΔL = α . Lo . ΔT dimana ΔL = Lt-Lo

    Sehingga

       Lt-Lo = α . Lo . ΔT atau Lt = Lo + α . Lo . ΔT

           Lt = Lo . (1 + α . ΔT)

  B. Pemuaian Luas

                Jika zat padat tersebut mempunyai 2 dimensi (panjang dan lebar), kemudian dipanasi
tentu baik panjang maupun lebarnya mengalami pemuaian atau dengan kata lain luas zat padat
tersebut mengalami pemuaian. Koefisien muaipada pemuaian luas ini disebut dengan koefisien
muai luas yang diberi lambang β.

At = Ao . (1 + β . ΔT)

At = luas zat padat pada suhu t

Berdasarkan penurunan persamaan pemuaian luas, diperoleh nilai β = 2α.

  

11
  C.  Pemuaian Volume

  Zat padat yang mempunyai bentuk ruang, jika dipanaskan mengalami pemuaian volum.
Koefisien pemuaian pada pemuaian volum ini disebut dengan koefisien muai volum atau
koefisien muai ruang yang diberi lambang γ.

   Jika volum mula mula Vo, pertambahan volum  ΔV dan perubahan suhu ΔT, maka koefisien muai
volum dapat dinyatakan dengan persamaan:ΔV = γ . Vo. ΔT atau

  Vt= Vo. (1 + γ . ΔT)

  Vt = volum zat padat pada suhu t

   γ = 3 α

PEMUAIAN ZAT CAIR

  Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada umumnya setiap zat memuai jika
dipanaskan, kecuali air jika dipanaskan dari 0 C sampai 4 C, menyusut. Sifat keanehan air
seperti itu disebut anomali air. Karena pada zat cair hanya mengalami pemuaian volum, maka
pada pemuaian zat cair hanya diperoleh persamaan : Vt= Vo. (1 + γ . ΔT)

  Vt = volum zat padat pada suhu t

   γ = 3 α

PEMUAIAN ZAT GAS

  Jika gas dipanaskan, maka dapat mengalami pemuaian volum dan dapat juga terjadi pemuaian
tekanan. Dengan demikian pada pemuaian gas terdapat beberapa persamaan, sesuai dengan
proses pemanasannya.

a. Pemuaian volum pada tekanan tetap (Isobarik)

Pada tekanan tetap, volum gas sebanding dengan suhu mutlak gas itu.Pernyataan itu disebut
hukum Gay-Lussac .Secara matematik dapat dinyatakan: V ~ T
b. Pemuaian tekanan gas pada volum tetap (Isokhorik)
Pada volum tetap tekanan gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Pernyataan itu disebut juga
dengan hukum Gay-Lussac. Secara matematik dapat dinyatakan:  P ~ T

12
 c. Pemuaian volum gas pada suhu tetap (Isotermis)

Pada suhu tetap, tekanan gas berbanding terbalik dengan volum gas.Pernyataan itu disebut
hukum Boyle. Salah satu penerapan hukum Boyle yaitu pada pompa sepeda. Dari hukum Boyle
tersebut diperoleh:P . V = tetap atau P1 V1= P2 . V2

PERPINDAHAN KALOR

Kalor merupakan suatu bentuk energi yang dapat berpindah karena ada perbedaan suhu.
Perpindahan kalor dapat terjadi dengan 3 cara, yaitu secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
Untuk lebih jelasnya perhatikan

1.Konduksi

  Perpindahan kalor secara konduksi (hantaran) adalah perpindahan kalor melalui zat perantara
dimana partikel-partikel zat perantara tersebut tidak berpindah.

     Secara matematik banyaknya kalor H yang mengalir dari ujung bersuhu T1 ke ujung bersuhu T2
dapat dinyatakan dengan persamaan:

H = perambatan kalor tiap satuan waktu (Kal/det)

ΔT = perbedaan suhu (

K = koefisien konduksi termal (Kal/m

A = luas penampang (m

L = panjang (m)

II. Konveksi

Perpindahan kalor karena aliran zat yang dipanaskan. Konveksi hanya terjadi pada zat yang
dapat mengalir, yaitu zat cair dan zat gas.

13
a. Konveksi dalam zat cair

Gerakan atau sirkulasi air dalam tempat dinamakan arus konveksi

b. Konveksi dalam udara

  Banyaknya kalor yang merambat tiap satuan waktu secara konveksi dapat dinyatakan dengan
persamaan:

H = perambatan kalor tiap satuan waktu (Kal/det)

A = luas penampang (m

h = koefisien konveksi (Kal/m det

 ΔT = perbedaan suhu

Note: Persoalan perpindahan kalor secara konveksi sangat sulit.

  III. RADIASI

Perpindahan kalor tanpa zat perantara.

  Benda yang permukaannya hitam kusam memancarkan atau menyerap kalor lebih baik dari
pada benda yang permukaannya putih mengkilap.

  Banyaknya kalor yang dipancarkan tiap satuan luas, tiap satuan waktu dapat dinyatakan dengan
:

14
W= energi kalor tiap satuan luas tiap satuan waktu (Watt/m^2K)

e = emisivitas, besarnya tergantung sifat permukaan benda.

t = konstanta stefan - Boltzman = 5,672.10^-8

T = suhu mutlak (K)

15
BAB 3.TERMODINAMIKA
Termodinamika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang proses perpindahan
energi sebagai kalor dan usaha antara sistem dan lingkungan. Kalor diartikan sebagai
perpindahan energi yang disebabkan oleh perbedaan suhu, sedangkan usaha merupakan
perubahan energi melalui cara-cara mekanis yang tidak disebabkan oleh perubahan suhu.
Proses perpindahan energi pada termodinamika berdasarkan atas dua hukum, yaitu Hukum 1
Termodinamika yang merupakan persyaratan hukum kekekalan energi, dan Hukum 2
Termodinamika yang memberikan batasan tentang arah perpindahan kalor yang dapat terjadi.

Sistem Termodinamika
Dalam termodinamika dikenal istilah sistem dan lingkungan. Sistem adalah benda atau
sekumpulan apa saja yang akan diteliti atau diamati dan menjadi pusat perhatian. Sedangkan
lingkungan adalah benda benda yang berada diluar dari sistem tersebut. Sistem bersama
dengan lingkungannya disebut dengan semesta atau universal. Batas adalah perantara dari
sistem dan lingkungan. Contohnya adalah pada saat mengamati sebuah bejana yang berisi
gas, yang dimaksud dengan sistem dari peninjauan itu adalah gas tersebut sedangkan
lingkungannya adalah bejana itu sendiri.

16
 
Jenis-jenis sistem
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan sifat dari batasan dan arus benda, energi dan
materi yang melaluinya. Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara
sistem dan lingkungannya, yaitu :
1)   Sistem terbuka
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda (materi)
dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang melibatkan adanya aliran
massa kedalam atau keluar sistem seperti pada kompresor, turbin, nozel dan motor bakar.
Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana campuran bahan
bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem. Pada sistem
terbuka ini, baik massa maupun energi dapat melintasi batas sistem yang bersifat permeabel.
Dengan demikian, pada sistem ini volume dari sistem tidak berubah sehingga disebut juga
dengan control volume.
Perjanjian yang kita gunakan untuk menganalisis sistem adalah

 Untuk panas (Q) bernilai positif bila diberikan kepada sistem dan bernilai negatif bila
keluar dari sistem
 Untuk usaha (W) bernilai positif apabila keluar dari sistem dan bernilai negatif bila
diberikan (masuk) kedalam sistem.
2)   Sistem tertutup
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas suatu jumlah massa yang
tertentu dimana massa ini tidak dapat melintasi lapis batas sistem. Tetapi, energi baik dalam
bentuk panas (heat) maupun usaha (work) dapat melintasi lapis batas sistem tersebut. Dalam
sistem tertutup, meskipun massa tidak dapat berubah selama proses berlangsung, namun
volume dapat saja berubah disebabkan adanya lapis batas yang dapat bergerak (moving
boundary) pada salah satu bagian dari lapis batas sistem tersebut. Contoh sistem tertutup
adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara didalam balon tetap, tetapi
volumenya berubah dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon.
Sebagaimana gambar sistem tertutup dibawah ini, apabila panas diberikan kepada sistem
(Qin), maka akan terjadi pengembangan pada zat yang berada didalam sistem. Pengembangan
ini akan menyebabkan piston akan terdorong ke atas (terjadi Wout). Karena sistem ini tidak
mengizinkan adanya keluar masuk massa kedalam sistem (massa selalu konstan) maka sistem
ini disebut control mass.
Suatu sistem dapat mengalami pertukaran panas atau kerja atau keduanya, biasanya
dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:

 Pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.


 Pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
Dikenal juga istilah dinding, ada dua jenis dinding yaitu dinding adiabatik dan dinding diatermik.
Dinding adiabatik adalah dinding yang mengakibatkan kedua zat mencapai suhu yang sama
dalam waktu yang lama (lambat). Untuk dinding adiabatik sempurna tidak memungkinkan

17
terjadinya pertukaran kalor antara dua zat. Sedangkan dinding diatermik adalah dinding yang
memungkinkan kedua zat mencapai suhu yang sama dalam waktu yang singkat (cepat).
3)   Sistem terisolasi
Sistem yang mengakibatkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan
lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam termos dan tabung gas yang terisolasi.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena
pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi.
Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar
dari sistem.
Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property (koordinat sistem/variabel
keadaan sistem), seperti tekanan (p), temperatur (T), volume (v), masa (m), viskositas,
konduksi panas dan lain-lain. Selain itu ada juga koordinat sistem yang didefinisikan dari
koordinat sistem yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis dan lain-lain.
Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila masing-masing jenis
koordinat sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda nilainya.
Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem
mempunyai nilai koordinat yang tetap. Apabila koordinatnya berubah, maka keadaan sistem
tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami
perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbang (equilibrium).

A.PROSES TERMODINAMIKA

1.  Usaha oleh Sistem terhadap Lingkungan


Usaha yang dilakukan sistem pada lingkungannya merupakan ukuran energi yang
dipindahkan dari sistem ke lingkungan.

Gambar tersebut menunjukkan suatu gas di dalam silinder tertutup dengan


piston (penghisap) yang dapat bergerak bebas tanpa gesekan. Pada saat gas memuai, piston
akan bergerak naik sejauh Δs . Apabila luas piston A, maka usaha yang dilakukan gas untuk
menaikkan piston adalah gaya F dikalikan jarak Δs . Gaya yang dilakukan oleh gas merupakan
hasil kali tekanan P dengan luas piston A, sehingga:

W = F . ∆s

W = P . A . ∆s

W = P . ∆V  atau  W = P ( V2 - V1 )

18
karena A. Δs = ΔV , maka:

Ketererangan :

W = usaha ( J)

V1 = volume mula-mula (m3)

P = tekanan (N/m2)

V2= volume akhir (m3)

ΔV = perubahan volume (m3)

dW = F . d

       = F . P . A

ds   = PdV

Apabila V2 > V1, maka usaha akan positif (W > 0). Hal ini berarti gas (sistem) melakukan usaha
terhadap lingkungan. Apabila V2 < V1, maka usaha akan negatif (W < 0). Hal ini berarti gas
(sistem) menerima usaha dari lingkungan. Untuk gas yang mengalami perubahan volume
dengan tekanan tidak konstan, maka usaha yang dilakukan sistem terhadap lingkungan
dirumuskan:

Jika volume gas berubah dari V1 menjadi V2, maka:

Besarnya usaha yang dilakukan oleh gas sama dengan luas daerah di bawah kurva pada
diagram P-V

 Contoh Soal :

1.        Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga memuai, seperti terlihat pada gambar.
Tentukanlah usaha yang dilakukan gas. (1 atm = 105 N/m2)

19
Penyelesaian :

Dik       : p = 2 atm

              V1 = 0,3 L

              V2 = 0,5 L.

  1 L = 1 dm3 = 10–3 m3

Dit       : W?

Jawab  :

W = p ( ΔV) = p (V2 – V1)

    = 2 × 105 N/m2 (0,5 L – 0,2 L) × 10–3 m3 = 60 Joule.

(http://andrymeylani.blogspot.co.id/2013/04/termodinamika-usaha-sistem-terhadap.html)

2.  Proses Termodinamika Gas

         Proses  Isobarik
 Proses Isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada tekanan tetap.
        W   = P ( V2 -  V1 )

              = P (∆V)

       Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas


dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas
melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan
konstan Qp. Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku:

QP = W + ∆V

Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang
diserap gas pada volume konstan. QV =∆U

Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai : W = Qp − QV

Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang
diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume
konstan (QV).

gambaran grafiknya:

20
 Proses Isokhorik
      Proses Isokhorik adalah    proses perubahan keadaan sistem pada volume tetap.
              W = P (∆V) = P (0)

              W = 0

     

gambaran grafiknya:

    

 Proses Isotermal
Proses Isotermal adalah proses perubahan keadaan suhu tetap.Proses ini mengikuti
proses hukum Boyle, yaitu: PV = KONSTAN.
Dari persamaan gas ideal PV = nRT , Karena nRT merupakan bilangan     tetap, maka
grafik P - V berbentuk hiperbola.

Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V di bawah ini. Usaha yang
dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai:

21
Q = W = nRT  1n  

gambaran grafiknya:

 Proses Adiabatik
      Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan  sistem tanpa adanya kalor yang
masuk ke sistem atau  keluar dari sistem (gas) yaitu :
Q=0

Usaha yang dilakukan pada proses adiabatik: 

W =   (  x   -   x 

(http://andrymeylani.blogspot.co.id/2013/04/termodinamika-usaha-sistem-terhadap.html)

B.  Hukum I Termodinamika

Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Kita hanya dapat mengubah bentuk energi,
dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain.

Apabila suatu sistem diberi kalor, maka kalor tersebut akan digunakan untuk melakukan usaha
luar dan mengubah energi dalam.

Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa:

Untuk setiap proses, apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem melakukan usaha W,
maka akan terjadi perubahan energi dalam ∆U = Q – W.

22
Pernyataan ini dapat dituliskan secara matematis:

             

  

       W  bertanda positif jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan

       W bertanda negatif jika sistem menerima usaha dari lingkungan

       Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan

       Q bertanda negatif jika sistem melepas kalor pada lingkungan

Usaha  Luar / Kerja

Gas dalam suatu silinder apabila dipanaskan, volumenya akan mengembag. Gas tersebut
dapat dikatakan melakukan usaha.

23
Gas dalam suatu sipinder melakukan usaha:

1.    Kerja atau usaha luar pada gas ideal

Pers. Gas ideal :

24
a.    Proses Isotermik ( T tetap)

b.      Proses Isometrik / Isokhorik / Isovolum ( V tetap )

c. Proses Isobarik ( p tetap )

Usaha luar ( W ) : tergantung pada lintasan atau proses

25
Tenaga Dalam (Usaha Dalam)

Jumlah kalor

Menurut hukum I Termodinamika

Pada proses dengan V tetap berarti dW = 0

Sehingga :

cV = kalor jenis gas pada volume tetap

cp = kalor jenis gas pada tekanan tetap

Untuk proses p tetap

Proses pada gas ideal :

26
R = 0,82 It.atm/mol K

   = 8,3.107 erg/mol K

   = 8,3 joule/mol K

C.  HUKUM II TERMODINAMIKA

Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa energi bersifat kekal, tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.

Pada hukum I Termodinamika tidak ada petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan
yang lain.

Ada beberapa masalah yang tidak dapat diterangkan pada hukum I Termodinamika antara lain :

1.      Dapatkah kalor mengalir dari benda yang dingin ke benda yang lebih panas atau dari benda
yang sama suhunya dengan tiba-tiba dapt mengalirkan kalor, sehingga suhu kedua benda
menjadi berbeda.

2.      Dapatkah energi kalor seluruhnya diubah menjadi energi mekanik atau usaha secara terus-
menerus.

3.      Dapatkah energi diubah sekehendak kita.

4.      Dapatkah energi kalor seluruhnya diubah menjadi usaha.

Jawabannya adalah dapat, tetapi hanya untuk satu proses atau satu tahan saja.

Hukum II Termodinamika membatasi perubahan energi mana yang dapat terjadi dan yang tidak
dapat terjadi. Pembatassan ini dinyatakan dengan berbagai cara, antara lain :

27
1.      Hukum II Termodinamika dalam menyatakan aliran kalor.

Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak
mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.

2.                  Hukum II Termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor.

Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata
menyerap kalor dari sebuah reservoir dan megubah seluruhnya menjadi usaha luar.

3.                  Hukum II Termodinamika dalam pernyataan entropi.

Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah ketika
proses irreversibel terjadi.

Proses Reversibel : suatu proses yang dapat dibalikkan ke keadaan semula tanpa mengubah
keadaan sekelilingnya.

Proses Irreversibel : suatu proses yang tak terbalikkan. Untuk mengembalikkan ke keadaan
semula harus mengubah keadaan sekelilingnya.

    Entropi adalah besaran termodinamika yang menyertai perubahan setiap keadaan dari awal
sampai keadaan akhir sistem. Entropi menyatakan ukuran ketidakteraturan suatu sistem. Suatu
sistem yang memiliki entropi tinggi   berarti sistem tersebut makin tidak teratur.

Perubahan entropi suatu sistem hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir. Proses
reversibel tidak mengubah total entropi dari semesta, tetapi setiap proses irreversibel selalu
menaikkan entropi semesta.

HUKUM KE NOL TERMODINAMIKA

Setelah sistem A dan B terjadi keseimbangan termis dan sistem C dihubungkan dengan A dan
B, maka selanjutnya akan terjadi keseimbangan termis. A = B = C
Proses yang terjadi dalam suatu arah, misal benda yang berbeda temperaturnya bersentuhan,
akhirnya seimbang termal. Tetapi tidak dapat terjadi dalam arah yang sebaliknya. Proses
tersebut dinamakan proses irreversible.

28
BAB 3. LISTRIK DINAMIS DAN STATIS

LISTRIK DINAMIS

Pengertian Listrik Dinamis

Listrik dinamis adalah listrik yang berubah-ubah atau bisa bergerak dan sering disebut
dengan arus listrik.

Arus listrik ini berasal dari aliran elektron yang mengalir terus-menerus dari kutub negatif
menuju kutub positif, dari potensial tinggi menuju potensial rendah dari sumber beda potensial
(tegangan).

Benda dengan muatan listrik positif lebih banyak mempunyai potensial yang lebih tinggi,
sedangkan benda dengan muatan negatif lebih banyak mempunyai potensial lebih rendah.

Nah, dua tempat yang memiliki beda potensial bisa menyebabkan munculnya arus listrik.
Dengan catatan keduanya dihubungkan dengan suatu penghantar. Beda potensial biasa
ditanyakan sebagai tegangan.

Arus listrik terbagi menjadi 2 jenis yaitu arus AC (bolak-balik) dan DC (searah), umumnya arus
listrik melewati kawat penghantar tiap satuan waktu, untuk jumlah arus listrik yang mengalir
dalam waktu tertentu disebut kuat arus listrik (i).

Kuat arus yang masuk pada rangkaian bercabang akan sama dengan kuat arus yang keluar,
sedangkan di rangkaian seri kuat arus akan terus sama di setiap ujung hambatan, semua itu
sesuai dengan Hukum Kirchoff.

29
Semakin besar sumber tegangan, semakin besar pula arus yang akan mengalir. Sedangkan
jika hambatan diperbesar, itu akan membuat aliran arus berkurang. Seperti yang dijelaskan
di Hukum Ohm.

Gambar diatas dikatan A lebih berpontensial lebih tinggi daripada B, Arus listrik terjadi
berasal dari A menuju ke B, terjadi karena adanya usaha penyeimbangan potensial antara A
dan B.

Arus listrik seakan-akan berupa arus muatan positif, dari potensial tinggi ke rendah. Faktanya
muatan listrik positif tidak bisa berpindah, melainkan negatif (elektron) yang bisa. Berikut ini
YukSinau.id sajikan rumus listrik dinamis.

Rumus Listrik Dinamis


Rumus Kuat Arus Listrik (I)

Arus listrik terjadi jika ada perpindahan elektron seperti uraian diatas. Kedua benda bermuatan,
jika dihubungkan dengan penghantar akan menghasilkan arus listrik.

Kuat arus listrik disimbolkan dengan huruf I, memiliki satuan Ampere (A), rumusnya:

I=Q/t

Keterangan:

 I = kuat arus listrik (A)


 Q = jumlah muatan listrik (Coulomb)
 t = selang waktu (s)

Rumus Beda Potensial atau Sumber Tegangan (V)


Berdasarkan uraian diatas, arus listrik mempunyai definisi banyaknya elektron yang berpindah
dalam waktu tertentu.

30
Perbedaan potensial akan menyebabkan perpindahan elektron, banyaknya energi listrik yang
dibutuhkan untuk mengalirkan setiap muatan listrik dari ujung penghantar disebut tegangan
listrik atau beda potensial.

Sumber tegangan atau beda potensial mempunyai simbol V, dengan satuan Volt. Secara
matematik mempunyai rumus:

V=W/Q

Keterangan:

 V = beda potensia atau sumber tegangan listrik (Volt)


 W = energi (Joule)
 Q = muatan (Coulomb)

Rumus hambatan listrik (R)


Hambatan atau resistor disimbolkan dengan R, dengan satuan ohm, mempunyai rumus:

R=ρ.l/A

Keterangan:

 R = hambatan listrik (ohm)


 ρ = hambatan jenis (ohm.mm2/m)
 A = luas penampang kawat (m2)

Rumus hukum ohm


Hukum ohm merupakan hukum yang menghubungkan antara kuat arus listrik, beda potensial,
dan hambatan. Dengan rumus:

I = V / R atau R = V / I, atau V = I . R

Keterangan

simbolnya baca pada keterangan simbol rumus sebelumnya.

Baca juga: Hukum Archimedes

Contoh Soal Listrik Dinamis


1. Kuat arus di dalam sepotong kawat penghantar adalah 10 A. Berapa menit waktu yang
diperlukan oleh muatan sebesar 9.600 C untuk mengalir melalui penampang tersebut?

Jawaban:

Diketahui:

I = 10 A

31
Q = 9.600 C

Penyelesaian:
I=Q/t
t = Q / I = 9.600 C / 10 A = 960 s atau 16 menit.
2. Sepotong kawat dihubungkan pada beda potensial 12 V. Jika kuat arus yang melalui kawat
tersebut 4 A, berapakah hambatan kawat tersebut?
Jawaban:

Diketahui:

V = 12 Volt
I=4A
Ditanyakatan:
R….?
Penyelesaian:
I=V/R
R = V / I = 12 V / 4 A = 3 Ohm.

Listrik Statis

Listrik statis adalah kumpulan muatan listrik dalam jumlah tertentu yang tetap (statis),
ketidakseimbangan muatan listrik di dalam atau permukaan benda. Muatan listrik akan tetap
ada sampai benda kehilangan dengan cara sebuah arus listrik melepaskan muatan listrik.

Pernahkan anda waktu kecil menggosok-gosok peggaris pada kain atau rambut kemudian anda
tempelkan penggaris tersebut kedalam potongan kertas kecil-kecil. Pada saat itu kerjas itu akan
melekat pada penggaris. Secara tidak langsung, anda sudah membuat muatan listrik
sederhana. Berikut ini kita akan membahas secara lengkap mengenai listrik statis.

Listrik statis adalah kelistrikan yang berhubungan dengan gejala kelistrikan yang diam dan tidak
mengalir. Aliran pada listrik statis berbeda dengan dinamis, jika listrik statis dari satu tempat ke
tempat lain hanya sekejap pada suatu tempat tersebut.

Perhatikan gambar berikut ini:

Gambar dia atas adalah gambar perpindahan electron dari benda satu ke benda lain.

32
Muatan listrik muncul karena adanya perpindahan elektron dari satu benda ke benda lain.
Terdapat 2 muatan listrik yaitu muatan positif dan muatan negatif, dikatakan bermuatan positif
apabila proton lebih banyak daripada jumlah elektron, dan begitupun sebaliknya. Sedangkan
benda yang tidak memiliki muatan disebut netral.

Benda tersebut jika bermuatan sejenis maka akan saling tolak menolak, sebaliknya jika
muatannya berbeda maka akan saling Tarik menarik. Interaksi yang terjadi antar muatan listrik
bisa dijelaskan dengan Gaya Coulomb.

Rumus Listrik Statis

Contoh Listrik Statis dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadarberkaitan dengan listrik statis.  Berikut ini
adalah contoh Listrik Statis dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

1. Penggaris di gosok-gosokkan ke rambut kemudian bisa mengangkat potongan kertas


kecil
2. Menggosok balon dengan tangan
3. Saat menyisir rambut terkadang rambut akan terbawa berdiri beriringan dengan gerakan
sisir, karena ada interaksi muatan antara sisir dan rambut
4. Debu yang menempel pada tv
5. Ketika kulit kita berdekatan dengan aliran listrik maka bulu kulit akan berdiri

33
6. Plastic penggaris bermuatan negative sedangkan kain wol akan bermuatan positif, jika
keduanya di gesek maka akan menghasilkan listrik statis.

Hukum Coulumb
Berbicara dengan listrik statis maka tidak akan lepas dengan hukum coulomb berikut adalah
pembahasannya.

Menurut coulomb dua muatan yang berdekatan akan bekerja gaya Tarik menarik atau gaya
tolak menolak. Gaya Tarik menarik jika terjadi muatan berlainan jenis begitu sebaliknya jika
sejenis akan saling tolak menolak.

Gaya ini di sebut dengan gaya coulomb yang besarnya bisa sebanding dengan kedua muatan
dan disbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya dapat di tuliskan dengan rumus:

Medan Listrik
Medan listrik adalah area atau daerah di sekitar muatan listrik. Bisa di bilang tempat lingkup
sekitar terjadinya medan listrik. Perhatikan gambar di bawah ini, arah garis medan listrik jika
bermuatan positif keluar menuju muatan negative masuk. Besarnya medan listrik dapat di
rumuskan sebagai berikut:

34
Fungsi Listrik Statis
Berikut ini adalah fungsi listrik statis antara lain:

 Penangkap debu dan asap


 Penyegar udara ruangan
 Mesin foto kopi
 Pengecatan mobil
 Mendidik tentang
 listik dengan generator Van de Graff

Bahaya Listrik Statis


Berikut ini adalah bahhaya listrik statis antara lain:

 Bisa menyebabkan kebakaran


 Tersambar petir
 Kotoran di alat elektronik
 Baju kusut dan menempel
 Rambut berantakan

BAB 4. MAGNET

A. Pengertian Magnet

35
Magnet adalah suatu benda yang mampu menarik benda lain di sekitarnya yang memiliki sifat
khusus. Setiap magnet mempunyai sifat kemagnetan. Apa sih sifat kemagnetan? Sifat
kemagnetan adalah kemampuan benda dalam menarik benda-benda lain di sekitarnya.

B. Sifat-Sifat Magnet

 Magnet hanya menarik benda tertentu yang ada di sekitarnya. Tidak semua jenis benda
bisa ditarik oleh magnet meski berada dalam jangkauannya.
 Gaya magnet dapat menembus benda.
 Magnet mempunyai dua kutub, yakni kutub utara dan kutub selatan.
 Apabila kutub magnet yang sejenis didekatkan satu sama lain, kedua kutub akan saling
tolak menolak. Sebaliknya, kutub yang berlainan akan saling tarik-menarik.
 Medan magnet akan membentuk gaya magnet. Medan magnet akan semakin rapat jika
didekatkan dengan magnet.
 Sifat kemagnetan dapat melemah atau hilang karena hal tertentu, seperti sering jatuh,
terbakar, atau lainnya.

C. Jenis Bahan Magnet

Berdasarkan sifat kemagnetannya, jenis bahan magnet secara umum terbagi menjadi dua, yaitu
bahan magnetik (feromagnetik) dan bahan nonmagnetik.

 Bahan Magnetik (Feromagnetik)

Feromagnetik adalah benda yang dapat ditarik dengan kuat oleh magnet. Jika benda jenis
feromagnetik berada dekat dengan magnet, magnet akan menarik benda tersebut. Selain itu,
benda yang termasuk bahan feromagnetik dapat dijadikan suatu magnet. Contoh bahan
feromagnetik adalah baja, besi, nikel, dan kobalt.

36
 Bahan Nonmagnetik

Bahan nonmagnetik terbagi atas:

1. Paramagnetik adalah benda yang dapat ditarik dengan lemah oleh magnet kuat.
Contohnya alumunium, tembaga, platina, dan lain-lain.
2. Diamagnetik adalah benda yang menolak magnet. Benda ini tidak dapat ditarik sama
sekali oleh magnet meski berada sangat dekat dengan magnet yang kuat. Contoh
benda diamegnetik adalah emas, seng, merkuri, dan lainnya.

D. Macam-macam Bentuk Magnet

 Magnet batang bentuknya menyerupai batang atau balok atau kubus.


 Magnet silinder, menyerupai tabung panjang.
 Magnet jarum menyerupai jarum kompas dengan kedua ujung atau kutub magnet yang
runcing.
 Magnet U (magnet ladam) berbentuk seperti tapal kuda atau serupa dengan huruf U.
 Magnet cincin, magnet ini memiliki bentuk bulat menyerupai cincin.
 Magnet keping, magnet ini memiliki bentuk menyerupai kepingan logam.

Nah, RG Squad sudah memahami pengertian magnet dan macam-macam bentuknya, bukan?
Ternyata, masing-masing magnet memiliki kutub utara dan kutub selatan sehingga bisa terjadi
gerakan tarik menarik atau tolak menolak dengan benda tertentu. 

37
Menentukan Kutub Magnet dengan Tangan Kanan
Tangan kanan bisa digunanakan untuk menentukan arah medan magnet di sekitar kawat
berarus listrik. Bagaimana caranya? Anda cukup letakkan tangan kanan karena cara yang
dilakukan dengan menggenggam empat jari tangan dan ibu jari tegak lurus, persis ketika
mengacungkan jempol kanan. Berikut adalah gambarnya

Arah ibu jari mengarah ke atas menyatakan arah alur listrik dengan simbol i. sedangkan arah
empat jari-jari lainnya menyatakan arah medan megnet dengan simbol B. gambar di atas pada
posisi horizontal dan vertical.

Teori Kemagnetan Bumi

Teori ini sangat rumit untuk dijelaskan, sebaiknya kita harus bisa membedakan dulu antara
gravitasi bumi dengan magnet bumi. Kita dapat berdiri di atas muka bumi bukan karena bumi
bersifat magnet, kenapa bisa begitu? Karena sesuai dengan definisi magnet adalah bahan yang
bisa menarik benda magnetik sedangkan kita bukanlah bahan magnetik.

Lalu apa yang membuat kita bisa berdiri diatas bumi? Jawabnya karena bumi mempunyai
gravitasi yaitu kekuatan untuk menarik semua benda yang ada disekitarnya tidak perduli itu
benda magnetik atau bukan. Gravitasi bumi ditimbulkan karena bumi mempunyai massa,
semakin besar massa maka semakin besar gravitasinya (ini semua sesuai dengan hukum
Newton dan teori relativitas). Sedangkan sifat kemagnetan bumi ditimbulkan karena bumi
berotasi dan berevolusi (ini pendapat saya) jadi jika bumi tidak lagi berotasi maka sifat
kemagnetannya lama – lama akan hilang. Mulai dari sekarang supaya pembahasan bab
kemagnetan tidak membuat bingung maka kita harus membedakan antara gravitasi bumi
dengan magnet bumi.

38
Kutub utara magnet bumi berada di sekitar kutub selatan bumi, sedangkan kutub selatan
magnet bumi berada disekitar kutub utara bumi. Antara kutub utara magnet bumi dengan kutub
selatan bumi tidak berimpit, ini juga terjadi pada kutub selatan magnet bumi. Akibat hal tersebut
maka bila kita melihat kompas menunjukka arah selatan ini berarti tidak menunjukkan persis
arah selatan tetapi mengalami penyimpangan sedikit dari kutub selatan bumi. Penyimpangan ini
membentuk sudut yang disebut dengan sudut deklinasi.

Apabila kita membawa kompas dari katulistiwa menuju kutub bumi maka kompas itu akan
condong ke bawah atau ke atas. Kecondongan ini karena tertatik oleh kutub magnet bumi.
Sudut yang dibentuk dari kecondongan kompas terhadap arah horisontal disebut dengan sudut
inklinasi.

Medan Magnet Sekitar Arus Listrik

Percobaan OERSTED

Di atas jarum kompas yang seimbang dibentangkan seutas kawat, sehingga kawat itu sejajar
dengan jarum kompas. jika kedalam kaewat dialiri arus listrik, ternyata jarum kompas berkisar
dari keseimbangannya. Jadi diambil kesimpulan bahwa disekitar arus listrik ada medan magnet.

1. Bila arus listrik yang berada anatara telapak tangan kanan dan jarum magnet mengalir
dengan arah dari pergelangan tangan menuju ujung-ujung jari, kutub utara jarum
berkisar ke arah ibu jari.
2. Bila arus listrik arahnya dari pergelangan tangan kanan menuju ibu jari, arah
melingkarnya jari tangan menyatakan perkisaran kutub Utara.

Pola garis-garis gaya di sekitar arus lurus.Pada sebidang karton datar ditembuskan sepotong
kawat tegak lurus, di atas karbon ditaburkan serbuk besi menempatkan diri berupa lingkaran-
lingkaran yang titik pusatnya pada titik tembus kawat.

39
Cara menentukan
arah medan magnet Bila arah dari pergelangan tangan menuju ibu jari, arah melingkar jari
tangan menyatakan arah medan magnet.

Hukum Biot Savart.

Definisi : Besar induksi magnetik di satu titik di sekitar elemen arus, sebanding dengan panjang
elemen arus, besar kuat arus, sinus sudut yang diapit arah arus dengan jaraknya sampai titik

40
tersebut dan berbanding terbalik dengan kwadrat jaraknya.

Induksi Magnetik

Induksi magnetik di sekitar arus lurus.

41
Besar induksi
magnetik di titik A yang jaraknya a dari kawat sebanding dengan kuat arus dalam kawat dan
berbanding terbalik dengan jarak titik ke kawat.

42
Titik A berjarak x dari pusat kawat melingkar besarnya induksi magnetik di A dirumuskan :

Jika kawat itu terdiri atas N lilitan maka :

43
Jika arah
arus sesuai dengan arah melingkar jari tangan kanan arah ibu jari menyatakan arah medan
magnet.

Solenoide

Solenoide adalah gulungan kawat yang di gulung seperti spiral. Bila kedalam solenoide
dialirkan arus listrik, di dalam selenoide terjadi medan magnet dapat ditentukan dengan tangan.

44
45
Gaya Lorentz

Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet,
bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik akan dibuktikan dari percobaan
berikut :

Seutas kawat PQ ditempatkan diantara kutub-kutub magnet ladam kedalam kawat dialirkan
arus listrik ternyata kawat melengkung kekiri.

Gejala ini menunjukkan bahwa medan magnet mengerjakan gaya pada arus listrik, disebut
Gaya Lorentz. Vektor gaya Lorentz tegak lurus pada I dan B. Arah gaya Lorentz dapat
ditentukan dengan tangan kanan. Bila arah melingkar jari-jari tangan kanan sesuai dengan
putaran dari I ke B, maka arah ibu jari menyatakan arah gaya Lorents.

BAB 5. LISTRIK ARUS BOLAK – BALIK

A. PENGERTIAN LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK

Listrik Arus bolak-balik (listrik AC — alternating current) adalah arus listrik dimana besarnya dan
arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan listrik arus searah dimana
arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus
bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan
pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk
gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave)
atau bentuk gelombang segi empat (square wave).
Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya PLN) ke
kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-sinyal
radio atau audio yang disalurkan melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di
dalam aplikasi-aplikasi ini, tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan informasi
yang termodulasi atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut. 
Arus bolak-balik (AC) adalah sejenis arus yang mempunyai arah bolak-balik karena sumber
arus listrik menghasilkan voltase bolak-balik karena sumber arus listrik menghasilkan voltase
bolak-balik (voltase alternating). Sistem kelistrikan pada kendaraan bermotor menggunakan
arus searah, listriknya berasal dari arus bolak-balik dengan menggunakan ”inverter”. Pada
kendaraan bermotor yang memakai generator AC (alternator) memerlukan perubahan arus
bolak-balik itu jika alternator sesuai digunakan pada kendaraan bermotor tersebut.
B.       IMPEDANSI, TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK
Dalam rangkaian sederhana bolak-balik umumnya terdapat komponen resistor, inductor dan
kapasitor. Pada masing-masing komponen tersebut bila dialiri arus listrik AC akan timbul
impedansi, tegangan dan arus.
1.      Impedansi
Impedasnsi yaitu hambatan atau reaksi pada rangkaian arus bolak-balik. Hambatan pada
resistor dinamakan reaktansi resistantif ( XR ), pada kapasitor dinamakan reaktansi kapastiif
( XC ), dan pada inductor dinamakan reaktansi induktif ( XL ). Besarnya masing-masing
hambatan tersebut adalah :

46
Jika komponen tersebut dalam rangkaian seri seperti di atas, maka impedansinya adalah :

2.      Tegangan Dan Arus Bolak – Balik

Besarnya tegangan total pada rangkaian arus bolak – balik di atas yaitu:

Rangkaian di atas merupakan rangkaian seri, sehingga besarnya arus yang mengalir pada
rangkaian tersebut sama besar :

47
3.      Hubungan Impedansi, Tegangan Dan Arus Bolak-Balik
Secara matematis, hubungan hambatan, tegangan dan arus AC sama dengan pada arus DC
berlaku hukum Ohm :

Diagram Pashor

Hubungan antara R, L, C dan Z dapat dinyatakan dalam suatu diagram yang dinamakan
diagram pashor. Hubungan XR, XL. Dan XC di gambarkan dalam suatu system sumbu
koordinat seperti pada gambar:

θ = beda fase antara tegangan  ( V ) dan arus ( I ) pada rangkaian listrik AC


Resonansi
Resonansi yaitu keadaan dimana XL = XC . keadaan ini dapat terjadi pada frekuensi tertentu.
Frekuensi saat terjadinya resonansi disebut frekuensi resonansi besarnya ;

48
C.      KAPASITOR DALAM RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK

1.      Pada Ragkaian Kapasitif Arus Mendahului Tegangan


Sebuah kapasitor  ( C ) yan dihubungkan dengan sumber arus bolak-balik ditunjukkan pada
gambar. Rangkaian seperti ini disebut rangkaian kapasitif.
Besarnya arus dan tegangan pada rangkaian kapasitif dinyatakan dengan persamaan:

2.      Beda Fase Pada Rangkaian Kapasitif


Dengan melihat grafik sinusoidal dapat dinyatakan bahwa beda fase atau selisih fase  anatara
arus dan tegangan pada rangkaian kapasitif adalah  90 derajat ½ π , dengan tegangan
ketinggalan oleh arus atau arus mendahului tegangan.

3.      Reaktansi Kapasitif
Hambatan yang timbul pada kapasitor yang dihubungkan dengan rangkaian arus bolak-balik
disebut reaktansi kapasitif. Besarnya reaktansi kapasitif di rumuskan :

49
D.      DAYA PADA RANGKAIAN AC
Inductor murni L dan kapasitor murni C yang berbeda dalam rangkaian AC tidak pernah
membuang energy listrik, tetapi hanya melakukan pengalihan bolak-balik energy dari rangkaian
ke medan magnetic atau medan listrik. Lain halnya dengan arus yang mengalir melaui
penghambat  R . di dalam R , energy di ubah menjadi kalor yang tidak dapat di ubah
kembali ,menjadi listrik.
Besarnya energy listrik per satuan waktu yang di ubah menjadi kalor disebut daya listrik. Daya
listrik pada rangkaian AC identik dengan daya lisrik pada rangkaian DC yaitu :

Dalam hal ini VR adalah komponen tegangan yang sefase dengan arus, dengan demikian
maka : 
     

besaran cos θ disebut factor daya pada rangkaian. Karena θ dapat berubah, maka daya
rangkaian AC pun dapat berubah menurut besarnya sudut fase. Jika pada rangkaian hanya ada
R, atau tidak ada L dan C, maka θ = 0 sehinggan cos θ = 1 . dalam keadaan itu , P = V . i

E.       PEMAKAIAN ARUS LISRIK AC


1.      Transmisi Tenaga Listrik
Listrik dari PLN yang kita pakai di rumah adalah listrik arus bolak-balik ( AC ) .Listrik bisa masuk
ke rumah kita melalui suatu cara yang disebut transmisi tenaga listrik
2.      Pemakaian Listrik Di Rumah Kita
Arus listrik masuk ke rumah kita melalui kWh meter dan pembatas daya. Alat kWh meter
berfungsi untuk mengatur banyaknya energy listrik yang digunakan, sedangkan pembatas daya
berfungis untuk membatasi daya maksimum yang dapat di gunakan di rumah kita.

50
BAB 6. FISIKA MODERN

Fisika modern merupakan salah satu bagian dari ilmu Fisika yang mempelajari perilaku materi
dan energi pada skala atomik dan partikel-partikel subatomik atau gelombang. Pada prinsipnya
sama seperti dalam fisika klasik, namun materi yang dibahas dalam fisika modern adalah skala
atomik atau subatomik dan partikel bergerak dalam kecepatan tinggi. Untuk partikel yang
bergerak dengan kecepatan mendekati atau sama dengan kecepatan cahaya, perilakunya
dibahas secara terpisah dalam teori relativitas khusus. Ilmu Fisika Modern dikembangkan pada
awal abad 20, dimana perumusan-perumusan dalam Fisika Klasik tidak lagi mampu
menjelaskan fenomenafenomena yang terjadi pada materi yang sangat kecil. Fisika Modern
diawali oleh hipotesa Planck yang menyatakan bahwa besaran energi suatu benda yang
beosilasi (osilator) tidak lagi bersifat kontinu, namun bersifat diskrit (kuanta), sehingga
muncullah istilah Fisika Kuantum dan ditemukannya konsep dualisme partikel-gelombang.
Konsep dualisme dan besaran kuanta ini merupakan dasar dari Fisika Modern. Dalam makalah
ini dibahas konsep, hipotesa dan eksperimen yang menjadikan landasan pengembangan fisika
modern serta penerapan fisika modern, dalam berbagai bidang seperti kedokteran,
telekomikasi, dan industri. II. KONSEP FISIKA MODERN Fisika Modern secara umum dibagi
menjadi dua bagian pembahasan yaitu Teori kuantum lama dan Teori Kuantum Modern.
Bahasan Fisika modern digambarkan dalam diagram seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Teori
Kuantum lama memperkenalkan besaran-besaran fisika, seperti energi merupakan besaran
diskrit bukan besaran kontinu seperti halnya dibahas dalam mekanika klasik. Teori kuantum
lama diawali oleh hipotesa Planck yang menyatakan bahwa energi yang dipancarkan oleh
sumber (berupa osilator) bersifat kuanta/diskrit karena hanya bergantung pada frekuensinya
bukan pada amplitudo seperti dalam mekanika klasik dimana besaran amplitudo tidak terbatas
(kontinu). Pada tahun 1900 Max-Planck merumuskan besaran energi yang bersifat diskrit dalam
merumuskan energi yang dipancarkan oleh benda hitam yaitu : E = nhf dimana n = 1, 2, 3, ...
dan h = 6,626 x 10 -34 Joule/detik (konstanta Planck). Albert Einstein pada tahun 1905
menggunakan konstanta Planck dalam merumuskan energi yang dipancarkan oleh berkas
cahaya/foton (penemuan efek fotolistrik). (1) Disampaikan pada Diseminasi Pengajaran Fisika
Modern dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Guru SMA di Sekitar Jatinangor” di Jurusan
Fisika Unpad, 25 Oktober 2007 Fisika Modern Teori Kuantum Lama Dualisme
PartikelGelombang Hipotesa Planck Teori Kuantum Modern meliputi Ketidakpastian Heisenberg
Hipotesa de Broglie Radiasi Benda Hitam dasarnya Model Atom Model Atom Thomson Model
Atom Rutherford Model Atom Bohr Model Atom Bohr dan Sommerfeld landasannya Prinsip
Ekslusi Pauli Persamaan Schroedinger Mekanika Gelombang dirumuskan Diterapkan dalam
Osilator Harmonis Atom Hidrogen Atom Berelektron banyak Efek Zeeman * M. Kanginan, Fisika
untuk SMA Kelas XII, Erlangga, 2006 menjelaskan Fisika Modern Teori Kuantum Lama
Dualisme PartikelGelombang Hipotesa Planck Teori Kuantum Modern meliputi Ketidakpastian
Heisenberg Hipotesa de Broglie Radiasi Benda Hitam dasarnya Model Atom Model Atom
Thomson Model Atom Rutherford Model Atom Bohr Model Atom Bohr dan Sommerfeld
landasannya Prinsip Ekslusi Pauli Persamaan Schroedinger Mekanika Gelombang dirumuskan
Diterapkan dalam Osilator Harmonis Atom Hidrogen Atom Berelektron banyak Efek Zeeman *
M. Kanginan, Fisika untuk SMA Kelas XII, Erlangga, 2006 menjelaskan Gambar 1. Materi yang
dibahas dalam Fisika Modern [1] Konsep yang paling mendasar dalam fisika modern adalah
konsep dualisme partikel dan gelombang, dimana partikel berperilaku sebagai gelombang dan

51
gelombang berperilaku sebagai partikel. Konsep ini sangat penting karena perilaku partikel dan
gelombang semuanya sudah dipelajari dan diamati di fisika klasik. Konsep dualisme partikel-
gelombang ini diamati oleh 2(dua) eksperimen yaitu efek fotolistrik oleh Albert Einstein dan
eksperimen difraksi partikel/elektron oleh G.P. Thomson dan Davison Germer. 2.1. Efek
Fotolistrik Pada tahun 1905 Einstein mempostulatkan bahwa elektron/partikel dapat menerima
energi gelombang elektromagnetik (berupa chaya atau foton) hanya dalam bentuk diskrit
(kuanta) sebesar : E = hf dimana h = 6,626 x 10 -34 Joule/detik (konstanta Planck) dan f adalah
frekuensi cahaya foton. Einstein melakukan eksperimen dengan menembakkan cahaya pada
permukaan logam Natrium (Sodium) dan mengamati partikel-partikel atau elektron-elektron
pada permukaan logam terhambur dengan kecepatan tertentu, seperti diilustrasikan pada
Gambar 2. Gambar 2. Ilustrasi eksperimen efek fotolistrik [2] Elektron-elektron terhambur ini
memiliki energi kinetik sebesar ½ mv 2 , dimana m adalah masa elektron dan v adalah
kecepatan elektron yang terhambur. Peristiwa pergerakan elektron dengan kecepatan tertentu
ini merupakan sifat dari partikel, sehingga dikatakan bahwa gelombang cahaya dapat
berperilaku seperti partikel. Namun hanya cahaya dengan frekuensi/energi tertentu yang
mampu menghamburkan elektron-elektron pada permukaan logam Natrium, yaitu energi foton
harus sama dengan energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron (fungsi kerja logam)
ditambah dengan energi kinetik dari elektron yang terhambur : 2 2 hf = φ + 1 mv dimana φ
adalah energi minimum yang diperlukan untuk memindahkan elektron yang terikat di
permukaan logam. Atas jasanya dalam menemukan efek fotolistrik, Albert Einstein diberi
Hadiah Nobel untuk Fisika pada tahun 1921. 2.2. Eksperimen Davison-Germer Sebelum
eksperimen Davison-Germer, pada tahun 1924 Louis-Victor de Broglie merumuskan secara
empiris bahwa semua partikel atau materi, tidak hanya cahaya, memilki sifat alami seperti
gelombang, yaitu : λ = λ = p mv h dimana p = mv adalah momentum yang merupakan sifat
materi dan λ adalah panjang gelombang. Gelombang dalam mekanika klasik memiliki sifat-sifat
seperti interferensi, difraksi, dan polarisasi. Pada tahun 1927, hipotesa de Broglie ini
dikonfirmasi oleh dua eksperimen yang dilakukan secara terpisah oleh George Paget Thomson
(anak dari J.J. Thomson, penemu elektron, peraih Nobel Fisika tahun 1906) yang melakukan
eksperimen dengan melewatkan berkas elektron ke dalam film tipis logam dan mengamati pola
difraksi (sifat gelombang) dari elektron yang terhambur dari permukaan logam. Atas jasanya
G.P. Thomson dianugerahi Nobel Fisika pada tahun 1934. Sedangkan di tempat terpisah C.J.
Davisson dan L.H. Germer (Bell Labs) menembakkan elektron-elektron dengan kecepatan
rendah ke dalam kristal Nikel dan mengukur intensitas elektron-elektron yang terhambur dari
permukaan kristal Nikel pada sudut hamburan yang berbeda, seperti ditunjukkan pada Gambar
3. Gambar 3. Eksperimen difraksi elektron oleh Davison-Germer [2] Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa elektron-elektron yang terhambur memiliki pola difraksi seperti yang
diperkirakan oleh Bragg dalam difraksi sinar-X dari kristal Nikel. Atas jasa merumuskan
hipotesanya, de Broglie dianugerahi Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1929 dan Davison
dianugerahi Nobel Fisika pada tahun 1934 atas penemuan difraksi elektron. Teori Kuantum
Modern dikembangkan dalam perhitungan energi partikel atau elektron menggunakan
persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Erwin Schroedinger, karenanya dikenal dengan
persamaan Schroedinger : ( ) 0 2 2 2 ∇ Ψ + E −V Ψ = m dimana Ψ adalah fungsi gelombang
dari partikel/elektron, m adalah massa elektron, = h / 2π, E adalah energi dan V adalah
potensial. Persamaan ini bersama dengan prinsip ekslusi Pauli yang menyatakan bahwa

52
elektron dan partikel Fermion lain tidak dapat memiliki keadaan kuantum yang sama (energi,
orbital, spin dll) merupakan dasar bagi penerapan teori kuantum modern dalam menjelaskan
efek Zeeman, atom berelektron banyak, osilator harmonis dan atom hidrogen. Diantara kedua
teori kuantum lama/klasik dan modern ini beberapa model atom dikembangkan oleh Thomson,
Rutherford, Bohr dan Sommerfeld-Bohr, dimana model atom ini berdasarkan teori kuantum
lama (besaran diskrit) dan juga merupakan dasar bagi penerapakan teori kuantum modern
khusunya dalam atom hidrogen dan atom berlektron banyak. Pada tahun 1906, J.J. Thomson
menemukan besaran perbandingan antara muatan dan massa elektron (muatan spesifik
elektron) yang berkesimpulan bahwa elektron merupakan partikel paling dasar dari setiap
materi. Dengan demikian model atom Dalton yang menyatakan bahwa atom merupakan bagian
terkecil dari materi gugur. Thomson menyatakan bahwa atom mengandung banyak sekali
elektron-elektron yang bermuatan negatif. Karena atom bersifat netral, maka didalam atom
terdapat muatan-muatan positif yang menyeimbangkan elektron yang bermuatan negatif.
Thomson membuat model bahwa atom berbentuk bola padat dengan muatan-muatan listrik
positif tersebar merata di seluruh bagian bola; muatan-muatan positif ini dinetralkan oleh
elektron-elektron mermuatan negatif yang melekat pada bola segaram pada bola bermuatan
positif seperti kismis yang melekat pada kue. Sehingga model atom Thomson dikenal dengan
model atom kue kismis. J. J. Thomson akhirnya diberi hadiah Nobel Fisika pada tahun 1906.
Ernest Rutherford, dibantu asistennya yaitu Geiger dan Marsden pada tahun 1911 melakukan
eksperimen menembakkan partikel alfa (a) melalui celah pelat timbal yang akhirnya menumbuk
lempeng tipis emas. Untuk mendeteksi partikel alfa yang terhambur dari lembeng emas,
dipasang lempeng lapisan seng sulfida. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar partikel
alfa dilewatkan tanpa mengalami pembelokkan oleh lapisan emas dan hanya sedit yang
dibelokkan atau dipantulkan. Hasil eksperimen Rutherford menunjukkan bahwa model atom
Thomson yang menyatakan bahwa muatan positif tersebar merata di dalam atom tidak dapat
diterima. Model atom Rutherford menyatakan bahwa semua muatan positif berkumpul di tengah
atom (inti atom) dan inti atom dikelilingi oleh elektron-elektron pada jarak yang relatif jauh.
Elektron-elektron ini berputar pada lintasan-lintasannya seperti planet mengelilingi matahari
dalam sistem tat surya. Model atom Rutherford ini ternyata mempunyai tidak mampu
menjelaskan dua pertanyaan yaitu pertama, mengapa elektron yang dipercepat hingga
memancarkan gelombang elektromagnetik tidak dapat jatuh ke dalam inti atom, karena dengan
model tadi diperkirakan bahwa elektron akan jatuh ke dalam inti atom dalam waktu 10 -8 detik,
namun kenyataannya elektron bergerak stabil di lintasannya. Kedua, hasil pengamatan
spektrum atom hidrogen melalui spektrometer menunjukkan bahwa spektrum berbentuk garis
(deret Balmer) sedangkan menurut model atom Rutherford, spektrum atom hidrogen harus
kontinu. Pada tahun 1911 Niels Bohr membuat model atom seperti diilustrasikan pada Gambar
4. (a). Elektron bergerak dalam orbitnya yang melingkar di sekitar inti atom (proton) dibawah
pengaruh gaya Coulomb. (b). Elektron tidak dapat berputar di sekitar inti melalui setiap orbit,
tetapi elektron hanya melalui orbit stabil (orbit stasioner) tanpa memancarkan energi. (c).
Radiasi dipancarkan oleh atom jika elektron melompat dari suatu orbit stasioner yang energinya
lebih tinggi ke dalam orbit yang energinya lebih rendah. (d). Ukuran orbit-orbit yang
diperbolehkan ditentukan oleh keadaan kuantum tambahan yaitu momentum sudut orbital
elektron. Gambar 4. Model atom Bohr [2] III. PENERAPAN FISIKA MODERN Penerapan fisika
modern telah banyak kita nikmati saat ini, yang mencakup bidang telekomunikasi, kedokteran,

53
dunia industri, militer dan masih banyak lagi. Dalam dunia telekomunikasi, pengiriman informasi
pada awalnya digunakan asap, kemudian telefon, handphone (HP), komputer, serat optik dan
saat ini banyak digunakan teknologi VoIP (Voice over Internet Protocol), seperti ditunjukkan
pada Gambar 5. Perkembangan ini merupakan jasa dari pengembangan fisika moden. Gambar
5. Perkembangan teknologi komunikasi [3] Revolusi penerapan Fisika Modern diawali sejak
ditemukannya LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) yang banyak
digunakan sebagai barcode di supermarket, display, hiburan, telekomunikasi sebagai pembawa
informasi, holografi dalam pembuatan penyimpan data maupun dalam dunia milter/senjata.
Dalam dunia kedokteran atau biologi kebutuhan akan citra objek yang lebih kecil membuat
pranan fisika modern sangat besar terutama sejak dibuatnya mikrodkop electron dan mikroskop
laser. Dengan kedua jenis mikroskop ini, objek kecil seperti sel darah manusia, sel-sel dalam
organ tubuh manusia atau hewan dapat dilihat dengan jelas, sehingga sangat membantu dalam
diagnosa penyakit. Perkembangan teknologi mikroskop berdasarkan sumber cahaya dan
resolusi citra yang diperolehnya ditunjukkan pada Gambar 6. Mikroskop electron dan hasil
citranya pada sel darah manusia Mikroskop Laser dan hasil citranya pada paru-paru manusia
Gambar 6. Perkembangan mikroskop berdasarkan resolusinya [4] IV. PENUTUP Fisika Modern
merupakan pengembangan fisika klasik dalam objek yang sangat kecil dalam bentuk partikel
atau elektron. Perumusan-perumusan yang digunakan sama dengan yang dirumuskan dalam
fisika klasik. Fisika modern diawali oleh prinsip besaran yang bersifat diskrit (kuanta) sehingga
sering disebut dengan fisika kuantum. Fisika modern secara umum dibagi menjadi dua yaitu
teori kuantum klasik/lama dan teori kuantum modern. Teori kuantum lama didasari oleh konsep
dualisme partikel sebagai gelombang dan gelombang sebagai partikel sedangkan teori kuantum
lama dilandasi oleh persamaan Schroedinger untuk menentukan energi partikel atau elektron.
Penerapan fisika modern banyak yang kita manfaatkan saat ini seperti teknologi laser,
telekomunikasi kecepatan tinggi, kedokteran dan masih banyak lagi.

54

Anda mungkin juga menyukai