Anda di halaman 1dari 21

Sesi 6

Modul 8 dan Modul 9


Modul 8
Materi dan Sifatnya
SUHU/TEMPERATUR
Suhu didefinisikan sebagai derajat panas dinginnya
suatu benda. Alat untuk mengukur suhu adalah
termometer, termometer ini memiliki sifat
termometrik zat yang berubah jika dipanaskan.

Prinsip semua termometer mempunyai acuan yang


sama dalam menetapkan skala yaitu titik lebur es
murni dipakai sebagai titik tetap bawah, sedangkan
suhu uap air yang sedang mendidih pada tekanan 1
atm sebagai titik tetap atas.
SKALA SUHU TERMOMETER
PEMUAIAN ZAT PADAT
Suatu zat jika dipanaskan pada umumnya akan memuai da
menyusut jika didinginkan
L, A, V = Perubahan panjang,
L =  Lo T luas dan volume

A =  Ao T L0, Ao, Vo = Panjang, luas dan volume


awal
V =  Vo T T = Perubahan suhu (0C)
, ,  = Koefisien muai panjang, luas
dan volume (0C-1)

 = 3 dan  = 2
KALOR
• Kalor merupakan transfer energi dari satu benda ke benda
lain karena adanya perbedaan temperatur
• Dalam satuan SI, satuan kalor adalah joule dengan 1 kal =
4.186 J
• 1 kalori (kal) = kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur 1 gr air sebesar 1 C
o

• Jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah suhu suatu


sistem
m = massa (gr)
Q = m c T c = kalor jenis (kal/g0C)
T = Perubahan suhu (0C)
PERUBAHAN WUJUD

GAS

menyublim deposisi mengembun


menguap

PADAT melebur CAIR


membeku
Grafik Perubahan Wujud
PERAMBATAN KALOR
1.Konduksi
Perambatan kalor secara konduksi terjadi pada logam yang dipanaskan.
Partikel-partikel logam tidak berpindah, perpindahan kalornya terjadi
secara berantai oleh partikel yang bergetar semakin cepat pada saat
kalor yang masuk logam semakin besar dan getaran partikel akan
memindahkan kalor pada partikel disampingnya, demikian dan
seterusnya.
Formula:
Q k.A
 (T2  T1 )
t L
(Q/t)= laju perpindahan kalor (J/s=W)
A = luas penampang (m2)
L = panjang bahan (m)
K = kondusivitas bahan (W/m.K)
Δ T = selisih suhu (OC atau K)
2. Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Pada
perpindahan kalor ini bagian yang mendapat kalor partikel-partikelnya akan
berpindah ke suhu yang lebih rendah, demikian dan seterusnya sehingga
terjadi arus konveksi. (cari contoh perambatan kalor ini dalam kehidupan
sehari-hari, minimal 3 contoh)
Formula:
Q
 h. A.(T2  T1 )
t
(Q/t)= laju perpindahan kalor (J/s=W)
A = luas penampang (m2)
h = koef. konveksi (W/m2.K)
Δ T = selisih suhu (OC atau K)
3. Radiasi/ Pancaran
Proses perpindahan kalor secara radiasi terjadi dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah yang terpisah di dalam ruang,
bahkan terjadi di ruang hampa. Jadi perpindahan kalor secara radiasi
tanpa memerlukan medium (zat perantara) dan dalam perambatannya
dalam bentuk gelombang elektromagnetik. (cari contoh perambatan
kalor ini dalam kehidupan sehari-hari, minimal 3 contoh)
Formula:
Q
   . A.T 4
t
(Q/t)= laju perpindahan kalor (J/s=W)
A = luas penampang (m2)
σ = koef. Stefan-Boltzman (W/m2.K4)
= 5,67 x 10-8
T = suhu permukaan benda (K)
ε = emisivitas bahan
Modul 9
Gelombang dan Bunyi
GELOMBANG
 Gelombang adalah ganguan (usikan) secara
teus menurus yang merambat melalui suatu
medium

 Gelombang merupakan salah satu cara


perpindahan energi.
BESARAN GELOMBANG
Keterangan :

n = Banyak gelombang
T t t = waktu (s)
f = frekuensi (Hz)
T = periode (s)
v = cepat rambat (m/s)
f= T= v=  = Panjang 1 gelombang (m)
f= T= v=.f
Berdasarkan arah getarannya, gelombang dibedakan menjadi :
1. Gelombang Transversal
gelombang yang arah getarannya tegak lurus terhadap arah
perambatannya.
Contoh : Gelombang Tali

2. Gelombang Longitudinal
gelombang yang arah getarannya searah dengan arah
perambatannya.
Contoh : Gelombang Bunyi
Pemantulan gelombang
Pemantulan gelombang dapat kita amati melalui tali yan
direntangkan dan salahsatu ujungnya diikat erat dengan tempa
lain, slinki direntang panjang dilantai dan juga tangki riak.
Gelombang transversal pada slinki dapat dipantulkan begit
juga gelombang longitudinal.
Maka gelombang pantul ini merupakan bidang singgung pad
muka gelombang yang ditimbulkan tiap titik pada muk
gelombang datang.
Sudut datang (i) = sudut pantul (r)
Gelombang Bunyi

 Merupakan gelombang longitudinalongitudinal


 Merupakan gelombang mekanik, dengan medium
perambatan padat, cair, dan gas.
 Tidak dapat merambat dalam ruang hampa
(vakum)
 Bunyi dapat diterima bergantung pada frekuensi,
amplitudo, dan bentuk gelombang
 Kecepatan merambat bunyi : padat > cair > gas
Interferensi Bunyi

Interferensi adalah paduan dua gelombang atau


ebih menjadi satu gelombang baru.

Interferensi bunyi terjadi jika dua buah sumber


bunti yang koheren sampai ke telinga kita.
Efek Doppler
• Tinggi rendahnya nada suatu bunyi berhubungan dengan
frekuensi gelombang bunyi yang mamsuk ke telinga
seseorang.
• Besar kecilnya frekuensi gelombang yang diterima
pendengar dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut :

KETERANGAN :
v - kecepatan bunyi di udara - m/s
vp - kecepatan gerakan pendengar - m/s
vs - kecepatan gerakan sumber bunyi - m/s
fp - frekuensi yang masuk telinga pendengar - Hz
fs - frekuensi sumber bunyi - Hz
Intensitas Dan Taraf Intensitas

Intensitas adalah energi yang dipindahkan persatuan


luas persatuan waktu atau daya persatuan luas. Dapat
dirumuskan :

Taraf Intensitas
Telinga normal manusia dapat mendengar bunyi mulai dari
intensitas terkecil disebut intensitas ambang pendegaran
sampai dengan intensitas terbesar intensitas ambang perasaan.
Aplikasi Gelombang Bunyi

 Kelelawar-kelelawar dapat terbang dimalam hari tanpa


tabrakan
 Kacamata tunanetra untuk menentukan jarak disekitar
 Untuk menentukan kedalaman laut dengan dipancarkannya
pulsa ultrasonik dari fathometer
 Untuk mengidentifikasi keretakan-keretakan pada titik-titik
sambungan las pada logam
 Dalam industri bor-bor ultrasonik digunakan untuk
membuat berbagai bentuk dan ukuran lubang pada gelas dan
baja
 Dalam bidang kedokteran USG (Ultrasonografi)

Anda mungkin juga menyukai