Anda di halaman 1dari 6

BAB V

PEMBAHASAN

Pendidikan kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga kesehatan

yang bermutu dan profesional didalam bidangnya masing-masing. Praktek Kerja

Lapangan (PKL) merupakan salah satu cara untuk dapat memberikan pengalaman

dan keterampilan kepada peserta PKL dengan cara menerapkan pengetahuan dan

teori yang telah diperoleh di akademik ke lapangan secara langsung. Kegiatan PKL

kali ini dilaksanakan pada periode 14 Maret – 9 April 2016 di Instalasi Farmasi RSI

Ibnu Sina Bukittinggi Yarsi Sumatera Barat.

Instalasi Farmasi RSI Ibnu Sina Bukittinggi Yarsi Sumatera Barat, terletak di

Jalan Batang Agam, Belakang Balok Bukittinggi, Sumatera Barat. Instalasi Farmasi

RSI Ibnu Sina Bukittinggi Yarsi Sumatera Barat terdiri dari beberapa ruangan, antara

lain, ruang penerimaan dan penyerahan resep, ruang peracikan, ruang penyerahan

obat sekaligus pelayanan informasi obat, ruang administrasi, ruang apoteker

sekaligus ruang konseling, dan ruang logistik farmasi atau gudang obat.

Ruang Logistik Farmasi atau gudang obat merupakan tempat penyimpanan

obat sebelum diserahkan ke Apotek. Pada ruang logistik farmasi terdapat rak-rak

yang digunakan sebagai tempat penyimpanan obat untuk memudahkan petugas saat

pengambilan obat. Obat-obat di ruang logistik farmasi disusun berdasarkan bentuk

sediaan, berdasarkan golongan, berdasarkan alphabet dan secara FIFO, FEFO,

FUFO. Untuk obat golongan narkotika diletakkan pada lemari khusus, obat

psikotropika pada lemari psikotropika dan untuk obat high alert diletakkan pada

lemari atau rak khusus high alert.

49
Untuk menghindari penyalahgunaan obat serta menjaga keamanan dan

ketersediaan obat, pintu pada ruang logistik farmasi telah dilengkapi dengan sistem

otomatis, yang hanya bisa dibuka dengan kartu elektrik. Lantai pada ruangan sudah

terbuat dari keramik, ruang telah dilengkapi dengan AC untuk menjaga suhu ruangan

agar stabilitas obat dapat terjaga, serta jendela yang telah dilapisi pelindung untuk

menghindari cahaya matahari langsung yang dapat memungkinkan terjadinya

kerusakan pada obat.

Pemesanan obat dan penerimaan obat dilakukan oleh petugas yang ada di

gudang. Obat yang kurang atau telah habis dipesan oleh petugas gudang kepada PBF

yang bersangkutan dengan menggunakan surat pesanan. Pemesanan obat di RSI Ibnu

Sina Bukittinggi dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari rabu. Obat yang telah

dipesan akan dikirim oleh pihak PBF ke gudang obat. Obat yang sampai ke gudang

dapat diterima apabila jumlah obat, no batch dan tanggal kadaluarsa yang terdapat

pada kotak obat sesuai pada faktur. Apabila jumlah obat yang sampai digudang tidak

sesuai dengan surat pesanan dari RSI Ibnu Sina Bukittinggi, maka obat tersebut

dikembaikan ke PBF. Tanggal kadaluarsa yang diperbolehkan untuk obat-obat yang

sampai dari PBF yaitu 2 tahun sebelum tanggal kadaluarsa, kecuali untuk sediaan

vaksin, yaitu 6 bulan sebeum tanggal kadaluarsa dengan tujuan untuk menghindari

kekosangan obat-obat imunisasi.

Setelah Obat-obat diperiksa, kemudian obat disusun berdasarkan bentuk

sediaan, suhu penyimpanan, golongan obat serta secara alphabet. Digudang juga

terdapat lemari khusus untuk penyimpanan obat narkotika dan psikotropik, serta

lemari pendingin. Selain obat, pada instalasi farmasi juga terdapat alat kesehatan.

Alat kesehatan disimpanan sesuai dengan bentuk sediaan dan berdasarkan alphabet.

50
Pada gudang juga terdapat bahan obat yang dapat digunakan dalam pembuatan

sediaan farmasi, misalnya pembuatan bedak kocok, H2O2 3%, Povidon Iod, OCH dan

lain-lain.

Pengadaan obat di Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi berdasarkan prosedur

yang telah ditetapkan. Obat yang ada di Apotek dicek satu persatu, obat yang kurang

atau habis di catat ke kertas amprah dan diserahkan ke gudang farmasi RSI Ibnu Sina

Bukittinggi. Obat akan di amprah oleh gudang ke Apotek sesuai dengan obat yang

diminta oleh Apotek. Obat yang telah diserahkan oleh gudang ke Apotek

dimasukkan kedalam kotak obat yang terdapat pada rak dengan mengisi kartu stok

obat. Sisa obat disimpan sebagai persediaan stok obat di apotek.

Pendisribusian obat di apotek dilakukan berdasarkan alur pelayanan resep yaitu

untuk pasien rawat inap dan rawat jalan. Untuk pasien rawat inap disediakan tempat

khusus untuk pelayanannya yaitu ruang DEPO. Diruang DEPO petugas melayani

semua resep untuk pasien rawat inap. Sedangkan untuk pasien rawat jalan resepnya

diserahkan kepada petugas Apotek. Pasien menyerahkan obat kepada petugas bagian

penerimaan resep dan selanjutnya diberi nomor antrian. Kemudian petugas

menghitung harga obat dan menginformasikan kepada pasien, jika pasien setuju

dengan harga obat maka pasien dipersilahkan membayar ke kasir, sementara itu

petugas menyiapkan obat yang terdapat pada resep dan menyerahkan ke counter

depan.

Apoteker yang bertugas di counter depan memeriksa kembali apakah sediaan

obat yang diambil sudah sesuai dengan resep, apabila obat yang diambil sudah sesuai

selanjutnya apoteker menyerahkan obat pada pasien dan sekaligus memberikan

pelayanan informasi obat.

51
Pelayanan Farmasi di RSI Ibnu Sina Bukittinggi terdiri dari : pelayanan IGD,

rawat inap intensif, rawat inap, rawat jalan, penyimpanan, dan pendistribusian obat.

Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan sudah memenuhi

persyaratan administrasi farmasi dan klinis dengan mengutamakan keramahan dalam

pelayanannya. Pemberian informasi obat pada pasien dilaksanakan dengan ramah

dan professional oleh apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.

52
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Selama pelaksanaan kegitan Praktek Kerja Lapangan di RSI Ibnu Sina

Bukittinggi Yarsi Sumatera Barat dapat diambil kesimpulan :

1. Pelayanan Kefarmasian meliputi penerimaan resep, menghitung harga obat,

penyiapkan resep, peracikan obat, penyerahan obat dan pelayanan informasi

obat.

2. Penyerahan obat dan pelayanan informasi obat pada pasien dilakukan dengan

ramah oleh Apoteker dan tenaga teknis.

3. Selain obat-obat, Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi juga menyediakan alat

kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat

4. Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi telah melaksanakan tugas dan fungsi sebagai

apotek sesuai dengan peraturan pemerintah.

5. Apotek RSI Ibnu Sina Bukittinggi selain melayani resep dokter juga melayani

penjualan obat bebas

6. Dengan pelayanan yang baik di Apotek Ibnu Sina Bukittinggi membuat pasien

merasa puas dalam menerima informasi tentang obat dan penggunaan obat

yang rasional.

7. Dalam pelayanan resep maupun pemberian informasi sangat dibutuhkan

kesabaran dan komuikasi dua arah agar tercapai tujuan dalam pelayanan

kefarmasian.

53
8. Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan pada Apotek RSI Ibnu Sina

Bukittinggi dapat melatih Mahaiswa untuk disiplin, jujur, dan bertanggung

jawab, disamping membaca dan menganalisa resep juga dapat mengaplikasi

ilmu yang diperoleh selama masa pendidikan

6.2. Saran

6.2.1 Saran untuk Instalasi Farmasi

1. Sebaiknya disediakan satu ruangan tertutup khusus peracikan dalam

menciptakan suasana bersih sehingga obat tidak terkontaminasi.

2. Sebaiknya letak ruang gudang dan ruang Apotek tidak terlalu jauh, agar

pemanfaatan waktu dapat digunakan secara efektif sehingga tingkat kecepatan

dalam pemenuhan kebutuhan obat dapat tercapai dengann baik.

6.2.1. Saran untuk Kampus

1. Sebaiknya kampus lebih mengutamakan Praktek Kerja Lapangan sehingga

Mahasiswa dapat memahami semua kegiatan kefarmasian yang cukup

kompleks

2. Sebaiknya kampus memperluas tempat PKL, tidak hanya di Apotek, tetapi juga

di PBF dan Balai POM

54

Anda mungkin juga menyukai