Anda di halaman 1dari 43

INDIGO GRANULS

MENYEDIAKAN ALTERNATIF BAGI STAKEHOLDER PERTANIAN DALAM RANGKA OPTIMALISASI


LAHAN DENGAN MEMBUAT ALAT GREEN AGRICULTURE WITH NUTRIENT SOIL SENSOR
(GRANULS)

TRANSFORMASI DIGITAL
PT PUPUK INDONESIA (PERSERO)
2022
Ringkasan Improvement / Inovasi

Ketegori PI Agile
Inovasi
Tema/ MENYEDIAKAN ALTERNATIF BAGI STAKEHOLDER PERTANIAN DALAM RANGKA
Judul: OPTIMALISASI LAHAN
Masalah: Penggunaan Pupuk yang tidak berimbang membuat lahan pertanian tidak menghasilkan
produktivitas optimal. Menurunnya produktivitas ini juga disebabkan oleh penggunaan
Pupuk Kimia yang tidak terkontrol oleh pengguna sehingga jika berlebihan menyebabkan
lahan pertanian masuk dalam kategori lahan kritis dan tentunya ngurangi produktivitas.
Dampak - Produktivitas Pertanian menurun setiap tahun
Masalah: - Banyak lahan pertanian yang tidak optimal dalam penyerapan unsur hara
- Tidak Terkontrolnya penggunaan pupuk dalam kegiatan pertanian sehingga berpotensi
overdosis
Penyeba - Belum ada alat pendeteksi pertanian yang praktis dan akurat untuk memprediksi kondisi
b Utama: lahan tersebut sebelum kegiatan pertanian.
-Terjadinya kondisi overdosis unsur hara pada lahan pertanian sehingga merusak tanah dan
penyerapan nutrisi tidak maksimal
Solusi: - Membuat Alat pendeteksi unsur hara portable yang akurat dan praktis untuk dibawa ke
setiap lahan pertanian.
- Membuat metode baku dosis unsur hara pada tanaman tertentu
Dampak/ Q: Petani dapat mengontrol penggunaan dosis pupuk sesuai kebutuhan nutrisi tanaman
Hasil C: Perani dapat mengatur penggunaan pupuk kimia sesuai kebutuhannya (saving cost)
Solusi: D: mencegah lahan pertanian menjadi lahan kritis sehingga mempercepat proses pertanian
S: Meminimalisir pencemaran lahan dan rusaknya tanaman dengan penggunaan pupuk
kimia berlebih
M: Meningkatkan semangat petani karena telah ada alat control yang portable, akurat dan
mudah digunakan agar mengantisipasi gagal panen
Prestasi/ PT Pupuk Indonesia menghasilkan produk yang mendukung kegiatan pertanian dipadukan
Dampak-l dengan beberapa program yang sedang berjalan antara lain Program Makmur dan
ainnya: Digitalisasi pertanian serta dapat merecord kondisi lahan setiap wilayah PT PUpuk Indonesia
Group.
Nama Tim: Indigo Granuls Jumlah Anggota: 6 orang
Asal PT Pupuk Indonesia
Oganisasi:
Foto Tim Foto Improvement/ Inovasi

Nama Anggota: Keterangan Foto Solusi:

PROFIL TIM
Nama Tim : INDIGO GRANULS Produk dan Bidang Usaha
Perusahaan
Unit Kerja : Transformasi Digital
a. Perdagangan (distribusi,
Perusahaan : PT Pupuk Indonesia eksport import bahan baku,
bahan penolong, peralatan
produksi di bidang
perpupukan, petrokimia,
agrokimia, agroindustry dan
kimia lainnya)

b. Jasa Pengelolaan Perusahaan


dan Jasa konsultasi
Manajemen

c. Jasa Lainnya (penelitian,


Pendidikan, pengembangan,
desain engineering dst dalam
sektor industry pupuk,
petrokimia dan industry kimia
lainnya)
Ketua : Mirza Rezia Litsbarki
Sekretaris : (84113995) Lingkup Kerja Peserta:
Anggota : Revita Pratiwi (4083795) (tugas dab diskripsinya)

1. Ageng Syahputra (B-21.295)


2. Rahardian Agung ( 7204122)
: 3. -
: 4. -
: 5. -
Fasilitator Utama : Budi Setiawan (82125388)
Fasilitator Sponsor : Ari Novan Setiono (1200055)
Pertemuan 6 kali
Kehadiran

Jadwal Aktifitas Perbaikan (P/A)


(Jadwal Aktifitas Perbaikan masing-masing tahapan dijabarkan berdasarkan siklus P-D-C-A)

 Feb 2022  Maret 2022  April 2022  Mei 2022 Jml %


KEGIATAN W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 Pertemuan Hadir

Menentukan Aktifitas P
A
Mengidentifikasi P
Penyebab A
P Menentukan Solusi P
A
Merencanakan P
Perbaikan A
Menerapkan Rencana P
D Perbaikan A
Mengevaluasi Solusi P
C A
Menetapkan P
Standarisasi A
A Menentukan Tema P
Berikutnya A
LANGKAH 1 : MENENTUKAN AKTIFITAS

1.1. Identifikasi masalah


Dalam rangka mendukung 3 program swasembada pangan antara lain menetapkan konsep pemupukan berimbang
(balance fertilizer), subsidi pupuk (Urea, NPK, SP-36, Ammonium Sulfat dan Pupuk Organik) dan mendapatkan
rekomendasi pupuk untuk tanaman padi berdasarkan konsep pemupukan berimbang spesifik lokasi yang efektif dan
rasional dengan sasaran meningkatkan produksi dan swasembada pangan berkelanjutan, peningkatan efisiensi
penggunaan pupuk dengan menerapkan sistem produksi sehat serta ramah lingkungan sejalan dengan Misi PT Pupuk
Indonesia yaitu “Menyediakan produk nutrisi tanaman yang kompetitif dengan solusi pertanian sesuai dengan
kebutuhan konsumen melalui ekosistem pertanian yang berkelanjutan diseluruh wilayah Indonesia” dan “Menjalankan
bisnis dengan menerapkan teknologi terkini yang mengedepankan aspek keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan
hidup” oleh karena itu SPM Transformasi Digital bekerjasama dengan SVP Program Makmur berkonsentrasi dalam
mendukung program tersebut untuk mencari alternative pertanian yang paling effektif dan efisien dari segi kemajuan
teknologi.

Dalam menjalani pertanian di Indonesia menggunakan program ekosistem pertanian ataupun mandiri seringkali
terkendala informasi kebutuhan kadar unsur hara setiap lahan pertanian agar memperoleh hasil pertanian yang optimal.
Berikut adalah kandungan unsur hara yang direkomendasikan oleh Mengel dan Kirkby (2007) dalam Principles of Plant
Nutrition:

Nama Unsur Defisien Kecukupan Berlebihan

Unsur Hara Makro (%)

Nitrogen (N) < 2,0 2,0 – 5,0 >5,0

Fospor (P) <0,1 0,2 – 0,5 >0,5

Kalium (K) <0,1 1,5 – 3,0 >3,0

Kalsium (Ca) <0,1 0,2 – 1,0 >1,0

Magnesium (Mg) <0,1 0,2 - 1,0 >1,0

Sulfur (S) <0,1 0,2 – 0,5 >0,5

Unsur Hara Mikro (ppm)

Besi (Fe) <50 5-250 >600

Mangan (Mn) <20 20-500 >500

Tembaga (Cu) <4 5-20 >20

Seng (Zn) <20 25-150 >400

Molibdenum (Mo) <0,1 0,5-1,0 >0,5

Khlor (Cl) <200 200-500 >600

Boron (B) <15 20-100 >200


Kobalt (Co) <10 10-30 >50

Sehingga jika disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Kesimpulan :

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa Nitrogen adalah zat yang paling banyak dibutuhkan pada tanaman / tanah
diikuti kalium, Kalsium, magnesium,Fospor, Sulfur dan Unsur Hara Mikro lainnya.

Pada proses pertanian, persiapan lahan pertanian sangat mempengaruhi hasil produktivitas pertanian. Sehingga agar
mendapatkan hasil pertanian yang optimal, maka unsur hara tersebut harus dipenuhi sesuai porsinya. Beberapa study
literature mengenai efek kelebihan dan kekurangan Unsur hara tanaman (fageria et.al (1997) :

Unsur Kelebihan Kekurangan

Tanaman berwarna Hijau Tua, Warna daun menjadi Pucat. Warna


Nitrogen (N) rimbun, gejala terbakar pada tepi Daun menjadi kuning dan tanaman
daun dan jaringan tanaman mati Kerdil

Krorosis pada helaian daun di sela Pertumbuhan terhambat (kerdil).


Fospor (P) sela tulang daun dan gejala gosong Daun menjadi ungu tua, daun
di daerah tepi daun tua muda hujai muda dan kusam.

Daun Tua terlihat flek terbakar,


tanaman lebih peka terhadap
Kalium (K) Defisiensi Mg, Mn, Zn dan Fe
penyakit, kekeringan dari udara
dingin

Daun muda terbentuk berwarna


Kalsium (Ca) -
putih, mati pucuk dan mengeriting
Tepi daun mengalami klorosis, daun
Magnesium (Mg) Menginduksi defisiensi K
menggulung seperti kekeringan

Pertumbuhan terhambat, ukuran Seluruh daun menjadi berwarna


Sulfur (S) daun sempit dan gejala terbakar hijau kekuningan (pucat) mirip
pada daun kekurangan Nitrogen

Mengutip salah satu artikel yang merepresentasikan data dari Tech- Cooperation ASPAC FAO menyebutkan sekitar 69%
tanah pertanian di Indonesia rusak parah lantaran penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan. Dengan
kondisi itu diramalkan ketahanan pangan (food security) Indonesia hingga 2050 sangat rentan terhadap perubahan iklim.

Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai trend data lahan kritis di Indonesia yang menurun sejak 2011 –
2018

Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai trend data lahan kritis di Indonesia yang menurun sejak 2018 -
2021
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa produktivitas padi pertanian di Indonesia mengalami peningkatan produksi sejalan
dengan jumlah lahan kritis dan sangat kritis yang berkurang dari tahun ke tahun. Sehingga dapat dilihat potensi
memaksimalkan lahan pertanian ini perlu dikaji guna mempertahankan ketahanan pangan terutama komoditas padi.
Dimungkinkan bahwa produktivitas padi tahun 2019 dan 2020 menurun diasumsikan akibat tidak optimalnya
komponen-komponen yang mempengaruhi hasil pertanian seperti penggunaan pupuk kimia, organic, hayati dan pestisida.

1.2. Menentukan Sasaran Tema


Masalah Potensial Ditinjau dari QCD(SHE)M

Aspek Mutu Kondisi Saat Ini Sasaran (SMART)


- Potensi tidak maksimal potensi - Unsur Hara yang dibutuhkan
penyerapan nutrisi pada tanaman terabsorb maksimal
Quality tanaman oleh tanaman
- Menurunnya Produktivitas - Menurunkan risiko gagal panen
Pertanian
- Potensi Pemborosan Biaya - Biaya pembelian pupuk
Cost pembelian pupuk yang tidak menjadi lebih effektif sesuai
terkontrol kebutuhan
- Perbaikan lahan pertanian - Tidak ada waktu yang terbuang
Delivery
membutuhkan waktu lama akibat perbaikan lahan
- Tingginya pencemaran lahan - Tidak ada kerusakan lahan dan
dan rusaknya tanaman akibat pencemaran lingkungan akibat
H/S/S/E
penggunaan pupuk yang penggunaan pupuk yang
overdosis seimbang
- Menurunnya kepercayaan - Meningkatkan kepercayaan
petani terhadap PT Pupuk petani terhadap PT Pupuk
Indonesia Indonesia
- Menurunnya Semangat Bertani - Kepuasan petani mendorong
Morale
karena tidak ada peningkatan semangat pertanian dan
hasil panen berpotensi mendukung
program ekosistem pertanian
Makmur

Kesimpulan
Atas dasar study literature dan kemampuan menganalisa masalah dengan skema QCD(SHE)M maka gugus
sepakat mengangkat Tema :
“ Menyediakan Alternatif bagi Stakeholder Pertanian Dalam Rangka Optimalisasi Lahan”
1.3. Pengesahan Aktifitas

Komentar Pimpinan:

Tanda tangan: Tanda tangan: Tanda tangan:

Tanggal: Tanggal: Tanggal:


Ari Novan Setiono Budi Setiawan Mirza Rezia Litsbarki
Pimpinan (SPM Transformasi Digital) Fasilitator (PM Digitalisasi) Ketua Gugus PKM GRANULS

LANGKAH 2 : MENGIDENTIFIKASI PENYEBAB

2.1 Memetakan Sebab Akibat


2.2 Menentukan Kemungkinan Akar Penyebab
Menurunnya Produktivitas Pertanian Nasional Karena Lahan Kritis disebabkan oleh beberapa factor berikut ini :

AKAR PENYEBAB MASALAH


ASPEK
1. Belum Ada Study Literature Mengenai Pengolahan Lahan

2. Kajian Metode Belum Lengkap


Metode
3. Tidak Menggunakan Tambahan Nutrisi

4. Belum Ada Metode Pra dan Pasca Pertanian

1. Belum Mendapat Sosialisasi


Man
2. Petani Baru

1. Harga Pupuk Mahal

2. Pupuk Tidak Berkualitas

3. Tanah Overdosis/ Rusak Tidak dapat Teridentifikasi


Material
4. Bibit Tidak Berkualitas

5. Konsentrasi Pestisida Rendah

6. Pestisida Tidak Sesuai dengan Hama

1. Belum ada kajian Alat Khusus

2. Belum tersedia Alat Pendeteksi Pertanian


Machine
3. Alat Pertanian Mahal

1. Perbedaan Curah Hujan

2. Perbedaan Iklim/Musim

3. Perbedaan Dataran daru Permukaan Laut


Environment
4. Perbedaan unsur Hara tanah

5. Hama Tidak Mati


2.3 Mengumpulkan fakta & data akar penyebab
AKAR VERIFIKASI KESIMPULAN
PENYEBAB
ASPEK
MASALAH

1. Belum Ada Kementrian Pertanian, Dinas Pertanian, Tidak


Study Produsen Bidang Pertanian telah Berkorelasi
Literature bekerjasama dengan akademisi dalam
Mengenai mengidentifikasi cara pengolahan lahan
Pengolahan yang umum pada setiap tanaman
Lahan

2. Kajian Setiap tanaman dan komoditi pertanian Tidak


Metode memiliki perlakuan yang berbeda dan Berkorelasi
Belum tersedia di Dinas Pertanian kabupaten/Kota
Lengkap setempat. Untuk informasi lengkap, petani
dan kelompok tani dibimbing dalam Teknik
pertanian disetiap wilayah

3. Tidak Setiap tanaman membutuhkan nutrisi yang Berkorelasi


Metode
Menggunakan berbeda-beda sehingga hal ini sangat
Tambahan mempengaruhi hasil panen. Dengan
Nutrisi tercukupi nutrisi, hasil panen akan
maksimal dan jika nutrisi kurang, maka hasil
panen akan sedikit. Mayoritas petani
Indonesia mengerti fungsi utama pupuk
sebagai penambah nutrisi akan tetapi ada
sebagian yang tidak menggunakan karena
alasan ekonomi.

4. Belum Ada Saat ini focus petani hanya hasil panen Berkorelasi
Metode Pra tanpa memperhatikan kondisi lahan pra dan
dan Pasca pasca pertanian serta control saat pertanian
Pertanian berlangsung.

1. Belum Sosialisasi dilakukan secara berkala oleh Tidak


Mendapat dinas pertanian dan produsen pertanian Berkorelasi
Sosialisasi (rutin) serta mendapatkan bantuan
demplot untuk ujicoba.

Man 2. Petani Baru Setiap Petani baru tergabung dalam Tidak


organisasi KTNA millennial yang sering berkorelasi
mendapat sosialisasi, bimbingan dengan
PPL dan Assistant Lapangan Produsen serta
Kios.
1. Harga Pupuk Saat ini komoditas pupuk masih Tidak
Mahal mendapatkan subsidi dari pemerintah berkorelasi
dengan ketentuan lahan < 2 Ha. Pada petani
maju, mayoritas menggunakan pupuk
nonsubsidi agar mendapatkan hasil panen
maksimal

2. Pupuk Tidak Pupuk yang tersebar di Indonesia adalah Tidak


Berkualitas mayoritas produksi dari produsen pupuk Berkorelasi
Indonesia group dan telah melewati Quality
Control dan Quality Assurance berdasarkan
ketentuan ISO (International Organization
Of Standardization) sebelum di release ke
pasaran agar sesuai kebutuhan dan tidak
mencemari lingkungan.

3. Tanah Tanah Overdosis / tanah Rusak dapat Berkorelasi


Overdosis menurunkan produktivitas dari lahan
Tidak Dapat pertanian karena nutrisi akan saling
Teridentifikasi mengganggu. Saat ini belum ada alat
pendeteksi kualitas tanah. Karena secara
visual pada umumnya tidak terlihat
perbedaan antara tanah yang baik dan
kritis.
Material
4. Bibit Tidak Bibit terbagi 2 yakni bibit yang bersertifikat Tidak
Berkualitas dari perusahaan yang terpercaya dan bibit Berkorelasi
yang berasal dari proses
generative-vegetatif. Umumnya petani
menggunakan bibit terbaik pada setiap
kegiatan pertaniannya. Bibit tanaman yang
tersebar di Indonesia harus lolos screening
oleh Direktirat Jendral Tanaman Pangan
karena merupakan pondasi pertanian.
Acuan yang mengatur adalah ISTA
(International Seed Testing Association)

5. Konsentrasi Pestisida Di Indonesia memiliki konsentrasi Tidak


Pestisida yang beragam mulai dari rendah hingga berkorelasi
Rendah tinggi/konsentrat. Hal ini bisanya digunakan
berdasarkan kekuatan hama yang
menyerang dan penggunaan nya diawasi
oleh PPL.

6. Pestisida Pestisida yang tersebar dilapangan dibuat Tidak


Tidak Sesuai berdasarkan keluhan petani dan dilakukan berkorelasi
dengan Hama research untuk mematikan hama karena
karakteristik hama adalah dapat dimatikan
jika salah satu enzim hama tersebut tidak
berfungsi. Sehingga para peresearch telah
menciptakan beragam pestisida
berdasarkan kabutuhan

1. Belum ada Dinas Pertanian Kabupaten telah Tidak


kajian Alat bekerjasama dengan akademisi dan telah Berkorelasi
Khusus merelease alat2 penunjang pertanian
(cangkul, sprayer, dan lainnya)

2. Belum Saat ini telah ditemukan alat pendeteksi Berkorelasi


tersedia Alat pertanian akan tetapi masih terbatas pada
Pendeteksi tingkat keasaman tanpa standar yang akurat
Machine Pertanian

3. Alat Pertanian Setiap dinas pertanian provinsi dan Tidak


Mahal pertanian kabupaten/kota menyediakan berkorelasi
alat bantu pertanian seperti sprayer, mini
tractor, serta alat lainnya guna membantu
petani dengan skema pinjam atau sewa
murah

1. Perbedaan Curah hujan telah diantisipasi oleh para Tidak


Curah Hujan petani agar petani dapat tetap menanam berkorelasi
secara rutin. Alternatif yang digunakan
selain menggunakan air hujan adalah
menggunakan air tanah.

2. Perbedaan Iklim setiap daerah bersifat rutin dan dapat Tidak


Iklim/Musim terprediksi sehingga petani dapat berkorelasi
menyesuaikan jenis tanaman berdasarkan
prediksi iklim yang akan datang

3. Perbedaan Setiap daerah dibedakan oleh daratan tinggi Tidak berkorelasi


Dataran dari dan rendah. Setiap kegiatan Pertanian akan
Environment Permukaan menyesuaikan kegiatan pertanian sesuai
dengan lokasi daratan.
Laut

4. Perbedaan Perbedaan unsur hara tanah dapat Berkorelasi


unsur Hara mempengaruhi hasil pertanian dikarenakan
tanah setiap lahan dan tanaman yang sama dalam
1 kawasan membutuhkan nutrisi yang
berbeda dan memiliki perbedaan
kandungan unsur hara

5. Hama Tidak Hama pertanian telah diteliti oleh sebagian Tidak


Mati besar produsen pestisida berdasarkan jenis Berkorelasi
hama dan konsentrasinya. Umumnya
pestisida yang menyerang di wilayah
tertentu telah diketahui PPL dan memberi
saran penanggulangan serta
pencegahannya.

2.4 Menentukan Akar Penyebab Dominan


Berdasarkan hasil verifikasi lapangan pada table diatas, diperoleh penyebab dominan sebagai berikut :
1. Tidak menggunakan Nutrisi Tanaman

2. Belum ada Metode Pra dan Pasca Pertanian (Included control)

3. Tanah Overdosis / Rusak

4. Belum Ada Alat Pendeteksi Alat Pertanian

5. Perbedaan Unsur Hara Tanah

LANGKAH 3 : MENENTUKAN SOLUSI

3.1. Membuat Daftar Alternatif Solusi


No Akar Masalah Alternatif Kesimpulan
1 Tidak 1. Menggunakan 1. Tidak Dilanjutkan oleh tim
Menggunakan Program Ekosistem GRANULS, akan tetapi dilanjutkan
Nutrisi Tanaman Pertanian Makmur oleh Tim Makmur PT Pupuk
Pupuk Indonesia Indonesia
2 Belum ada Metode 1. Membuat metode 1. Tidak dilakukan karena
Pra dan Pasca baku untuk jenis membutuhkan waktu lama dan
Pertanian (Included tanaman tertentu kajian yang specific. Selama ini
control) telah tersedia PPL yang
mengetahui mayoritas perbedaan
potensi hasil panen setiap wilayah
2. Membuat alat 2. Dilanjutkan dan dianggap sebagai
portable yang dapat solusi terbaik
dibawa kemana-mana
untuk memudahkan
mobilisasi
3 Tanah 1. Membuat alat ukur 1. Dilanjutkan dan dianggap sebagai
Overdosis/Rusak yang dapat mengukur solusi terbaik
tidak dapat kadar hara tanah
teridentifikasi secara otomatis
2. Foto lahan yang dinilai 2. Tidak dilakukan karena
gagal/rusak, ambil membutuhkan effort diluar
sampel tanah tersebut kemampuan gugus tim
dan di check di
Laboratorium
4 Belum ada Alat 1. Membuat alat 1. Dapat dilakukan dan dialanjutkan
Pendeteksi pendeteksi alat sebagai solusi terbaik.
Pertanian pertanian sesuai unsur
makro yang akurat
dan presisi
5 Perbedaan Unsur 1. Membuat record data 1. Dapat dilakukan dilanjutkan dan
Hara Tanah seluruh tanah untuk dianggap sebagai solusi terbaik
dijadikan acuan dalam
penggunaan pupuk
hayati atau kimia

LANGKAH 4 : MERENCANAKAN PERBAIKAN

4.1 Menyusun Rencana Perbaikan (5W+2H)


Tabel Rencana Perbaikan
HOW
WHY HOW WHAT WHEN WHERE WHO
MUCH
N Problem
Faktor Waktu Penanggun
O Statements Cara Sasaran
penyebab pelaksanaa Lokasi g Biaya
penerapan antara
dominan n jawab
1. Belum ada Alat Agar menjadi 1. Membeli Membuat Minggu Ke Pupuk PJ : Mirza Rp.
Pendeteksi acuan baku standar tanah alat 3-4 Maret Indonesi 3.000.000,
Pertanian yang pendeteksi 2022 a -
tersertifikasi alat
laboratorium sebagai
2. Kalibrasi master
master standar
standar yang
dengan hasil akurat dan
standar tanah presisi
yang
tersertifikasi
2. Belum ada Agar 1. Membuat Membuat Minggu ke Lab PJ : Ageng Rp.
Metode Pra dan memudahka alat dengan alat 3-4 Maret Elektro 2.000.000,
Pasca Pertanian n mobilisasi ukuran kecil portable 2022 Ageng S. -
(Included saat dibawa yang
control) ke lahan ergonomis
pertanian dan mudah
dibawa
2. Kalibrasi
dengan alat
meter
standard
3. Tanah Agar 1. Membuat Membuat Minggu ke Lab PJ : Ageng, Rp.
Overdosis/Rusa memudahka alat versi alat 1 - 3 April Elektro Mirza 600.000,-
k tidak dapat n pembacaan analog pembacaa 2022 Ageng S.
teridentifikasi 2. Konvers n digital
pembacaan
analog Pupuk
menjadi Indonesi
digital a
4. Perbedaan Agar Membuat Membuat Minggu ke Pupuk PJ : Rp.
Unsur Hara pembacaan aplikasi program 2-3 April Indonesi Rahardian, 300.000,-
Tanah dapat sederhana record 2022 a Ageng,
terecord, yang yang Mirza
dianalisa dan terkoneksi connect
dievaluasi dengan alat dengan
perbedaan yang terecord alat secara
unsur pada setiap real time
haranya pembacaan dan
otomatis

4.2 Menentukan Target


● Memberikan alternative solusi kepada petani, dinas pertanian dan pihak produsen dalambersama
sama berupaya meningkatkan hasil pertanian untuk ketahanan pangan dengan membuat alat yang
mudah dibawa saat survei di Lanpangan sehingga Petani dan PPL data menentukan jenis
kebutuhan pupuk secara pasti.
● Membuat alat pendeteksi unsur hara tanah yang memiliki tingkat keakuratan tinggi yang mudah
diaplikasikan (>80%)
● Jumlah unsur hara yang dapat dideteksi minimal unsur hara makro ( Nitrogen, Phosporus dan
kalium).
4.4 Pengesahan Rencana Peningkatan

Komentar Pimpinan:

Tanda tangan: Tanda tangan: Tanda tangan:

Tanggal: Tanggal: Tanggal:


Ari Novan Setiono Budi Setiawan Mirza Rezia Litsbarki
Pimpinan (SPM Transformasi Digital) Fasilitator (PM Digitalisasi) Ketua Gugus PKM GRANULS
LANGKAH 5 : MENERAPKAN RENCANA PERBAIKAN

5.1 Membuat data Lembar Perbaikan

5.1.1 Membuat Alat Sebagai Master Standar

Who Mirza, Ageng

When Minggu Ke 3 – 4 Maret 2022

Where Rumah Mirza dan Pupuk Indonesia

Uraian Pekerjaan Membeli Stadar Tanah yang tersertifikasi Laboratorium untuk standar acuan

Dokumentasi Menghubungi Pihak Laboratorium Yang memiliki Standard Reference Material


(SRM) Tanah. Akan tetapi di Indonesia belum tersedia sehingga kami membeli
standar uji profisiensi dan hanya 1 lembaga yang menyediakan yaitu balittanah

Membeli Bahan Tanah Yang Telah Tersertifikasi


Uraian Pekerjaan Kalibrasi master standar dengan hasil standar yang tersertifikasi
(Membeli Bahan yang dibutuhkan dan konsultasi dengan Universitas Bandung)

Konsultasi Dengan
Rekan Di Bandung By Zoom

Alat Yang Dibeli Antara Lain :


1. Layar LCD 20x4
2. Sensor
3. Kabel Jumper
4. Baterai
5. Mikrocontroller Arduino
6. Stop Kontak (Dirangkai)
7. Papan PCB, Mur dan Baut
8. Casing Alat

Menyiapkan Aplikasi Yang Dibutuhkan Untuk Menterjemahkan


Alat (Laptop, Aplikasi Arduino, Aplikasi Android Studio dan
Handphone Android)

Merakit Alat dan Mempelajari Coding serta Try Error. Ujicoba Kami
Tidaklah semudah membalikkan telapak tangan karena kami
memiliki basic yang tidak terlalu familiar. Bidang Yang Wajib Dimiliki
Adalah Elektrokimia.
Menghitung Konversi kembali Konsentrasi Standar tanah Ke dalam
Satuan ppm (part per million)

Membuat Alat Portable


Who Mirza, Ageng
When Minggu Ke 3-4 maret 2022
Where Lab Elektro Ageng, Rumah Mirza
Uraian Pekerjaan Membuat alat kecil portable yang mudah dibawa
(Desain Alat, Merakit Alat, Pesan Ke Graphire untuk casing Mika agar lebih menarik
dan dimensi kecil)
Uraian Pekerjaan Kalibrasi Alat Portable dengan master standar
(Membandingkan penyimpangan pembacaan, kalibrasi dan portable)
Dokumentasi

Membuat Alat dengan Pembacaan Digital


Who Ageng, Mirza
When Minggu 1-2 April 2022
Where Zoom Meeting
Uraian Pekerjaan Membuat Alat versi Analog (Training Online)
Uraian Pekerjaan Konversi Alat Analog Menjadi Digital

Membuat Perekaman Data Hasil Secara Automatic


Who Agung
When Minggu Ke 3-4 April 2022
Where Pupuk Indonesia
Uraian Pekerjaan Membuat Aplikasi Sederhana yang terkoneksi dengan alat yang terecord setiap
pembacaan ( Pengiriman data WIfi to Server)
LANGKAH 6 : MENGEVALUASI SOLUSI

6.1 KONDISI SEBELUM DAN SETELAH PERBAIKAN

Gugus meneliti hasil inovasi / perbaikan dari Minggu Ke 1-2 Mei 2022 dimana diperoleh hasil
sebagai berikut :
Berdasarkan Tingkat Ketelitian
Hasil Perbedaan Pembacaan Master dengan Duplikat
7.

Nitrogen Posf Kalium


or
% % %
Master Duplikat Master Duplikat Master Duplikat
Akurasi Akurasi Akurasi
155 34
152 ppm 98,06 82 ppm 82 ppm 100,00 35 ppm 97,06
ppm ppm

Keterangan Nitrogen (%) Fospor (%) Kalium (%)


Sebelum Inovasi 0.00 0.00 0.00
Setelah inovasi 98,06 100 97,06
Target 100.00 100.00 100.00

Dari Tabel dan Diagram diatas diketahui bahwa hasil yang telah dicapai gugus adalah alat
memiliki keakuratan 98,06 % untuk Nitrogen, 100 % untuk Fospor dan 97,06 % untuk
Kalium dari target yang ditetapkan yaitu 100%.

Keterangan Jumlah Unsur Hara


Sebelum Inovasi 0
Setelah inovasi 3
Target 5

Berdasarkan Jumlah Unsur Hara Yang Dapat Dideteksi


Dari Tabel dan Diagram diatas diketahui bahwa hasil yang telah dicapai gugus adalah 60%
dari target yang ditetapkan berdasarkan jumlah unsur hara yang dapat dideteksi. Hal ini
dikarenakan Gugus Tidak memperoleh Standar Uji yang memiliki 5 jenis unsur hara
sebagai standar acuan.
Berdasarkan Memberikan Alternatif Solusi

Gugus telah mempelajari kajian-kajian dalam pertanian bahwa tingkat kesuburan tanah /
fertility merupakan faktor utama dari keberhasilan pertanian. Oleh karena itu Gugus PKM
GRANULS kami membuat standar baru mengenai fertility yang tertera pada
display dan alat kami memiliki berat kira-kira 1 Kg.

VI.1 PERHITUNGAN BIAYA


Berikut Biaya Pembuatan 3 Alat + 1 Master Standar Secara Keseluruhan sebagai berikut :
1. Biaya Standar Tanah Dan Ongkos Kirim : Rp. 600.000,-
2. Biaya Pembelian Alat + Ujicoba : Rp. 2.247.288,-
3. Biaya Konsultasi : Rp. 200.000,-
4. Biaya Training : Rp. 250.000,-
5. Biaya Modifikasi Casing : Rp. 1.850.000,-
6. Biaya Lain-Lain : Rp. 200.000,-
Total : Rp. 4.347.288,-

VI.2 POTENSIAL BENEFIT


VI.3.1 Tangible Benefit
Penghematan yang telah dicapai setelah pembuatan alat :
Harga Ditawarkan Pihak External 1 buah (terlampir) : Rp. 51.810.000,-
Biaya Pembuatan Sendiri (3 Alat+1 Master Standar) : Rp. 4.347.288,-

Total : Rp. 47.462.712,-

VI.3.2 Intangible Benefit


● Inovasi PKM GRANULS merupakan inovasi pertama yang ada di PT. Pupuk Indonesia dan
Indonesia dengan sistem portable digital yang dapat merecord setiap pengukuran secara
automatic. Inovasi ini dapat diproduksi massal dan dipasarkan baik di lingkungan
perusahaan, rumah tangga maupun menambah core bisnis perusahaan.
● Inovasi PKM GRANULS merupakan jawaban dari Petugas Penyuluh Pertanian (PPL), Petani an
Dinas Pertanian yang menginginkan acuan baku dalam pembinaan terhadap petani guna
meningkatkan hasil pertanian yang optimal.
● Inovasi PKM GRANULS memiliki standar tersendiri yaitu Fertility dan sangat mudah dipakai
siapapun.
VI.3 MANFAAT POTENSIAL DITINJAU DARI QCD(SHE)M
Aspek Sebelum Inovasi Setelah Inovasi
●Petani dapat mengontol penggunaan
dosis pupuk sesuai kebutuhan nutrisi
● Potensi tidak maksimal
tanaman
Quality (Q) penyerapan nutrisi pada tanaman
●Petani dapat mengantisipasi
● Menurunnya produktivitas pertanian
atau mengurangi risiko
menurunnya produktivitas hasil
panen akibat
kelebihan/kekurangan unsur hara
● Potensi Pemborosan biaya ● Petani dapat mengatur dan save
pembelian pupuk tidak terkontrol keuangan karena saat ini membeli pupuk
● Dari Sisi Perusahaan Harus sesuai dengan kebutuhannya
Cost (C)
mengeluarkan Biaya Rp 51.810.000,- ● Biaya penghematan yang dikeluarkan
untuk membeli sebuah alat inovasi ini hanya sebesar Rp.4.347.288,-
(Ilmu + Ujicoba + 3 Alat + 1 Master).
penunjang
pihak external.
● Total waktu yang dibutuhkan untuk ● Tidak terjadi proses lahan kritis sehingga
Delivery (D)
perbaikan lahan lama. lahan siap ditanami kapanpun.

● Meminimalisir pencemaran lahan dan


Safety (S) ● Tingginya pencemaran lahan dan rusaknya tanaman sekaligus PT Pupuk
Health (H) rusaknya tanaman akibat Kaltim dapat menyarankan
Environment(E) penggunaan pupuk kimia berlebih penggunaan pupuk hayati untuk
mengurangi risiko
pencemaran lahan.
● Turunnya kepercayaan petani terhadap ● Meningkatnya kepercayaan petani
PPL dan AAE Pupuk Kaltim di terhadap PPL dan PT Pupuk Kaltim
Lapangan melalui pendekatan secara ilmiah.
Moral (M)
● Menurunnya semangat Bertani karena ● Meningkatkan semangat petani karena telah
tak kunjung ada peningkatan hasil ada alat control untuk mengantisipasi gagal
panen panen.
LANGKAH 7 : MENETAPKAN STANDARDISASI

7.1 STANDAR MASUKAN


No Nama Alat Spesifikasi
1. Kit Arduino Arduino UNO NodeMCU eps8266
2. Layar LCD Ukuran 20x4
3. Kabel Jumper -
4. Sensor Campuran Alloy
5. Papan/Case PCB
6. Baut dan Mur -
7 Batterai 9V
8 Stop Kontak -

7.2 STANDAR PROSEDUR


Setelah melakukan inovasi, saat ini kami menyertakan prosedur penggunaan alat (terlampir), yang meliputi
:
7.2.1 Handling Alat
7.2.2 Cara Pemakaian Alat
7.2.3 Cara Merecord Data
7.2.4 Cara Membersihkan Alat

7.3 STANDAR HASIL


7.3.1 Pencapaian target yang dicapai setelah melakukan inovasi adalah alat memiliki tingkat keakuratan
98,06% Untuk Nitrogen, 100% untuk Fospor dan 97,06 % untuk Kalium dari target yang ditetapkan
yaitu 100% masing-masing Unsur Hara.
7.3.2 Unsur Hara yang dapat diketahui secara cepat sebanyak 3 yaitu Nitrogen, Fospor dan Kalium dari 5
unsur hara yang ditetapkan. Pencapaian 60% dan tambahan dapat mengukur tingkat kesuburan
tanah.
7.3.3 Menghemat biaya pengadaan alat external hingga Rp 48.177.712,-
7.3.4 Alat lebih ringan hanya ± 1 Kg dan dapat digunakan dengan mudah. (Spesifikasi Alat External 5 Kg)
7.3.5 Hasil Inovasi PKM GRANULS dapat dibuat secara massal, dikomersilkan dan berpotensi menngkatkan
core bisnis pupuk indonesia.

7.4 JAMINAN ANTI SALAH


7.4.1 Alat GRANULS dikalibrasi setiap 6 bulan sekali dengan master alat / kalibrator.
7.4.2 Alat Kalibrator telah teruji akurat karena mengacu pada standar laboratorium yang digunakan pada uji
profisiensi laboratorium seluruh Indonesia.

7.4.3 Telah diuji pada tanaman pertanian maupun rumah tangga.

Komentar Pimpinan:

Tanda tangan: Tanda tangan: Tanda tangan:

Tanggal: Tanggal: Tanggal:


Ari Novan Setiono Budi Setiawan Mirza Rezia Litsbarki
Pimpinan (SPM Transformasi Digital) Fasilitator (PM Digitalisasi) Ketua Gugus PKM GRANULS
LANGKAH 8 : MENENTUKAN TEMA BERIKUTNYA

8.1. Identifikasi Masalah


Tema : Menurunkan Biaya Operasional Indigo Truck Tracking PT Pupuk Indonesia
Alasan : Belum ada biaya standar optimal yang relevan dalam pengimpelementasian perjalanan pada pengimplementasian Indigo Truck
Tracker.

8.2. Jadwal Aktifitas Perbaikan (P/A)


(Jadwal Aktifitas Perbaikan masing-masing tahapan dijabarkan berdasarkan siklus P-D-C-A)

Jadwal Aktifitas Perbaikan

 Mei 2022  Juni 2022 Juli 2022 Jml


 Agust 2022 %
KEGIATAN W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 W1 W2 W3 W4 Pertemuan Hadir

Menentukan Aktifitas P
A
Mengidentifikasi P
Penyebab A
P Menentukan Solusi P
A
Merencanakan Perbaikan P
A
Menerapkan Rencana P
D Perbaikan A
Mengevaluasi Solusi P
C A
Menetapkan Standarisasi P
A
A Menentukan Tema P
Berikutnya A

8.3. Mengesahkan Tema Berikutnya

Komentar Pimpinan:

Tanda tangan: Tanda tangan: Tanda tangan: Tanda tangan:

Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:


Fasilitator Sponsor
Pimpinan Fasilitator Ketua
(bila ada)
LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2. Book Of Pertanian (Cover)
Untuk File Lengkap bisa menghubungi Tim PKM GRANULS
Lampiran 3. Penawaran Harga dan Gambar Pihak Eksternal
Lampiran 4. Sensor Pendeteksi NPK Yang Dijual Dipasaran Dunia
Lampiran 5. Standar Prosedur
Cara Handling Alat
1. Buka Alat GRANULS secara hati-hati
2. Jauhkan dari jangkauan anak-anak
3. Jangan sampai terjatuh
4. Jangan Dicuci dengan cairan Asam

Cara Pemakaian Alat


1. Keluarkan Alat Dari Kotaknya
2. Pastikan Sensor Bersih Dari kotoran
3. Nyalakan Alat Dengan Menekan Tombol On Berwarna Merah
4. Tunggu Hingga Alat Stabil sekitar 20 detik
5. Alat Siap Digunakan dan hasil tertera pada display
6. Setelah memakai, bersihkan dan simpan kedalam kotak

Cara Merecord Data


1. Buka APK GRANULSPRO dan hubungkan ke internet.
2. Nyalakan Alat dengan menekan tombol On.
3. Hubungkan alat ke APKSmartphone yang sudah terhubung dengan internet.
4. Setelah Connect, Anda Dapat langsung menggunakannya pada tanah yang anda inginkan
dengan menacapkan sensor ke tanah.
5. Data Dari Alat akan mengirim data dan tersimpan pada database.
6. Matikan setelah digunakan dengan menekan tombol Off Berwarna Merah.

Cara Membersihkan Alat


1. Siapkan Kain Planel
2. Basahi Kain Planel dengan Air
3. Seka Sensor dan badan alat
4. Keringkan dengan kain dan masukkan kedalam Kotak
Lampiran 6. Kinerja Alat Dibeberapa Lokasi
Check Pada Malam Hari

Check Lahan tandus

Check Lahan Dengan Adanya Rumput Liar


Check Pada Lahan Demplot Padi Yang Berhasil

Check Pada Tanaman Rumah


Check Alat Pada Tanaman Sayuran

Tidak Ada Respon Jika Tidak Ditancapkan ke Tanah (Tak Terdeteksi Unsur Hara)
Check pada Tanaman Jagung

Check Pada Tanaman Ubi Jalar


Lampiran 7 . Kuitansi Pembelian Alat, Bahan dan Biaya Training
49

Anda mungkin juga menyukai