Anda di halaman 1dari 4

No.

Dokumen:
003/SHE/SOP.VI/19 STANDARD OPERATION PROCEDURE
Tgl. Berlaku: 01 Juni 2019
Status Revisi: -- PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
TUMPAHAN DAN KEBOCORAN BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DAN
LIMBAH B3
Halaman: 5 Halaman DEPARTEMEN : SAFETY HEALTH AND
ENVIRONMENT (SHE)

1. TUJUAN :
1.1 Pedoman dalam pencegahan dan penanganan kebocoran B3 dan limbah B3 yang tercecer /
tumpah
1.2 Mencegah dan menanggulangi pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang diakibatkan
limbah B3
2. CAKUPAN :
2.1 Standar Operasional Prosedur ini mencangkup kegiatan identifikasi, pencegahan dan penanganan
tumpahan B3 dan limbah B3 oleh seluruh karyawan dan pihak eksternal di area JO. Bumikalog
3. DEFINISI :
3.1 Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan baik berupa cair maupun padat
3.2 Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena
sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkunganhidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan,serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain
3.3 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
yang mengandung B3
3.4 Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan, standar (25°C, 750mmHg)
dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan
tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya
3.5 Limbah mudah terbakar adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :
3.5.1 Limbah yang berupa cairan yang mengandung alcohol kurang dari 24% volume dan atau
pada titik nyala tidak lebih dari 60 °C (140°F) akan menyala apabila terjadi kontak
dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg

Disusun oleh
SHE BUMIKALOG Page 1
3.5.2 Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar (25°C,
760mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air
atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran
yang terus menerus
3.6 Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :
3.6.1. Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan
perubahan tanpa peledakan
3.6.2. Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air
3.6.3. Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi
kesehatanmanusia dan lingkungan
3.6.4. Merupakan limbah Sianida, Sulfida atau Amoniak yang pada kondisi pH antara 2 dan
12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan
3.6.5. Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhudan tekanan standar (25°C,
760 mmHg)
3.6.6. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau
limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
3.7 Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia
atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke
dalam tubuh melalui pernafasan kulit atau mulut
3.8 Limbah bersifat korosif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :
3.8.1 Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
3.8.2 Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE1020) dengan laju korosi lebih
besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55°C
3.8.3 Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih
besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa
3.9 Dalam proses bongkar muat B3 maupun limbah B3, petugas harus mengetahui sifat dan
karakter barang yang dibongkar atau muat
3.10 Penyusunan kontainer B3 dan limbah B3 pada kereta harus dipisah dan tidak boleh dicampur
dengan gerbong barang umum atau gerbong barang khusus

Disusun oleh
SHE BUMIKALOG Page 2
4. REFERENSI
4.1 Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
4.2 Peraturan Menteri Perhubungan no 48 tahun 2014
4.3 Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
4.4 PPLI tentang Pengelolaan dan Penanganan B3 dan Limbah B3
4.5 Undang – undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

5. PROSEDUR DAN TANGGUNG JAWAB


NO KEGIATAN TANGGUNG JAWAB
5.1 5.1.1 Tindakan Pencegahan Kebocoran B3 atau Limbah B3
 Melakukan pengecekan menggunakan lembar survey Krani
container untuk mengetahui kondisi container sebelum
dibongkar dari truck
 Mendokumetasikan kondisi container secara fisik dan Krani, Admin dan Asst
dibuatkan berita acara hasil survey container beserta Man
dokumentasinya
 Sebelum proses bongkar, harus diketahui karakteristik B3 Asst Man dan SHE
dan Limbah B3 melalui stiker yang dipasang di kontainer
 Jika kondisi kontainer tidak baik, damage dan tidak Asst Man dan SHE
aman, maka pihak JO Bumikalog berhak menolak proses
bongkar
 Setelah proses bongkar,untuk penempatan kontainer Asst Man dan SHE
harus disendirikan di blok yang sudah di khususkan untuk
kontainer B3 dan Limbah B3 dan agar tidak tercampur
dari kontainer barang yang lainnya

5.1.2 Tindakan Penanganan Kebocoran B3 atau Limbah B3


 Penggunaan APD yang dibutuhkan sebelum melakukan Asst Man dan SHE
penanganan bagi semua yang berada di CY
JO.BumiKalog
 Sterilisasi area sekitar kebocoran / tumpahan B3 atau Asst Man, SHE dan
limbah B3 dengan menggunakan police line Security

Disusun oleh
SHE BUMIKALOG Page 3
 Jika limbah B3, kenali dulu jenis limbah tersebut
berbahaya atau tidak sebagai bentuk identifikasi Asst Man dan SHE
 Segera laporkan kejadian tersebut kepada manajemen
serta koordinasi dengan ekspeditur dan pengelola Asst Man
kontainer yang bocor tersebut untuk tindak lanjut
penanganannya
 Melarang dan menindak tegas kepada semua yang tidak Security
berkepentingan untuk dilokasi terjadinya kebocoran
 Melarang dan menindak tegas bagi siapa pun yang Asst Man, SHE dan
mendokumentasikan kejadian tanpa alasan apapun Security
 Mempersiapkan alat dan beberapa perlengkapan seperti
absorbent, pasir, serbuk gergaji, masker, sekop, dll untuk SHE
penanganannya
 Tutup akses aliran tumpahan apabila menuju ke tanah SHE
terbuka atau selokan
 Bekas ceceran dan tumpahan yang dibersihkan dengan
absorbent dll dibuang ditempat atau wadah yang SHE
bertuliskan “Barang Terkontaminasi B3”
 Setelah proses penanganan bekas ceceran / tumpahan
limbah di bersihkan dengan pasir, serbuk gergaji dan air SHE
bersih sebagai bentuk penanggulangan lingkungan

5.2 5.2.1 Tindakan Jika Terkena / Terpapar B3 atau Limbah B3


 Segera dilakukan penanganan pertama dengan menyiram
SHE
air bersih ke bagian tubuh yang terkena B3 atau limbah
B3
 Memberikan obat yang diperlukan dan dibutuhkan
SHE
sebagai bentuk penanganan pertama pada kecelakaan
 Menghubungi pihak kesehatan sebagai bentuk tindak
Asst Man dan SHE
lanjut penanganan pada kecelakaan tersebut

Disusun oleh
SHE BUMIKALOG Page 4

Anda mungkin juga menyukai