Anda di halaman 1dari 22

RANGKUMAN MATA KULIAH PLI

disusun oleh:

Abulija Maskarai (221411901)


Kelas (4ME E)

PRODI TEKNOLOGI REKAYASA MANUFAKTUR


JURUSAN TEKNIK MANUFAKTUR
POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
2021 – 2022
Materi 1. Perkembangan dan Isu Lingkungan
Permasalahan lingkungan hidup, terdapat 5 masalah utama lingkungan, beserta contohnya, yaitu:
1. Penurunan keanekaragaman hayati
 Perusakan habitat (contoh: penebangan pohon ilegal)
 Kepunahan spesies, habitat rusak dapat menyebabkan kepunahan spesies.
2. Penurunan ketersediaan pangan
 Perusakan dan pengurangan luas lahan pertanian
 Penurunan air tanah
 Penggurunan
 Erosi tanah
 Penggenangan tanah
 Pemiskinan zat hara
 Penggaraman tanah
 Penangkapan ikan yang berlebih
 Penggembalaan yang berlebih
3. Produksi limbah
 Limbah padat
 Limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun)
4. Pencemaran air
 Pengendapan, akibat masalah didasar air tidak terselesaikan.
 Bahan kimia beracun
 Kelebihan hara
 Pestisida
 Tumpahan minyak
5. Pencemaran udara
 Perubahan cuaca global
 Perusakan lapisan ozon
 Hujan asam
 Pencemaran udara daerah urban
Periode perkembangan lingkungan hidup di dunia:
1. Tahun 1972
U.N. Conference on the Human Environment di Stockholm, Swedia.
Menghasilkan asas “Deklarasi Stockholm” yang berbunyi “Perkembangan adalah hak
setiap bangsa, namun proses perencanaannya harus mempertimbangkan dampak terhadap
lingkungan”
2. Tahun 1992
U.N. Conference on the Human Environment di Rio de Janeiro, Brasil.
Menghaasilkan a.l. “Agenda 21” yang merupakan suatu rencana tindak untuk
melangsungkan pembangunan berkelanjutan pada abad 21.
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yaitu proses
pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb.) yang berprinsip “memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”.
3. Tahun 2002
World Summit on Sustainable Development di Johannesburg, Afrika Selatan.
Konferensi ini bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan dan kegagalan yang dicapai sejak
KTT ke-2 di Rio de Janeiro, Brasil, 1992.
4. Tahun 2007
United Nations Climate Change Conference di Bali, Indonesia. Menghasilkan
“Bali Roadmap” sebagai persiapan untuk konferensi perubahan iklim di Copenhagen,
Denmark pada tahun 2009.
5. Tahun 2009
15th Annual United Nations Climate Change Conference di Copenhagen,
Denmark. Menghasilkan “Perjanjian Copenhagen” bersifat tidak mengikat berupa
rencana untuk mitigasi dan adaptasi pemanasan global dan perubahan iklim.

6. Tahun 2010
16th United Nations Climate Change Conference di Cancún, Meksiko.
Menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan Green Climate Fund dan Climate
Technology Centre.
7. Tahun 2011
United Nations Climate Change Conference di Durban, Afrika Selatan.
Menghasilkan “Paket Durban” yang menyepakati melanjutkan Protokol Kyoto ke tahap-2
yang maksimal hingga tahun 2020.
8. Tahun 2012
United Nations Climate Change Conference di Doha, Qatar. Menghasilkan
keputusan untuk menyetujui perpanjangan masa “Protokol Kyoto” selama 8 tahun sampai
tahun 2020.
9. Tahun 2013
2013 United Nations Climate Change Conference di Warsawa, Polandia.
Menghasilkan kesepakatan antara lain: 1. Penajaman rencana kerja menuju kesepakatan
2015, dan 2. Penyaluran pendanaan perubahan iklim pasca 2020.
10. Tahun 2014
2014 United Nations Climate Change Conference di Lima, Peru. Menghasilkan
penetapan dasar untuk adopsi perjanjian universal mengenai perubahan iklim yang lebih
berarti/konklusif pada tahun 2015. Serta melahirkan Agenda Aksi Lima-Paris (Lima-
Paris Action), yang merupakan agenda untuk mengkatalisasi tindakan untuk mengatasi
perubahan iklim, berkontribusi dalam pencapaian tujuan dari U.N. Framework
Convention on Climate Change, dan lebih meningkatkan aspirasi sebelum tahun 2020
serta mendukung perjanjian tahun 2015.

Isu-isu lingkungan hidup di dunia:


1. Fenomena pemanasan global (global warming)
Merupakan fenomena yang berlangsung di atmosfir karena peningkatan
konsentrasi gas rumah kaca (seperti CO2) di atmosfir.
2. Perubahan iklim (climate change)
Materi 2. Ekologi
Ilmu ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungan fisiknya dan dengan makhluk hidup yang lain.
Ilmu lingkungan adalah ilmu interdisipliner yang mempelajari bagaimana manusia
berinteraksi dengan lingkungan abiotik (materi dan energy).

Jenis lingkungan:
1. Lingkungan fisik (physical environment)
2. Lingkungan biologi (biological environment)
3. Lingkungan sosial (social environment)

Ekosistem merupakan suatu kesatuan dinamis yang terdiri dari komunitas berbagai spesies
yang berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik.
Jenis ekosistem:
 Daratan: hutan tropis, gurun pasir, savana
 Air tawar: danau, sungai, lahan basah
 Lautan: laut terbuka, muara sungai
 Binaan: kota, desa, pertanian
Materi 3. Urbanisasi dan Kota yang Berkelanjutan
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari luar kota atau desa ke kota.
Faktor-faktor pertumbuhan urban:
1. Alami
a. Angka kelahiran lebih banyak daripada kematian
b. Suplai makanan dan tingkat pelayanan kesehatan yang lebih baik
2. Imigrasi
3. Perluasan batas wilayah kota ke desa-desa di pinggiran kota
4. Reklasifikasi desa menjadi kota

Kota adalah sistem ekologi dalam bentuk ekosistem binaan (man-made or built ecosystem)
Model-model perkotaan:
1. Kota memusat, yaitu kota yang berkembang kearah keluar dari CBD (central business
district) mengikuti lingkaran-lingkaran seiring dengan bertambahnya penduduk.
2. Kota sektoral, yaitu kota yang tumbuh seperti potongan-potongan kue dimana daerah
komersial, industry, dan permukiman tumbuh kearah luar dari CBD sepanjang jalur
utama.
3. Kota berpusat jamak, merupakan kota yang berkembang dengan sekelilingnya merupakan
sejumlah pusat atau kota satelit.

Macam-macam permasalahan lingkungan kota:


1. Kepadatan penduduk yang tidak ideal
2. Permukiman kumuh
3. Pencemaran udara, tanah, dan air
4. Pemakaian energi yang tinggi
5. Pedagang kaki lima yang menjamur
6. Kemacetan lalu lintas
7. Sampah yang meningkat
8. Emisi gas rumah kaca
9. Terbentuknya “urban heat island”, dll.
Manfaat adanya hutan kota:
1. Pariwisata alam
2. Rekreasi
3. Olahraga
4. Penelitian dan pengembangan
5. Pendidikan
6. Pelestarian plasma nutfah
7. Budidaya hasil hutan bukan bayu

Macam-macam bentuk perkotaan dengan hutan kota:


 Hutan perkotaan (urban forest) seperti di Los Angeles, Amerika Serikat.
 Sabuk hijau (green belt) seperti di Tokyo, Jepang dan di Ottawa, Canada.
 Kota taman (garden cities) seperti Welwyn Garden di London, Inggris.
Materi 4. Sumber Daya Air
Ekosistem akuatik merupakan ekosistem yang dikuasai oleh air tawar dan merupakan habitat dari
berbagai makhluk hidup.
Macam-macam ekosistem akuatik:
 Ekosistem lentk: yaitu badan air tawar tergenang seperti danau, kolam, dan rawa.
 Ekosistem lotik: yaitu badan air tawar mengalir seperti sungai, parit, dan selokan.

Suksesi danau:
1. Danau oligotrofik yaitu danau yang sedikit bahan makanan
2. Danau mesotrofik yaitu danau perantara antara danau oligotrofik dan danau eutrofik
3. Danau eutrofik yaitu danau yang kaya akan bahan makanan

Tujuan dibuatnya waduk:


 Menampung air genangan supaya dapat dimanfaatkan ketika musim kemarau
 Mengendalikan banjir yang terjadi
 Untuk irigasi atau mengairi wilayah pertanian
 Sebagai pembangkit listrik tenaga air
 Untuk penambakan atau pemeliharaan ikan dan hewan air lainnya
 Sebagai tempat rekreasi

Permasalahan utama pada air permukaan:


1. Gangguan secara alami, missal musim kemarau/hujan yang panjang
2. Pencemaran

Penyelesaian masalah:
1. Penghematan air
2. Perlindungan dan pelestarian hutan
3. Pengurangan pencemaran
4. Pemberlakuan sanksi dan biaya pajak
5. Serta mengembangkan teknologi untuk pengolahan air dan penghematan air serta
teknologi daur ulang air.
Materi 5. Sumber Daya Pangan
Tantangan sektor pertanian:
 Menyediakan cukup pangan untuk semua penduduk bumi

Di Indonesia terjadi penurunan pangan yang disebabkan:


1. Pertumbuhan jumlah penduduk
2. Peningkatan standar hidup yang mendorong peningkatan keinginan dan kebutuhan
3. Perusakan lahan pertanian akibat erosi dan pengembangan untuk industry dan urbanisasi
4. Tidak adanya penambahan irigasi
5. Penggunaan pupuk yang menurun
6. Alih fungsi lahan

Jenis-jenis pertanian:
1. Pertanian modern (industrial), yang membutuhkan modan serta energi yang banyak
2. Pertanian tradisional, akan menghasilkan pangan yang cukup untuk kebutuhan sendiri,
dengan sisa atau cadangan yang sedikit.
a. Pertanian tradisional subsisten
b. Pertanian tradisional intensif

Pemecahan masalah pertanian:


1. Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
a. Membiarkan jerami/sisa tanaman di lading pertanian untuk mencegah
pertumbuhan alang, terjadinya erosi, dan mempertahankan kelembaban tanah dan
ketersediaan nutrisi
b. Merotasi penanaman
c. Menanam secara tumpang sari untuk mencegah penurunan nutrisi tanah
d. Melaksanakan aneka tani untuk meningkatkan jenis kegiatan
e. Melakukan pengendalian hama terpadu
2. Bioteknologi, yaitu mengembangkan teknik rekayasa genetika dengan tujuan pemuliaan
dalam jangka waktu yang singkat
a. Tanaman yang tahan terhadap hama penyakit
b. Tanaman yang toleran terhadap kekeringan, suhu dingin, dan tanah yang ber-pH
rendah
3. Mempertimbangkan kesesuaian iklim dan lahan
4. Diversifikasi pangan, yaitu upaya peningkatan konsumsi aneka pangan non beras dengan
prinsip gizi seimbang
Materi 7. Ekonomi dan Lingkungan
Ekonomi adalah pengelolaan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan
masyarakat.
Teori ekonomi:
1. Ekonomi klasik: membahas pengaruh bila suplai suatu sumberdaya menjadi langkah.
2. Ekonomi neoklasik: memusatkan perhatian pada aliran barang, jasa, dan faktor-faktor
produksi (lahan, tenaga kerja, modal) antara bisnis dan pekerja/konsumen individual.
3. Ekonomi ekologis: mencoba menetapkan harga terhadap sistem alami dan proses ekologi.

Parameter dalam ekonomi:


1. Net National Product (NNP), yaitu nilai pasar barang dan jasa suatu Negara dikurangi
depresiasi
2. Index of Sustainable Economic Welfare (ISEW), yaitu indikator ekonomi yang bertujuan
menggantikan GNP dan GDP
3. Genuie Progress Index (GPI), yaitu indikator yang diusulkan sebagai pengganti GNP
untuk mengukur pertumbuhan ekonomi
4. Environmental Performance Index (EPI), yaitu metoda untuk pengukuran yang
menunjukkan kualitas lingkungan hidup di Negara tersebut

Modal adalah segala bentuk kekayaan yang dipergunakan untuk menghasilkan kekayaan lebih
banyak lagi.
Macam-macam modal:
1. Modal alami: barang dan jasa yang disediakan oleh alam
2. Modal manusia: pengetahuan, pengalaman, dan kegiatan manusia
3. Modal buatan: alat-alat, infrastruktur, dan teknologi
4. Modal sosial: nilai-nilai ataupun norma dalam kehidupan bermasyarakat

Sumberdaya adalah segala sesuatu yang berpotensi untuk digunakan dalam menghasilkan
kekayaan dan memberikan kepuasan.
Jenis sumberdaya:
1. Sumberdaya yang tidak terbaharui, missal: mineral dan bahan bakar fosil
2. Sumberdaya yang terbaharui, missal: sinar matahari
3. Sumberdaya abstrak, missal: sumberdaya yang digunakan oleh industri pariwisata yang
bersifat abstrak

Pembangunan berkelanjutan didasarkan pada penggunaan sumberdaya terbaharui yang


harmonis dengan sistem ekologi, dengan tujuan memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi
kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Tujuan khusus:
 Pergeseran demografis kearah populasi dunia yang stabil dengan laju kelahuran dan
kematian yang rendah
 Pergeseran energy kearah efisiensi tinggi dalam produksi dan penggunaan, diiringi
dengan peningkatan ketergatungan kepada sumberdaya yang terbaharui
 Pergeseran sumberdaya kearah pemanfaatan masukan alam tanpa menghabiskan modal
alam
 Pergeseran ekonomi kearah pembangunan berkelanjutan dan pembagian keuntungan
yang lebih luas
 Pergeseran politik kearah negoisasi global dengan melihat kepentingan bersama antara
semua Negara
 Pergeseran etis atau spiritual kearah sikap yang tidak memisahkan kita dengan alam atau
dengan sesame.
Materi 8. Kebijakan Lingkungan Hidup Nasional
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Ruang lingkup UU No. 32 Tahun 2009:
1. Perencanaan
2. Pemanfaatan
3. Pengendalian
4. Pemeliharaan
5. Pengawasan
6. Penegakan hokum

Instrumen pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup menurut UU 32/2009:


1. KLHS
2. Tata ruang
3. Baku mutu LH (lingkungan hidup)
4. Kriteria baku kerusakan LH
5. AMDAL
6. UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup)
7. Perizinan
8. Instrumen ekonomi LH
9. PUU berbasis LH
10. Anggaran berbasis LH
11. Analisis risiko LH
12. Audit LH, dan instrumen lain sesuai kebutuhan.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) merupakan proses sistematis untuk


mengevaluasi konsekuensi terhadap lingkungan hidup dari inisiatif usulan Kebijakan, Rencana,
atau Program (KRP) dalam rangka memastikan adanya pertimbangan LH yang tepat dan
dilaksanakan pada tahapan seawall mungkin dari proses pengambilan keputusan KRP selain
pertimbangan ekonomi dan sosial.
Nilai dasar KLHS:
1. Keterkaitan (interdependency)
2. Keseimbangan (equilibrium)
3. Keadilan sosial dan ekonomi (socio-economic justice)

Prinsip-prinsip KLHS:
1. Sesuai tujuan (fit for purpose)
2. Bersifat obyektif (objective led)
3. Dijiwai oleh semangat keberlanjutan (sustainability led)
4. Komprehensif (icomprehensive scope)
5. Relevan untuk keputusan (decision relevant)
6. Integratif (integrative)
7. Partisipatif (partisipative)
8. Efektif biaya (cost-effectiveness)

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan kajian tentang dampak


penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan.

Skema AMDAL:
Penilaian kelayakan lingkungan:
1. Tidak layak lingkungan, jika:
a. Dampak negatif tidak dapat diatasi
b. Biaya penanggulangan dampak negatif lebih besar dari manfaat dampak positif
2. Layak lingkungan, jika:
a. Semua dampak negatif sudah dikaji dan dapat dikelola dengan cara yang
disepakati seluruh stakeholders

Surat kelayakan lingkungan kadaluarsa jika rencana kegiatan tidak juga dilaksanakan dalam 3
tahun.

Manfaat AMDAL:
1. Aspek pengambilan keputusan: memberikan dasar dan pertimbangan bagi pihak
berwenang dalam memutuskan boleh tidaknya suatu rencana kegiatan untuk dilanjutkan
2. Aspek teknis: meminimalisasi dan menghindari dampak lingkungan sehingga terwujud
pembangunan yang berkelanjutan
3. Aspek komunikasi: mendapat consensus mengenai kelanjutan rencana kegiatan dengan
berbagai pihak yang terlibat, termasuk masyarakat terdampak
4. Aspek perencanaan: menjaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan agar dampak
dapat diperkirakan sejak awal perencanaan
5. Aspek akuntabilitas: menjaga akuntabilitas pemrakarsa dan pemerintah dengan
memberikan ruang bagi keterlibatan masyarakat dalam proses rencana
6. Aspek perijinan: memberikan dasar dan pertimbangan bagi pihak pemberi ijin untuk
menerbitkan perijinan terkait dan syarat-syarat di dalamnya
7. Aspek informasi: memberikan informasi atau data mengenai kondisi dan status
lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk perencanaan wilayah, kajuan kebijakan, dan
sebagainya.

Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya.
Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat,
energy, dan komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
Baku mutu lingkungan merupakan batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.

Analisa risiko lingkungan merupakan rangkaian analisa yang dilakukan untuk


memprakirakan tingkat probabilitas dari terjadinya suatu dampak dan /atau risiko lingkungan.
Analisa risiko lingkungan meliputi: 1. Pengkajian risiko, 2. Pengelolaan risiko, 3.
Komunikasi risiko.

Manajemen lingkungan adalah suatu kerangka kerja yang dapat di integrasikan ke dalam
proses-proses bisnis yang ada untuk mengenal, mengukur, mengelola, dan mengontrol dampak
lingkungan secara efektif.

ISO (International Organization for Standarization) 14000 adalah standar intrernasional


mengenai manajemen lingkungan yang dikeluarkan oleh ISO, dan penerapannya bersifat
sukarela.

Tujuan sistem manajemen lingkungan:


1. Meningkatkan kondisi kerja yang produktif
2. Mengintegrasikan pengelolaan bisnis dan lingkungan
3. Mengurangi dampak kerusakan lingkungan
4. Membentuk budaya berkelanjutan dalam organisasi
5. menanamkan nilai-nilai moral dan saling kepercayaan antar elemen organisasi
6. Melindungi Lingkungan Hidup/SDA
7. Mencegah pencemaran yang berimbang dengan keperluan sosial-ekonomi-budaya
kesehatan masyarakat
8. Meliput isu lengkap yang berkaitan dengan rencana strategi dan persaingan yang makin
mengglobal
9. Jaminan membina usaha yang akrab dan ramah LH/SDA
10. Menuju PBBL yang nyata

Plan-Do-Check-Act
 Plan: proses pembuatan tujuan dan program yang diperlukan untuk mendapatkan hasil
yang sesuai dengan kebijakan lingkungan organisasi
 Do: proses pelaksanaan program dan sistem yang telah direncanakan
 Check: proses pemantauan dan pengukuran proses terhadap kebijakan lingkungan,
sasaran, peraturan perundangan dan juga pelaporan hasilnya
 Act: proses pengambilan tindakan untuk memperbaiki secara berkesinambungan kinerja
sistem pengelolahan lingkungan.
Materi 9. Green Industry
Industri hijau (green industry) adalah industri yang dalam proses produksinya
mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya secara berkelanjutan,
sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan
hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.
Secara singkat, green industry adalah industri yang efisien dan rendah emisi karbon
sehingga ramah lingkungan

Tuntutan global yaitu global demand atau permintaan global:


1. Public opinion = opini publik
2. Green consumer power = kekuatan konsumen ramah lingkungan
3. Global consensus = kesepakatan bersama global
4. Government regulation = peraturan pemerintah
5. Employees = pegawai
6. Investor/bank/insurers (perusahaan asuransi)

Konsep pembangunan berkelanjutan: generasi yang akan datang tidak kurang sejahteranya
disbanding generasi saat ini.

Konsep pengelolaan lingkungan:


1. Pendekatan kapasitas daya dukung lingkungan (carrying capacity approach)
2. Pendekatan pengolahan limbah yang terbentuk (end of pipe treatment)
3. Pendekatan dengan konsep pencegahan pencemaran (cleaner production)

Kawasan industry berwawasan lingkungan (eco-industrial park/estate) merupakan


sekumpulan industri dan bisnis jasa yang berlokasi pada suatu tempat di mana pelaku di
dalamnya bekerja sama dalam meningkatkan kinerja lingkungan, ekonomi, dan sosialnya dalam
mengelola isu lingkungan dan sumberdaya.
Tujuannya untuk memperbaiki kinerja ekonomi bagi industri di dalamnya dengan cara
meminimalkan dampak lingkungannya.
Program-program pengembangan industri berwawasan lingkungan:
1. Eco-Industrial Park (Estate)
2. Virtual Eco-Industrial Park
3. By-Product Ecchange
4. Eco-Industrial Network

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup


(PROPER) merupakan salah satu upaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk
mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen
informasi.
Peringkat dalam PROPER:
1. Peringkat emas: untuk usaha atau kegiatan yang telah berhasil melaksanakan upaya
pengendalian pencemaran dan kerusakan hidup atau melaksanakan produksi bersih dan
mencapai hasil yang sangat memuaskan
2. Peringkat hijau: untuk usaha atau kegiatan yang telah berhasil melaksanakan upaya
pengendalian pencemaran dan kerusakan hidup dan mencapai hasil lebih baik dari
persyaratan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
3. Peringkat biru: untuk usaha atau kegiatan yang telah berhasil melaksanakan upaya
pengendalian pencemaran dan kerusakan hidup dan mencapai hasil yang sesuai dengan
persyaratan minimum sesuai dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Peringkat merah: untuk usaha atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya
pengendalian pencemaran dan kerusakan hidup namun belum mencapai persyaratan
minimum dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
5. Peringkat hitam: untuk usaha atau kegiatan yang belum melaksanakan upaya
pengendalian pencemaran dan kerusakan hidup yang berarti.
Materi 10. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja: kondisi ketika pekerja terlindungi dari cedera yang disebabkan oleh
kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan
Kesehatan kerja: kondisi ketika pegawai terhindar dari berbagai penyakit baik fisik dan
psikis yang disebabkan oleh pekerjaan

Faktor yang mempengaruhi kesehata tenaga kerja:


1. Lingkungan kerja
a. Fisik = bising, radiasi, penerangan minim, temperature ekstrim, getaran
b. Kimia = debu, gas, asap, kabut
c. Biologi = jamur, bakteri, virus, parasit, serangga
d. Ergonomi = posisi kerja, cara kerja, beban kerja
e. Psikologi = hubungan dengan orang, pekerjaan, dan lingkungan kerja
2. Beban kerja
a. Fisik
b. Mental
3. Kapasitas kerja
a. Ketrampilan
b. Kesegaran jasmani dan rohani
c. Status kesehatan
d. Usia
e. Ukuran tubuh

Faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja:


1. Tindakan tidak aman, yaitu suatu kondisi dimana terjadi pelanggaran terhadap prosedur
keselamatan yang memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja
2. Kondisi tidak aman, yaitu suatu kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja.

Perhitungan angka frekuensi kecelakaan:


banyaknya kecelakaan ×1.000 .000
F=
jammanusia total
Perhitungan angka beratnya kecelakaan:
jumlah hilangnya hari kerja× 1.000
S=
jam manusia total

Dalam penggunaan APD (alat pelindung diri) harus menyesuaikan fungsi dengan
pekerjaan yang akan dilakukan supaya tetap aman dan nyaman.
Perlengkapan-peralatan keselamatan kerja:
1. Pelindung kepala = helm dan alat pelindung rambut
2. Pelindung kebisingan = earplug (menutup lubang telinga) / earmuff (menutup telinga)
3. Pelindung wajah = kacamata / face shield
4. Pelindung tangan = safety gloves
5. Pelindung kaki = safety shoes
6. Pelindung badan = apron

Anda mungkin juga menyukai