Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggolongan minyak ada tiga penggolongan, salah satunya adalah
minyak mineral atau Petroleum. Petroleum adalah hidrokarbon yang terbentuk
proses dekomposisi dan tranformasi termal dari hewan-hewan di dasar laut purba
(AISI, 2008). Campuran hidrokarbon yang masih tercampur dari fase gas, cair dan
padat dinamakan Recervoir. Untuk pengambilannya digunakan cara dibor dan
apabila tekanan dalam tanah tinggi, maka fase gas akan mendorong recervoir
untuk naik keatas. Jika tekanannya rendah, maka akan dilakukan penginjeksian
zat salah satunya air atau bisa menggunakan pompa sehingga recervoir bisa naik
keatas. Recervoir yang sudah terangkat kemudian diolah. Salah satu hasil
olahannya adalah Crude Oil. Crude Oil adalah cairan coklat kehijauan sampai
kehitaman yang terdiri dari karbon dan hidrogen. Crude Oil adalah bahan mentah
yang selanjutnya bisa diolah untuk bahan bakar kendaraan, bahan untuk di jalan
raya, bahan bakar pesawat terbang, bahan bakar diesel.
Analisa kualitas dari crude oil bisa dipengaruhi beberapa faktor yaitu
sampling. Sampling ini meliputi cara untuk mengambil sample dan alat yang
digunakan. Cara kedua dengan cara penanganan sample mulai dari pengemasan
dari sample dan penyimpanan sample. Untuk parameter analisa dari Crude Oil
yaitu Specific Gravity and Density, Vicosity, Water Content, Sulfur Content, Fire
Point, Water and Sediment. Parameter tersebut memiliki alat masing-masing
(Zulkifli, 2008).
Salah satu parameter pengujian kualitas dari Crude Oil adalah dengan
mengukur viskositas. Kekentalan (viscosity) didefinisikan sebagai gesekan
internal atau gesekan fluida terhadap wadah dimana fluida itu mengalir
(siregar,2013). Pengukuran viskositas biasa menggunkan metode bola jatuh.
Metode ini menggunakan bola yang dijatuhkan dari titik atas ke titik bawah. Bola
yang dijatuhkan tadi didapatlah waktu tempuh bola dari titik atas menuju titik

1
bawah. Waktu tempuh tersebut memiliki hubungan untuk mencari koefisien
viskositas.
Pengukuran viskositas Crude Oil biasanya menggunakan alat viskometer.
Cara kerja alat tersebut adalah Crude Oil dimasukkan ke dalam kapiler viscometer
dan dipanaskan 60 oC selama 1 jam. Kemudian ukur waktu aliran Crude Oil dalam
viscometer dengan stopwatch (Zulkifli, 2008). Alat yang digunakan pada
PetroChina International Jabung Ltd memiliki keunggulan yaitu alat viskometer
memiliki pemanas sehingga tidak perlu operator memanaskan Crude Oil yang
ingin diukur. Tujuan dari pemanasan Crude Oil adalah untuk mengencerkan
Crude Oil sehingga ketika dilakukan pengukuran viskositas tidak terjadi
pengendapan pada kapiler viscometer.

Pengukuran viskositas Crude Oil masih bersifat manual, yaitu


pengambilan data waktu tempuh aliran dari Crude Oil masih menggunakan
Stopwatch oleh manusia. Pada pengambilan data tersebut, akan terjadi perbedaan
pengukuran apabila dilakukan oleh berbagai manusia sehingga nilai presisi dari
Crude Oil akan berbeda.

Pada uraian diatas, permasalahan yang terjadi pada pengukuran viskositas


adalah pengukuran secara manual. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
tentang pengukuran viskositas secara otomatis.

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan uraian di bagian latar belakang maka dapat dirumuskan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pengukuran viskositas
Geragai Crude Oil masih menggunakan metode manual dan bersifat subjektif.
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembuatan dan penelitian konsep ini, diberikan beberapan batasan
masalah sebagai berikut:
1. Kegiatan dilakukan pada Laboratorium PetroChina International Jabung
Ltd.
2. Objek yang digunakan adalah Geragai Crude Oil.

2
3. Kegiatan pengambilan data dilakukan dalam kondisi massa jenis yang
sama.
4. Penelitian hanya berfokus mengukur waktu tempuh bola jatuh dalam
mengukur viskositas secara otomasi.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat purwarupa pengukuran
viskositas secara otomatis dan presisi
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah membantu operator untuk mengukur
viskositas Geragai Crude Oil secara akurat dan objektif.
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penentuan topik yang akan dijadikan penelitian. Penentuan topik
dilakukan dengan didampingi oleh dosen pembimbing
2. Mengidentifikasi masalah-masalah pada topik dan mencarikan solusi
pemecahan yang dihadapi pada topik tersebut.
3. Melakukan studi pustaka dengan cara mencari referensi dari metode-
metode yang sudah teliti. Sumber yang digunakan adalah dengan
mempelajari artikel, jurnal, makalah, karya tulis, buku-buku, serta
halaman web yang terkait dengan metode viskositas.
4. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing mengenai metode yang akan
digunakan.
5. Membuat perancangan sistem yang terdiri dari dua bagian:
a. Perancangan perangkat keras, yaitu menggunakan sensor magnet
sebagai pendeteksi untuk memulai timer dan menggunakan
Arduino Mega sebagai microcontroller untuk mengolah data yang
didapatkan.
b. Perancangan perangkat lunak, yaitu pemrogram untuk pengukuran
viskositas menggunakan bahasa C++.
6. Melakukan kalibrasi dengan membandingkan nilai viskositas dari ATSM
D 455 dengan purwarupa yang telah dibuat.

3
7. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan data dan analisa dari sistem dan
diperbaiki ketika ada kesalahan.
8. Penulisan laporan dilakukan setelah mendapatkan data-data yang cukup.

1.7 Sistematika Penelitian


Untuk memberi gambaran secara garis besar, dalam hal ini dijelaskan isi
dari setiap bab dari laporan ini. Sistematika penulisan dalam pembuatan laporan
ini adalah sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang dikaji, tujuann
penelitian, batasan masalah pada penelitian, metodologi penelitian yang
dilakukan, dan sistematika penulisan.
BAB II: Tinjuan Pustaka
Bab ini berisi uraian sistematis tentang informasi hasil penelitian yang
disajikan dalam pustaka dan menghubungkannya dengan masalah
penelitian yang sedang diteliti
BAB III: Landasan Teori
Berisi tentang penjelasan teori yang yang mendukung dan memperkuat
bahasan mengenai sistem pengukuran viskositas pada Crude Oil.
BAB IV: Metode Penelitian
Bab ini memberikan penjelasana mengenai rancangan sistem yang dibuat
secara menyeluruh yang meliputi perancangan perangkat keras, diagram
blok sistem, rancangan algoritma program, lokasi penelitian dan tahap
pengujian sistem.
BAB V: Jadwal Penelitian
Bab ini berisi tabel jadwal pelaksanaan penelitian yang berfungsi sebagai
target waktu dalam penyelesaian penelitian ini agar terjadi.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ardiansyah, (2017), melakukan penelitian metode pengukuran viskositas
menggunakan metode bola jatuh yang dideteksi oleh sensor kumparan yang
bergfungsi sebagai pengukur waktu dari bola yang dijatuhkan didalam fluida.
Kemudian bagian bawah akan ada timer sebagai pengukur waktu. Cara kerja
alatnya adalah fluida dimasukan, kemudian bola dimasukan. Apabila bola
melewati sensor kumparan pada bagian atas, maka timer akan mulai menghitung,
kemudian apabila bola telah mencapai bawah, dan sudah melewati sensor
kumparan yang dibawah, maka timer akan berhenti. Jadi pengukuran yang
dilakukan adalah mengukur waktu yang dicapai oleh bola sebagai acuan waktu
yang kemudian dianalisa untuk dicari nilai viskositas dari fluida tersebut.

Surtono et al, (2007), melakukan penelitian pengukuran viskositas


menggunakan metode bola jatuh dengan menggunakan laser sebagai sumber
cahaya yang digunakan untuk memicu sensor fotodioda. Percobaan kali ini
menggunakan komputer sebagai kontrolernya dan sebagai indikatornya
penampilnya. Rancangan alatnya ada sebuah tabung sebesar 12 cm sebagai
tingginya, pada bagian atas terdapat fotodioda dan dibagian bawah terdapat
fotodioda. Cara kerjanya adalah ketika fluida telah dimasukkan ke tabung, maka
selanjutnya bola dimasukkan. Saat bola melewati laser bagian atas, maka sensor
fotodioda akan terjadi perubahan tegangan yang akan memicu komputer untuk
memulai penghitungan waktu. Ketika bola sudah mencapai bagian bawah dan
akan melewati laser, maka fotodioda bagian bawah akan mengalami perubahan
tegangan yang akan memerintahkan komputer untuk menghentikan perhitungan
waktu.

Nurjanah et al, (2013), pengukuran viskositas yang dilakukan


menggunakan metode bola jatuh dengan menggunakan sensor LDR sebanyak dua
buah. LED ditambahkan sebagai pemicu dari sensor LDR. Pada metode ini,
digunakan PC sebagai kontroler dan LCD sebagai penampil dari hasil yang
didapat. Jadi sensor LDR diletakkan pada bagian atas dan bagian bawah, ketika

5
fluida dimasukkan dan bola dijatuhkan maka ketika bola melewati LED akan
terjadi perubahan nilai dari sensor LDR tersebut. Ketika terjadi pada perubahan
pada sensor LDR pada bagian atas, maka akan memicu pengukur waktu untuk
memulai menghitung. Apabila bola sudah mencapai bagian bawah dan melewati
sensor LDR kedua, maka waktu akan berhenti. Kemudian komputer akan
menganalisa waktu tersebut kemudian hasil akan ditampilkan pada LCD.

Putri et al, (2013), metode ini mengukur waktu tempuh dari bola Magnet
dalam fluida. Fluida yang menjadi objek penelitian disini menggunakan minyak
goreng, Oli SAE 40 dan Silicone Oil. Metode menggunakan dua buah closed-
circuit magnetic sensor sebagai sensor untuk memicu timer untuk mengukur
waktu yang dibutuhkan bola magnet dari titik atas menuju titik bawah. Dengan
menggunakan Arduino UNO sebagai alat untuk mengambil data waktu dan
LabView 8.5 untuk membuat blok diagram fungsi untuk menghitung dan
menampilkan nilai koefisien viskositas cairan. Jadi ketika bola magnet
dimasukkan kedalam cairan, bola magnet melewati sensor magnet yang ada
dititik. Sensor magnet yang berada diatas akan memicu Arduino UNO untuk
memulai menghitung waktu. Ketika bola magnet sudah berada dititik bawah dan
melewati sensor magnet, maka perhitungan waktu berhenti. Kemudian pada
LabView dilakukan pengolahan nilai waktu tempuh menjadi koefisien viskositas
serta ditampilkan hasilnya.

Camas-Anzueto et al, (2017), pengukuran viskositas ini menggunakan


bola magnet sebagai bola yang dijatuhkan untuk mengukur waktu tempuh dari
suatu fluida. Untuk mengukur waktu tempuhnya menggunakan sensor
fotodetektor. Sebagai pemicu dari sensor, metode ini menggunakan laser sebagai
sumber cahayanya. Laser diletakkan pada bagian atas, cahayanya ditembakkan
kemudian dipantulkan menggunakan cermin segitiga dan pantulan tersebut akan
diterima oleh cermin segitiga dan pantulkan lagi sehingga diterima oleh
fotodetektor. Hasil dari fotodetektor akan dibaca oleh osiloskop dan komputer.
Osiloskop sebagai penampil sinyal dan komputer sebagai pengolahan data untuk
mencari niai koefisien dari viskositas. Untuk mencari nilai viskositas sendiri,

6
awalnya fotodetektor akan memiliki nilai karena cahaya laser belum ada
penghalang, kemudian ketika bola dimasukkan cahaya laser pada bagian atas akan
terhalang dan membuat fotodetektor tidak memiliki nilai sehingga terjadi
perubahan grafik pada osiloskop. Kemudian pada bagian tengah, cahaya laser
kembali dihalangi dan membuat fotodetektor tidak memiliki nilai. Ketika bola
magnet melawti bagian bawah dari tabung, juga akan menghalangi cahaya laser.
Jadi untuk pengambilan data dari nilai waktu tempuh bola magnet dilakukan dari
fungsi waktu pada grafik osiloskop. Waktu yang dimaksud adalah waktu setiap
perubahan nilai grafik pada osiloskop yaitu nilai perubahan nilai fotodetektor saat
bola magnet menghalangi cahaya laser. Kemudian komputer mengolah nilai
tersebut dan mengkonversikan nilai waktu tersebut menjadi nilai koefisien
viskositas.

Jika dirangkum, komparasi penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai


acuan penelitian ini berdasarkan metode yang berbeda terdapat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Komparasi Penelitian

Pengarang Judul Penelitian Keterangan


Agarwal et Internet of Things (IoT) Pengukuran menggunakan metode
al, (2016) Based Switchbox using bola jatuh untuk mencari waktu
MQTT Protocol tempuh dari bola tersebut. Untuk
mendekteksi nilai waktu tempuh
tersebut menggunakan sensor
kumparan.
Upadhyay et MQTT Based Secured Home Pengukuran menggunakan metode
al, (2016) Automation System bola jatuh untuk mencari waktu
tempuh dari bola tersebut. Untuk
mendekteksi nilai waktu tempuh
tersebut menggunakan sensor
fotodioda dan laser sebagai pemberi
nilai untuk sensor fotodioda.
Chooruang Wireless Heart Rate Pengukuran menggunakan metode
et al, (2016) Monitoring System using bola jatuh untuk mencari waktu
MQTT tempuh dari bola tersebut. Untuk

7
mendekteksi nilai waktu tempuh
tersebut menggunakan LDR (Light
Damping Resistan) dan LED
sebagai pemberi nilai untuk LDR
Tabel 2.1 Komparasi Penelitian (Lanjutan)

Pengarang Judul Penelitian Keterangan


Putri et al, Pembuatan Prototipe
Pengukuran viskositas
(2013) Viskometer Bola Jatuh
menggunakan sensor magnet
Menggunakan Sensor Magnet sebagai pendekteksi bola magnet
dan Bola Magnet untuk memulai timer untuk
menghitung waktu tempuh bola
tersebut.
Camas- Measurement of The Viscosity Pengukuran metode ini
Anzueto et of Biodiesel by Using an menggunakan bola magnet
al, (2017) Optical Viscometer sebagai bola yang dijatuhkan.
Laser sebagai pemberi sinyal
kepada sensor fotodetektor dan
osiloskop sebagai penampil
sinyal. Pengukuran dilakukan
dengan mengamati perubahan
sinyal pada osiloskop dan interval
waktu pada saat perubahan sinyal
tersebut.

8
BAB III

DASAR TEORI

3.1 Minyak Bumi


Minyak dan gasbumi adalah istilah Indonesia yang pemakaiannya telah
mendarah-daging pada kita. Sebelumnya, lebih banyak dipergunakan orang istilah
minyak tanah. Dengan diketahuinya bahwa minyak tanah atau minyak mentah itu
terdapat bersama-sama dengan gas alam (Koesoemadinata, 2011).
Istilah lain dipergunakan adalah petroleum, yang berasal dari kata petro
yaitu batu dan oleum adalah minyak. Jadi arti petroleum adalah minyak batu.
Istilah minyakbumi lebih tepat, karena memang minyak ini terdapat dalam
bumi bukan dalam tanah. Istilah yang sering digunakan dalam minyak bumi
adalah minyak mentah atau dalam bahasa inggris disebut crude oil. Minyak
mentah adalah minyak yang belum dikilang, jadi masih terdapat pada kerak bumi.
Secara garis besar minyak mentah tersusun oleh dua komponen antara lain
hidrokarbon yaitu senyawa organik yang hanya terdiri dari unsur C (karbon) dan
H (hidrokarbon) saja. Komponen selanjutnya adalah nonhidrokarbon yang terdiri
dari senyawa organik dari belerang (S), oksigen (O), nitrogen (N) dan logam.
Berikut Tabel 3.1 menampilkan susunan unsur kimia Minyak Mentah dalam
persen berat.
Tabel 3.1 Susunan Unsur Kimia Minyak Mentah (Koesoemadinata, 2011)

Minyak Mentah
Unsur
Leverson Purdy
Karbon 82.2 – 87.1 83 – 87
Hidrogen 11.7 – 14.7 11 – 25
Belerang 0.1 – 5.5 0–6
Nitrogen 0.1 – 1.5 0 – 0.7
Oksigen 0.1 – 4.5 0 – 0.5
Logam - 0 – 0.1

9
3.1.1 Hakikat Fisika Minyak Mentah
Hakikat fisika minyak mentah adalah suatu komposisi yang terkandung
dalam minyak mentah bedasarkan sifat-sifat fisika.
a. Berat jenis atau gravitasi jenis
Merupakan suatu konversi volume terukur ke volume atau massa, atau
keduanya pada suhu acuan standar selama pelaksaan transfer. Dalam
perdagangan terutama yang dikuasi perusahaan Amerika, berat jenis ini
dinyatakan dalam API Gravity. Berikut Persamaan 3.1 yang menyatakan
nilai API.

o
API = (141.5/Berat jenis) – 131.5 (3.1)
Makin kecil berat jenisnya atau makin tinggi derajat APInya, minyak itu
akan semakin berharga, karena lebih banyak mengandung bensin.
b. Viskositas
Sifat lainnya adalah viskositas. Viskositas adalah daya hambatan yang
dilakukan oleh cairan jika suatu benda berputar dalam cairan tersebut.
Pada umumnya makin tinggi derajat API atau makin riang minyak bumi
tersebut, makin kecil viskositasnya dan sebaliknya.
c. Titik Didih dan Titik Nyala
Titik didih adalah suhu terendah sampel dapat menguap apabila disambar
api pada tekanan satu atm. Titik nyala adalah suhu terendah sampel
tersebut terbakar oleh api pada tekanan satu atm. Untuk minyak sendiri
apabila titik didih makin rendah maka akan berbahaya, apabila tinggi
mengurangi kemungkinan terbakarnya minyakbumi.
d. Warna
Minyakbumi juga memperlihatkan berbagai macam warna yang sangat
berbeda-beda. Minyakbumi tidak terlalu berwarna hitam, adakalanya
malah tidak berwarna sama sekali. Pada umumnya warna itu berhubungan
dengan berat jenisnya. Kalau berat jenisnya rendah, warna coklat

10
kehitam-hitaman, sedangkan kalau berat jenisnya rendah, warna coklat
kehitam-hitaman.
e. Fluoresensi
Fluoresensi adalah apabila terkena sinar ultra-violet akan memperlihatkan
warna lain dari warna biasanya. Warna fluoresensi minyakbumi ialah
kuning sampai kuning keemasan-emasan dan kelihatan sangat hidup. Sifat
fluoresensi minyakbumi ini sangat penting karena sedikit saja
minyakbumi terdapat pada kepingan batuan atau lumpur pemboran
memperlihatkan fluoresensi secara kuat, sehingga mudah dideteksi
dengan mempergunakan lampu ultra-violet.
f. Indeks Refraksi
Indeks refraksi adalah indeks pembiasan. Perbedaan indeks refraksi
tergantung dari derajat API. Makin rendah derajat API maka tinggi pula
nilai indeks refraksi.
g. Aktivitas Optik
Kebanyakan minyakbumi memperlihatkan aktifitas optic, yaitu suatu daya
memutar bidang polarisasi cahaya yang terpolarisasi. Kisaran rata-rata
adalah dari nol sampai 0.2 derajat.
h. Bau
Minyakbumi ada yang berbau sedap dan ada pula tidak, yang biasanya
disebabkan karena pengaruh molekul aromat. Minyakbumi di Indonesia
berbau tidak sedap, yang terutama disebabkan Karena mengandung
senyawa nitrogen dan belerang.
i. Nilai kalori
Nilai kalori minyak bumi adalah jumlah panas yang ditimbulkan oleh satu
gram minyakbumi, yaitu dengan meningkatkan temperature satu gram air
dari 3.5 derajat Celcius sampai 4.5 derajat Celcius, dan satuannya kalori.

11
3.1.2 Sifat Fisika Minyak Mentah
Berikut sifat-sifat fisika yang terdapat pada minyak mentah.
 Tidak larut dalam air
 Sebagai campuran heterogen
 Bersifat volatile (mudah menguap)
 Bersifat mudah terbakar (flammable)
 Bersifat sebagai pelarut
 Mudah membeku
3.2 Viskositas

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar


kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida, maka semakin
sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu benda
bergerak didalam fluida tersebut. Didalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya
kohesi antara molekul zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan geser
antara molekul-molekul yang bergerak . Zat cair ideal tidak memiliki kekentalan.
(Ariyanti, 2010).
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya
tahan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah,
misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil
dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar.
(Siregar, 2013).
Viskositas pada jaringan muncul karena adanya tumbukan antara partikel
didalam jaringan. Besarnya viskositas pada suatu jaringan ditentukan oleh suatu
konstanta pembanding yang didefinisikan sebagai koefisien viskositas dan
dinyatakan dengan rumus yang tertera pada Persamaan 3.2.

Fl (3.2)
η=
υS

12
η=koefisien viskositas(Pa s)F=gaya tumbukan antar molekul( N )

l= jarak tumbukan antar molekul(m)v=kecepatan partikel dalam jaringan (m/s)

S=luas permukaan jaringan m2

Berdasarkan persamaan diatas dapat diketahui bahwa besarnya koefisien


viskositas zat cair (η) sangat bergantung pada besarnya gaya tumbukan antar
molekul (F), jarak tumbukan antar molekul (l) dan berbanding terbalik dengan
besarnya kecepatan partikel dalam jaringan (v) serta luas permukaan jaringan (S).
3.3 Viskometer
Viskometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu
fluida. Metode yang biasa digunakan adalah menggunakan metode Ostwald, gelas
kapiler dan bola jatuh.
Viskometer dengan menggunakan metode bola jatuh memiliki prinsip
kerja yaitu bola dijatuhkan dari titik menuju titik bawah kemudian menghasilkan
waktu tempuh. Waktu tempuh ini yang akan dikonversikan menjadi koefisien
viskositas.
Secara matematis, perhitungan bola jatuh terdapat tiga gaya yang bekerja,
untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Gaya yang Bekerja pada Metode Bola Jatuh

Gambar 3.1 menggambarkan gaya yang bekerja pada bola besi, didapatlah
Persamaan 3.3.

F s + F a=F w (3.3)

13
Fs adalah Gaya Viskos atau gaya gesekan antara molekul zat cair dengan bola
tersebut atau biasa disebut Gaya Stokes dirumuskan dengan Persamaan 3.4.

F s=6 π η r v (3.4)

η=koefisien viskositas( Pa s)r = jari jari bola( m)v=kecepatan gerak bola(m/ s)

Fa adalah gaya apung yang dimiliki oleh bola tersebut, biasanya gaya ini disebut
gaya archimedes dirumuskan dengan Persamaan 3.5.

4 (3.5)
F a= π r ρ f g
3

r = jari jari bola(m)ρ f =massa jenis fluida (kg /m3 ) g= percepatan gravitasi(m/ s2 )

Fw adalah gaya berat yang dipengaruhi oleh tarikan gravitasi, dirumuskan sesuai
dengan Persamaan 3.6.

4 3 (3.6)
F w =m g= π r ρb g
3

m=massabola(kg )r = jari jari bola( m) ρ b =massa jenis bola (kg / m 3)

g= percepatan gravitasi(m/ s2 )

subtitusi Persamaan 3.4, 3.5, 3.6 kedalam Persamaan 3.3, sehingga didapatlah
koefisien viskositas yang ditunjukan pada Persamaan 3.7.

2
2 r g (ρb −ρf ) (3.7)
η=
9v

Untuk nilai kecepatan v dapat dijabarkan yang ditunjukan pada Persamaan 3.8.

d (3.8)
v=
t

14
d= jarak tempuh bola pada tabung (m)t=waktu tempuh bola (s)

Pada Persamaan 3.8 disubtitusikan ke Persamaan 3.7 sehingga didapatlah


hubungan antara waktu tempuh dan koefisien viskositas dari suatu fluida yang
ditunjukkan pada Persamaan 3.9.

2
2 r g t ( ρb −ρf ) (3.9)
η=
9d

r = jari jari bola(m)

g= percepatan gravitasi(m/ s2 )

t=waktu tempuh bola (s)

ρ b =massa jenis bola (kg /m3)


ρ f =massa jenis fluida ¿ )

d= jarak tempuh bola (m)

15
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Komponen Sistem


Untuk dapat menunjang sistem yang akan diajukan dan dibuat dalam
penelitian ini, maka dibutuhkan komponen dan peralatan pendukung yang
ditunjukan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Komponen Sistem

No Komponen Fungsi
.
1 Mikrokontroler Sebagai penghitung waktu tempuh dan
pengolah data
2 Modul Sensor Hall Sebagai pendeteksi bola magnet dan pemicu
Effect KY-003 awal dan pemicu akhir dari perhitungan waktu
tempuh oleh mikrokontroller
3 Bola Magnet Sebagai objek pembuat waktu tempuh

Tabel 4.2 Peralatan Pendukung

No. Alat Fungsi


1 Geragai Crude Oil Sebagai objek uji
dengan variasi
viskositas
2 LCD Sebagai penampil data

4.2. Prosedur Kerja


Prosedur kerja pada penelitian ini terdiri dari analisis dan perancangan
sistem, implementasi sistem, pengujian, pengolahan data dan analisis hasil.
Gambar 4.1 adalah skema prosedur kerja yang dilakukan pada penelitian ini.

16
Start

Analisa dan
Perancangan

Pengujian

Pengolahan Data

Analisa Hasil dan


Evaluasi

Stop

Gambar 4.1 Diagram Alir Prosedur Kerja

17
Langkah awal adalah menganalisis sistem yaitu membuat analisa suatu
permasalahan yang ada, pada penelitian ini permasalahan yang terjadi adalah
pengukuran viskositas metode bola jatuh yang masih manual dalam pengambilan
data terutama dalam pengambilan data mengukur waktu tempuh bola jatuh.
Setelah diketahui permasalahan, langkah selanjutnya merancang sistem yang
dibuat. Perancangan ini dibagi atas dua bagian yaitu perancangan perangkat keras
dengan membuat alat pengukurnya menggunakan Sensor Hall Effect dan
menggunakan Arduino Mega sebagai kontroler. Kemudian perancangan perangkat
lunak yaitu membuat program pada Arduino untuk mengukur waktu tempuh dan
program mengolah waktu tempuh menjadi koefisien viskositas.
Tahap selanjutnya adalah pengujian, pengujian ini dimulai menguji
perangkat keras. Pengujian ini menguji Sensor Hall Effect dengan bola magnet
yang dijatuhkan serta menguji program yang telah dibuat. Selanjutnya pengujian
dengan objek. Pengujian ini adalah pengujian secara menyeluruh dan hasil yang
diharapkan adalah didapat waktu tempuh dari bola yang dijatuhkan.
Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah mengukur waktu
tempuh dari bola jatuh dari objek uji yaitu Geragai Crude Oil. Untuk
mendapatkan satu nilai viskositas, sistem akan melakukan akuisisi nilai waktu
tempuh bola jatuh sebanyak sepuluh kali. Untuk setiap jenis minyak, dilakukan
pengambilan nilai viskositas sebanyak sepuluh kali.
Kemudian evaluasi hasil dan evaluasi alat bedasarkan data yang didapat
dan diolah. Evaluasi ini bertujuan untuk menganalisa sistem apakah sudah bisa
menjadi solusi untuk mengukur viskositas Geragai Crude Oil secara otomatisasi.

4.3. Analisis dan Perancangan Sistem


4.1. Analisis Sistem
Sistem yang dibuat pada penelitian ini diharapkan mampu mendeteksi
nilai viskositas pada Geragai Crude Oil sesuai dengan standar American
Standard Testing Material (ASTM). Penggunaan sensor hall effect sebagai pemicu
untuk memulai timer yang berfungsi sebagai penghitung waktu tempuh dari bola
magnet. Sesuai dengan standar ASTM, Geragai Crude oil sebagai obejek uji harus

18
dikondisikan suhunya menjadi 40 oC dan 100 oC. Namun karena keterbatasan dari
penampungnya, maka sistem akan mengukur pada suhu antara 40 oC sampai 50
o
C. Waktu tempuh didapatkan dari berapa lama bola jatuh dari titik atas menuju
titik bawah yang dihitung oleh controller menggunakan timer.
4.2. Rancangan Perangkat Keras
Rancangan perangkat keras digambarkan dalam blok diagram pada
Gambar 4.2.

Catu daya Sensor Hall Effect

Mikrokontroler

Sensor Hall Effect

LCD

Gambar 4.2 Blok Diagram Perangkat Keras


Pada perancangan perangkat keras ini, mulanya catu daya memberi daya
kepada mikrokontroller sebesar 9 volt. Kemudian Sensor Hall Effect
disambungkan ke mikrokontroler. Kemudian objek uji dimasukkan, dilanjutkan
dengan bola magnet dijatuhkan. Kemudian bola magnet akan memicu Sensor
Hall Effect sehingga akan terjadi perubahan nilai pada sensor. Kemudian nilai
tersebut diolah oleh mikrokontroler dan hasilnya ditampilkan pada LCD.
4.3. Rancangan Sistem
Rancangan sistem adalah langkah kerja yang dilakukan sistem yang akan
diteliti. Diagram alir kerja untuk perancangan sistem ditunjukan pada Gambar 4.3.

19
Start

Inisiasi Program
(Timer Off)

Bola Magnet di
masukkan

Sensor I
memberikan
masukkan ke
arduino

No
Arduino
menerima
masukkan?

Yes

Gambar 4.3 Diagram Alir Kerja Sistem

20
A

Memulai
menghitung waktu
(timer on)

Sensor II
memberikan
masukkan ke
arduino

Arduino No
menerima
masukkan?

Yes

Menghentikan
menghitung waktu
(Timer Off)

Proses Menghitung
Viskositas

Menampilkan hasil
ke LCD

Stop

Gambar 4.3 Diagram Alir Kerja Sistem (Lanjutan)

21
Langkah awal yaitu penginisiasian program kemudian bola magnet di
masukkan. Bola magnet sebagai pemicu sensor pertama untuk memberikan nilai
kepada Arduino. Nilai dari sensor pertama tersebut menjadi pemicu untuk
memulai menghitung waktu (timer on). Apabila sensor pertama tersebut tidak
memberikan masukan nilai, maka akan diulang memasukan bola magnet. Apabila
sensor pertama tersebut memberikan masukkan maka bola akan tetap dilanjutkan.
Kemudian bola magnet memicu sensor kedua untuk memberikan nilai kepada
Arduino, sehingga menghentikan menghitung waktu (timer off). Apabila sensor
kedua tidak memberikan nilai, maka bola magnet akan dijatuhkan kembali.
Kemudian data waktu tempuh tadi diolah oleh Arduino untuk dikonversikan
menjadi koefisien viskositas. Hasil dari waktu tempuh tersebut akan
dikonversikan menjadi koefisien viskositas. Sesuai dengan Persamaan 4.1
dibawah ini.

2
2 r g t ( ρb −ρf ) (4.1)
η=
9d

r = jari jari bola(m)

g= percepatan gravitasi(m/ s2 )

t=waktu tempuh bola (s)


3
ρ b =massa jenis bola(kg / m )
ρ f =massa jenis fluida ¿ )

d= jarak tempuh bola (m)

Ketika nilai koefisien viskositas didapatkan maka akan ditampilkan pada


LCD, selanjutnya program dihentikan.

22
4.4. Rencana Pengujian
Beberapa pengujian perlu dilakukan untuk mendapatkan sistem yang dapat
mengukur viskositas secara akurat dan presisi. Adapun beberapa pengujian yang
akan dilakukan meliputi pengujian mikrokontroler dengan Sensor Hall Effect, dan
pengujian sistem dengan objek uji.
4.4.1. Pengujian Perangkat keras dan Perangkat lunak
Pada pengujian bertujuan untuk menguji kesinambungan antara perangkat
keras yaitu sensor Hall Effect sebagai pemicu untuk memulai dan menghentikan
Timer dengan program yang sudah dibuat pada Arduino Mega. Pengujiannya
dilakukan dengan cara memasukkan bola magnet pada sebuah kotak yang telah
ditempelkan sensor Hall Effect pada titik atas dan titik bawah. Bola magnet akan
memicu sensor Hall Effect untuk memberikan masukkan nilai kepada Arduino
Mega, sehingga Arduino Mega akan mengolah masukkan tersebut dan
menampilkan hasil.
4.4.2. Pengujian Sistem dengan Objek Uji
Pengujian ini mengukur waktu tempuh dari bola magnet dari titik atas ke
titik bawah pada sample minyak yang digunakan. Minyak yang digunakan adalah
minyak yang dihasilkan oleh PetroChina International Jabung Ltd. Pengambilan
data sample dilakukan sebanyak sepuluh kali untuk masing masing jenis minyak.
4.5. Analisis Hasil dan Evaluasi Alat

Hasil akhir yang didapatkan pada penelitian ini adalah koefisien viskositas
suatu Geragai Crude Oil. Pengukuran dilakukan sebanyak sepuluh kali untuk
masing-masing jenis minyak. Dari kesepuluh data tersebut, dilakukan analisis
untuk mencari nilai ralatnya menggunakan simpangan baku seperti pada
Persamaan 4.2.


n (4.2)
∑ ( xi −x r ) 2

i =1
SD=
n

23
dengan xr merupakan nilai rata-rata seluruh data, xi merupakan nilai masing-
masing data, dan n merupakan jumlah data. Setelah didapatkan nilai ralatnya,
maka hasil pengukuran akan dibandingkan dengan nilai viskositas yang sudah
diukur dengan cara konvensional pada Laboratorium Hamilton, PetroChina
International Jabung Ltd. Setalah dianalisa dilakukan evaluasi dari alat dan hasil.
Kemudian jika masih terjadi kesalahan dan hasil yang kurang maksimal,
pengukuran akan diulang untuk mendapatkan hasil viskositas yang sesuai dengan
nilai referensi.

24
BAB V

JADWAL PENELITIAN

Jadwal pelaksanaan penelitian ditunjukkan oleh Tabel 5.1. Rencana jadwal penelitian yang disusun memperlihatkan persiapan
yang dimulai dari persiapan dan pembuatan peranti keras-lunak sampai tahap evaluasi akhir setelah dilakukan ujicoba.

Tabel 5.1 Jadwal Penelitian


No
Kegiatan OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL

. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

Seminar Proposal Usulan


1 Skripsi

2 Kajian Literatur dan Konsultasi

3 Pembuatan Alat
Pemrograman dan
4 Pengalibrasian Alat

5 Persiapan Bahan Penelitian


6 Pengujian Alat
7 Analisa hasil pengukuran

8 Penyusunan Laporan Penelitian

9 Persiapan Ujian Skripsi

25
DAFTAR PUSTAKA
AISI., 2008, Liquid Cargo Training, Petroleum, Nam Centre, May 27.
Ardiansyah., 2017, Perancangan dan Penerapan Sensor Kumparan untuk
Percobaan Viskositas dengan Metode Bola Jatuh, Jurnal Inovasi Fisika
Indonesia, vol. 6, no. 1, hal.5–9.
Ariyanti, E. S., 2010, Otomatisasi Pengukuran Koefisien Viskositas Zat Cair
Menggunakan Gelombang Ultrasonik, Skripsi, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Camas-Anzueto, J. L. et al., 2017, Measurement of the viscosity of biodiesel by
using an optical viscometer, Flow Measurement and Instrumentation.
Elsevier Ltd, vol. 54, hal. 82-87. doi: 10.1016/j.flowmeasinst.2016.12.004.
Koesoemadinata, 2011, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Institut Teknologi
Bandung, Bandung.
Nurjannah, 2013, Perancangan Viskoimeter Digital Untuk Mengukur Viskositas
Minyak Berbasis Mikrokontroller AT8535 Dengan Tampilan PC, Skripsi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatra
Utara, Medan.
Putri, B. M. L. et al., 2013, Pembuatan Prototipe Viskometer Bola Jatuh
Menggunakan Sensor Magnet dan Bola Magnet, J.Oto.Ktrl.Inst, vol. 5, no. 2,
hal. 101–111.
Siregar, K, T, T., 2013, Viskosimeter Digital Menggunakan Water Flow Sensor
G½ Berbasis Mikrokontroller 8535, Skripsi, Fakultas Matematika dan
IlmuPengetahuan Alam, Universitas Sumatra Utara, Medan.
Surtono, A., 2007, Aplikasi Sensor Fotodioda Pada Viskometer Metode Bola
Jatuh Berbantukan Komputer, Jurnal Sains Mipa, vol. 13, no. 3, hal. 251–256.
Tim., 2017, Modul Praktikum Fisika Dasar, Laboratorium dan Pusat
Pengembangan Ilmu Teknik Dasar Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Zuklifi, S. 2008, Diklat Liquid Cargo Quality Determination,Pengenalan
Pengujian Minyak Bumi, Bekasi, June 11.

26

Anda mungkin juga menyukai