RUANG LINGKUP
1.Rutin(waktu khusus diluar kegiatan akademik)
2.Terintegrsi dalam mata pelajaran
3.Protokol (Budaya atau tata tertib)
Rutin(Waktu Antri pembiasaan cuci Pengelolaan diri Guru meminta Silahkan men
khusus diluar tangan murid untuk masuk kelas
akademik) mengantri yang datang le
depan cuci tempat paling
tangan Penjelasan ten
Menumbuhka
mengelola diri
Terintegrasi dalam Membawa alkitab ketika belajar mapel Guru meminta murid untuk Apa yan
mata pelajara agama membuka alkitab yang temanmu
sudah disiapkan dan Penjelasa
menyakan murid siaa yang Untuk m
tidak menyiapakan berbagi
alkitabnya menyuruh
membawa murid
sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan
sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja,
pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant,
1999)
kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan
kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada
mengajarinya (Whitmore, 2003)
Kelompok 1 :
1.RESTI HOTMAULI BUTARBUTAR
2.SAIRO SINAGA
3. ROSA ULI NAINGGOLAN
Tugas 3.1:
RUANG LINGKUP
1.Rutin(waktu khusus diluar kegiatan akademik)
2.Terintegrsi dalam mata pelajaran
3.Protokol (Budaya atau tata tertib)
Tabel 3.1 Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional yang sudah dilakukan
Rutin(Waktu Antri pembiasaan cuci Pengelolaan diri Guru meminta Silahkan men
khusus diluar tangan murid untuk masuk kelas
akademik) mengantri yang datang le
depan cuci tempat paling
tangan Penjelasan ten
Menumbuhka
mengelola diri
5 ide baru penerapan KSE sesuai dengan karakteristik jenjang pendidikan Jenjang Pendidikan:
C =SMP
Terintegrasi dalam Membawa alkitab ketika belajar mapel Guru meminta murid untuk Apa yan
mata pelajara agama membuka alkitab yang temanmu
sudah disiapkan dan Penjelasa
menyakan murid siaa yang Untuk m
tidak menyiapakan berbagi
alkitabnya menyuruh
membawa murid
Komunikasi asertif, mendengar aktif, bertanya efektif, dan memberikan umpan balik
positif adalah beberapa contoh komunikasi yang memberdayakan. Komunikasi asertif
adalah komunikasi yang dibangun atas dasar percaya dan hormat. Bagaimana cara kita
menyampaikan pesan kepada coachee dengan baik agar semua kepentingan
terwadahi. Tidak agresif tapi juga tidak submisif. Intinya, bagaimana cara kita mencapai
pemahaman bersama atas sebuah masalah. Mencapai sebuah keselarasan.
Mendengar aktif adalah kemampuan kita untuk mendengarkan lawan bicara kita
dengan kesadaran penuh. Itulah mengapa seorang coach lebih banyak mendengar
daripada berbicara. Allah menciptakan dua telinga dan satu mulut sepertinya juga untuk
kepentingan seperti ini. Lebih banyak mendengar orang lain agar muncul lebih banyak
empati, lebih banyak menangkap pesan yang disampaikan.
Komunikasi Asertif
Dalam proses berkomunikasi dengan orang lain, tidak selalu apa yang kita harapkan akan
berjalan dengan lancar. Ada saja hambatan yang datang dan seringkali hasil komunikasi
tersebut tidak dapat memuaskan semua orang. Hal ini dapat terjadi karena sikap
berkomunikasi yang berbeda satu sama lain, dan tidak semua orang dapat secara mudah
mengungkapkan apa yang ada di benaknya dengan tepat. Kita perlu memahami tipe umum
manusia berkomunikasi agar kita dapat memberikan respon yang tepat.
TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan
telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan
dari Goal, Reality, Options dan Will. Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu
mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini,
2) Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada
diri coachee, 3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan
memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan
aksi. 4) Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah
rencana aksi dan menjalankannya.
Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru
untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu
untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru
diharapkan dapat melakukan pendampingan kepada murid melalui
pendekatan coaching di komunitas sekolah dengan lebih mudah dan mengalir.
TIRTA kepanjangan dari
T: Tujuan
I: Identifikasi
R: Rencana aksi
TA: Tanggung jawab
Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan
murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir
potensinya. Anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir,
tanpa sumbatan.
Tugas Anda adalah menuntun atau membantu murid (coachee) menyadari bahwa
mereka mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin menghambat
perkembangan potensi dalam dirinya.
Dengan demikian, bagaimana cara Anda menjaga agar dapat menyingkirkan sumbatan
yang ada? Jawabannya adalah keterampilan coaching.