Skripsi
Oleh
Misliani
SF17071
BANJARBARU
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Antioksidan dapat terikat dalam penangkap radikal bebas yang masuk kedalam
reaktif atau nitrogen reaktif.. Antioksidan alami dalam tubuh terbagi menjadi antioksidan
superoxide dismutase yang bekerja dalam mengembalikan sel yang sudah mengalami
antioksidan yang berawal dari luar tubuh seperti vitamin A, C, dan E. Menurut
Kattatppagari ( 2015 ), antioksidan yang berawal dari luar tubuh dapat dihasilkan dalam
bentuk sintetik ataupun yang berawal dari bahan alam, antioksidan sintetik yang sudah
oleh aturan pemerintah karena pemakaian yang melebihi batas dapat menyebabkan
antioksidan lain yang aman untuk dipakai, salah satu potensial antioksidan alami adalah
2015 ).
Kandungan metabolit sekunder pada tanaman daun sungkai ( Peronema
Canescens Jack) yang terbukti memiliki potensi yang digunakan sebagai bahan obat
berbagai macam penyakit. Metabolit sekunder dalam suatu tanaman daun sungkai (
berbagai macam penyakit pada manusia, kandungan senyawa kimia didalam metabolit
flavonoid mirip dengan antioksidan yang berfungsi sebagai mengembalikan sel yang
rusak akibat radikal bebas, senyawa alkaloid yang berfungsi sebagai penahan tumbuhan
dan pengatur kerja hormon. Hasil uji fitokimia pada daun sungkai ( Peronema Canescens
steroid, terpenoid, alkaloid dan fenol, sedangkan hasil uji fitokimia ekstrak etanol 96%
Belum banyak peneliti yang melakukan uji terhadap daun sungkai ( Peronema
Canescens Jack ), karena penelitian daun sungkai ini digunakan sebagai bahan obat di
sekitar masyarakat masih kurang, maka perlu dilakukan pengujian umum untuk
menentukan uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol 96% dari daun sungkai ( Peronema
Canescens Jack ). Salah satu cara untuk menguji aktivitas antioksidan ekstrak etanol 96%
yaitu dapat dilakukan secara in vitro dengan metode DPPH. DPPH ( 2,2 difenil- 1-
pikrihidrazil ) yaitu suatu senyawa radikal yang mempunyai sifat stabil, DPPH dilakukan
radikal bebas dengan panjang gelombang 517 nm. Selain menggunakan metode DPPH,
penguji antioksidan juga dapat digunakan dengan metode ABTS ( 2,2 azinobis 3-ethyl
benzothiazoline 6-sulfonic acid ) yaitu senyawa radikal yang memiliki atom nitrogen,
prinsip pengujian yaitu penyetabilan radikal bebas melalui donor proton yang dilakukan
nm ( Yu, 2008 ).
spesifik pada panjang gelombang visible dalam waktu reaksi yang lebih cepat, sedangkan
ABTS memiliki kelebihan yaitu dapat dilarutkan dengan pelarut organik ataupun air
sehingga bisa menngetahui senyawa yang bersifat lipofilik ataupun hidrofilik namun
penguji yang menggunakan metode ABTS ini tidak dapat menggambarkan sistem
pertahanan tubuh terhadap radikal bebas sehingga metode ABTS ini hanya dapat
dilakukan sebagai metode pembanding karena tidak dapat mewakili sistem biologis tubuh
( Karadag, 2009 ). Oleh karena itu, lebih banyak peneliti menggunakan metode DPPH
dalam daun sungkai ( Peronema Canescens Jack ) dapat larut dalam pelarut organik dan
sedikit larut dalam air sehingga metode DPPH dipilih sebagai penguji aktivitas
informasi mengenai aktivitas antioksidan dalam menangkap radikal bebas yang dilihat
berdasarkan nilai IC50. IC50 yaitu besarnya konsentrasi inhibisi larutan uji terhadap
1. Apa saja kandungan senyawa yang terdapat pada ekstrak etanol 96% daun
2. Berapakah nilai IC50 yang dihasilkan ekstrak etanol 96% daun sungkai ?
2. Untuk mengetahui hasil yang didapat IC50 ekstrak etanol 96% daun sungkai ?
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Institusi
daun sungkai.
c. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Phylum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Order : Lamiales
Keluarga : Verbeaceae
Genus : Peronema
disebut sebagai jati sebrang, ki sabrang, kurus sungkai, atau seka, termasuk
Selatan, Lampung, Jawa Barat dan seluruh Kalimantan. Kayunya mirip kayu jati
dan memiliki alur yang artistic, warnanya cerah bergaris- garis coklat tua. Pohon
halus, sungkai berbuah sanjang tahun. Kulit luar tumbuhan sungkai berwarna
kelabu atau sawo muda, beralur dangkal dan mengelupas kecil dan tipis, pohon
sungkai menghasilkan kayu teras yang berwarna kuning muda atau krem. Kayu
sungkai memiliki ciri-ciri bertekstur kasar, kesat, tidak merata dengan arah serat
sedangkan pada ekstrak etanol 96% daun sungkai ( Peronema Canescens Jack )
2. 2. Ekstraksi
Ekstraksi atau penyarian merupakan proses pemisahan senyawa dari matriks atau
simplisia dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Tujuan ekstraksi adalah menarik atau
memisahkan senyawa dari campurannya atau simplisia. Metode ekstraksi yang digunakan
dalam bidang farmasi melibatkan pemisahan bagian aktif dari komponen yang tidak aktif
atau inert menggunakan pelarut yang dipilih secara selektif. Selama ekstraksi, pelarut
akan berdifusi ke dalam bahan tanaman dan melarutkan senyawa yang memiliki
kepolaran yang sama ( Pandey & Tripathi, 2014 ). Maserasi adalah proses penyarian
simplisia menggunakan pelarut dengan perendaman dan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan ( kamar ). Cairan penyari akan menembus dinding
sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang akan larut, karena
adanya perbedaan kosentrasi larutan zat aktif didalam sel dan diluar sel maka larutan
terpekat didesak keluar. Proses ini berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di dalam dan di luar sel. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air,
Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan salah satu metode yang paling
banyak digunakan dan paling mudah untuk memurnikan sejumlah kecil komponen.
Metode ini menggunakan lempeng kaca atau aluminium yang telah dilapisi dengan
penyerap (misalnya silika gel) dengan ketebalan tertentu tergantung pada jumlah bahan
yang akan dioptimalkan untuk mendeteksi bahan alam yang dicari ( Heinrich et al.,
2009 ). Pemisahan yang terjadi pada KLT berdasarkan pada adsorpsi, partisi atau
kombinasi kedua efek, tergantung pada jenis lempeng, fase diam dan gerak yang
digunakan. Fase diam yang umum dipakai adalah silika gel yang ditambah dengan
kalsium sulfat guna menambah daya lekat fase diam. Pemilihan fase gerak berdasarkan
pada jenis dan polaritas senyawa-senyawa yang akan dipisahkan. Zat-zat berwarna dapat
terlihat langsung, tetapi dapat juga digunakan pereaksi penyemprot untuk melihat warna
bercak yang timbul. Kromatogram pada KLT merupakan bercak-bercak yang terpisah
setelah visualisasi dengan atau tanpa pereaksi deteksi ( penyemprot ) pada sinar tampak
atau ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm ( Hanani, 2015 ).
Pelarut yang dipilih tidak memberikan absorpsi sinar pada daerah panjang
Sumber radikal bebas ada yang bersifat internal yaitu dari dalam tubuh dan
ada yang bersifat eksternal dari luar tubuh. Radikal bebas internal dapat berasal
dari oksigen yang kita hirup, oksigen ini merupakan penopang utama kehidupan
karena menghasilkan banyak energi namun hasil samping dari reaksi
Sedangkan radikal bebas eksternal dapat berasal dari rokok, polusi udara, alkohol,
radiasi sinar ultra violet, obat-obatan tertentu seperti anastesi, pestisida, sinar X
Radikal bebas merupakan pemicu kerusakan saraf dan otak. Selain itu
propagasinya rendah.
2.4.3. Antioksidan
oksidatif pada molekul target. Antioksidan melindungi molekul target antara lain
dengan cara menangkap radikal bebas dengan menggunakan protein atau enzim
(sebagai katalis) atau bereaksi langsung, melindungi komponen sel utama yang
menjadi sasaran radikal bebas, memperbaiki target organ dari radikal bebas yang
menjadi radikal bebas yang kurang aktif atau merubahnya menjadi senyawa non
senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa
berkaitan dengan berfungsinya sistem imunitas tubuh. Kondisi seperti ini terutama
untuk menjaga integritas dan berfungsinya membran lipid, protein sel, dan asam
nukleat, serta mengontrol tranduksi signal dan ekspresi gen dalam sel imun
( Winarsi, 2007 ).
memberikan efek warna ungu. Senyawa radikal sintetik ini merupakan metode
sederhana yang digunakan sebagai pertunjuk awal bahwa suatu komponen atau
ungu yang merupakan kumpulan radikal-radikal bebas yang diikat oleh ion H dari
beberapa menit menyebabkan intensitas warna ungu berkurang yang dapat diukur
konsentrasi, dan diinkubasi hingga waktu tertentu ( Rauf, 2015 ). Tujuan metode
50% efek aktivitas antioksidan ( IC50 ) yaitu dengan cara menginterpretasikan data
yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil dari uji ini adalah dengan nilai
IC50 yaitu konsentrasi yang menyebabkan hilangnya 50% aktivitas DPPH. Kategori
substansi yang diujikan kepada radikal DPPH menjadi senyawa non radikal
Perubahan warna yang terjadi adalah perubahan warna dari ungu menjadi kuning
Keterangan:
regresi linier. Konsentrasi sampel sebagai sumbu x dan % inhibisi sebagai sumbu
y dari persamaan y = a + bx. Untuk penentuan nilai IC50 dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
(50−a)
IC50 =
b
Keterangan:
y : % inhibisi (50)
b : Slope (kemiringan)
x : Konsentrasi
2.5. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah Ekstrak Etanol 96% Daun Sungkai memiliki aktivitas
3. 1. Rancangan Penelitian
bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol 96% Daun Sungkai (
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2020 dan
a. Laboratorium Bahan Alam Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Borneo Lestari
Jack )
Populasi yang digunakan pada penelitian kali ini adalah Pohon Tanaman Sungkai
( Peronema Canescens Jack ), sedangkan sampel yang digunakan yaitu daun tanaman
1.4.1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat gelas, rotary
1.4.2. Bahan
( Peronema Canescens Jack ), aquadest, etanol 96%, methanol p.a, DPPH (2,2-
diphenyl-1-picylhydrazyl), kuersetin, plat KLT silica gel GF254, HCl pekat, FeCl3,
kloroform, asam asetat anhidrat, serbuk magnesium, H2SO4, NaCl, raksa (II)
klorida, gelatin 1%, n-heksan, etil asetat, kalium iodide, bismuth nitrat 40%, dan
asam nitrat.
3. 5. Prosedur Penelitian
batang dan akar dari tumbuhan Sungkai ( Peronema Canescens Jack ) di daerah
kemudian dibuat simplisia hingga menjadi serbuk. Daun disortasi basah dengan
kerikil, tanah, dan rumput. Cuci menggunakan air bersih yang mengalir. Merajang
hitam diatasnya sampai daun benar-benar rapuh. Simplisia yang sudah kering
( Rachman, 2018 ).
3.5.4. Pembuatan Ekstrak Etanol 96% Daun Sungkai ( Peronema Canescens Jack )
selama 6 jam sambil dilakukan pengadukan tiap 1 jam, kemudian diamkan selama
diuapkan diatas waterbath hingga didapati bobot tetap karena sisa pelarut telah
Bobot Ekstrak
% Rendemen= X 100%
Bobot Simplisia
1) Identifikasi Alkaloid
( Simaremare, 2014 ).
2) Identifikasi Flavonoid
mL asam asetat anhidrat dan 0,5 mL H2SO4 pekat. Larutan ekstrak dikocok
perlahan dan dibiarkan selama beberapa menit. Hasil positif steroid jika
memberikan warna biru atau hijau terdapat cincin, sedangkan hasil positif
4) Identifikasi Fenol
Hasil positif terbentuknya warna hitam atau hijau kebiruan ( Tiwari et al.,
2011 ).
5) Identifikasi Saponin
3.5.6. Uji Aktivitas Antioksidan Daun Sungkai ( Peronema Canescens Jack ) Secara
Plat KLT yang digunakan yaitu plat silika gel GF 254 dengan ukuran 1,5
cm x 7,5 cm yang diberi tanda batas dengan jarak 1 cm pada bagian bawah dan
0,5 cm dari tepi atas plat. Plat dipanaskan dahulu dalam oven selama 30 menit
dijenuhkan dengan fase gerak. Pelarut organik yang terpilih dari hasil optimasi
yang digunakan sebagai fase gerak yaitu n-heksan : Etil Asetat (6:4) ( Rachman,
2018 ). Penjenuhan eluen dapat dilakukan dengan menempatkan kertas saring ke
menggunakan pipa kapiler, dan ditotolkan pada plat KLT. Plat KLT dimasukkan
ke dalam chamber yang berisi eluen yang telah dijenuhkan. Eluen dibiarkan
terelusi hingga mencapai batas plat yang telah ditandai sebelumnya. Laju
pergerakan eluen terhadap fase diam dihitung sebagai retardation factor (RF).
Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif adalah Rf. Oleh karena itu,
memiliki jarak yang sama walaupun ukuran jarak plat nya berbeda. Nilai
perhitungan tersebut adalah nilai Rf, nilai ini digunakan sebagai nilai
perbandingan relatif antar sampel. Nilai Rf juga menyatakan derajat retensi suatu
komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf sering juga disebut faktor retensi.
komponen, maka semakin besar nilai Rf nya begitupun sebaliknya. Fase diam
yang digunakan adalah plat silika gel yang bersifat polar. Sehingga, jika eluen
yang digunakan bersifat non polar dan akan menghasilkan nilai Rf yang besar,
maka itu berarti senyawa yang diuji memiliki sifat kepolaran yang tinggi. Setelah
selesai, plat KLT silika gel 60 GF254 dikeluarkan dari chamber, kemudian
dikeringkan dan disemprot dengan larutan DPPH. Bercak pada KLT yang
memiliki aktivitas antioksidan akan berubah warna menjadi warna kuning dengan
ukur 50 mL, kemudian dilarutkan dengan metanol p.a sampai tanda batas labu
ukur 50 mL. Sehingga diperoleh konsentrasi 100 ppm. Dari larutan induk
Jack )
kedalam labu ukur 50 mL. Volume dicukupkan dengan metanol p.a sampai
tanda batas (1000 ppm) dari larutan induk dibuat seri konsentrasi 10 ppm, 20
Canescens Jack )
3. 6. Analisis Data
DPPH
aktivitas antioksidan dengan metode DPPH adalah dengan nilai IC50 yaitu
persentase inhibisi serapan DPPH dengan rumus berikut ( Puspitasari & Ningsih,
2016 ) :
|Kontrol|−|Sampel|
% Inhibisi = |Kontrol|
× 100%
regresi linier. Konsentrasi sampel sebagai sumbu x dan % inhibisi sebagai sumbu
y dari persamaan y = a + bx. Untuk penentuan nilai IC 50 dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
(50−a)
IC50 =
b
Keterangan:
y : % inhibisi (50)
b : Slope (kemiringan)
x : Konsentrasi
). Nilai IC50 didapatkan dari nilai x setelah mengganti y = 50. Jika nilai IC50
berada dibawah 50 ppm maka aktivitas antioksidannya kategori sangat kuat, jika
berada antara 50-100 ppm berarti aktivitas antioksidannya kategori kuat, nilai IC50
nilai IC50 berada diantara 150-200 ppm berarti aktivitas antioksidannya kategori
lemah, nilai IC50 berada diantara 200-250 ppm berarti aktivitas antioksidannya
Astuti, K. W., P. E. U. D Artini., N. K. Warditiani. 2013. Uji Fitokimia Etil Asetat Rimpang
149.
(4) : 405-412.
Dhea Prasiwi, Agus Sundaryono, Dewi Handayani. 2018.Aktivitas Fraksi Etanol Dari Ekstrak
Harmida, S., dan Yuni, V.F. 2011. Studi Etnofitomedika Di Desa Lawang Agung Lahat
Sumatera
Kattappagari, KK., CS, Teja., RK, Kommalapati., C., Poosaria., SR., Gontu., BVR, Rendyy.
Khaira, K., 2010. Menangkal Radikal Bebas Dengan Antioksidan. Jurnal saintek.
Risiko.Leskonfi: Depok.
Rachman, G.M. 2018. Studi Farmakognostik Simplisia Daun dan Kulit Batang Tandui
Pharmacy. 2 (2):114-118.
Sayuti, K & R. Yenrina. 2015. Antioksidan Alami Dan Sintetik. Padang: Andalas University
Press.
Simaremere., S. E. 2014. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Gatal (Laportea decumana
Tiwari, P., B. Kumar., M. Kaur., G. Kaur., H. Kaur. 2011. Phytochemical Screening and
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas Potensi dan Aplikasinya Dalam
Yamaguchi, T., H. Takamura, T. Matoba. 1998. HPL Method for Evaluation of free