Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

PENYEDIAAN AIR BERSIH

WATER TREATMENT

DI SUSUN OLEH:
Dian Ayu Sandra (07181028)
Jihan Haliza Romiadi (07181044)
Velisitas Lilis Pala’langan (07181079)

Dosen Pengampu
Riyan Benny Sukmara, ST., MT.
NIP : 199012212019031010

Program Studi Teknik Sipil


Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Kalimantan
Balikpapan, 2022
SISTEM PENGELOLAAN AIR DI NETHERLAND

Pendahuluan

Belanda merupakan salah satu negara di benua Eropa yang memiliki nama asli
Koninkrijk der Nederland yang artinya “negeri berdaratan rendah” dimana sebagian besar
daratannya adalah hasil campur tangan manusia. Sebagian besar wilayah negara ini sangatlah
datar. Desakan kebutuhan pemukiman akibat peningkatan penduduk di sekitar tahun 1000-an
menjadikan wilayah permukiman harus semakin diperlebar dan tibalah di titik kawasan yang
rawan terkena banjir akibat memiliki tinggi tanah yang berada di permukaan air laut. Letak
geografis yang tidak menguntungkan itu justru membuat Belanda menjadi spesialis dalam
pengelolaan air.
Sumber air di negara Belanda dapat diperoleh dari air tanah dan danau. Cadangan air
tanah di Belanda tidak akan berubah di abad 21. Di beberapa bagian dari pertanian di Belanda
dan alam yang di dominasi oleh air payau dan rembesan air asin sangat ketergantungan pada
air tanah yang terisolir oleh rembesanair asin. Salah satu suplai air bersih di beberapa untuk
beberapa provinsi di Belanda bersumber dari danau Ijsselmeer. Air danau ini digunakan
untuk pertanian, untuk mempertahankan tingkat air yang cukup tinggi di perairan pedalaman,
dan untuk menyiram garam garam di selokan dank anal-kanal di daerah tersebut.

Pembahasan

1. Eco-drainage
Belanda tidak hanya memanfaatkan kecanggihan bendungan dan kincir angina dalam
pengelolaan air tetapi juga mempunyai sistem eco-drainage yang sangat ramah lingkungan.
Selain mampu berkontribusi mengurangi peluang banjir, sistem ini mampu menjaga kualitas
air. Ekodrainase berasal dari pemikiran eco-hidrology yang pertama kali dikenalkan pada
tahun 1982 oleh peneliti Belanda yang bernama Van Wirdum. Salah satu contoh
implementasi ekodrainase terdapat pada kota UtrechtAir hujan yang turun dipilah menjadi
dua yaitu air yang dianggap kotor dan air yang dianggap bersih. Air yang bersih contohnya
adalah air hujan yang mengalir dari atap rumah, sedangkan air yang kotor adalah air hujan
yang jatuh dari permukaan jalan dimana air tersebut telah terkontaminasi oleh kendaraan. Air
yang tergolong bersih dialirkan ke suatu tanah rerumputan yang disebut “wadi”. Pada wadi,
air hujan disaring oleh rerumputan sehingga dapat langsung terserap ke dalam tanah seperti
pada gambar berikut.
Gambar 1.1 Rerumputan untuk resapan dan infiltrasi air hujan (wadi)

Selain memanfaatkan wadi, pemerintah kota Utrecht memanfaatkan median jalan dari
bahan paving di sebuah area perumahan di Leidsche Rijn dengan tujuan agar air-air yang
turun bisa langsung terserap kedalam tanah.

Gambar 1.2 Penggunaan paving pada jalan


2. Pengolahan Air

Negara ini membangun sistem penyediaan air bersih pertamanya pada tahun 1850. Saat
itu, angka kematian akibat water born disease sangat tinggi, namun seiring dilakukannya
pembangunan fasilitas ini, angka penyakit menurun ketika warga mendapat pasokan air
bersih dengan kualitas yang baik. Sumber air Belanda umumnya adalah air tanah dan air
permukaan yang sebagian besar digunakan masyarakat yang berada di utara Belanda. Air
permukaan yang mengandung kadar garam tinggi diolah dengan teknologi Kreegrug dan
Drainzbuffer. Air hujan yang mengalami infiltrasi akan mengalir ke sungai dan waduk
sehingga suplai air tetap terjaga.
Pertumbuhan penduduk serta pembangunan pesat di Belanda membuat kuantitas limbah
semakin bertambah dan negara ini terus melakukan inovasi pada teknologi pengelolaan air
limbah tersebut. Untuk menekan biaya dan mengatasi keterbatasan lahan yang tersedia
Belanda menggunakan Nereda. Nereda adalah pengolahan air limbah secara biologis yang
memanfaatkan biomassa granular yang membentuk butiran lumpur sehingga limbah
terkonsentrasi dengan baik. Proses ini membuat pengolahan lebih cepat dan menghemat
energy lebih dari 20%.

Gambar 1.3 Instalasi pengolahan air limbah terpadu

Keunggulan Belanda dalammengelola air tidak hanya dibuktikan dengan kecanggihan


sistem pertahanan airnya. Di negara ini, minum air langsung dari keran sangat dianjurkan
daripada membeli air minum kemasan. Hal ini karena air keran di Belanda yang di proses
denganteknologi membran tercanggih di dunia, berkualitas lebih baik daripada air minum
kemasan. Untuk menjamin kualitas air minum yang tinggi, dilakukan pemantauan kualitas
sumber dan limbah pabrik air minum secara ekstensif. Jika kualitas air tidak memenuhi
pedoman, operasi pengolahan diubah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman operator.

Selain itu pengelolaan air minum di Belanda tidak hanya menjadi tugas pemerintah
semata tetapi juga bersama-sama dengan beberapa perusahaan air terkemuka yang dipilih
oleh pemerintah, sehingga tugas pengadaan air dapat dikelola dengan baik. Agar pemenuhan
air minum dapat merata, maka pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada
pemerintah daerah seperti provinsi, municipal atau Gemeente untuk mengelola air minum
secara baik dan dengan standar yang sudah ditetapkan dengan akurasi teknologi yang tepat.
Hal ini dapat dilihat dari hasil data yang diperoleh dari Vewin (Vereniging van
Waterbedrijven) yaitu perusahaan air di Belanda yang terus menyediakan kebutuhan air
minum dengan terus mengembangkan inovasi dan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait serta
komunitas sosial untuk terus mengadakan penelitian-penelitian.

3. Pengelolaan Banjir
Belanda memiliki sebagian daerah yang permukaan tanahnya lebih rendah daripada
laut. Rotterdam merupakan salah satu kota yang berada di bawah permukaan laut yang
sebagian besar kotanya dibangun di bawah tanggul. Titik dataran terendah Belanda ialah 6,76
meter di bawah permukaan laut. Oleh karena itu, pembangunan tanggul dan bendungan perlu
dilakukan untuk menyelamatkan pulau agar tidak terendam air laut.
Pembangunan bendungan dilakukan dengan memperhatikan detil konstruksi, aspek
lingkungan, ekologi pantai disekitarnya dan kehidupan nelayan serta kelancaran arus lalu
lintas pelabuhan. Sehingga bendungan tidak hanya kokoh dari sisi konstruksi, namun juga
menjadikan nilai tambah estetika dan pariwisata yang berdampak pada ekonomi Belanda.
Kemampuan Belanda dalam membangun daratan melalui berbagai coastal construction
project menjadikannya sebagai kiblat teknologi pengelolaan air dan menjadi sang juara
penakluk air. Berikut ini adalah beberapa contoh tanggul dan bendungan yang ada di
Belanda.

a. Haringvliet Dam
Bendungan ini menutup teluk kecil Haringvliet yang dibangun tahun 1971 yang
berfungsi untuk melindungi daerah pasang laut dari banjir dan mengatasi masalah
salinisasi, dan pintu air yang dapat mengatur debit air sungai yang berlebihan.
Bendungan ini terdiri memiliki 17 pintu air dengan panjang 4,5 kilometer dan memiliki
kapasitas maksimum hingga 21000 m3 per detik. Pintu air - pintu air tersebut dibangun
di sepanjang bendungan berbentuk polder. Pasang surutnya dipenuhi pasir dan blok
beton yang kuat. Setiap pembangunan bendungan pasti memiliki efek samping, yang
terjadi bendungan ini adalah berkurangnya flora dan fauna yang biasanya di temukan di
daerah pasang surut dengan jumlah yang besar. Akhirnya, baru-baru ini pemerintah
memutuskan untuk secara bertahap mengembalikan pengaruh pasang surut.
Gambar 1.4 Haringvliet Dam

b. New Waterway Storm Surge Barrier


New Waterway Storm Barrier ini selesai dibangun pada tahun 1996, bangunan ini juga
merupakan akses ke pelabuhan Rotterdam. Bangunan ini melindungi area terpenting di
Rotterdam dan Dordecht dari banjir pasang surut yang luar biasa besarnya. Bendungan
ini dibangun dengan dua gerbang raksasa yang mengembang dan terhubung ke pantai
dengan panjang 250 meter. Setiap kali badai berlangsung, diperkirakan gerbang dapat
berayun dan dapat menurunkan dasar beton dengan membuka kran. Tapi setelah itu air
bisa dipompa melalui katup sehingga gerbang bisa melayang lagi ke pantai.

Gambar 1.5 New Waterway Storm Surge Barrier


c. Eastern Scheldt Storm Surge Barrier
Selama pembangunan pada awal tahun70-an, konstruksi ini sempat ditentang publik
karena ingin teluk tetap terbuka, alasannya adalah untuk melestarikan alam dan industri
perikanan. Akhirnya dibuat keputusan membangun penghalang gelombang badai pada
tahun 1986. Bendungan penghalang ini terdiri dari 65 tiang beton besar yang memiliki
pintu baja dan dapat menutup debit air antar dermaga. Setelah pembangunan selesai,
akhirnya keselamatan dan ketahanan yang dijanjikanpun dievaluasi. Dan publik
percaya sehingga menyetujui rencana kebijakan terpadu tersebut untuk mengelola
Scheldt Timur.

Gambar 1.6 Eastern Scheldt Storm Surge Barrier

Anda mungkin juga menyukai