Anda di halaman 1dari 4

A.

Definisi Home Visit

Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup yang bersih dan
sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada seluruh anggota keluarga. Peranan
keluarga dalam sebuah rumah memegang kunci utama untuk meningkatkan kualitas kesehatan
sejak dini. Karena jika keluarga sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat pula. Untuk itu,
Sehat harus diawali dari dalam rumah sendiri. Dengan menerapkannya terlebih dahulu di
lingkungan rumah tangga, maka otomatis akan lebih mudah menerapkan kelingkungan yang
lebih luas lagi yaitu masyarakat. Oleh karena itu perlu diciptakan lingkungan sehat yang dimulai
dengan pembinaan tehadap seluruh anggota keluarga. Pembinaan keluarga yang dimaksud dapat
diwujudkan dengan kegiatan home visit.
Home visit dapat diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan kunjungan ke rumah warga yang
dipilih sebagai keluarga binaan untuk membantu mereka mandiri dalam konteks kesehatan
khususnya dalam kegiatan PBL ini adalah dalam hal PHBS & pencegahan penyakit.

B. Tujuan Home Visit

Tujuan dari kegiatan home visit ini adalah sebagai berikut :

1. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah yang ada pada keluarga binaan
2. Agar mahasiswa mampu menganalisis masalah yang ada pada keluarga binaan
3. Agar mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk mengatasi masalah yang ada
4. Agar mahasiswa mampu melaksanakan program penatalaksanaan sesuai dengan yang
telah direncanakan
5. Agar mahasiswa mampu melakukan evaluasi

C. Manfaat Home Visit

1. Keluarga
Manfaat home visit bagi keluarga yang dibina yaitu dapat menambah pengetahuan
masyarakat tentang PHBS yang diharapkan nantinya dapat mengubah perilaku mereka
sehingga sesuai dengan indicator PHBS.
2. Mahasiswa
Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan gambaran serta
pengalaman secara nyata tentang pembinaan keluarga sehat.
D. Sasaran Home Visit

Keluarga yang menjadi sasaran dalam kegiatan home visit merupakan keluarga yang terpilih
secara random berdasarkan tingkatan indicator PIS-PK yang tidak terpenuhi dalam Indeks
Keluarga Sehat (IKS). Metode pemilihan rumah binaan dilakukan secara random dengan
mengacu pada mapping PBL I yang dibuat berdasarkan kusioner PIS-PK yaitu keluarga tidak
memenuhi IKS (indeks keluarga sehat ) atau yang status PIS-PK rumah tangganya berwarna
kuning. Target keluarga binaan adalah sebanyak 1 keluarga. Keluarga ini akan diberikan edukasi
sesuai dengan masalah yang ada dalam rumah tangga tersebut. Dan kegiatan pembinaan PHBS
pada rumah tersebut akan lebih memfokuskan pada perubahan indicator IKS yang belum
terpenuhi. Indicator yang dimaksud dala kegiatan ini yaitu :
1. Keluarga mengikuti program keluarga berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
3. Bayi mendapatkan imunisasi lengkap
4. Bayi mendapat ASI Ekslusif
5. Balita mendapat Pemantauan pertumbuhan
6. Penderita TB Paru mendapat pengobatan sesuai standar
7. Penderita Hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Menggunakan/mempunyai akses jamban keluarga

E. Kegiatan Home Visit

Gambaran secara umum kegiatan home visit yang akan dilakukan pada rumah tangga yang
menjadi rumah binaan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan wawancara dan observasi

2. Melakukan penyuluhan dan intervensi mengenai


PHBS

3. Melakukan evaluasi perubahan perilaku keluarga


setelah dilakukan penyuluhan
Secara rinci kegiatan home visit yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informed consent kepada calon keluarga binaan dan menjelaskan tentang tujuan
dilakukannya home visit.
2. Melakukan observasi awal
Observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung di lapangan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan rumah binaan, seperti kondisi rumah, lingkungan sosial seta terjadinya
hubungan kekeluargaan. Observasi dilakukan dengan maksud memahami perilaku anggota
keluarga untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan
kegiatan.
3. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilakukan berdasarkan status PHBS rumah tangga yang telah diperoleh
melalui pengambilan data awal. Identifikasi masalah juga dapat dilakukan dengan cara
mewawancara ulang responden dengan acuan 12 pertanyaan PHBS rumah tangga. Dari 12
indikator PHBS rumah tangga tersebut, indikator yang tidak terpenuhi akan menjadi prioritas
masalah. Contoh hasil identifikasi masalah pada keluarga binaan yaitu :
a. Ayah
1. Memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah
2. Tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan
b. Ibu
1. Tidak Memberikan ASI Eksklusif
2. Tidak menimbang balitanya setiap bulan
3. Persalinan ditolong oleh dukun
c. Anak
1. Tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan
2. Dan seterusnya

Setelah mengidentifikasi masalah dari setiap anggota keluarga maka selanjutnya dapat
ditentukan prioritas masalah yang akan di intervensi dalam kegiatan home visit. Contoh :
a. Tidak menimbang balitanya setiap bulan.
Analisis masalah:
Karena posyandu tidak setiap bulan berjalan atau karena kurangnya pengetahuan ibu
tentang manfaat pemantauan tumbuh kembang bayi.

4. Menyiapkan bahan intervensi sesuai dengan permasalahan yang ditemukan. Contoh : jika
masalah pada keluarga binaan berkaitan dengan kurangnya pengetahuan, maka dapat
dilakukan penyuluhan dengan berbagai metode yang dianggap menarik misalnya dengan
leaflet, video, dll.
5. Menyusun kuesioner pretest/post test untuk diisi oleh keluarga binaan. Kuesioner ini berguna
sebagai alat ukur untuk mengevaluasi perubahan perilaku pada keluarga yang dibina.
Kuesioner yang dibuat tidak keluar dari bahan materi penyuluhan yang akan diberikan.
Kuesioner diberikan satu kali sebelum pemberian materi penyuluhan dan satu kali setelah
semua materi selesai diberikan. Pemberian materi dapat dilakukan secara bertahap. Post test
dapat dilakukan selang beberapa setelah pemberian materi penyuluhan.
6. Setiap kali kunjungan harus mempunyai kegiatan yang jelas. Sebaiknya setiap kegiatan
kunjungan di buat dalam bentuk tabel agar lebih terorganisir. Contoh tabel kegiatan home
visit :

No Waktu Hari & tanggal Tempat Kegiatan

Melakukan observasi
1. 16.30 Minggu , 14 Juni 2020 Rumah responden
awal
Memberikan kuesioner
2. 15.30 Senin, 15 Juni 2020 Rumah responden
pre-test
3. Dst

7. Banyaknya hari berkunjung tidak di tentukan (minimal 3 kali).

F. Format Laporan Home Visit

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB III METODE
3.1 Kriteria Pemilihan Keluarga Binaan
3.2 Lokasi
3.3 Waktu kegiatan
3.4 Identifikasi Masalah
3.5 Kegiatan Intervensi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai