Anda di halaman 1dari 12

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DENGAN


PERILAKU KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB DI KOTA
SEMARANG

Nafiah Yusi, Laksmono Widagdo, Kusyogo Cahyo


Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : nafiahyusi@gmail.com

Abstract:
Success rate of TB in Semarang in 2013-2016 was 83%, this figure showed that
the target set by the Central Java Provincial Health Office has not been 90%.
Importance psychosocial offers for TB sufferers such as taking TB drugs
regularly, motivating to achieve recovery, and providing information for TB
patients will use TB to achieve treatment success. The basic things needed by
TB patients are the psychological and social. Research to analyze the
relationship between psychosocial use of TB services in the city of Semarang.
This research is an analytical study using cross sectional study. The sampling
technique used in this study is to use a total sampling that is silent 49 people.
Data analysis in this study uses univariate and bivariate analysis. The results
showed that most respondents had good TB success behavior of 63.3%. Based
on the results of bivariate analysis using Chi-square test showed that there were
relationship between knowledge of TB treatment (p-value = 0,000), family support
for TB treatment (p-value = 0,031), PMO support for TB treatment (p-value =
0,031), and medical staff support for TB treatment (p-value = 0.029) with
behaviors of successful treatment of TB patients in Semarang.

Keywords : Psychosocial Support, Tuberculosis, Treatment Success, Behavior

PENDAHULUAN
Latar Belakang peningkatan kasus TB. Sebagian
Tuberkulosis merupakan salah besar kematian akibat TB dapat
satu masalah kesehatan yang dicegah sejak dini dengan diagnosis
berdampak pada status kesehatan dan pengobatan yang tepat. Namun
masyarakat di tingkat global. Saat ini masih terdapat banyak kesenjangan
tuberkulosis masih menjadi penyakit dalam deteksi dan pengobatan TB.
dengan beban penyakit tinggi di Negara India, Indonesia, dan China
negara yang berpenghasilan merupakan Negara dengan penderita
menengah dan rendah.(1) Dilaporkan Tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-
oleh WHO di dalam Global turut 23%, 10%, dan 10% dari seluruh
Tuberculosis Report 2017 bahwa penderita di dunia.(2)
sebanyak 6,1 juta kasus baru TB Standar angka keberhasilan
ditemukan pada Tahun 2015. Pada pengobatan global yang telah
tahun berikutnya, sebanyak 6,3 juta ditetapkan oleh WHO sebesar 85%.
kasus baru TB dilaporkan terjadi di Secara global, angka keberhasilan
Tahun 2016. Besarnya kasus baru TB pengobatan TB sebesar 83% pada
Tahun 2014-2015 menunjukkan terjadi Tahun 2015.(1) Angka keberhasilan

768
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pengobatan tersebut juga serupa Angka keberhasilan pengobatan


dengan angka yang dicapai pada (Succes Rate) TB BTA positif di Jawa
Tahun 2016 sebesar 83%. Tengah pada Tahun 2014 sebesar
Berdasarkan tingkat keberhasilan 89,89%.(4) Di tahun berikutnya Tahun
pengobatan TB dunia, dalam kurun 2015, Jawa Tengah mencapai tingkat
waktu empat tahun terakhir belum keberhasilan pengobatan sebesar
mencapai target yang telah ditetapkan 82%. Angka keberhasilan pengobatan
oleh WHO. TB paru BTA positif di Jawa Tengah
Indonesia merupakan negara Tahun 2016 sebesar 71,3%.(5)
penyumbang kasus TB terbesar di Berdasarkan tingkat keberhasilan
dunia pada urutan ketiga setalah India pengobatan dalam kurun waktu tiga
yaitu sebesar 10 %. Di indonesia tahun terakhir Provinsi Jawa Tengah
ditemukan sebanyak 351.893 kasus mengalami penurunan yang signifikan
TB pada Tahun 2016. Jumlah tersebut dan belum mencapai target Renstra
meningkat dibandingkan dengan Dinkes Provinsi Jawa Tengah yaitu
temuan kasus TB pada Tahun 2015 sebesar 90%.
sebanyak 330.729 kasus. Berdasarkan Kota Semarang adalah salah satu
Profil Kesehatan Indonesia 2016 wilayah di Jawa Tengah dari 35
Kemenkes RI, jumlah kasus baru Kab/Kota yang ada dan memiliki angka
tuberkulosis BTA positif di Indonesia notifikasi kasus sebesar 169 per
pada Tahun 2016 sebanyak 181.711 100.000 penduduk pada Tahun 2015
kasus.(3) ini artinya gambaran penemuan kasus
Salah satu usaha untuk TB di Semarang masih tinggi karena
menurunkan kasus TB di Indonesia case notification rate di Jawa Tengah
adalah dengan pengobatan. Adapun pada Tahun 2015 sebesar 117 per
indikator evaluasi pengobatan TB 100.000 penduduk.(6) Pada Tahun
adalah angka keberhasilan 2016 jumlah penderita TB paru BTA
pengobatan (Success Rate) yakni positif sebanyak 1.235 orang dari
angka yang menunjukkan persentase 3.251 orang yang ditemukan dari
pasien TB Paru terkonfirmasi seluruh tipe TB.(6) Pada Tahun 2013
bakteriologis yang menyelesaikan hingga 2016 angka keberhasilan
pengobatan (baik yang sembuh pengobatan TB BTA positif di Kota
maupun pengobatan lengkap) diantara Semarang sebesar 83 %.(7–9) Dapat
pasien TB Paru terkonfirmasi dilihat dari angka keberhasilan
bakteriologis yang tercatat. Pada pengobatan tersebut, Kota Semarang
Tahun 2014, angka keberhasilan dalam tiga tahun terakhir tidak
pengobatan TB di Indonesia sebesar mengalami penurunan atau
87 %. Tahun 2015 angka keberhasilan peningkatan serta belum mencapai
pengobatan TB di Indonesia menurun target dan yang signifikan yang telah
menjadi 84%, sedangkan pada Tahun ditetapkan oleh Renstra Dinkes
2016 meningkat menjadi 85%.(3) Provinsi Jateng yaitu sebesar 90
Jawa Tengah menjadi urutan persen.
ketiga penyumbang kasus TB terbesar Berdasarkan hasil studi
di Indonesia. Kasus baru TB BTA pendahuluan yang didapatkan dari
positif di Jawa Tengah sebanyak laporan Dinas Kesehatan Kota
16.908 kasus pada Tahun 2016. Dari Semarang pada Triwulan 1 hingga 4
jumlah tersebut menurut jenis kelamin pada Tahun 2016, dari 37 puskesmas
laki-laki dan perempuan secara urut di Kota Semarang terdapat tiga
didapatkan sebanyak 9.733 kasus dan puskesmas yang memiliki kasus TB
7.135 kasus baru TB BTA positif.(3) BTA positif terbesar yaitu Puskesmas

769
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Bandarharjo, Puskesmas Bangetayu, dukungan baik psikis maupun sosial


dan Puskesmas Telogosari Wetan. lebih, karena dengan dukungan dari
Penemuan kasus TB BTA positif pada orang-orang tersebut secara tidak
Tahun 2014-2016 di Puskesmas langsung dapat menurunkan beban
Bandarharjo, Puskesmas Bangetayu, psikologis sehubungan dengan
dan Puskesmas Telogosari Wetan penyakit yang dideritanya yang pada
masing-masing sebanyak 152 kasus, akhirnya meningkatkan ketahanan
101 kasus, dan 56 kasus. Dalam kurun tubuh sehingga kondisi fisik tidak akan
waktu tiga tahun terakhir tiga wilayah semakin menurun.
puskesmas tersebut mengalami Selain itu terdapat dampak
kenaikan kasus TB yang signifikan. psikososial yang dirasakan oleh
Capaian keberhasilan pengobatan penderita TB antara lain lamanya
TB di Puskesmas Bandarharjo, pengobatan bagi pasien TB sekitar 6
Puskesmas Bangetayu, dan bulan membuat mereka merasa
Puskesmas Telogosari Wetan bosan, putus asa, kurang motivasi
mengalami fluktuatif. Pada Tahun dalam menjalani pengobatan dan
2014-2016, angka keberhasilan memiliki efek samping akibat
pengobatan TB di Puskesmas meminum OAT, serta masih adanya
Bandarharjo dan Puskesmas stigma di lingkungan masyarakat
Bangetayu pada Tahun 2016 mengenai penyakit TB mengakibatkan
mengalami penurunan dari target yang penderita TB kurang percaya diri
telah ditetapkan sebesar 90% dengan berinteraksi dengan orang-orang
capaian masing- masing 56,3% dan disekitarnya. Bentuk dukungan
70%. Puskesmas Telogosari Wetan psikososial bagi penderita TB dapat
pada Tahun 2014-2016 telah berupa dukungan konkrit sperti
mencapai target yang ditetapkan mengingatkan meminum obat secara
sebesar 90% dengan angka sembuh, dukungan emosional seperti
keberhasilan pengobatan TB sbesar memberi motivasi kepada penderita
100%, 100% dan 92,9%. TB agar dapat mencapai kesembuhan,
Penyakit TB memiliki beberapa dan dukungan informasi seperti
dampak yang timbulkan terhadap memberi informasi terkait pentingnya
kesehatan antara lain jika tidak segera melakukan pengobatan TB bagi
diobati penderita TB akan berisiko penderita TB. Pentingnya aspek
menularkan kuman TB kepada orang- psikososial dapat mempengaruhi
orang di lingkungan sekitar tempat pasien TB dalam berperilaku untuk
tinggalnya serta penderita TB yang mencapai keberhasilan pengobatan
tidak patuh dalam meminum obat TB.
dapat dinyatakan gagal dalam
pengobatan dan harus mengulan Metode Penelitian
pegobatan hingga dinyatakan sembuh. Penelitian ini merupakan
Hal-hal mendasar yang dibutuhkan penelitian analitik dengan
oleh pasien TB BTA positif diantaranya menggunakan studi cross sectional.
baik dukungan secara psikologik Dalam penelitian cross sectional,
maupun sosial. Pada saat menjalani dimana variabel bebas dan variabel
pengobatan TB, seorang penderita TB terikat atau kasus yang terjadi diukur
akan mencari dukungan sosial dari atau dikumpulkan dalam waktu yang
orang-orang sekitarnya, sehingga bersamaan.(10) Dalam penelitian ini,
dirinya merasa dihargai, diperhatikan peneliti memiliki tujuan untuk
dan dicintai. Penderita penyakit kronis menganalisis hubungan dukungan
seperti TB paru perlu mendapat psikososial terhadap perilaku

770
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pengobatan pasien TB mencapai IRT 10 20,4


keberhasilan pengobatan di tiga Buruh 4 8,2
wilayah kerja Puskesmas Kota Pedagang 12 24,5
Semarang. Karyawan swasta 15 30,6
PNS 3 6,1
Populasi dalam penelitian ini
adalah pasien TB BTA positif yang
telah dinyatakan sembuh dan Tabel 2. Kategori Variabel Bebas dan
pengobatan lengkap dan bukan Variabel Terikat
termasuk pasien TB Anak pada Tahun Jumlah
Variabel
2016 di tiga wilayah kerja puskesmas f %
yakni Puskesmas Bandarharjo, Pengetahuan mengenai
Puskesmas Bangetayu, dan pengobatan TB
Puskesmas Tlogosari Wetan Kota Kurang baik 22 44.9
Semarang. Teknik pengambilan Baik 27 55.1
Sikap terhadap
sampel yang digunakan dalam
pengobatan TB
penelitian ini yaitu mengunakan total Permisif 37 75,5
sampling yang berjumlah 49 orang. Tidak permisif 12 24,5
Teknik pengambilan data pada Efikasi diri terhadap
penelitian ini didapatkan secara pengobatan TB
langsung oleh peneliti dari responden Tinggi 29 59,2
melalui observasi dan wawancara Rendah 20 40,8
dengan menggunakan instrumen Dukungan keluarga
kuesioner. Uji coba kuesioner terhadap pengobatan TB
dilakukan pada 10 pasien TB yang Mendukung 30 61,2
Kurang mendukung 19 38,3
dinyatakan sembuh dan pengobatan
Dukungan PMO terhadap
lengkap pada Tahun 2016 di wilayah pengobatan TB
kerja puskesmas Ngesrep Kota Mendukung 30 61,2
Semarang. Analisis data yang Kurang mendukung 19 38,3
digunakan dalam penelitian ini adalah Dukungan kelompok
ananlisis univariat dan bivariate sosial terhadap
menggunakan uji chi-square. pengobatan TB
Mendukung 31 63,3
HASIL DAN PEMBAHASAN Kurang mendukung 18 36,7
Dukungan petugas
Tabel 1. Distribusi Frekuensi kesehatan terhadap
Karakteristik Responden pengobatan TB
Karakteristik f % Mendukung 25 51,0
Usia Kurang mendukung 24 49,0
Dewasa muda (18-39 th) 21 42,9
Perilaku keberhasilan
Dewasa menengah (40-65 th) 26 53,1
pengobatan TB
Dewasa akhir (>65 th) 2 4,0
Jenis Kelamin Baik 31 63,3
Laki-laki 29 59,2Kurang baik 18 36,7
Perempuan 20 40,8
Pendidikan terakhir
Tidak sekolah 5 10,2Tabel 3. Rekapitulasi Uji Hubungan
SD/sederajat 19 38,8 Variabel p- Keterangan
SMP/sederajat 8 16,3 value
SMA/sederajat 11 22,4Usia 0,098 Tidak ada
Perguruan tinggi 6 12,2 hubungan
Pekerjaan Jenis kelamin 0,265 Tidak ada
Tidak bekerja 5 10,2 hubungan

771
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Pendidikan 0,546 Tidak ada Dukungan keluarga yang mendukung


terakhir hubungan responden terhadap pengobatan TB
0,995 Tidak ada yaitu sebesar 61,2 %. Dukungan PMO
Pekerjaan hubungan yang mendukung responden terhadap
0,000 Ada hubungan
pengoba-tan TB yakni sebesar 61,2 %.
Pengetahuan
mengenai
Dukungan kelompok sosial yang
pengobatan TB 0,149 Tidak ada mendukung respon-den terhadap
Sikap terhadap hubungan pengobatan pengobatan TB yaitu
pengobatan TB 0,610 Tidak ada sebesar 63,3 %. Dukungan petugas
Efikasi diri hubungan kesehatan yang diberikan kepada
terhadap respon-den, sebagian besar
pengobatan TB 0,031 Ada hubungan mendukung responden selama
Dukungan menjalani pengobatan TB yakni
keluarga sebesar 51,0 %.
terhadap 0,031 Ada hubungan
pengobatan TB
Dukungan PMO
Analisis Bivariat
terhadap 1,000 Tidak ada Hubungan antara Usia dengan
pengobatan TB hubungan Perilaku Keberhasilan Pengobatan
Dukungan TB
kelompok Berdasarkan hasil penelitian ini
sosial terhadap 0,029 Ada hubungan menunjukkan bahwa tidak ada
pengobatan TB hubungan antara usia dengan perilaku
Dukungan keberhasilan pengobatan pasien TB di
petugas Kota Semarang (p-value = 0,098).
kesehatan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
terhadap
pengobatan TB
yang dilakukan oleh Ruditya yang
menunjukkan bahwa tidak ada
Analisis Univariat hubungan antara usia dengan
kepatuhan memeriksakan dahak
Berdasarkan tabel 2. diketahui
bahwa sebagian besar usia responden selama pengobatan TB di Puskesmas
Kalikedinding.(11)
pada penelitian ini adalah berkategori
Pada penelitian ini diketahui
usia dewasa menengah yaitu 40-65
bahwa sebagian besar responden
tahun sebesar 53,1 %. Sebagian besar
berkategori usia menengah yakni 40-
responden berjenis kelamin laki-laki
65 tahun. Pada rentang usia sebelum
sebesar 59,2 %. Latar belakang
memasuki usia lanjut, seseorang
pendidikan responden adalah
mayoritas dengan kategori bersekolah kurang dapat menyesuaikan diri
dengan masalah yang dihadapi. Dalam
formal sebesar 89,8 %. Sebagian
tahapan perkembangan usia pada
besar responden pada penelitian ini
aspek psikososial, seseorang yang
termasuk dalam kategori bekerja
dianggap telah memasuki usia dewasa
sebesar 69,4 %. Sebagian besar
responden memiliki pengetahuan menengah hingga akhir memiliki
ketrampilan penyesuaian adaptasi
mengenai pengobatan TB dengan
dimana seseorang yang terdiagnosis
kategori baik sebesar 55,1 %.
penyakit TB akan lebih memiliki sikap
Mayoritas responden memiliki
dan perilaku yang baik dalam
sikap yang permisif terhadap
pengobatan TB yakni sebesar 75,5 %. mencapai kesembuhannya untuk
menyelesaikan permasalahan yang
Sebagian besar responden memiliki
dihadapi.
efikasi diri yang rendah terhadap
pengobatan TB sebesar 59,2 %.

772
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hubungan antara Jenis Kelamin oleh seseorang. Semakin tinggi


dengan Perilaku Keberhasilan tingkatan pendiidkan yang dicapai oleh
Pengobatan TB seseorang, semakin tinggi
Berdasarkan hasil penelitian ini kematangan psikologis dalam
diketahui bahwa tidak ada hubungan menyelesaikan masalah. Pada
antara jenis kelamin dengan perilaku penelitian ini lebih banyak ditemukan
keberhasilan pengobatan pasien TB di responden dengan pendidikan terakhir
Kota Semarang (p-value = 0,265). SD/sederajat (38,8 %) dibandingkan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dengan responden dengan
Harnanik di Kabupaten Grobogan yang berpendidikan terakhir perguruan
menunjukkan bahwa tidak ada tinggi (12,2 %). Pendidikan formal
hubungan antara jenis kelamin dengan yang didapatkan oleh seseorang di
keberhasilan pengobatan TB (p-value bangku sekolah atau perkuliahan
= 0,879).(12) tidaklah sama. Belum tentu pada saat
Dalam hal ini, setiap penderita TB pelajaran sekolah diberikan informasi
memiliki motivasi untuk mencapai mengenai TB, informasi tentang TB
kesembuhannya dalam pengobatan hanya bisa didapat di fasilitas
TB. Motivasi tersebut tidak hanya pada pelayanan kesehatan. Dengan
penderita TB perempuan saja demikian pendidikan formal tidak
melainkan juga laki-laki, hal ini mempengaruhi keberhasilan
tergantung seberapa besar motivasi pengobatan TB karena seluruh
pasien TB untuk sembuh. Adanya responden mendapatkan informasi di
motivasi pada penderita TB terhadap awal pengobatan oleh petugas
perilaku meminum OAT secara teratur kesehatan. Tingkat pengetahuan dan
akan meningkatkan kemungkinan informasi dari setiap responden relatif
terjadinya suatu keberhasilan sama karena diberikan informasi oleh
(13)
pengobatan. Peluang terjadinya petugas kesehatan di wilayah kerja
keberhasilan pengobatan TB antara puskesmas untuk melakukan
laki-laki dan perempuan adalah sama pengobatan.
dikarenakan tidak adanya perbedaan
mengenai program pengobatan. Hubungan antara Pekerjaan dengan
Perilaku Keberhasilan Pengobatan
Hubungan antara Pendidikan TB
Terakhir dengan Perilaku Berdasarkan hasil penelitian ini
Keberhasilan Pengobatan TB diketahui bahwa tidak ada hubungan
Berdasarkan hasil penelitian ini antara pekerjaan dengan perilaku
diketahui bahwa tidak ada hubungan keberhasilan pengobatan pasien TB di
antara pendidikan terakhir dengan Kota Semarang (p-value = 0,995).
perilaku keberhasilan pengobatan Sejalan dengan penelitian Susilo di
pasien TB di Kota Semarang (p-value Kota Cirebon dimana tidak ada
= 0,546). Menurut penelitian Widyasrini hubungan antara pekerjaan terhadap
di Surakarta juga membuktikan bahwa kepatuhan pasien TB Paru terhadap
tingkat pendidikan pasien tidak penggunaan obat TB dengan p-
mempengaruhi keberhasilan value=0,520.(15)
pengobatan TB MDR di Eks Dalam hal ini jenis pekerjaan
Karesidenan Surakarta (p-value = berisiko yang dapat menyebabkan
0,522).(14) seseorang terpapar oleh zat-zat yang
Dalam halam ini Kematangan dapat mengganggu fungsi paru dan
aspek psikologis dapat dipengaruhi pekerjaan yang memungkinkan
oleh tingkat pendiidikan yang dimiliki seseorang tersebut memiliki kontak

773
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

langsung dengan pasien TB. dengan pengetahuan responden


Pedagang dan buruh memiliki mengenai TB diketahui bahwa perilaku
kemungkinan lebih besar memiliki keberhasilan pengobatan TB yang baik
perilaku keberhasilan pengobatan TB ditemukan pada kelompok responden
yang buruk dalam hal ini dikarenakan yang memiliki pengetahuan yang baik
pedagang dan buruh memiliki jam mengenai pengobatan TB (96,3 %).
kerja lebih lama dan tidak ada batasan
waktu yang pasti sehingga dapat Hubungan antara Sikap terhadap
memungkinkan bahwa responden pengobatan TB dengan Perilaku
memiliki sikap kurang permisif Keberhasilan Pengobatan TB
terhadap pengobatan TB dan memiliki Berdasarkan hasil penelitian ini
efikasi diri yang rendah karena kurang diketahui bahwa tidak ada hubungan
mendapatkan dukungan lebih dari antara sikap mengenai pengobatan TB
lingkungan sekitarnya untuk dengan perilaku keberhasilan
menstimulus dan meningkatkan pengobatan pasien TB di Kota
memotivasi pasien TB dalam Semarang (p-value = 0,149).
mencapai kesembuhan dan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
keberhasilan pengobatannya. Sari di Jakarta, hasil penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan
Hubungan antara Pengetahuan antara sikap dengan kepatuhan
mengenai Pengobatan TB dengan berobat pasien TB Paru yang
Perilaku Keberhasilan Pengobatan melakukan rawat jalan di Jakarta
TB Tahun 2014 dengan p-value =
Berdasarkan analisis dalam 0,825.(17)
penelitian ini menunjukkan bahwa ada Perbedaan karakteristik
hubungan antara pengetahuan responden dapat mempengaruhi sikap
mengenai pengobatan TB dengan pasien TB saat menjalani pengobatan.
perilaku keberhasilan pengobatan Salah satu faktor yang mempengaruhi
pasien TB di Kota Semarang (p-value sikap adalah pengetahuan yang
= 0,000). Penelitian ini sejalan dengan dimiliki seseorang. Semakin tinggi
penelitian Retni di Yogyakarta pengetahuan yang dimiliki seseorang
diketahui bahwa ada hubungan antara akan memberikan kontribusi terhadap
dukungan sosial keluarga dengan terbentuknya sikap yang baik.(18)
tingkat kesembuhan penderita TB di Pembentukan sikap tidak dapat
wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo dilepaskan dari adanya faktor- faktor
II Yogyakarta dengan p-value = yang mempengaruhi seperti
0,047.(16) pengalaman pribadi, kebudayaan,
Pada prinsipnya pengobatan TB orang lain yang dianggap penting,
membutuhkan kepatuhan pasien TB media massa, serta faktor emosional
dalam meminum OAT. Dengan adanya dari individu. Hal ini menjelaskan
hubungan yang positif antara bahwa tingkat penerimaan atau
pengetahuan dan kepatuhan minum tanggapan responden yang permisif
OAT maka pasien TB berpeluang terhadap pengobatan TB akan
besar mencapai keberhasilan mempengaruhi perilaku keberhasilan
pengobatan. Tingkat pengetahuan pengobatan TB menjadi baik atau
pasien TB akan mempengaruhi dalam sebaliknya dapat menjadi kurang baik.
berpersepsi untuk berperilaku dan Adanya persepsi dan pengalaman
mematuhi pengobatannya. Hal ini pribadi yang beragam dapat
didukung dengan hasil analisis tabulasi mempengaruhi seseorang berperilaku.
silang antara perilaku keberhasilan TB

774
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hubungan antara Efikasi Diri keberhasilan pengobatan pasien TB di


terhadap Pengobatan TB dengan Kota Semarang (p-value = 0,031).
Perilaku Keberhasilan Pengobatan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
TB yang dilakukan oleh Pasambuna di
Berdasarkan hasil penelitian ini Kabupaten Bolaang membuktikan
diketahui bahwa tidak ada hubungan bahwa terdapat hubungan antara
antara efikasi diri terhadap pengobatan dukungan keluarga dengan kepatuhan
TB dengan perilaku keberhasilan dalam program pengobatan TB paru
pengobatan pasien TB di Kota dengan p-value = 0,000.(21)
Semarang (p-value = 0,610). Kebutuhan akan perhatian dan
Berdasarkan penelitian Muhith di respon positif dari lingkungan pasien
Lamongan diketahui bahwa ada TB selama menjalani pengobatan
hubungan antara pengalaman sangat penting. Berdasarkan Social
keberhasilan pengobatan responden Learning Theory oleh Bandura
dengan efikasi diri dengan p-value = menjelaskan bahwa kepribadian
0,000.(19) individu berkembang dan terbentuk
Penelitian yang telah dilakukan ini melalui proses pengamatan terhadap
tidak sejalan dengan penelitian perilaku orang lain.(20) Ketika respon
Sutrisna, Muhith, dan Herawati. atau sikap positif yang muncul dari
Perbedaan hasil penelitian dapat keluarga selama pasien TB menjalani
dipengaruhi oleh banyak faktor pengobatan, maka pasien TB akan
diantaranya perbedaan persepsi, berperilaku sesuai dengan penerimaan
faktor-faktor yang mempengaruhi yang dia terima oleh lingkungan
kesembuhan TB, pengalaman pribadi sekitarnya. Sehingga dalam hal ini
selama menjalani pengobatan, dan dukungan dari keluarga kepada
jumlah responden dalam penelitian. seorang penderita TB merupakan
Menurut Social Learning Theory, salah satu faktor terpenting selama
efikasi diri seseorang akan terbentuk menjalani pengobatan.
melalui proses belajar sosial yang
dapat terjadi pada lingkungan sosial Hubungan antara Dukungan PMO
yang dialami.(20) Dalam penelitian ini terhadap Pengobatan TB dengan
adanya kemungkinan efikasi diri Perilaku Keberhasilan Pengobatan
seseorang cenderung tetap atau TB
menurun dikarenakan hal ini Berdasarkan penelitian ini
tergantung bagaimana keberhasilan diketahui bahwa ada hubungan antara
dan kegagalan mempengaruhinya. dukungan PMO dengan perilaku
Keberhasilan membangun keyakinan keberhasilan pengobatan pasien TB di
yang kuat dan kegagalan yang dialami Kota Semarang (p-value = 0,031).
akan menjatuhkannya, terutama jika Penelitian ini sejalan dengan penelitian
kegagalan terjadi sebelum efikasi diri Aslam di Medan juga membuktikan
terbentuk dan mempengaruhi perilaku bahwa terdapat pengaruh antara peran
seseorang. PMO terhadap keberhasilan
pengobatan TB Paru di Kecamatan
Hubungan antara Dukungan Medan Maimun dengan p-value =
Keluarga terhadap Pengobatan TB 0,022.(22)
dengan Perilaku Keberhasilan Dalam hal ini, dukungan yang
Pengobatan TB diberikan oleh PMO berupa dukungan
Berdasarkan penelitian ini emosional meningkatkan motivasi
diketahui bahwa ada hubungan antara kepada penderita TB Paru untuk
dukungan keluarga dengan perilaku mencapai kesembuhannya.(23) Menurut

775
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

hasil penelitian Soesilowati di Hubungan antara Dukungan


Purwokerto bahwa ada perbedaan Petugas Kesehatan terhadap
kesembuhan pasien TB dengan Pengobatan TB dengan Perilaku
pengawas minum obat (PMO) dan Keberhasilan Pengobatan TB
tanpa PMO.(24) Tugas dari PMO pada Berdasarkan penelitian yang telah
prinsipnya membantu mengawasi dilakukan diketahui bahwa ada
penderita dalam masa pengobatan hubungan antara dukungan petugas
dan memberi dorongan pada penderita kesehatan dengan perilaku
TB agar lebih patuh dalam pengobatan keberhasilan pengobatan pasien TB di
dan memeriksakan diri ke pelayanan Kota Semarang (p-value = 0,029).
kesehatan hingga tuntas. Semakin Penelitian ini sejalan dengan
baik peran dan dukungan yang Purwandriani di Purbalingga diketahui
diberikan oleh PMO kepada pasien TB dari hasil uji statistik didapatkan
maka semakin tinggi peluang pasien adanya hubungan peran petugas
TB dalam mencapai keberhasilan kesehatan dengan tingkat
pengobatan TB paru. keberhasilan pengobatan TB paru di
Puskesmas Bobotsari Kecamatan
Hubungan antara Dukungan Bobotsari Kabupaten Purbalingga (p-
Kelompok Sosial terhadap value = 0,047).(27) Penelitian Hasan
Pengobatan TB dengan Perilaku juga membuktikan bahwa adanya
Keberhasilan Pengobatan TB pengaruh yang signifikan sikap
Berdasarkan hasil penelitian ini petugas kesehatan terhadap
diketahui bahwa tidak ada hubungan keberhasilan kesembuhan TB paru di
antara dukungan kelompok sosial Puskesmas Semula Jadi Kecamatan
dengan perilaku keberhasilan Datuk Bandar Timur Kota
pengobatan pasien TB di Kota Tanjungbalai.(28)
Semarang (p-value = 1,000). Dalam hal ini, variabel dukungan
Penelitian yang dilakukan Karyadi et al petugas kesehatan termasuk dalam
di Indonesia diketahui bahwa penyakit salah satu faktor lingkungan pada
TB Paru dianggap sebagai Social Learning Theory, dimana faktor
memprovokasi sikap negatif dari sikap lingkungan merupakan salah satu
kerabat yang muncul dan pasien TB faktor yang mempengaruhi perilaku
Paru memiliki sedikit waktu untuk seseorang dalam mencapai
merawat anak.(25) keberhasilan pengobatan TB. Sikap
Perbedaan penelitian ini dengan petugas kesehatan yang semakin baik
penelitian yang dilakukan oleh Karyadi dalam memberikan pelayanan
dan Thiruvalluva adalah karakteristik kesehatan kepada pasien TB dapat
responden, jenis penelitian, faktor- meningkatkan kemauan dan
faktor yang mempengaruhi terkait kesembuhan para pasien dalam
pengobatan TB, dan uji statistik yang menjalankan pengobatannya serta
digunakan. Menurut Kholifah, meningkatkan kepuasaan pasien
dukungan yang diberikan oleh selama menjalani pengobatan TB.
kelompok sosial pada pasien TB dapat
meningkatkan kepatuhan pasien TB PENUTUP
Paru dalam menjalani pengobatan Kesimpulan
TB.(26) 1. Sebagian besar responden
memiliki perilaku keberhasilan
pengobatan TB yang baik
sebebsar 63,3 %.

776
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

2. Tidak ada hubungan antara usia 11. Tidak ada hubungan antara
dengan perilaku keberhasilan dukungan kelompok sosial
pengobatan pasien TB di Kota terhadap pengobatan TB dengan
Semarang dengan p=0,098 perilaku keberhasilan pengobatan
(p>0,05). pasien TB di Kota Semarang
3. Tidak ada hubungan antara jenis dengan p=1,000 (p>0,05).
kelamin dengan perilaku 12. Ada hubungan antara dukungan
keberhasilan pengobatan pasien petugas kesehatan terhadap
TB di Kota Semarang dengan pengobatan TB dengan perilaku
p=0,265 (p>0,05). keberhasilan pengobatan pasien
4. Tidak ada hubungan antara TB di Kota Semarang dengan
pendidikan terakhir dengan p=0,029 (p<0,05).
perilaku keberhasilan pengobatan
pasien TB di Kota Semarang Saran
dengan p=0,546 (p>0,05). 1. Dinas Kesehatan Kota Semarang
5. Tidak ada hubungan antara dapat bekerjasama dengan
pekerjaan dengan perilaku seluruh elemen kedinasan
keberhasilan pengobatan pasien pemerintahan Kota Semarang
TB di Kota Semarang dengan (lintas sektor) agar dapat
p=0,995 (p>0,05). menyampaikan informasi terkait
6. Ada hubungan antara pengetahuan mengenai gejala TB,
pengetahuan mengenai bahaya TB, risiko penularan TB,
pengobatan TB dengan perilaku dampak fisik-psikologi-sosial,
keberhasilan pengobatan pasien pencegahan TB, dan dukungan
TB di Kota Semarang dengan yang harus diberikan kepada
p=0,000 (p<0,05). penderita TB. Tujuan diberikannya
7. Tidak ada hubungan antara sikap informasi mengenai TB agar dapat
terhadap pengobatan TB dengan meningkatkan kepedulian dan
perilaku keberhasilan pengobatan pengetahuan kepada masyarakat
pasien TB di Kota Semarang pentingnya dukungan dari
dengan p=0,149 (p>0,05). kelompok sosialnya bagi penderita
8. Tidak ada hubungan antara efikasi TB dalam mencapai kesembuhan
diri terhadap pengobatan TB dan keberhasilan pengobatan.
dengan perilaku keberhasilan Informasi terkait TB dapat
pengobatan pasien TB di Kota diberikan melalui lintas sektor
Semarang dengan p=0,610 kedinasan Kota Semarang berupa
(p>0,05). modul, film, poster tunggal, dan
9. Ada hubungan antara dukungan iklan layanan masyarakat.
keluarga terhadap pengobatan TB 2. Penelitian selanjutnya diharapkan
dengan perilaku keberhasilan dapat menggambarkan secara
pengobatan pasien TB di Kota mendalam kebutuhan dukungan
Semarang dengan p=0,031 psikososial bagi pasien TB selama
(p<0,05). menjalani pengobatan TB agar
10. Ada hubungan antara dukungan mencapai keberhasilan
PMO terhadap pengobatan TB pengobatan. Perlunya gambaran
dengan perilaku keberhasilan khusus terkait dukungan
pengobatan pasien TB di Kota psikososial dikarenakan agar
Semarang dengan p=0,031 penanggulangan dampak masalah
(p<0,05). psikososial seorang penderita TB
dapat membantu dalam kehidupan

777
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

bersosialnya untuk memotivasi 2015;3(2):122–33.


dan mendukung penuh agar 12. Harnanik. Analisis Faktor-Faktor
mencapai kesembuhan. Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Pengobatan TB Paru di
Daftar Pustaka Puskesmas Purwodadi II
1. World Health Organization. Global Kabupaten Grobongan. Naska
Tuberculosis Report 2017. World Publikasi. 2014;i–xvii.
Health Organization. 2017. 1-262 13. Muhardiani, Mardjan, Abrori.
p. Hubungan Antara Dukungan
2. World Health Organization. Global Keluarga, Motivasi dan Stigma
Tuberculosis Report 2014 WHO Lingkungan dengan Proses
Library Cataloguing-in-Publication Kepatuhan Berobat Terhadap
Data. World Health Organization. Penderita TB Paru di Wilayah
2014;1–171. Kerja Puskesmas Gang Sehat.
3. Kementrian Kesehatan RI Dirjen Jurnal Mahasiswa dan Penelitian
Pencegahan dan Pengendalian Kesehatan. 2015;17–26.
Penyakit. Pengobatan Pasien 14. Widyasrini ER, Probandari AN,
Tuberkulosis. 2017;1–117. Reviono. Faktor-faktor yang
4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Mempengaruhi Keberhasilan
Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Pengobatan Pasien Tuberkulosis
Jawa Tengah Tahun 2014. Drug Resistant (TB-MDR) di Eks
2014;3511351(24):23–4. Karesidenan Surakarta.
5. Kementerian Kesehatan Republik Universitas Sebelas Maret
Indonesia. Profil Kesehatan Surakarta; 2017.
Indonesia 2016. 2017. 1-220 p. 15. Susilo R, Maftuhah A, Hidayati
6. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa NR. Kepatuhan Pasien TB Paru
Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Terhadap Penggunaan Obat TB
Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Paru di RSUD Gunung Jati Kota
Provinsi Jawa Tengah [Internet]. Cirebon. 2018;2(2):83–8.
2015;48–9. Available from: 16. Retni A. Hubungan Dukungan
dinkesjatengprov.go.id/v2015/doku Sosial Keluarga dengan Tingkat
men/profil2015/Profil_2015_fix.pdf Kesembuhan Penderita
7. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Tuberkulosis Paru di Puskesmas
Profil Kesehatan Kota Semarang Umbulharjo II Yogyakarta. 2010;1–
2014. 2015; 14.
8. Dinas Kesehatan Kota Semarang. 17. Sari ID, Mubasyiroh R, Supardi S.
Profil Kesehatan Kota Semarang Hubungan Pengetahuan dan
2015. 2015; Sikap dengan Kepatuhan Berobat
9. Dinas Kesehatan Kota Semarang. pada Pasien TB Paru yang Rawat
Profil Kesehatan Kota Semarang Jalan di Jakarta Tahun 2014.
2016. Dinas Kesehatan Kota Media Litbang Kesehatan.
Semarang. 2016;72. 2016;26(4):243–8.
10. Notoatmodjo S. Metode Penelitian 18. Rejeki H. Pengalaman Menjalani
Kesehatan. Revisi. Jakarta: Pengobatan TB Kategori II Di
Rineka Cipta; 2010. Wilayah Kabupaten Pekalongan
11. Ruditya DN. Hubungan antara Jawa Tengah. 2011;IV(1):13–5.
Karakteristik Penderita TB dengan 19. Muhith A, Saputra MH, Siyoto S.
Kepatuhan Memeriksakan Dahak Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Selama Pengobatan. Jurnal Efikasi Diri Penderita Tuberkulosis
Berkala Epidemiologi. di Puskesmas Tikung Lamongan.

778
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Proceding Nasional Poltekkes Tingkat Keberhasilan Pengobatan


Kemenkes Malang. 2017;55–63. TB Paru di Puskesmas Bobotsari
20. Bandura A. Social Learning Kecamatan Bobotsari Kabupaten
Theory - Albert Bandura. Prentice- Purbalingga. 2017;
Hall, Inc., Englewood Cliffs, New 28. Hasan N. Pengaruh Sosial Budaya
Jersey; 1977. dan Sikap Petugas Terhadap
21. Pasambuna H, Kolibu FK, Ratag Keberhasilan Kesembuhan TB di
BT. Hubungan antara Puskesmas Semula Jadi
Pengetahuan dan Dukungan Kecamatan Datuk Bandar Timur
Keluarga Penderita dengan Kota Tanjungbalai. Universitas
Kepatuhan dalam Program Sumatera Utara; 2018.
Pengobatan Tuberkulosis Paru di
Wilayah Kerja Puskesmas
Modayag dan Modayag Barat
Kabupaten Bolaang Mongondow
Timur. 2015;1–7.
22. Aslam FR. Peran Pengawas
Menelan Obat (PMO) Terhadap
Keberhasilan Pengobatan TB Paru
di Kecamatan Medan Maimun.
2015;
23. Pare AL, Amiruddin R, Leida I.
Hubungan antara Pekerjaan,
PMO, Pelayanan Kesehatan,
Dukungan Keluarga, dan
Diskriminasi dengan Perilaku
Berobat Pasien TB Paru. 2010;1–
13.
24. Soesilowati R, Haitamy MN.
Perbedaan antara Kesembuhan
pasien TB Paru dengan Pengawas
Minum Obat (PMO) dan Tanpa
PMO di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo. Jurnal Sainteks.
2016;XIII(1):50–60.
25. Karyadi E, West CE, Nelwan, Al E.
Social Aspects of Patients With
Pulmonary Tuberculosis in
Indonesia. Southeast Asian
Journal Trop Med Public Health.
2002;33(2).
26. Kholifah SN, Minarti, Yumni H.
Model Adaptif Conservation (ACM)
dalam Meningkatkan Dukungan
Keluarga dan Kepatuhan Berobat
pada Pasien TB Paru di Wilayah
Kota Surabaya. Jurnal NERS.
2012;7(1):56–63.
27. Purwandriani RS. Hubungan
Peran Petugas Kesehatan Dengan

779

Anda mungkin juga menyukai