Anda di halaman 1dari 5

Nama :Tri Anggun Anggraeni Setyo Widarto

Nim : 1914131420166
Resume Dosis Dan Pelayanan Farmasi

Pengenalan Kelengkapan Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter (umum/spesialis/gigi maupun hewan) yang
diberikan ijin menurut perundang undangan yang  berlaku kepada apoteker pengelola apotek
untuk menyediakan dan menyerahkan obat-obatan kepada penderita. umumnya resep ditulis dg
bahasa latin dimulai dengan R/ (recipe=ambillah). suatu resep harus memiliki kelengkapan agar
legal untuk dilayani, adapun kelengkapan komponen resep yaitu:
1.nama, alamat, no.telpon dokter dan SIP/SIK dokter
2.kota dan tanggal penulisan resep (inscriptio)
3.tanda tangan R/ (invocatio)
4.nama obat dan jumlah obat (praescriptio)
5.cara pembuatan obat/bentuk obat yang akan dibuat (ordinatio)
6.aturan pakai obat (signatura)
7.nama pasien (umur dan alamatnya)
8.paraf dan tanda tangan dokter (subscriptio)
Cara Membuat Etiket Obat
Etiket atau label obat (penandaan obat) adalah penandaan yang diberikan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, klinik atau praktik dokter) yang biasanya
ditempel di depan obat atau alat kesehatan yang berguna untuk memberikan informasi
penggunaan kepada para pemakai obat atau alat kesehatan tersebut.
Etiket berdasarkan fungsinya terdiri dari 2 :
1. Etiket Putih adalah etiket yang digunakan untuk obat yang dikonsumsi melalui saluran
pencernaan
2. Etiket Biru adalah etiket yang digunakan untuk obat yang tidak dikonsumsi melalui
saluran pencernaan.
Etiket Putih

Bagian-bagiannya terdiri dari :


1. Logo Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Alamat dan No Telepon Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Nomor Resep yang berisi nomor urutan resep tersebut atau nomor Rekam Medis pasien
5. Tanggal Resep tersebut diberikan kepada pasien
6. Nama Pasien yang mengkonsumsi obat
7. Aturan Pakai Obat
8. Bentuk sediaan Obat
9. Waktu menelan obat
10. Paraf yang memberikan informasi dan obat kepada pasien
11. Nama obat yang diberikan sesuai permintaan
12. Jumlah obat yang diberikan sesuai permintaan
13. Batas kadaluarsa oba

Etiket Biru

Bagian-bagiannya terdiri dari :


1. Logo Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Alamat dan No Telepon Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Nomor Resep yang berisi nomor urutan resep tersebut atau nomor Rekam Medis pasien
5. Tanggal Resep tersebut diberikan kepada pasien
6. Nama Pasien yang mengkonsumsi obat
7. Aturan Pakai Obat
8. Nama bentuk sediaan
9. Tulisan "Obat Luar" yang menerangkan bahwa obat tersebut bukan untuk diminum
10. Nama obat atau alat kesehatan yang diberikan sesuai permintaan
11. Jumlah obat atau alat kesehatan yang diberikan sesuai permintaan
12. Batas kadaluarsa obat atau alat kesehatan
13. Paraf yang memberikan informasi dan obat atau alat kesehatan kepada pasien
Prosedur penulisan etiket
1. Petugas menulis etiket obat berupa: nama pasien, tanggal penulisan etiket, nomor
resep/nomor rekam medis, aturan pakai, nama obat, jumlah obat dan expired date, dan
paraf petugas
2. Petugas menempelkan etiket pada obat/alat kesehatan tersebut.
6 Informasi Penting Saat Mennyerahkan Obat

1. Waktu penggunaan obat


Beberapa obat diminum pada waktu tertentu, contohnya onat lambung yang diminum
sebebelum makan agar penyerapannya obat tersebut dapat dilakukan dengan baik. dan
sebaliknya obt nyeri dan obat anti flamasi dianjurkan diminum sesudah makan untuk
menghindari lambung dari iritasi
2. Cara mengkonsumsi obat.
 Oral adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut. Untuk cara pemberian
obat iniOral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai,
karena ekonomis, paling nyaman dan aman.
 Sublingual adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.
Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh
darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit.
 Parenteral adalah obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa
melalui saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Pemberian obat
parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat
tersebut ke jaringan tubuh atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit.
Tujuannya adalah agar dapat langsung menuju sasara.
 Supositoria merupakan jenis obat-obatan yang dimasukkan melalui dubur. Jenis
obat ini ditujukan bagi pasien yang tidak bisa menelan obat secara langsung.
 Obat-obatan topikal merupakan jenis obat yang diserap secara langsung oleh
permukaan tubuh, terutama kulit. Contoh obat topikal adalah salep, losion, krim,
bedak, gel, dan plester yang ditempelkan ke kulit.
3. Durasi konsumsi obat
Sebagian obat-obatan digunggakan dalam jangka misalnya obat anti nyeri, obat nyeri
dihentikan apabila nyeri sudah tidak dirasakan. Sedangkan terapi dengan antibotik harus
digunakan cukup panjang untuk menjamin semua parasit mati dan menghindari penyakit
kambuh kembali.
4. Kegunaan obat
Kegunaan obat dibedakan menjadi 3 jenis :
a. Terapi kausal, terapi dimana penyakit dapat dihilangkan menggunakan obat
tersebut
b. Terapi simtomatis, dimana hanya gejala penyakitnya saja yang dapat dihilangkan
menggunakan obat tersebut
c. Terapi subsitusi, terapi yang menggantikan normalnya dibuang oleh organ
misalnya insulin pada penderita diabetes
5. Efek Samping Obat
Memberitahukan efek samping obat yang mungkin akan terjadi kepada pasien, karna
beberapa obat menimbulkan efek samping seperti mual, mengantuk. Hal ini dilakukan
agar pasien lenih siap untuk menghadapi efek samping yang akan terjadi dan
memberitahukan kepada dokter jika terjadi reaksi reaksi yang tidak biasa.
6. Interaksi Obat
Ketika dua atau lebih obat dikonsumsi secara bersamaan maka obat akan saling
mempengaruhi. Perlu diinformasikan kepada pasien perlu berhati hati dengan obat
termasuk obat yang dijual bebas dan obat herbal yang akan berinteraksi dengan obat yang
sedang dikonsumsi oleh pasien tersebut.

Jenis-jenis Dosis

Dosis adalah jumlah atau takaran obat yang diberikan kepada pasien dalam satuan berat,
isi (volume), atau unit. Macam – macam dosis :
a. Dosis minimal : dosis yang paling kecil yang masih memberikan efek terapeutik.
b. Dosis maksimal : dosis yang tertinggi yang masih dapay diberikan tanpa efek toksis.
c. Dosis permulaan : dosis yang diberikan pada permulaan obat untuk mencapai kadar
tertentu dalam darah.
d. Dosis pemeliharaan : dosis untuk menjaga agar penyakitnya tidak kambuh lagi
e. Dosis terapeutik (dosis lazim, dosis medicanalis) : dosis optimal atau yang paling
baik.
f. Dosis toksik : penggunaan obat melebihi dosis maksimal.
g. Dosis letalis : dosis yang menimbulkan kematian
h. Dosis ganda : pemberian dosis tunggal yang berulang mengakibatkan akumulasi obat
dalam tubuh supaya mec (minimal efek effect concentration) tercapai.

Anda mungkin juga menyukai