a. Bagaimana pasien ini menurut teori HBM Nola J Pender ?
Health Belief Model Dalam pendekatan Psikologi Kesehatan, dikenal istilah Health Belief Model (HBM). HBM merupakan satu pendekatan yang dapat memberikan gambaran mengapa seseorang mau atau enggan pergi menemui tenaga kesehatan. Kondisi yang dapat membuat mau mencari atau tidak mencari adalah "Persepsi". Dalam kondisi penyebaran COVID19 ini, pada awalnya masyarakat masih banyak yang merasa bahwa penyakit ini masih jauh dan tidak dekat dengan tempat tinggalnya. Di benak merka Penyakit ini adalah penyakit kutukan pada bangsa tertentu karena perilaku mereka, sehingga tidak akan terkena penyakit tersebut. Jadi kemungkinan akan kena, masih jauh atau bahkan tidak sama sekali. Padahal COVID-19 ini merupakan suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19. Walaupun penyebaran Covid-19 ini berlangsung dengan sangat cepat, sebagian besar masyarakat masih menganggap ini adalah hal biasa dan bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Pemikiran bahwa ini adalah virus yang mirip dengan influenza ada di benak sebagian besar orang dan pemikiran tersebut menjadi keyakinan awal dan menganggap remeh. Sebagian besar masyarakat masih menganggap penyakit ini masih jauh, tidak perlu ditakutkan, ini semua akan berlalu (memang, pasti akan berlalu, tapi kapan, belum dapat dipastikan), memiliki Tuhan yang pasti senantiasa akan melindungi sehingga tidak akan terkena penyakit tersebut. Pasien di atas memiliki riwayat PDP yang berarti pasien dalam pengawasan, pasien PDP sendiri belum 100% mengidap Covid-19 tetapi sudah memiliki gejala seperti pasien yang mengidap Covid-19 yaitu pilek,batuk, demam tinggi dan sesak nafas. Yang dimana harus dipantau kesehatannya oleh tenaga medis, dan diisolasi dirumah sakit selama 14 hari untuk dilihat perkembangannya apakah pasien tersebut benar benar positif korona atau tidak . Apabila kita memiliki sudara atau kerabat yang di nyatakan PDP sebaiknya kita menjahinya ada mejaga jarak untuk memutuskan rantai penyebarannya. Dan menjaga-jaga apabila orang tersebut benar benar mengidap Covid-19 ,sebaikanya kita serahkan semuanya kepada tenaga medis yang menangani, mempercayai mereka sepenunya dan mengikuti anjuran untuk menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat). b. Apakah yang harus anda lakukan sebagai perawat saat menghadapi pasien seperti ini? Tetep menghimbau kepadan keluarga pasien PDP agar menyetujui pemakaman jenazah secara medis dan mempercayai semuanya kepada petugas kesehatan , petugas kesehatan bias bekerja sama dengan pengurus desa ketua RT,RW, kepala desa dan lain-lainnya untuk bersama- sama memberikan pengertian kepada keluarga demi kesehatan dan memutus rantai penyebaran COVID-19. Apabila sudah terlanjur dilakuakn pemakaman secara umum maka tenaga kesehatan harus menganjurkan dan mengajak keluaraga serta orang orang yang mengikut pemakan tersebut untuk melakulan RAPID tes dan isolasi di rumah demi keamana bersama.