NAMA:
FAIZ FARHAN BIN JAMALUDIN
TAJUK TAFSIR:
SURAH AL-BAQARAH AYAT 168-169
(KERANA CARI MAKANAN)
AYAT DAN TAFSIR 168…
“Wahai manusia! Makanlah dari apa yang ada di bumi ini barang yang halal
lagi baik dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan.” (pangkal ayat
168).
Maka apabila manusia telah mengatur minumnya, mencari dari sumber yang
halal, bukan dari penipuan, bukan dari apa yang di zaman moden ini dinamai
korupsi, maka jiwa akan terpelihara daripada kekasarannya.
Misalnya daging lembu yang sudah disembelih, lalu dimakan saja mentah-
mentah. Meskipun halal tetapi tidaklah tidak baik.
Atau kepunyaan orang lain yang diambil dengan tipudaya halus atau paksaan
atau karena segan menyegan.
Karena segan diberikan orang juga, padahal hatinya merasa tertekan. Atau
bergabung keduanya, yaitu tidak halal dan tidak baik; yaitu harta dicuri, atau
seumpamanya.
Supaya lebih kita ketahui betapa besarnya pengaruh makanan halal itu bagi
rohani daripada Ibnu Abbas, bahwa tatkala ayat ini dibaca orang di hadapan
Nabi s.a.w., yaitu ayat: “Wahai seluruh manusia, makanlah dari apa yang di
bumi ini, yang halal lagi baik,” maka berdirilah sahabat Rasulullah yang
terkenal, yaitu Sa’ad bin Waqash. Dia memohon kepada Rasulullah supaya
beliau memohon kepada Allah agar apa saja permohonan doa yang
disampaikannya kepada Tuhan, supaya dikabulkan oleh Tuhan.
o Maka berkatalah Rasulullah s.a.w yang bermaksud.:
o “Wahai Sa’ad! Perbaikilah makanan engkau, nescaya engkau akan dijadikan Allah
seorang yang makbul doanya. Demi Tuhan, yang jiwa Muhammad ada dalam
tanganNya, sesungguhnya seorang laki-laki yamg melemparkan suatu suapan
yang haram ke dalam perutnya, maka tidaklah akan diterima amalnya selama 40
hari. Dan barangsiapa di antara hamba Allah yang bertumbuh dagingnya dari
harta haram dan riba, maka api lebih baik baginya.”
o Artinya, lebih baik makan api daripada makan harta haram. Sebab api dunia
belum apa-apa jika dibandingkan dengan api neraka.
o Kalau syaitan mengajak satu langkah, pastilah itu langkah membawa ke dalam
kesesatan.
Dan ujumg ayat menerangkan lagi. “Dan supaya kamu katakan terhadap
Allah hal-hal yang tidak kamu ketahui.” (ujung ayat 169).
Asalnya ialah karena tidak menjaga diri dalam hal makan, dalam hal
syahwat perut. Akhirnya berlarut-larut menjadi kafir.
Ketika telah gagal, kerana tentu satu waktu akan gagal, maka keluarlah
perkataan terhadap Allah dengan tidak berkentuan, sehingga ada yang
mengatakan Allah tidak adil.