Sosial
Tujuan Pembelajaran
1. Setiap lembaga atau unit organisasi dalam lembaga mengelola begitu banyak media digital, baiknya yang fungsinya untuk komunikasi
publik dan kehumasan, atapun untuk pelayanan publik.
2. Media digital lembaga bisa dikelola oleh bagian Humas & Publikasi atau bagian lainnya. Seringkali pula ada unit organisasi di luar humas
yang karena tugas dan fungsinya akhirnya membuat media digital.
3. Beragamnya media digital lembaga dan unit yang mengelola, berdampak pada: a. tersebarnya data dan informasi di berbagai platform
dan unit organisasi, b. lamanya waktu untuk mengelola data yang tersebar, c. humas cenderung hanya mengukur respond & partisipasi
publik hanya pada platform tertentu, d. tidak efisiennya pembagian sumberdaya. (Adakah dampak yang lain?)
4. Maka dari itu, diperlukan upaya untuk memetakan/mapping media-media digital yang dimiliki oleh lembaga.
5. Mapping atau pemetaan adalah aktivitas mengindentifikasi media digital yang dimiliki oleh lembaga, yang berkaitan dengan komunikasi
publik, pelayanan informasi publik, ataupun pelayanan publik.
6. Mapping media digital sebaiknya dilakukan setiap kurun waktu tertentu (1-3 tahun sekali)
Melakukan Mapping Media Digital Lembaga
a. Mengidentifikasi media digital yang dimiliki lembaga dan availabilitasnya; termasuk jika ada yang sudah tidak digunakan namun masih
dapat dicari di internet/app store atau misalnya ada akun media sosial ada yang sudah tidak aktif karena pindah ke akun lain.
c. Mengevaluasi kinerja media digital lembaga yang ada selama ini, di antaranya mengukur: i) berapa banyak penggunanya (jumlah
download/visit/follow/subcribe), ii) seberapa engage publik dengan konten pada media digital tersebut, iii) transparansi informasi yang
disampaikan di media tersebut, iv) bentuk pelibatan partisipasi publik di media tersebut, v) apakah media-media tersebut sudah dapat
melayani kebutuhan lembaga dan kebutuhan publik, vi) unit mana yang mengelolanya ada kendala dalam pengelolaan dan koordinasi antar
unit pengelola media digital.
d. Setelah memetakan media-media digital lembaga, diharapkan humas mendapatkan gambaran seperti apa system komunikasi publik
lembaga di media sosial.
e. Karena struktur, tugas & fungsi, serta resources yang berbeda, maka peta media digital satu lembaga akan berbeda dengan yang lain.
Integrasi platform digital lembaga
Latihan:
1. Silakan membentuk kelompok 3-5 orang
2. Silakan memilih 1 lembaga publik untuk anda identifikasi media-medianya dan analisis availabilitas,
keaktifan, dan kinerja media tersebut.
Sumber: https://www.phdigitalbootcamp.com/user-experience-2020/
Text
Tables
Graphics
Website Navigation
Links Feature
Blinking &
animations
Junk
General
design
https://www.ted.com/talks/margaret_gould_stewart_how_giant_websites_design_for_you_and_a_billion_others_too?utm_campaign=t
edspread&utm_medium=referral&utm_source=tedcomshare
Psychology of Attention
Prinsip-prinsip dasar:
1. Paragraf jangan terlalu panjang (maks. Sekitar 25 kata per paragraph)
2. Sederhanakan pesan, bayangkan anda menulis untuk penbaca usia 9 tahun
3. Pakai “break” antar spasi
4. Jangan gunakan “bold, italicized, atau huruf kapital semua” dalam paragraf
5. Hindari menggunakan jargon dan symbol yang tidak umum
Contoh
Menyusun Caption di Media Digital
1. Gunakanlah kata-kata yang sekiranya juga akan digunakan audiens Anda dalam mencari informasi tentang content anda. (di
YouTube misalnya, ”content description” akan membantu pencarian audiens terhadap video Anda). Jika memungkinkan,
ulangi keyword tersebut pada caption.
2. Emojis: Jangan gunakan pada paragraph yang mengandung pesan utama. Bisa misalnya di akhir pesan.
3. Gunakan hashtag untuk membantu pencarian konten
4. Pastikan links mudah diakses dan mudah diketik ulang (pendek)
5. Perhatikan jenis dan ukuran font. Visual over words.
Sumber:
https://gcs.civilservice.gov.uk/guidance/digital-communication/planning-creating-and-publishing-accessible-social-media-
campaigns/
https://blog.hootsuite.com/youtube-descriptions/
Menyusun Reaction di Media Digital
Komentar dapat menunjukkan ketertarikan publik terhadap lembaga
2. Komentardapatmenunjukkanengagement terhadaplembaga
dan harapanpublik terhadaplembaga
4. Komentar dapat menunjukkan opini publik terkait sebuah isu
5. Komentar dapat menunjukkan sentimen publik terkait sebuah isu
Berdasarkan kata yang paling sering muncul bersamaan dengan kata pancasila (words collocation), maka tema besar peracakapan adalah
tentang: 1) Selebrasi hari Pancasila, 2) Indonesia sebagai sebuah bangsa, 3) agama merupakan bagian dari Pancasila dan NKRI.
Saat dicari kata radikalisme ataupun terorisme, kedua kata tersebut muncul, namun sebenarnya tidak sedominan dan sesering ketiga tema
utama di atas. Kecilnya percakapan tentang ini ditandai dengan jaraknya yang jauh dari Pancasila (bukan yang utama) dan ukurannya yang
kecil (frekuensi lebih kecil).
6. Komentar dapat digunakan untuk menggali informasi
SOP PENGELOLAAN KOMENTAR
Urgensi SOP Pengelolaan Komentar
1. Petugas yang memantau media sosial biasanya level “officer”, terkadang ada juga yang CPNS atau
pekerja kontrak.
3. Petugas pengelola media sosial perlu meningkatkan engagement di media sosial, namun
membutuhkan panduan teknis.
4. SOP melindungi petugas pengelola media sosial dari “kecelakaan” dalam merespon komentar.
2. Ketidakpuasan secara umum, bisa direspon jika dirasa masih wajar dan disampaikan tanpa ujaran
kebencian.
3. Ketidakpuasan atau complain terhadap pemerintah secara umum, tidak perlu direspon.
Contoh alur pengelolaan
komentar/respon
Strategi merespon komentar
2. Menjawab namun menggunakan akun pribadi ASN dari lembaga (dampaknya: membingungkan)
2. Menggunakan formal lisan atau Bahasa daerah jika sesuai dengan konteksnya.
3. Penggunaan emoji dapat membuat jawaban sedikit lebih dekat ketimbangan menggunakan Bahasa non-
formal yang belum tentu pas.
5. Ada wiki atau sumber yang dapat dijadikan rujukan saat menjawab
7. Humor tidak berlaku universal. Sesuatu yang menurut Anda lucu, belum tentu lucu bagi orang lain.
Situasi Krisis/Darurat:
https://jamboard.google.com/d/1GtJ5jdyOxW2jOeP1OdpclnrAGqUbfSH57TRg6an8s2M/edit?usp=sharing
Menggunakan Tools Hashtag Generator
Hashtag generator: adalah tools yang dapat digunakan untuk mengumpulkan hashtag terkai
dengan “isu/topik/pesan” yang ingin anda sampaikan di media sosial.
Fungsi dari hastag generator adalah untuk melihat seberapa popular hashtag yang akan anda
gunakan nanti dan berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh postingan Anda agar dapat masuk
dalam top post di media sosial yang anda pilih.
Selain potensi masuk dalam top post, hashtag juga sebenarnya berfungsi untuk menandai
seberapa unik postingan Anda.
Tools
https://inflact.com/tools/instagram-hashtag-generator/
Tools
Tools
https://www.tagsfinder.com/en-id/
Tools
https://keywordtool.io/instagram
Tools: web scrapping ‘Octoparese’
Tools
https://www.webfx.com/tools/read-able/