Anda di halaman 1dari 43

OUTLINE

A. Pengembangan Sistem Jaminan Halal


(SJH)
B. Penyusunan Dokumen SJH
C. Penerapan dan Evaluasi SJH
D. Penilaian SJH
A. PENGEMBANGAN SJH
1. Memahami Persyaratan Sertifikasi
Halal (HAS 23000)
2. Identifikasi Proses Bisnis Perusahaan
3. Identifikasi Dokumen Perusahaan
4. Analisa Kesenjangan (GAP Analysis)
5. Membuat Rencana Penerapan SJH
Memahami Persyaratan Sertifikasi Halal
(HAS 23000)
 Pengembangan SJH harus sesuai dengan persyaratan sertifikasi
halal yang tercantum dalam HAS 23000:
 Kebijakan dan prosedur sertifikasi halal
 11 Kriteria SJH
 LPPOM MUI memfasilitasi perusahaan yang ingin memahami
persyaratan sertifikasi halal dengan menerbitkan Buku Seri
HAS 23000 dan mengadakan Pelatihan SJH
 Setelah mengikuti pelatihan SJH eksternal, perusahaan dapat
mengadakan pelatihan internal dan pertemuan antar divisi
agar dapat memahami persyaratan sertifikasi halal
Identifikasi Proses Bisnis
Perusahaan
– Perusahaan dengan banyak pabrik?
– Pabrikan tunggal ?
– Pemaklon
– Pemilik fasilitas produksi (OEM)
– Restaurant dengan banyak outlet?
– RPH?
– Logistik?
– Catering?

Perbedaan isi dokumen SJH


Identifikasi Dokumen Perusahaan
 Kumpulkan semua dokumen dari sistem
yang sudah diterapkan perusahaan,
termasuk rekaman proses, dokumen
bahan dan daftar produk yang dihasilkan
 Identifikasi dokumen dan rekaman yang
berkaitan dengan 11 kriteria SJH
 Berguna untuk melakukan analisa
kesenjangan (gap)

Dokumen yang ada dapat menjadi bahan


untuk penyusunan dokumen SJH
Analisis Kesenjangan (GAP)
Dilakukan untuk mengetahui kesenjangan sistem yang sudah
diterapkan di perusahaan dengan persyaratan sertifikasi halal

Kriteria HAS 23000

Kesenjangan

Kondisi Sistem Saat Ini

Jika masih ada kesenjangan, maka perusahaan harus


mengembangkan sistem agar dapat memenuhi kriteria SJH
Contoh Tabel dalam Analisis Kesenjangan :
No KRITERIA SJH EKSISTENSI SISTEM GAP TINDAK TARGET
PERUSAHAAN LANJUT WAKTU

Langkah Analisis Kesenjangan ini juga berguna untuk


mengintegrasikan SJH dengan sistem yang sudah ada
di perusahaan
Contoh Hasil Analisis kesenjangan (gap) :
Sistem yang
No. Kriteria SJH Gap Tindak Lanjut
tersedia
1 Kebijakan Ada kebijakan mutu Ada Menambahkan
Halal pernyataan kebijakan
tentang halal ke dalam
kebijakan mutu

2 Tim Ada Tim Ada Penunjukan tim halal


Manajemen Manajemen Mutu perusahaan atau
Halal penambahan lingkup kerja
halal di tim Manajemen
Mutu

3 Pelatihan dan Ada SOP Pelatihan Ada Lengkapi SOP Pelatihan


Edukasi namun belum dengan aspek halal
dilengkapi aspek
halal
Contoh Hasil Analisis kesenjangan (gap)

No. Kriteria SJH Sistem yang tersedia Gap Tindak Lanjut


4 Bahan Ada daftar seluruh Ada Periksa kesesuaian bahan
bahan yang digunakan dengan kriteria SJH. Jika
namun belum diperiksa ada bahan yang tidak
kesesuaiannya dengan sesuai, R&D harus mampu
kriteria SJH menemukan alternatif
bahan tersebut.
5 Produk Nama produk sudah Tidak -
sesuai kriteria ada
6 Fasilitas Ditemukan penggunaan Ada Alternatif :
Produksi fasilitas bersama untuk • Stop produksi non halal
produksi produk halal dan lakukan prosedur
dan produk non halal pencucian halal.
(bahan babi) • Investasi lini khusus
untuk produksi halal
Contoh Hasil Analisis kesenjangan (gap)

No. Kriteria SJH Sistem yang tersedia Gap Tindak Lanjut


7 Prosedur Ada prosedur ISO 9001 dan 22000 Ada Merevisi prosedur
tertulis namun belum mencakup kriteria SJH : yang ada dengan
aktivitas - SOP pemilihan bahan baru belum memasukkan
mencakup persetujuan bahan ke kriteria SJH pada
kritis
LPPOM MUI dan input bahan ke aktivitas kritis.
sistem SAP jika sudah disetujui
LPPOMMUI
- SOP pembelian belum mengacu pada
daftar bahan yang telah disetujui
LPPOMMUI
- SOP pengembangan produk baru
belum mencakup sertifikasi halal
produk baru sebelum diedarkan
- SOP pemeriksaan bahan datang
belum mencakup pemeriksaan nama
dan negara produsen serta logo halal
khusus di kemasan
Contoh Hasil Analisis kesenjangan (gap)

No. Kriteria SJH Sistem yang tersedia Gap Tindak Lanjut


8 Kemampuan Sudah tersedia SOP Ada Merevisi SOP agar produk
telusur Kemampuan telusur bisa tertelusur hingga
namun hanya produsen bahan
tertelusur sampai
supplier bahan

9 Prosedur Sudah tersedia SOP Ada Melengkapi SOP dengan


penanganan Non Conformance menjelaskan definisi
produk yang Handling Product dan produk yang tidak
tidak SOP Withdrawal, memenuhi kriteria dan
memenuhi namun belum cara penanganannya
kriteria dilengkapi dengan sesuai dengan kriteria
aspek halal HAS 23000
Contoh Hasil Analisis kesenjangan (gap)

No. Kriteria SJH Sistem yang tersedia Gap Tindak Lanjut


10 Audit internal Sudah tersedia SOP Ada Melengkapi SOP dengan
audit internal dan aspek halal, termasuk
jadwal audit internal lengkapi jadwal dan
untuk sistem ISO 9001 checklist audit internal
dan 22000

11 Kaji ulang Sudah dilakukan kaji Ada Melengkapi input kaji ulang
manajemen ulang manajemen manajemen dengan aspek
untuk sistem ISO 9001 halal, termasuk melengkapi
dan 22000 format notulen kaji ulang
manajemen
Membuat Rencana Penerapan SJH
Tindak lanjut hasil gap:
pengembangan sistem di perusahaan agar sesuai SJH

Dapat dituliskan dalam “rencana penerapan SJH”:


menjadi dasar dalam penyusunan Manual SJH
→ acuan penerapan SJH di perusahaan

Perusahaan diberi keleluasaan untuk mementukan cara


pemenuhan 11 kriteria SJH sesuai dengan kebutuhan dan budaya
perusahaan, tidak ada cara baku untuk pemenuhannya
Contoh Rencana Penerapan SJH di Perusahaan :
No. Kriteria SJH Rencana Penerapan SJH
1 Manajemen Puncak harus Kebijakan halal ditetapkan dan
menetapkan dan mensosialisasikan disosialisasikan ke seluruh pemangku
kebijakan halal kepada seluruh kepentingan perusahaan melalui poster,
pemangku kepentingan perusahaan. pelatihan, briefing, dan memo internal.

2 Manajemen Puncak harus Manajemen puncak menunjuk Tim


menetapkan Tim Manajemen Halal Manajemen Halal dan Struktur Tim
dan mencakup semua bagian yang Manajemen Halal terdiri dari semua
terlibat dalam aktivitas kritis. bagian yang terlibat dalam aktivitas
kritis.
3 Pelatihan (internal atau eksternal) Pelatihan eksternal dilaksanakan secara
harus dilaksanakan secara terjadwal terjadwal minimal dua tahun sekali
minimal setahun sekali atau lebih atau jika terdapat penggantian Tim
sering jika diperlukan. Manajemen Halal. Pelatihan internal
dilaksanakan secara terjadwal minimal
setahun sekali.
Contoh Rencana Penerapan SJH di Perusahaan :

No. Kriteria SJH Rencana Penerapan SJH


4 Perusahaan harus mempunyai Semua bahan yang digunakan untuk
dokumen pendukung untuk semua proses produksi dilengkapi dengan
bahan yang digunakan. dokumen pendukung yang valid, kecuali
bahan tidak kritis.
5 Merk/nama produk tidak boleh Perusahaan hanya memproduksi produk
menggunakan nama yang mengarah halal dengan merk/nama produk yang
pada sesuatu yang diharamkan atau tidak menggunakan nama yang
ibadah yang tidak sesuai dengan mengarah pada sesuatu yang
syariah Islam. diharamkan atau ibadah yang tidak
sesuai dengan syariah Islam.
6 Fasilitas produksi tidak boleh Fasilitas produksi di pabrik milik sendiri
digunakan secara bergantian untuk digunakan khusus untuk menghasilkan
menghasilkan produk halal dan produk halal. Fasilitas produksi di pabrik
produk yang mengandung babi atau maklon dapat digunakan secara
turunannya. bergantian untuk menghasilkan produk
yang lain tetapi bahannya tidak berasal
dari babi/ turunannya.
Contoh Rencana Penerapan SJH di Perusahaan :

No. Kriteria SJH Rencana Penerapan SJH


7 Perusahaan harus mempunyai prosedur Perusahaan mengembangkan prosedur
tertulis mengenai pelaksanaan aktivitas aktivitas kritis sesuai dengan kriteria SJH dan
kritis. Prosedur tertulis aktivitas kritis harus mensosialisasikan ke semua pihak yang terlibat
disosialisasikan ke semua pihak yang dalam penerapan prosedur.
terlibat dalam aktivitas kritis

8 Perusahaan harus mempunyai prosedur Perusahaan mengembangkan prosedur


tertulis untuk menjamin kemampuan kemampuan telusur (traceability) yang dapat
telusur produk yang disertifikasi. menjamin kemampuan telusur produk yang
disertifikasi dan mensosialisasikan ke semua
pihak yang terlibat dalam penerapan prosedur.

9 Produk yang tidak memenuhi kriteria tidak - Penanganan produk yang tidak memenuhi
dijual ke konsumen yang mempersyaratkan kriteria di area pabrik yaitu produk
produk halal. Produk yang tidak memenuhi dipisahkan untuk menghindari terjadi
kriteria dan terlanjur dijual, harus ditarik kontaminasi silang dengan bahan/ produk
halal, selanjutnya produk akan dimusnahkan.
- Bila produk yang tidak memenuhi kriteria
sudah terlanjur dijual, maka produk tersebut
akan ditarik dari pasaran
Contoh Rencana Penerapan SJH di Perusahaan :

No. Kriteria SJH Rencana Penerapan SJH


10 Audit internal dilakukan secara Audit Halal Internal dilakukan secara
terjadwal setidaknya enam bulan terjadwal setiap enam bulan sekali,
sekali atau lebih sering jika diperlukan dilakukan secara terintegrasi dengan
audit internal sistem mutu dan
keamanan pangan

11 Manajemen Puncak harus melakukan Kaji ulang manajemen dilakukan setiap


kajian terhadap efektifitas akhir tahun atau lebih sering jika
pelaksanaan SJH satu kali dalam satu diperlukan, yang dihadiri oleh
tahun atau lebih sering jika manajemen puncak/wakilnya dan tim
diperlukan. manajemen halal.
Pelaksanaan kaji ulang manajemen
dilakukan bersamaan dengan kaji ulang
sistem mutu dan keamanan pangan
B. PENYUSUNAN DOKUMEN SJH
1. Manual SJH

2. Prosedur pelaksanaan SJH

3. Bukti implementasi/rekaman pelaksanaan SJH

Penyusunan dokumen SJH diperlukan untuk


menjamin bahwa penerapan SJH berlangsung secara
terarah, terkendali, dan terukur
1. Manual SJH
• Perusahaan yang mengajukan sertifikasi halal harus membuat
Manual SJH dengan karakteristik terpisah dari manual sistem
yang lain
• Manual SJH adalah dokumen perencanaan yang
menggambarkan cara perusahaan untuk memenuhi 11 kriteria
SJH sesuai dengan ruang lingkup SJH perusahaan
• Dapat dibuat berdasarkan gap SJH dan rencana penerapan SJH
• Manual SJH selanjutnya dijadikan panduan/acuan dalam
penyusunan dokumen SJH dan penerapan SJH.
• Cara penulisan manual SJH: format bebas, format kuesioner,
format template
Manual SJH Format Bebas
• Diperuntukan bagi Perusahaan yang telah
menerapkan sistem mutu dan keamanan pangan
atau sistem lainnya.
• Isi Manual SJH dibuat secara bebas yang menuliskan
cara perusahaan dalam memenuhi 11 kriteria SJH →
dapat disusun berdasarkan “rencana penerapan SJH”
• Perusahaan menuliskan deskripsi singkat mengenai
cara pemenuhan kriteria SJH dan dapat menuliskan
nama/nomor prosedur yang diacu.
Manual SJH Format Kuesioner
• Kuesioner Manual SJH disiapkan oleh LPPOM MUI,
berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada 11
kriteria SJH.
• Perusahaan menjawab pertanyaan sesuai dengan
kondisi penerapan SJH di perusahaan.
• Perusahaan menuliskan deskripsi singkat mengenai
cara pemenuhan kriteria SJH dan dapat menuliskan
nama/nomor prosedur yang diacu.
Manual SJH Format Template
• Untuk perusahaan kecil yang tidak mempunyai
pengalaman yang cukup dalam penerapan sistem
dan menghadapi keterbatasan sumberdaya
• Template Manual SJH telah disiapkan oleh LPPOM
MUI dan dapat langsung diisi oleh perusahaan
Alternatif Manual SJH untuk
Perusahaan dengan Beberapa Lokasi
Pabrik

• Manual SJH dibuat hanya satu dan berlaku untuk


semua pabrik.
• Manual SJH spesifik untuk masing-masing pabrik jika
proses bisnis atau prosedur operasi berbeda antar
pabrik
Perusahaan yang Memiliki Tempat
Maklon (Produk maupun sebagian proses)

• Manual SJH harus dibuat oleh perusahaan pemilik


produk yang mendaftar sertifikasi
• Manual SJH harus mencakup pelaksanaan SJH di
tempat maklon
• Prosedur tertulis aktivitas tertentu yang dilakukan
di tempat maklon dapat mengacu/mengikuti
prosedur yang berlaku di tempat maklon
2. PROSEDUR PELAKSANAAN SJH
 Tata cara/langkah/proses pelaksanaan SJH yang dibakukan
→ dapat berupa prosedur/SOP, instruksi kerja (IK), spesifikasi, standar,
jadwal, internal memo, form yang digunakan dalam aktivitas sehari-
hari, checklist atau bahkan tahapan pekerjaan yang dituliskan di
Manual SJH jika itu dirasa telah mencukupi
 Dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan dapat
digabungkan dengan prosedur untuk sistem lain
 Umumnya terdapat identitas dokumen, dibuat dan disahkan
oleh orang yang berwenang, didistribusikan kepada orang/
bagian yang terlibat, dan jika ada perubahan maka prosedur
yang tersedia adalah prosedur yang termutakhir
2. PROSEDUR PELAKSANAAN SJH
Contoh cara pengembangan prosedur pelaksanaan SJH:
1. Perusahaan IKM menggunakan manual template sebagai prosedur dalam
implementasi SJH dan menggunakan form yang telah disediakan di dalam
lampiran manual template sebagai bukti implementasi SJH.
2. Perusahaan mengintegrasikan prosedur SJH dengan prosedur sistem yang
lain (misalnya: quality dan keamanan pangan) --> memasukkan aspek halal
ke dalam sistem yang sudah berjalan di perusahaan
3. Perusahaan memisahkan prosedur SJH dengan prosedur lain yang telah
ada seperti membuat prosedur khusus, IK khusus, dan form khusus SJH
yang terpisah dengan prosedur sistem lainnya.
4. Perusahaan memiliki prosedur khusus terkait dengan manajemen cara
memenuhi permintaan produk halal dari customer dan prosedur tertulis
ini hanya berlaku jika ada pemintaan produk halal dari customer saja,
misalnya: WI Manajemen Produk Halal
2. PROSEDUR PELAKSANAAN SJH
• Contoh penyusunan prosedur pelaksanaan pelatihan:
1. SOP Pelatihan Internal telah mencakup tahapan pemenuhan
persyaratan pelatihan internal halal minimal 1 kali setahun dan
pelatihan sistem lainnya. Atau;
2. SOP Pelatihan Internal tidak jelas menuliskan pelatihan apa saja yang
dilakukan setiap tahunnya namun dituliskan di dalam Manual SJH
dan pelatihan halal internal selalu dijadwalkan minimal 1 kali. Atau;
3. Dibuat SOP terpisah yang mengatur pelaksanaan training halal
2. PROSEDUR PELAKSANAAN SJH
Contoh penyusunan prosedur pengunaan bahan baru:
1. Perusahaan membuat SOP/WI yang berisikan tatacara izin
penggunaan bahan baru via menu inquiry material di Cerol (kecuali
bahan positive list dan bahan berSH MUI yang ada di website). Atau;
2. Perusahaan menambahkan item checklist permintaan persetujuan
bahan ke LPPOM MUI via cerol pada form seleksi bahan baru yang
telah ada sebelumnya. Atau;
3. Perusahaan tidak memiliki SOP/WI/Form khusus terkait permintaan
persetujuan penggunaan bahan via cerol namun di Manual SJH
dituliskan jelas bahwa aktivitas tersebut dilakukan oleh KAHI via alur
komunikasi email yang berlaku di perusahaan
2. PROSEDUR PELAKSANAAN SJH

Contoh penyusunan prosedur pemeriksaan kedatangan bahan:


1. Perusahaan membuat SOP terintegrasi yang menyatakan pemberian
QC pass sudah mencakup pemenuhan halal pass dikarenakan QC
incoming form sudah mencakup pemeriksaan kesesuaian informasi
pada daftar bahan halal/dokumen pendukung bahan dan informasi
pada label kemasan bahan yang mencakup nama bahan, kode, nama
produsen, asal negara produsen dan halal logo (jika diperlukan). Atau;
2. Perusahaan membuat form yang mengakomodasi pengecekan
kesesuaian nama bahan, kode, nama produsen, asal negara produsen
dan halal logo (jika diperlukan) ketika bahan datang.
2. PROSEDUR PELAKSANAAN SJH
Contoh lain:
Pada perusahaan dimana produk halal adalah bagian kecil dari
produknya dan diperlukan sumberdaya lebih jika dilakukan
perombakan terhadap sistem yang telah ada, maka produk halal dapat
dikonsider sebagai “produk dengan manajemen khusus” yang dapat
dibuatkan WI management khususnya seperti: “WI Management
Produk Halal” dengan menunjuk personel tertentu yang mengerti
bagaimana memproduksi produk halal sesuai dengan persyaratan HAS
23000. Misal: “WI for Indonesia Ice Cream Halal Product” yang
mengacu ke Formula Indonesian Ice Cream, List approved material ice
cream Indonesia, dll.
3. BUKTI IMPLEMENTASI/
REKAMAN PELAKSANAAN SJH

 Catatan/rekaman atau hasil yang dicapai dari pelaksanaan


prosedur → dapat berupa formulir, checklist, daftar, logbook,
planning, report → yang sudah terisi
 Bukti pelaksanaan SJH dapat digabungkan dengan bukti untuk
sistem lain
 Umumnya terdapat identitas rekaman, disimpan dengan aman,
dapat dicari dengan mudah, masa simpan sesuai kebutuhan
atau sesuai dengan masa berlaku Sertifikat halal (agar tersedia
saat dilakukan audit eksternal), dimusnahkan sesuai masa
simpan dengan pengawasan
3. BUKTI IMPLEMENTASI/
REKAMAN PELAKSANAAN SJH
Contoh:
 Membuat bukti sosialisasi kebijakan halal ke karyawan melalui banner dan ke
supplier melalui email
 Membuat penunjukkan tim halal beserta tugas dan tanggungjawabnya
 Membuat bukti pelaksanaan pelatihan internal berupa daftar hadir, materi
pelatihan, bukti evaluasi pelatihan yang dapat mengukur kompetensi
peserta, serta menyimpan bukti Sertifikat pelatihan eksternal
 Jika terdapat sharing facility, membuat bukti hasil screening bahwa semua
bahan yang digunakan pada sharing facility bebas dari babi
 Menyimpan semua dokumen pendukung kehalalan bahan
 Membuat bukti terkait proses seleksi bahan baru
 Membuat bukti terkait proses pemeriksaan bahan datang
 Membuat bukti terkait proses produksi, mencakup bahan yang digunakan
dan lokasi fasilitas produksi
C. PENERAPAN DAN EVALUASI SJH
• Dokumen SJH (Manual, prosedur, form) yang sudah
disusun perusahaan harus disosialisasikan kepada pihak
yang berkepentingan, misalnya: Manajemen, Tim
Manajemen Halal atau karyawan yang terkait dengan
aktivitas kritis.
• Dokumen SJH tersebut kemudian dijadikan sebagai acuan
dalam implementasi sehari-hari dan perusahaan
menyimpan dengan baik rekaman penerapannya.
• Penerapan SJH dievaluasi secara internal melalui audit
internal setiap 6 bulan atau dievaluasi oleh LPPOM MUI
melalui audit eksternal.
• Cara mengevaluasi pelaksanaan SJH :
– Apakah terdapat deviasi antara apa yang
telah dituliskan di MANUAL SJH dengan
penerapannya ?
– Apakah ditemukan bukti yang cukup atas
penerapan SJH di perusahaan ?

Sudah
Efektif ?
PENILAIAN SJH
PENILAIAN SJH
• Penilaian SJH mengacu pada SK Direktur LPPOMMUI No. SK
24/Dir/LPPOMMUI/VII/14 tentang Pedoman Penilaian Hasil
Audit Implementasi SJH di Industri Pengolahan.
• Dinilai oleh LPPOM setelah proses audit.
• Nilai/Status SJH diberikan sesuai level pemenuhan persyaratan
sertifikasi halal (HAS 23000).
• Nilai/Status SJH mencerminkan kualitas penerapan SJH di
perusahaan.
• Bisa menjadi acuan dalam penilaian hasil audit internal di
perusahaan
Sistem Penilaian SJH:
1. Bersifat kualitatif (tidak ada skor/angka).
2. Didasarkan pada kelemahan (weakness) implementasi
SJH yang ditemukan pada saat audit dan tindak lanjut
setelah audit.

Kategori Weakness :
• Kelemahan Kritis (Critical Weaknesses / CR)
• Kelemahan Perlu Perbaikan (Improvement
Needed Weaknesses / IN)
• Kelemahan Minor (Minor Weaknesses)
Kelemahan Kritis (CR):
• Kelemahan serius
• Menyebabkan tidak terpenuhinya persyaratan
Sertifikasi Halal HAS 23000
• Penyelesaian kelemahan Kritis menjadi syarat
minimum bagi MUI untuk menerbitkan Sertifikat Halal
• Contoh: belum tersedia kebijakan halal, belum ada
penunjukkan tim manajemen halal, bahan kritis
belum dilengkapi dengan dokumen pendukung yang
valid, prosedur aktivitas kritis belum tersedia
Kelemahan Perlu Perbaikan
(Improvement Needed / IN)

• Berpotensi menyebabkan tidak terpenuhinya


Persyaratan HAS 23000 jika tidak diperbaiki.
• Memungkinkan untuk memperoleh A jika segera
diperbaiki.
• Terdapat bukti penyelesaian ke LPPOMMUI.
• Contoh: belum dilakukan evaluasi pelatihan internal,
formula baku tidak sesuai dengan matriks bahan vs
produk, tidak ada bukti penerapan prosedur
Kelemahan Minor
• Tidak berpotensi menyebabkan tidak terpenuhinya
persyaratan HAS 23000.
• Tidak mempengaruhi penilaian, namun tetap harus
diperbaiki.
• Contoh: tidak melakukan pemeriksaan logo halal
pada saal penerimaan bahan datang tetapi tidak
ada bahan yang mengharuskan ada logo halal.
Tabulasi Skema Penilaian Hasil Audit SJH
Kelemahan Perbaikan Status
CR IN
Tidak Ada Tidak Ada Tidak ada A
Tidak Ada Ada Semua kelemahan IN dapat segera A
diperbaiki (dalam waktu 2 minggu)
Tidak Ada Ada Tidak semua kelemahan IN dapat segera B
diperbaiki.

Ada Tidak Ada Semua kelemahan CR harus segera B


diperbaiki.

Ada Ada Semua kelemahan CR harus segera B


diperbaiki, kelemahan IN dapat hanya
sebagian diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai