Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Menyunting (Mengedit) Karya Tulis Orang Lain


Mata Kuliah : Bhs. Indonesia Teknik Penulisan Ilmiah
Dosen Pengampu :
Nasikhatul Ulla Al Jamiliyati, S.Hum., M.Li

Disusun oleh :
Ferdiansyah Prastyo (20022000025)
Dialek Elhafiz (21022000034)
Dinara Ludiani (21022000028)
Wenika Fitri Finandra (21022000035)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa
Indonesia Teknik Penulisan Ilmiah, dengan judul “Menyunting (Mengedit) Karya Tulis
Orang Lain”.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Mengingat terbatasnya pengalaman
dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Malang, 17 Juni 2022

Penulis
Daftar isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
Daftar isi................................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3. Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
2.1. Hakikat Penyuntingan Makalah.............................................................................................6
2.2. Macam-macam Penyuntingan (Editing) Karya Tulis Ilmiah....................................................7
2.3. Tujuan Penyuntingan (Editing) Karya Tulis Ilmiah................................................................11
2.4. Langkah-langkah Dalam Penyuntingan (Editing) Karya Tulis Ilmiah.....................................12
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
3.1. KESIMPULAN........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya semua orang bisa menulis. Baik kita seorang pendidik, siswa, mahasiswa,
praktisi hukum, seniman, ekonom, pebisnis, salesman, polisi, ABRI, ibu rumah tangga, dan
lain sebagainya. Singkat kata siapa pun bisa menulis, karena yang terpenting dalam menulis
adalah mampu menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan sesuai dengan latar belakang,
keahlian dan keilmuan kita, sehingga kredibilitas kita sebagai penulis tidak diragukan lagi.

Di negara maju, menulis menjadi pekerjaan yang menarik dan bergengsi. Karena dengan
menulis selain mendapatkan honor yang lumayan juga dapat menyumbangkan pemikiran-
pemikiran atau gagasan-gagasan kita yang disertai dengan solusinya kepada masyarakat luas.
Semua media massa, baik itu surat kabar, majalah maupun tabloid sangat membutuhkan
tulisan-tulisan yang bersifat views itu. Bahkan beberapa surat kabar dan majalah sering kali
melakukan perekrutan kepada para akademisi atau praktisi agar bersedia menulis untuk
mengisi ruangan atau halaman yang telah disediakannya.

Pada dasarnya, dalam penyusunan karya tulis ilmiah terdapat lima tahap, yaitu: persiapan,
pengumpulan data, pengorganisasian dan pengonsepan, penyuntingan atau pemeriksaan, dan
penyajian.

Tidak jarang tulisan yang menarik dan bagus dari sisi ilmiah tidak dapat dimuat oleh
redaksi. Hal ini biasanya dikarenakan karya tulis mendapatkan masalah dalam ide-ide yang
kurang tepat penyampaiannya, penjelasan dalam tulisan kurang sistematis atau kurang mudah
dipahami, masalah kebahasaan, seperti ejaan, tanda baca, dan beberapa hal lainnya. Oleh
karena itu, pengeditan atau penyuntingan sangat membantu dalam penulisan karya tulis.
Pengeditan akan semakin menyempurnakan bahasa yang digunakan.

Yang termasuk tahap penyuntingan adalah pembacaan dan pengecekan kembali masalah
yang kurang lengkap dilengkapi, yang kurang relevan dibuang. Dalam karya ilmiah mungkin
saja terdapat penyajian yang berulang-ulang atau tumpang tindih, pemakaian bahasa yang
kurang efektif, baik dari segi penulisan dan pemilihan kata, penyusunan kalimat, penyusunan
paragraf, maupun segi penerapan kaidah ejaan.
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa Hakikat Penyuntingan Karya Tulis Ilmiah?

2. Bagaimana Langkah-langkah Dalam Penyuntingan Karya Tulis Ilmiah?

3. Macam-macam Pengeditan atau Penyuntingan Karya Tulis Ilmiah?

4. Tujuan Pengeditan atau Penyuntingan Karya Tulis Ilmiah?

1.3. Tujuan

Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah memberi edukasi mengenai hakikat
penyuntingan, langkah-langkah dalam penyuntingan, macam-macam penyuntingan, dan
tujuan dilakukannya penyuntingan dalam karya tulis ilmiah. Dengan edukasi tersebut
diharapkan pembaca dapat mengerti tentang pentingnya pengeditan atau penyuntingan karya
tulis ilmiah sebelum karya tersebut di publikasikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hakikat Penyuntingan Makalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menyunting adalah mempersiapkan karya


tulis ilmiah yang siap cetak atau siap terbit (dengan memperhatikan terutama seperti diksi dan
struktur kalimat), makna ini sering diterjemahkan menjadi menyunting, merencanakan
penerbitan (surat kabar, majalah), menyusun (film, video rekaman) dengan memotong dan
memadukan kembali, yang melakukan pengeditan atau penyuntingan dipanggil dengan
sebutan penyunting atau editor.

Sebelum menuju konsep, penyusun lebih dahulu memeriksanya. Tentu ada beberapa
bagian yang tumpang tindih dan ada penjelasan yang berulang-ulang. Penjelasan yang tidak
perlu dan berulang-ulang dibuang dan di tambahkan penjelasan yang dirasakan lebih tepat
dalam menunjang pembahasan. Penyuntingan sebaiknya dilakukan beberapa saat setelah
selesai penulisan. Hal ini untuk menjaga ketenangan berpikir dan ketelitian mengoreksi karya
tulis ilmiah.

Karya tulis ilmiah yang telah selesai ditulis keseluruhannya pasti belum sempurna dan
belum layak untuk dikirim langsung ke penerbit. Pada beberapa bagian selalu terdapat
kesalahan-kesalahan yang fatal, sehingga perlu diperbaiki. Proses perbaikan itu yang disebut
editing atau penyuntingan. Editing atau penyuntingan adalah proses memperbaiki karya tulis
ilmiah dengan cara mengoreksi, memeriksa, atau meneliti kembali apa yang sudah ditulis.
Penyempurnaan karya tulis ilmiah agar siap diterbitkan perlu dibaca dan ditata ulang oleh
penulisnya atau bekerja sama dengan orang lain yang dianggap berkemampuan dan ahli atau
yang disebut sebagai penyunting atau editor ahli.

Peran penyunting atau editor sangat besar bagi penulis, karena merupakan rekan
penulis dalam mewujudkan impiannya, yakni menerbitkan karya tulis ilmiah, inilah beberapa
peranan penyunting atau editor :

• Membantu penulis agar karyanya layak dibaca dan bisa diterbitkan.

• Membebaskan karya tulis dari masalah kebahasaan, seperti ejaan, tata bahasa, tanda baca.

• Membantu agar tulisan memiliki koherensi yang baik antara kalimat-kalimat yang ada
dalam suatu paragraf, antara paragraf satu dengan paragraf yang lain, dan antara sub bab satu
dengan subbab yang lainya.
• Meluruskan ide-ide yang salah atau kurang tepat.

• Mendukung konsistensi dalam penulisan

• Membuat tulisan menjadi lebih sistematis, mudah dipahami, enak dibaca dan menarik.

Disinilah editor berperan sebagai pemandu penulis agar mencapai tujuannya dengan
sesingkat mungkin dan tingkat kesalahan seminimal mungkin, karena kerja sama antar
penyunting dan penulis sangat diperlukan untuk menghindari masalah yang timbul dalam
penyuntingan. Sebelum penyuntingan dimulai harus terlebih dahulu menyadari bahwa
penyuntingan diperlukan untuk membuat kata, ungkapan, kalimat, paragraf, dan sub bab
memiliki koherensi, halus, dan menarik. singkatnya supaya meminimalisir kesalahan-
kesalahan dalam karya tulis ilmiah.

2.2. Macam-macam Penyuntingan (Editing) Karya Tulis Ilmiah

1. Editing Isi/ Materi/ Gagasan

Ketika dalam proses penulisan naskah ada kemungkinan terdapat ide yang tercecer, ada
pemikiran yang terputus, dan ada uraian yang tidak relevan. Maka dalam penyuntingan tahap
awal ini difokuskan dulu pada isi naskah dan tidak perlu memikirkan ejaan, perhurufan,
pengetikan, maupun lay out-nya.

Pada langkah ini perlu kecermatan tersendiri dalam pemahaman isi. Perhatikan kalimat
yang satu dengan kalimat yang lain, lalu dari alinea satu ke alinea lain. Hubungan antar-
kalimat dan antar-alinea mestinya merupakan mata rantai pemikiran yang sambung-
menyambung. Tidak kalah pentingnya juga, perlu dicermati aktualitas, ketepatan, dan
kebenaran pada data, grafik, tabel, foto, bagan yang disajikan dalam naskah. Sebab kesalahan
data bisa berakibat fatal.

Isi/ materi/ gagasan yang terdapat dalam bentuk teks buku di ibaratkan sebagai gizi
sebuah buku. Ketebalan atau tipisnya halaman buku terletak pada banyak atau sedikitnya
materi buku yang dituliskannya. Karya tulis ilmiah yang akan diterbitkan memerlukan
ketebalan yang memadai agar buku itu secara estetika enak dipandang atau disimpan.
Ketebalan buku berkaitan dengan jumlah halaman yang menggambarkan isi/ materi/ gagasan.
Buku yang jumlah halamannya kurang tidak memberikan daya tarik, terutama untuk
penyimpanan dan pendokumentasian.
Penyuntingan terhadap isi karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara
pengurangan, penggantian, dan penambahan isinya yang relevan dengan topik dan tema
kajiannya. Pengurangan terhadap isi/materi/ gagasan bila memang dianggap tidak relevan
dengan topik kajiannya. Kemudian menggantinya dengan suatu topik yang sedang dibahas.
Kalau kemungkinan ada sumber lain yang lebih aktual dan akurat, seorang penulis dapat saja
menambahkan isi/ materi/ gagasan itu untuk melengkapinya, misalnya grafik, tabel, gambar,
atau data lain yang dianggap perlu.

Proses editing atau penyuntingan ini dilakukan selain berkaitan dengan akurasi data,
informasi yang faktual, juga untuk menambah wawasan ilmu dan pengetahuan bagi penulis
dan pembacanya. Dengan demikian dapat menambah ketebalan halaman buku secara
langsung hingga mencapai ukuran ideal sebuah buku mata ajar kuliah yang akan diterbitkan.
Namun begitu, seorang penulis jangan terjebak oleh suatu keinginan hanya untuk
mempertebal jumlah halaman tanpa memerhatikan isi/materi/gagasan yang dituliskannya.

Setelah penyuntingan isi ini dianggap selesai, barulah dilakukan penyuntingan sistematika
penulisan. Sebab, bisa jadi ketika menulis naskah tidak terpikirkan sistematika penulisan.
Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah cara-cara penulisan pendahuluan, latar
belakang, pembahasan, penutup, dan lainnya sesuai jenis tulisannya.

2. Editing Paragraf

Editing atau penyuntingan terhadap isi/ materi/ gagasan akan berpengaruh pada kepadatan
paragraf, sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antar paragraf, ada yang tebal
dan ada yang tipis. Paragraf yang tidak berimbang tebal atau tipisnya dapat mempengaruhi
nilai estetika buku. Dengan demikian penyuntingan berikutnya harus diarahkan terhadap
bentuk idealis paragraf. Paragraf yang tipis harus diseimbangkan dengan paragraf yang
mencapai ketebalan standar hingga semua ketebalan paragraf dianggap relatif seimbang.
Ketebalan ideal sebuah buku dengan kertas ukuran A4 terdiri dari 3-4 paragraf.

Kalau isi/materi/ gagasan diibaratkan sebagai gizi sebuah buku maka paragraf merupakan
dagingnya. Karena itu penulisan antar paragraf dalam sebuah karya tulis ilmiah sangat
diperlukan keseimbangannya. Penyeimbangan ini dibutuhkan untuk memenuhi standar
estetika buku ketika dilakukan penilaian dalam sebuah kompetisi. Paragraf yang terlalu tebal
dapat mempengaruhi daya baca seseorang dalam memahami teks. Seorang penulis mesti
memperhatikan ini, karena teks yang dibaca tanpa ada upaya memahaminya dari pembaca
menjadikan buku yang diterbitkan mubazir. Sebaliknya ketipisan paragraf juga dikhawatirkan
tidak mewakili gagasan yang disampaikan penulis. Malah bisa jadi gagasannya itu tidak
selesai diungkapkan dengan kata-kata dan kalimat terbatas.

3. Editing Ragangan (Outline)

Ragangan atau outline dalam sebuah karya tulis ilmiah diibaratkan sebagai tulang-
tulangnya yang berfungsi mengikat daging yang mengandung gizi. Oleh sebab itu, ragangan
harus disusun secara sistematis berdasarkan topik dan sub topiknya. Sistematika ragangan
berkaitan dengan urut-urutan dan letak sub topik pembahasan yang akan ditulis. Ragangan
dalam penulisan karya tulis ilmiah yang tela ditetapkan sejak awal bukanlah harga mati.
Dalam arti, ragangan yang tidak sesuai dengan isi/ materi/ gagasan dalam karya tulis ilmiah
masih bisa dibongkar pasang untuk menyesuaikannya. Sama halnya dengan judul tulisan atau
buku yang sudah di senting sejak awal boleh saja diganti-ganti sesuai dengan tema yang telah
disajikannya.

Ragangan dapat saja diubah saat penulisan sedang berjalan atau nanti di akhir penulisan.
Mengedit ragangan bisa dengan cara mengurangi, mengganti atau menambahkan sesuai
dengan sub topik kajian. Pada dasarnya ragangan yang sudah ditulis sejak awal penulisan
harus disesuaikan dengan apa yang dibahas dalam isi/ materi/gagasan dalam karya tulis
ilmiah. Pertimbangannya akan lebih mudah mengganti ragangan daripada harus menulis
ulang tema kajiannya. Editing ragangan yang terbaik adalah saat finalisasi penulisan,
sekaligus dalam menentukan halaman pada daftar isi.

4. Editing Kebahasaan

Kebahasaan dalam sebuah karya tulis ilmiah disamakan dengan sebuah kulit sebagai
pembungkus daging dan tulang serta melindungi keberadaan gizinya. Karena itu, bahasa
karya tulis ilmiah harus memenuhi standardisasi bahasa yang berlaku. Bahasa Indonesia yang
menjadi dasar rujukan harus menggunakan ejaan yang disempurnakan (EYD). Penulisan
karya tulis ilmiah populer bahasanya tidak bisa seenaknya penulis, tetapi harus
menggunakan bahasa formal atau semi formal.

Editing atau penyuntingan terhadap bahasa mutlak diperlukan kalau karya tulis ilmiah itu
akan diterbitkan. Penyuntingan berkaitan dengan penghurufan, penomoran, pelambangan,
ejaan dan tanda baca. Hal ini dapat dipelajari tentang penggunaan EYD, editing kebahasaan
mempunyai banyak fungsi, antara lain untuk standardisasi sebuah karya tulis ilmiah. Hal ini
sangat diperlukan dalam memberikan bobot atas karya tulis ilmiah. Selain itu juga, bahasa
dapat menjadi pemanis dalam menambah daya tarik pembaca. Namun demikian, untuk
penulisan karya tulis ilmiah tidak perlu menggunakan bahasa seindah puisi atau sajak.
Kebahasaan yang dimaksudkan di sini adalah berdasarkan kaidah tata bahasa yang berlaku.
Fungsi lain dari ketatabahasaan juga untuk mempercepat pemahaman pembaca terhadap
sebuah karya tulis ilmiah yang tersusun dari kata, kalimat dan paragraf.

Perangkat kebahasaan dipersiapkan untuk mempermudah penulisan karya tulis agar lebih
efektif. Perangkat ini mencakup perhurufan, penomoran atau angka, lambang, ejaan, dan
tanda baca. Dalam buku lain dikatakan bahwa perbaikan materi tulisan (editing) menyangkut
beberapa aspek, di antaranya yaitu :

a. Revisi judul

Karena terkadang judul yang kita buat sifatnya masih sementara, maka kita harus
membuat judul yang lebih sesuai dengan isi tulisan, yang lebih menarik, lebih “menggigit”
dan lebih mengena sasaran pembaca. Untuk membuat judul yang “menggigit”, diperlukan
kepekaan rasa, keindahan bahasa serta ketegasan makna.

Sering terjadi judul karya tulis ilmiah konsumsi yang dibuat penulis pemula terlalu
panjang, terlalu singkat, datar, tidak menarik, tidak membumi, dan terlalu akademis. Kerap
terjadi, judul karya tulis ilmiah yang dibuat sama persis dengan judul laporan penelitian atau
judul skripsi yang terasa dingin, kaku, dan sangat formal.

b. Revisi intro

Sering kali penulis pemula menulis intro berkepanjangan, bertele-tele, berputar-putar,


tidak jelas, tidak ringkas, tidak menarik, membosankan, bahkan adakalanya membingungkan.
Intro adalah bagian pembuka atau pendahuluan. Dalam pidato, intro adalah pengantar
sebelum sampai kepada pokok bahasan. Intro artikel yang baik cukup tiga paragraf. Pastika
intro yang sudah ditulis memenuhi syarat : ringkas, jelas, menarik, dan ditulis dalam bahasa
jurnalistik yang baik.

c. Revisi komposisi

Komposisi berarti susunan yang seharusnya beraturan. Karya tulis ilmiah yang baik harus
sesuai dengan hukum komposisi. Sekali keluar dari hukum tersebut, kepala dibuat kaki dan
sebaliknya, maka artikel yang dibuat tak ubahnya seperti sirkus. Untuk itu, perlu diperiksa
apakah komposisi artikel yang dibuat sudah baik.
d. Revisi akurasi dan relevansi data

Teliti dalam mengutip nama seseorang, jabatan, pangkat, kedudukan, alamat, angka,
tanggal, bulan dan tahun. Setelah diyakini semuanya tak ada yang salah tulis atau salah kutip,
teliti lagi apakah data yang telah dikutip relevan dengan pokok bahasan. Jika tidak relevan,
maka harus dibuang.

e. Revisi ejaan dan istilah teknis

Tanpa sadar, kita sering menggunakan istilah-istilah teknis yang hanya dimengerti dan
dipahami oleh lingkungan sendiri yang sangat terbatas. Ganti istilah-istilah tersebut dengan
istilah yang lebih dipahami oleh umum.

f. Revisi gramatika

Berkomunikasi secara tertulis berbeda dengan berkomunikasi secara lisan. Bahasa lisan
lebih menekankan pengertian, sedangkan bahasa tulis lebih menekankan pada struktur bahasa
dan makna. Selain itu, bahasa artikel juga harus menggunakan bahasa jurnalistik yang
menggunakan kalimat-kalimat pendek, tegas, jelas, sederhana, dan mudah dimengerti.

g. Revisi bobot dan substansi materi tulisan

Menulis tidak hanya sekedar untuk memberikan informasi, meyakinkan, membujuk atau
mempengaruhi dan menghibur pembaca. Menulis sekaligus untuk menunjukkan kapasitas
dan kredibilitas penulis. Menulis seharusnya sesuai dengan pengetahuan , keahlian, dan
disiplin ilmu penulis. Hal seperti itu diperlukan agar suatu ketika penulis tidak salah dalam
mengirim karya tulis ilmiah.

h. Asumsi dampak yang diharapkan

Menulis berarti berkomunikasi. Menurut teori, komunikator yang baik adalah yang
senantiasa memperhatikan umpan balik. Komunikasi harus efektif, yaitu mencapai hasil yang
diharapkan. Menulis seharusnya dalam koridor normatif yang ada, realitas karya tulis ilmiah
adalah rasional, bukan realitas virtual atau fiksional.

2.3. Tujuan Penyuntingan (Editing) Karya Tulis Ilmiah

Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep ini bertujuan untuk:

- Melengkapi data yang dirasa masih kurang.


- Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan
pokok bahasan karya ilmiah.

- Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-
bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan
tulisan yang lain.

- Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian
bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata,
penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraf, maupun penerapan kaidah ajaan sesuai
EYD.

2.4. Langkah-langkah Dalam Penyuntingan (Editing) Karya Tulis Ilmiah

Adapun langkah-langkah dalam penyuntingan adalah :

1. Bacalah setiap kalimat dan renungkan berulang-ulang. Untuk membuat kalimat lebih
baik, tidak jarang penyunting harus membaca satu kalimat bekali-kali, sampai
mendapatkan esensinya, kemudian tuangkan dalam bentuk yang murni.

2. Bacalah naskah beberapa kali dengan fokus yang berbeda-beda, misalnya sekali waktu,
difokuskan kepada ejaan, lalu di waktu berikutnya di fokuskan di tata bahasa, dan lain
sebagainya. Kenali pola kesalahan yang biasanya didapati setelah karya tulis di edit,
untuk itu perlu mewaspadai pola-pola kesalahan yang sering dilakukan dan berusaha
memperbaikinya.

3. Kenali pola kesalahan yang biasanya di dapati setelah karya tulis diproofread atau diedit.
Perlu di waspadai pola-pola kesalahan yang sering kita lakukan dan berusaha
memperbaikinya.

4. Gunakan spelling check pada komputer bila tulisan dibuat dalam bahasa Inggris atau
bahasa Internasional. Namun demikian, komputer sesungguhnya mungkin juga membuat
kesalahan. Misalnya ejaan bisa jadi benar, tetapi artinya berbeda seperti: paper-pepper.

5. Perhatikan ide utama dan ide pendukung dalam setiap peragraf. Harus memastikan bahwa
setiap paragraf mengandung satu ide utama yang tercantum dalam kalimat topik paragraf
itu. Kalimat-kalimat lainnya merupakan pendukung kalimat topik. Bila ada kalimat yang
tidak mendukung kalimat topik, harus dibuang atau memasukkan kalimat “nyasar”
tersebut ke dalam paragraf lain yang didukungnya.
6. Revisi kalimat-kalimat yang terlalu panjang atau sebaliknya yang terpotong-potong,
kalimat-kalimat yang tidak menggunakan kata sambung, kalimat-kalimat ambigu, dan
sebagainya.

7. Bebaskan kemungkinan adanya pelanggaran seperti pelecehan, fitnah, penghujatan, dan


lain-lain. Bila ragu-ragu dalam apa yang kita tulis, konsultasikanlah dengan pihak-pihak
yang berkompeten.

8. Bantu tegaskan bahwa setiap informasi yang tertulis benar dan dapat dipercaya.

9. Konsultasikan jargon, pengertian atau bagian yang meragukan kepada pihak yang
berkompeten. Tuliskan semacam daftar istilah bila perlu.

10. Gunakan kamus, tesaurus (kamus sinonim), buku tata bahasa, artikel penggunaan tanda
baca, internet, dan berbagai sarana lain yang dapat membantu dalam melakukan
penyuntingan.

11. Cari pembaca sukarela (terutama mereka yang menekuni bidang yang sesuai dengan topik
buku yang di buat) untuk dimintai masukan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penyuntingan atau editing


secara umum adalah mempersiapkan dan mengoreksi karya tulis ilmiah sebelum di
publikasikan dengan memperhatikan semua terutama segi ejaan, diksi dan struktur kalimat.
Proses menyunting (editing) karya tulis ilmiah adalah dengan cara mengoreksi, memeriksa,
membaca dan meneliti kembali apa yang sudah ditulis. Orang yang melakukan pengeditan
dipanggil dengan sebutan editor. Proses editing atau penyuntingan ini dilakukan selain
berkaitan dengan akurasi data, informasi yang faktual, juga untuk menambah wawasan ilmu
dan pengetahuan bagi penulis dan pembacanya. Penyuntingan (editing) sangat diperlukan
dalam karya tulis ilmiah untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang terjadi.

Editing memiliki beberapa macam proses seperti editing isi/materi/gagasan yang


berfokus pada isi karya tulis ilmiah, editing paragraf berfokus pada bentuk idealis paragraf,
editing rangangan berfokus pada susunan ragangan yang sistematis, editing kebahasaan
berfokus pada bahasa karya tulis ilmiah yang harus sesuai dengan EYD. Perbaikan
menyangkut beberapa aspek yaitu judul, intro, komposisi, akurasi dan relevansi data, ejan dan
istilah teknis, gramatika, bobot dan substansi, dan asumsi dampak yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Hakikat Editing Karya Tulis Ilmiah, Course Hero, 2015, 16 Juni 2022,
https://www.coursehero.com/file/38316149/Hakikat-Editing-Karya-Tulis-Ilmiahdocx/

Makalah Dasar – Dasar Membaca, Karya Tulis Ilmiah Untuk Pelajar Indonesia, 12 Mei 2016,
17 Juni 2022, https://karyatulisilmiah.com/makalah-dasar-dasar-membaca/#:~:text=B.
%20Editing%20isi%2Fmateri%2Fgagasan%20Isi%2Fmateri%2Fgagasan%20sebuah
%20karya%20tulis%20ilmiah,tulisan%20tersebut%20kurang%20mengena%20di%20hati
%20para%20pembaca.

Anda mungkin juga menyukai