Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK SWASUNTING BERDASARKAN EYD, PUPI, GAYA

SELINGKUNG, DAN KBBI

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia yang
diampu oleh Dr. M. Zubad Nurul Yaqin,M.Pd.

Disusun :

Dinda Fathia Salsabila 220101110178

Fatihani Istighfarin 220101110150

Fitria Deswanda 220101110147

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Teknik Swasunting
berdasarkan EYD, PUPI, Gaya Selingkung, dan KBBI dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia. Selain itu,


makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang beberapa teknik swasunting
yang baik dan benar berdasarkan kaidah- kaidah yang telah ditentukan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. M. Zubad Nurul


Yaqin,M.Pd selaku dosen Bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 20 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I........................................................................................................................i

PENDAHULUAN...................................................................................................i

1.1 Latar Belakang...........................................................................................i

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................i

1.3 Tujuan.......................................................................................................ii

BAB II....................................................................................................................iii

PEMBAHASAN....................................................................................................iii

2.1 Pengertian Menyunting.................................................................................iii

2.2 Pengertian Swasunting..................................................................................iii

2.3 Aspek- Aspek Menyunting...........................................................................iii

2.4 Manfaat Menyunting.....................................................................................vi

BAB III..................................................................................................................vii

PENUTUP.............................................................................................................vii

3.1 Kesimpulan.............................................................................................vii

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................viii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, artikel, jurnal ataupun bentuk tulisan
lainnya, proses penyuntingan sangat penting untuk dilakukan. Proses
menyunting atau mengedit adalah salah satu tahapan yang paling krusial
sebelum tulisan diterbitkan. Biasanya, proses menyunting memang dikerjakan
oleh seorang editor atau penyunting. Namun, agar tidak menyusahkan
penyunting, ada baiknya seorang penulis juga menguasai Teknik menyunting
dengan baik, sehingga ia bisa meninjau ulang hasil kerjaan dan melakukan
swasunting.
Teknik swasunting atau bisa dikenal dengan istilah self-editing merupakan
proses mandiri yang dilakukan oleh penulis untuk memperbaiki karya
tulisnya. Dalam dunia literasi swasunting ini menjadi salah satu alat yang
patut dicoba. Sebab, sebelum tulisan tersebut diserahkan kepada penerbit
untuk tahap editing, maka menyunting tulisan sendiri jauh lebih efesien.
Dengan melakukan swasunting, kita sebagai penulis berupaya meminimalkan
kesalahan yang terdapat dalam tulisan sendiri. Selain itu, swasunting juga
dapat meningkatkan kualitas tulisan dan kredibilitas kita sebagai penulis.
Didalam sebuah karya tulis, penyuntingan atau pengeditan dilakukan pada
isi, paragraf, ragangan atau outline, dan kebahasaan. Berangkat dari
mengetahui cara swasunting dengan baik dan benar maka seorang penulis
akan mampu menghasilkan karya yang berbobot dan pantas dibaca oleh
halayak umum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan menyunting?
2. Apakah yang dimaksud dengan swasunting?
3. Apa saja aspek yang harus diperhatikan saat menyunting dan swasunting?
4. Apa manfaat menyunting dan swasunting?

i
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini
agar pembaca dapat mengetahui pengertian dari menyunting, pengertian
swasunting, aspek- aspek yang harus diperhatikan saat menyunting atau
swasunting dan beberapa manfaat menyunting.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menyunting
Menyunting atau mengedit adalah proses memperbaiki karya tulis ilmiah
dengan cara mengoreksi memeriksa atau meneliti kembali apa yang sudah
ditulis atau diterbitkan. Menyunting merupakan salah satu tahapan yang
paling penting sebelum tulisan diterbitkan. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, editing adalah mempersiapkan karya tulis ilmiah yang siap
cetak atau siap terbit (dengan memperhatikan terutama segi ejaan, diksi dan
struktur kalimat), menyiapkan dan mengarahkan penerbitan, Menyusun
dengan memotong dan memadukan Kembali.

2.2 Pengertian Swasunting


Swasunting adalah proses mandiri yang dilakukan oleh penulis untuk
memperbaiki karya tulisnya. Dengan melakukan swasunting, kita sebagai
penulis berupaya meminimalkan kesalahan yang terdapat dalam tulisan
sendiri. Selain itu, swasunting juga dapat meningkatkan kualitas tulisan dan
kredibilitas kita sebagai penulis. Untuk mendapatkan hasil editing yang baik,
sebaiknya kita membuka kamus dan pedoman kebahasaan yang lain.

2.3 Aspek- Aspek Menyunting


a) EYD/ PUEBI
PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) atau yang masih
familier disebut dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan).PUEBI adalah
pedoman atau kaidah yang digunakan untuk mengeja unsur kata dalam
Bahasa Indonesia secara tepat. PUEBI ini dijadikan sebagai sebuah
petunjuk atau pedoman yang membuat tulisan Bahasa Indonesia dengan
baik dan benar.
b) PUPI
Kata-kata yang dapat dibentuk dengan melalui proses pemadanan,
menerjemahkan secara langsung maupun melalui perekaman, menyerap
istilah ataupun menyerap afiks asing sesuai ejaan dan menyerap sekaligus
menerjemahkan istilah asing.
c) Gaya Selingkung

Gaya selingkung adalah gaya khas yang diterapkan penerbit untuk


menampilkan naskah terbitannya. Gaya selingkung merupakan salah satu
penciri kepribadian dan jati diri suatu berkala. Gaya ini tumbuh dan
berkembang dalam suatu rentang waktu dan menjadi matang setelah
kemantapannya memapankan diri. Dari pengalaman dan kenyataan ini
terlihat bahwa gaya selingkung itu bersifat dinamis.

Helianti (2011) (dalam Suyono, 2015: 74) mendefinisikan gaya


selingkung sebagai penyelarasan atau pembakuan dalam penyampaian
informasi secara taat asas dengan memperhatikan jati diri an ciri khas
lembaga atau jurnal tertentu. Menurutnya, kebijakan mengenai keselarasan
atau pembakuan tersebut meliputi aspek: (1) gaya dan format; (2) tingkat
keteknisan dan kedalaman isi; (3) bentuk dan penampilan perwajahan; (4)
ukuran, tebal terbitan, dan jilid; serta (5) keberkalaan. Gaya selingkung
sebuah jurnal ilmiah umumnya dinyatakan dalam lembar gaya atau
diinformasikan melalui petunjuk bagi penulis. Sebagai pedoman
implementasi kewajiban publikasi ilmiah (Jongga, 2017)

Dalam penulisan karya tulis ilmiah proses penyuntingan sangat


penting untuk dilakukan. Penyuntingan merupakan aktivitas menyiapkan
naskah dan sebagainya untuk diedarkan atau diterbitkan dalam bentuk
cetakan dengan memperhatikan tata penyajiannya.

Terdapat tiga komponen yang menentukan gaya selingkung suatu


berkala, yaitu perwajahan dan format, pola penulisan, serta kedalaman dan
kerincian penyajian. Kemantapan wajah berkala (ukuran, warna, hiasan,
isi, dan tata letak sampul) setiap terbit merupakan kesan pertama yang
diamati orang. Format dan tata letak halaman, tipe dan ukuran huruf,
sistem penomoran, organisasi atau pengaturan isi naskah, jenis kertas, dan
faktor penampilan fisik merupakan tolok ukur kecermatan para penyunting
mempertahankan kemapanan gaya selingkungnya
Gaya selingkung merupakan ciri khas suatu jurnal yang sifatnya konsisten
dan tetap, seperti gaya penampilan dan gaya penulisan yang biasanya
tercantum sebagai pedoman penulisan jurnal tersebut. Gaya selingkung
jurnal, misalnya berupa pedoman penulisan artikel ilmiah, disusun oleh
pengelola jurnal yang bersang ilmiah yang berminat mengirimkan
tulisannya dapat menyesuaikan diri.Maksudnya, agar tampilan jurnal
tersebut terjaga secara konsisten (Wibowo, 2014: 179).

Beberapa gaya selingkung yang dapat dipelajari jika hendak mengirimkan


artikel atau jurnal adalah Metalingua, Kata, Lingua, Okara dan Gramatika.

d) KBBI

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kata kamus adalah kata


serapan dari bahasa Arab yaitu qamus. Kata qamus itu sendiri berasal dari
kata dalam bahasa Yunani yaitu okeanos yang berarti ‘lautan’. Dari sejarah
kata kamus ini dapat diketahui bahwa makna dasar dari kata kamus yaitu
sebagai wadah pengetahuan, khususnya pengetahuan bahasa.

Kamus adalah sebuah karya yang berfungsi sebagai referensi. Kamus pada
umumnya berupa senarai kata yang disusun secara alfabetis. Selain itu,
disertakan pula informasi mengenai ejaan, pelafalan, kelas kata, makna
kata, kadangkala sejarah kata, dan contoh pemakaian kata dalam kalimat
(Kushartanti dkk, 2009:223).

Sementara itu dalam KBBI (2008) disebutkan bahwa kamus merupakan


sumber rujukan yang andal dalam memahami makna kata suatu bahasa
karena kamus memuat perbendaharaan kata suatu bahasa, yang secara
ideal tidak terbatas jumlahnya. Definisi-definisi di atas telah sangat jelas
memberikan informasi tentang apa saja isi di dalam sebuah kamus.
Kosakata yang terdapat kamus, lazim disebut lema, disusun secara
alfabetis yakni berurutan mulai A sampai Z. Tiap kata yang ditulis
dilengkapi dengan cara pelafalannya, kelas kata, dan contoh pemakaian
kata tersebut dalam sebuah kalimat.
2.4 Manfaat Menyunting
1. Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
2. Mengedit data yang tidak sesuai dengan pokok bahasan karya ilmiah.
3. Mengedit setiap kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian
materi secara berulang atau saling tumpang tindih
4. Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk memperbaiki
pemakaian bahasa yang kurang efektif seperti dalam penyusunan dan
pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraf, maupun
penerapan kaidah ajaan sesuai
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan materi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Menyunting atau mengedit adalah proses memperbaiki karya tulis ilmiah
dengan cara mengoreksi memeriksa atau meneliti kembali apa yang sudah
ditulis atau diterbitkan.
2. Swasunting adalah proses mandiri yang dilakukan oleh penulis untuk
memperbaiki karya tulisnya.
3. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan swasunting dan
diantaranya EYD/PUEBI, PUPI, gaya selinkung, dan KBBI.
4. Manfaat dari menyunting dan swasunting adalah melengkapi data yang dirasa
masih kurang, mengedit data yang tidak sesuai dengan pokok bahasan karya
ilmiah, mengedit setiap kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian
materi secara berulang, mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah
untuk memperbaiki pemakaian bahasa yang kurang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. (2000). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Dalman. 2014. Menulis Karya Ilmiah.

Dwiloka, Bambang dan Riana, Rati. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah,
(Jakarta:PT. Rineka Cipta)

Dr. BM. Wara Kushartanti. “Gaya Selingkung Jurnal”,


(http://staffnew.uny.ac.id/upload/131405898/pengabdian/GAYA+SELINGKUNG
+JURNAL.pdf

Jauheri, H. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai