Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PERKEMABANGAN PERALATAN RADIOLOGI DASAR

( Perkembangan Peralatan Radiologi Dasar )

DOSEN PENGAMPU:
Suwarmiyati, ST.,MT

OLEH:
Dewi Sartika (P320013)

POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR


PRODI D-III TEKNOLOGI ELEKTRO MEDIS
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 13 September 2021

Dewi Sartika
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan Makalah..........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Peralatan Radiologi................................................6
B. Sejarah Perkembangan Peralatan Radiologi dari Tahun
ke Tahun......................................................................................................8
C. Perkembangan X-Ray dari masa ke masa...................................................10
D. Jenis-jenis pemeriksaan Radiologi..............................................................12
E. Kondisi Medis Yang Dapat Di Deteksi melalui pemeriksaan
radiologi .....................................................................................................16

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran .........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
4

BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Penggunaan perangkat radiologi untuk kepentingan dunia kedokteran telah


berjalan sejak tahun 1898, oleh tentara Belanda dalam perang di Aceh dan Lombok.
Pada awal abad XX pemeriksaan radiologi dipusatkan di rumah sakit militer dan
rumah sakit pendidikan dokter di Jakarta dan Surabaya.

Orang Indonesia yang mengaplikasikan pemeriksaan radiologi pada saat itu


adalah dr. R.M. Notokworo, lulusan fakultas kedokteran di Universitas Leiden,
Belanda (1912). Beliau aktif bekerja di Semarang dan Surabaya.

Di fakultas kedokteran & rumah sakit CBZ (Centraale Burgerlijk


Ziekenhuis, sekarang RS Dr. Cipto Mangunkusumo) di Jakarta, pemeriksaan
radiologik dilakukan dibawah pimpinan seorang spesialis radiologi asal Belanda,
Prof. B.J. Van der Plaats. Orang Indonesia pertama yang memperoleh brevet
roentgenoloog adalah dr. Wilhelmus Zacharias Johannes, asisten Prof. Van der
Plaats waktu itu (1939). Dr. Johannes adalah orang yang berjasa dalam
mengembangkan radiologi Indonesia. Disamping keterlibatannya dalam bidang
pendidikan kedokteran (termasuk sebagai guru besar radiologi yang pertama di
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 1946), beliau juga yang merintis
berdirinya Sekolah Asisten Roentgen (sekarang bernama Akademi Penata
Roentgen) dan juga perhimpunan dokter spesialis radiologi yang disebut Ikatan
Ahli Radiologi Indonesia pada tahun 1952 (sekarang bernama Perhimpunan Dokter
Spesialis Radiologi Indonesia).

Dokter-dokter lain yang berjasa dalam pengembangan radiologi, terutama


pada masa perang kemerdekaan, adalah dr. Suhirman, dr. Sjahriar Rasad dan dr.
Sutjipto. Sesudah masa perang berlalu, muncul juga nama-nama seperti dr. G.A.
Siwabessy, dr. Liem Tok Djien dan dr. Abdul Gafar yang aktif berkecimpung dalam
bidang radiologi, baik pelayanan medis maupun pendidikan dokter.
5

Hingga saat ini telah berdiri 6 sentra pendidikan spesialis radiologi, yaitu di Jakarta,
Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Solo, Malang, dan Makassar. Jumlah
dokter spesialis radiologi Indonesia saat ini mencapai lebih dari 700 orang yang
melayani lebih dari 220 juta penduduk Indonesia, jumlah yang sangat kurang
terutama bila mempertimbangkan perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat
pesat belakangan ini.

B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan sejarah perkembangan peralatan radiologi


2. Menjelaska sejarah perkembangan peralatan radiologi dari tahun ke
tahun
3. Menjelaskan perkembangan X-Ray dari masa ke masa
4. Menjelaskan jenis-jenis pemeriksaan radiologi

5. Menjelaskan Kondisi Medis yang dapat Dideteksi Melalui Pemeriksaan


Radiologi.

C. Tujuan Makalalah

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan peralatan radiologi

2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan peralatan radiologi dari tahun

ke tahun .

3. Untuk mengetahui perkembangan X-Ray dari masa ke masa.

4. Untuk mengetahui jenis-jenis oemeriksaan radiologi.

5. Untuk mengetahui kondisi medis yang dapat dideteksi melalui

pemeriksaaan radiologi.
6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Peralatan Radiologi

Wilhelm Conrad Roentgen seorang ahli fisika di Universitas Wurzburg,


Jerman, pertama kali menemukan sinar Roentgen pada tahun 1895 sewaktu
melakukan eksperimen dengan sinar katoda. Saat itu dia melihat timbulnya sinar
fluoresensi yang berasal dari krostal barium platinosianida dalam tabung Crookes-
Hittorf yang dialiri listrik. Ia segera menyadari bahwa fenomena ini merupakan
suatu penemuan baru sehingga dengan gigih ia terus menerus melanjutkan
penyelidikannya dalam minggu-minggu berikutnya. Tidak lama kemudian
ditemukanlah sinar yang disebutnya sinar baru atau sinar X . Baru di kemudian hari
orang menamakan sinar tersebut sinar Roentgen sebagai penghormatan kepada
Wilhelm Conrad Roentgen.

Penemuan Roentgen ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran


karena ternyata dengan hasil penemuan itu dapat diperiksa bagian-bagian tubuh
manusia yang sebelumnya tidak pernah dapat dicapai dengan cara-cara
konvensional. Salah satu visualisasi hasil penemuan Roentgen adalah foto jari-jari
7

tangan istrinya yang dibuat dengan mempergunakan kertas potret yang diletakkan
di bawah tangan istrinya dan disinari dengan sinar baru itu.

Roentgen dalam penyelidikan selanjutnya segera menemukan hampir


semua sifat sinar Roentgen, yaitu sifat-sifat fisika dan kimianya. Namun ada satu
sifat yang tidak sampai diketahuinya, yaitu sifat biologik yang dapat merusak sel-
sel hidup. Sifat yang ditemukan Roentgen antara lain bahwa sinar ini bergerak
dalam garis lurus, tidak dipengaruhi oleh lapangan magnetic dan mempunyai daya
tembus yang semakin kuat apabila tegangan listrik yang digunakan semakin tinggi,
sedangkan di antara sifat-sifat lainnya adalah bahwa sinar ini menghitamkan kertas
potret. Selain foto tangan istrinya, terdapat juga foto-foto pertama yang berhasil
dibuat oleh Roentgen ialah benda-benda logam di dalam kotak kayu, diantaranya
sebuah pistol dan kompas.

Setahun setelah Roentgen menemukan sinar-X , maka Henri Becquerel, di


Perancis, pda tahun 1895 menemukan unsur uranium yang mempunyai sifat hampir
sama. Penemuannya diumumkan dalam kongres Akademi Ilmu Pengetahuan Paris
pada tahun itu juga. Tidak lama kemudian, Marie dan Piere Curie menemukan unsur
thorium pada awal tahun 1896, sedangkan pada akhir tahun yang sama pasangan
suami istri tersebut menemukan unsur ketiga yang dinamakan polonium sebagai
penghormatan kepada negara asal mereka, Polandia. Tidak lama sesudah itu mereka
menemukan unsur radium yang memancarkan radiasi kira-kira 2 juta kali lebih
banyak dari uranium.

Baik Roentgen yang pada tahun-tahun setelah penemuannya


mengumumkan segala yang diketahuinya tentang sinar X tanpa mencari
keuntungan sedikitpun, maupun Marie dan Piere Curie yang juga melakukan hal
yang sama, menerima hadiah Nobel. Roentgen menerima pada tahun 1901,
sedangkan Marie dan Piere Curie pada tahun 1904. Pada tahun 1911, Marie sekali
lagi menerima hadiah Nobel untuk penelitiannya di bidang kimia. Hal ini
merupakan kejadian satu-satunya di mana seseorang mendapat hadiah Nobel dua
kali. Setelah itu, anak Marie dan Piere Curie yang bernama Irene Curie juga
8

mendapat hadiah Nobel dibidang penelitian kimia bersama dengan suaminya, Joliot
pada tahun 1931.

B. Perkembangan Peralatan radiologi dari Tahun ke Tahun


1. Periode 1950 hingga 1960-an : Pendiri Bagian Radiologi
Bagian Radiologi didirikan bersamaan dengan pendirian Fakultas
Kedokteran UGM, pada tahun 1949. Pada awal pendirian Bagian Radiologi
menumpang di RSU Surakarta karena keadaan fisik gedung Fakultas
Kedokteran UGM yang masih sangat minim. Kegiatan perkuliahan Anatomi
Roentgen diselenggarakan di Yogyakarta, sedangkan kegiatan kepaniteraan
(co-schap) dilakukan di RSU Surakarta. Kepala Bagian pada waktu itu Prof.
Drs. Soetjipto Poerwosoeprodjo. Motto beliau tertulis diatas pintu kamar
kerja yaitu: SEPI ING PAMRIH RAME ING GAWE. dr. R. Hirlan Sapamo
Widagdo merupakan residen pertama dan kemudian tercatat beberapa
residen berikutnya. Peralatan radiologi di RSU Surakarta pada waktu itu
terbatas untuk kegiatan diagnostik konvensional kemudian disusul fasilitas
Radioterapi.

2. Periode 1970-an : Perpindahan ke Yogyakarta


Pada tahun 1969 Kepala Bagian Radiologi Prof. Drs. Soetjipto
Poerwosoeprodjo sering sakit-sakitan maka ditunjuk dr. Joedjono Mardjono
menjadi Kepala Bagian Radiologi. Tahun 1970 mulai dirintis terwujudnya
Bagian Radiologi FK UGM di Yogyakarta berbarengan dengan pendirian
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr.Sardjito di Yogyakarta.

Gedung Unit Radiologi RSUP Dr. Sardjito/Bagian Radiologi FK UGM


dilengkapi dengan peralatan radiologi yang seluruhnya baru dan tidak
menggunakan peralatan dari RS Pugeran dan RSU Surakarta Pelayanan
diagnostik untuk pasien poliklinik dimulai awal tahun 1975 dan radioterapi
dimulai tanggal 21 Desember 1975 setelah seorang radiografer radioterapi
9

ditempatkan di RSUP Dr. Sardjito. Pada saat dibuka pelayanan poliklinik


radiodiagnostik Kepala Unit/Bagian Radiologi dibantu oleh seorang
radiografer lulusan Akademi Penata Roentgen (APRO) Jakarta, yaitu Agus
Widana (hanya bertugas beberapa bulan saja), seorang lulusan Akademi
Teknik Roentgen (ATRO), yaitu Endin Basuni, dan beberapa tenaga
administrasi. Setelah itu mendapat tenaga seorang ASRO Surabaya dan 4
orang lulusan APRO Jakarta termasuk satu radiografer radioterapi.

3. Periode 1970 akhir hingga 1980-an: perkembangan bagian radiologi


Disamping sarana fisik yang sudah tersedia Bagian Radiologi berusaha
menambah staf edukatif. Sayangnya tidak banyak dokter yang berminat
mendalami. Situasi ini tampak cukup jelas dari tidak seorangpun dokter
spesialis Radiologi yang diluluskan sampai tahun 1979. Periode berikutnya
tercatat beberapa residen yang berminat memperkuat Bagian Radiologi serta
menjadi staf edukatif FK-UGM. Pada tahun 1971 Prof. Drs. Soetjipto
Poerwosoeprodjo meninggal dunia dan peristiwa itu merupakan masa yang
kritis bagi keluarga radiologi Indonesia, khususnya FK UGM karena telah
kehilangan seorang guru besar yang patut diteladani.
Sampai tahun 1987 ada penambahan beberapa peralatan radiologi untuk
melengkapi pelayanan dan sebagai sarana pendidikan di Bagian Radiologi.
Peralatan Radiodiagnostik dilengkapi dengan Angiografi, Kedokteran
Nuklir (Kamera Gamma, Thyroid uptake, Renogram) dan peralatan
Ultrasonografi (USG). Sedangkan peralatan radioterapi mendapat tambahan
: Cobalt 60, Simulator dan Afterloading. Disamping itu kegiatan pendidikan
dan penelitian juga meningkat

4. Periode 1980 hingga sekarang: kemajuan teknologi pencitraan


Sesuai dengan ketetapan baru, sekitar tahun 1986 Bagian Radiologi
dinamakan Laboratorium Radiologi. Pada periode ini terlihat peningkatan
jumlah residen, peningkatan jenis pelayanan, pendidikan dan kegiatan
ilmiah. Terdapat penambahan peralatan radiodiagnostik: whole body CT
10

Scan, Kamera gamma SPECT, Ultrasonografi unit, X-ray unit, dan


Mammografi.).
Jumlah SDM pada bagian radiologi berkembang diselingi dengan
pengurangan staff karena memasuki masa pensiun yaitu: (alm) dr.
Soewondo, Sp.Rad (1990), (alm) dr. Soerojo, Sp.Rad (1992), dr. Mimiek
Alimiyah (1995), dr. Cholid Achmad B, (alm) dr. Kunta Haryono, Sp.Rad,
(alm) Prof. dr. Maesadji Tjoktronegoro, dan dr. Edy Moeljono (2014).
Terdapat penambahan berbagai alat canggih yaitu MSCT 64 slice, peralatan
cath-lab, ultrasonografi colour doppler dan elastografi, CAD Mammografi,
DR-X-Ray dan Pesawat Linear Accelerator. Peningkatan jumlah SDM,
peserta didik, dan fasilitas layanan menggambarkan perkembangan yang
cukup menggembirakan dari Departemen Radiologi yang diharapkan akan
menunjang tugas departemen Radiologi dalam mewujudkan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian
Masyarakat.

C. Perkembangan X-ray Dari Masa ke Masa

Sinar-X alias x-ray menjadi salah satu hal yang penting dalam dunia medis.
Penggunaan x-ray bisa membantu dokter dan pekerja medis untuk melihat serta
mendeteksi penyakit yang dialami seseorang. Cara ini sering digunakan untuk
mengecek bagian dalam tubuh terlebih dahulu, sebelum melakukan operasi.

X-ray digunakan sebagai “alat bantu” untuk menghasilkan foto bagian dalam
tubuh manusia, yang disebut sebagai foto rontgen. Teknologi ini ditemukan oleh
seorang fisikawan asal Jerman bernama Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895.
Ternyata, teknologi yang kini sangat berguna tersebut ditemukan dari sebuah
ketidaksengajaan.Pada mulanya, rontgen melakukan eksperimen untuk menguji
apakah sinar katoda bisa menembus kaca ketika dilapisi oleh bahan kimia yang
berada di dekatnya.Ternyata, sinar katoda bisa menembus benda-benda padat.
Dalam eksperimen tersebut, juga ia menemukan bahwa sinar itu bisa menembus
11

badan manusia. Tapi, tidak bisa menembus benda yang memiliki kerapatan lebih
tinggi, seperti tulang. Temuan tersebut, kemudian diberi nama “sinar-X” karena
tidak diketahui sifat dasar di balik sinar tersebut.

1. Perkembangan Sinar X setelah di Temukan

Berita soal temuan dari eksperimen ini kian terdengar dan banyak diketahui
publik saat itu. Sinar-X pengembangan rontgen, kemudian digunakan dan
menghasilkan gambar pertama berupa batu ginjal. Teknologi ini juga
digunakan untuk mengambil gambar benda yang bersarang pada
tenggorokan anak-anak.Kemudian, sinar-X juga digunakan selain untuk
keperluan medis. Pada tahun 1897, sinar-X digunakan untuk menemukan
peluru yang bersarang di dalam tubuh prajurit yang saat itu mengikuti
perang.Sinar ini juga digunakan untuk memindai patah tulang pada
seseorang. Tak lama setelah itu, sinar-X juga digunakan untuk melacak
makanan di sistem pencernaan.sinar- Sampai akhirnya, banyak laporan yang
mulai menyebut bahwa penggunaan sinar-X, ternyata memberi dampak
buruk berupa luka bakar dan kerusakan kulit setelah terpapar sinar tersebut.
Bahkan, pada tahun 1904, asisten dari Thomas Alva Edison disebut
meninggal karena kanker kulit efek dari radiasi sinar-X.

2. Penggunaan Sinar-X saat ini

Meski pada sejarahnya sinar-X disebut bisa memberi dampak negatif,


namun jangan dulu merasa khawatir. Penggunaan sinar-X saat ini sudah
relatif aman dan disesuaikan dengan toleransi tubuh manusia. Artinya,
selama digunakan sesuai dengan petunjuk, tidak berlebihan, dan atas saran
dokter, maka sinar-X memiliki risiko yang kecil untuk menimbulkan
gejala.Dalam dunia medis, dikenal istilah risk and benefit. Artinya, ada
beberapa tindakan medis yang ketika dilakukan, bisa membawa efek
samping. Tapi yang perlu diingat, biasanya tindakan tersebut tentu memiliki
efek positif yang lebih besar ketimbang dampak negatifnya, termasuk
rontgen yang memanfaatkan sinar-X.
12

Ketika sinar-X mengenai tubuh manusia, energi sinar ini akan diserap
tubuh. Tapi, tingkat penyerapan yang terjadi bisa berbeda-beda antara satu
orang dengan yang lainnya, tergantung pada kepadatan organ tubuh. Kamu
mungkin merasa khawatir terhadap dampak yang bisa terjadi karena
paparan radiasi dari sinar-x, namun nyatanya proses rontgen hanya akan
berlangsung selama beberapa detik saja dengan level radiasi yang rendah.

D. Jenis-Jenis Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi melibatkan peralatan dan mesin khusus untuk


mendapatkan citra atau gambar yang menjadi hasil pemeriksaan. Pemeriksaan ini
bisa dilakukan di ruangan dokter ataupun ruang khusus karena memerlukan alat dan
kondisi khusus demi mendapatkan hasil yang dapat diandalkan.

Terdapat beberapa jenis pemeriksaan radiologi, di antaranya:

 Radiografi atau rontgen: sinar-X untuk menggambarkan tulang, dada, dan


perut

Pemeriksaan foto Rontgen menggunakan mesin yang mengeluarkan radiasi


sinar-X untuk menampilkan bagian dalam tubuh pasien dalam gambar 2
13

dimensi. Pemeriksaan ini umumnya hanya berlangsung selama beberapa


menit.

Tergantung pada bagian tubuh yang diperiksa, dokter mungkin mengambil


gambar pasien dalam sejumlah posisi. Pada beberapa kondisi, dokter akan
menggunakan cairan kontras agar gambar yang dihasilkan menjadi lebih
jelas.

 CT: Singkatan dari “computed tomography”, menggunakan mesin sinar-X


berbentuk donat di sekitar pasien untuk menghasilkan citra berdasarkan
perhitungan komputer.

Pemeriksaan CT scan bertujuan untuk menampilkan gambar organ dalam


tubuh pasien dengan lebih jelas dari berbagai sudut. CT scan menggunakan
mesin pemancar sinar-X yang didukung sistem komputer khusus.

CT scan dapat menampilkan gambar organ tubuh secara detail yang bisa
digabungkan menjadi gambar 3 dimensi. Seluruh tahap pemeriksaan CT
scan biasanya berlangsung selama 20 menit sampai 1 jam
14

 MRI: Singkatan dari “magnetic resonance imaging”, memanfaatkan medan


magnet dan gelombang radio serta pemrosesan komputer untuk
menghasilkan citra

Magnetic resonance imaging (MRI) bertujuan untuk menghasilkan gambar


organ di dalam tubuh pasien secara detail. Pemeriksaan MRI dapat
berlangsung selama 15 menit sampai lebih dari 1 jam.

MRI menggunakan teknologi medan magnet dan gelombang radio, sehingga


aman dari radiasi. Gambar yang dihasilkan dari MRI juga lebih detail dan
jelas jika dibandingkan dengan jenis pemeriksaan radiologi lain.

 Ultrasonografi: biasanya dipakai untuk pemeriksaan kehamilan,


menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar bergerak yang
bisa dilihat di monitor
15

Pemeriksaan USG dilakukan dengan mengarahkan gelombang suara


berfrekuensi tinggi ke bagian tubuh pasien yang akan diperiksa. Gelombang
suara tersebut akan memantul saat mengenai objek padat, seperti organ dalam
tubuh atau tulang.

Pantulan dari gelombang suara akan ditangkap oleh alat (probe) yang
ditempelkan ke permukaan tubuh pasien dan diolah oleh komputer menjadi
gambar 2 dimensi atau 3 dimensi. Pemeriksaan ultrasound umumnya
berlangsung selama 20–40 menit.

 Mammogram: menggunakan sinar-X untuk memeriksa jaringan payudara

 Fluoroskopi: menggunakan sinar-X yang menghasilkan gambar tubuh yang


bergerak secara real-time dalam pelaksanaan prosedur medis, seperti stent
untuk pembuluh yang menyempit atau kateterisasi serta pencitraan saluran
pencernaan
16

Fluoroskopi menggunakan sinar-X untuk menampilkan gambar organ


tubuh pasien dalam format video. Umumnya, dokter menjalankan
pemeriksaan fluoroskopi dengan terlebih dulu memberikan zat pewarna
kontras.

Sama seperti pemeriksaan foto Rontgen, dokter dapat meminta pasien


mengubah posisi agar mendapatkan gambar yang lebih jelas. Lama
pemeriksaan fluoroskopi tergantung pada bagian tubuh yang diperiksa.

 Pencitraan nuklir: penggunaan zat radioaktif untuk menghasilkan citra

Pemeriksaan kedokteran nuklir dilakukan menggunakan mesin yang


dilengkapi kamera gamma. Kamera gamma tersebut berfungsi mendeteksi
sinar gamma di dalam tubuh pasien.
Sinar gamma di dalam tubuh pasien berasal dari cairan radioaktif yang
disuntikkan ke pasien sebelum pemeriksaan. Sinar tersebut kemudian diolah
oleh komputer menjadi gambar 3 dimensi untuk selanjutnya dianalisis oleh
dokter.

E. Kondisi Medis yang dapat Dideteksi Melalui Pemeriksaan Radiologi

Tidak semua kondisi medis memerlukan pemeriksaan radiologi. Dokter


utama yang akan membuat keputusan apakah seorang pasien perlu mendapat
pemeriksaan radiologi atau tidak. Berikut ini contoh kondisi medis yang
membutuhkan tes radiologi:
17

 Rontgen/sinar-X : Pneumonia, kanker paru, sesak napas


 Pemeriksaan CT Scan : Patah tulang yang kompleks, perdarahan internal,
infeksi, tumor
 Pemeriksaan USG (ultrasonografi) : Masalah jantung, infeksi, tumor
 Pemeriksaan MRI : Masalah otak dan saraf tulang belakang, ligamen
sobek, tumor
 Pencitraan nuklir : Kanker, masalah jantung, otak, atau saraf
18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Wilhelm Conrad Roentgen seorang ahli fisika di Universitas Wurzburg,


Jerman, pertama kali menemukan sinar Roentgen pada tahun 1895 sewaktu
melakukan eksperimen dengan sinar katoda. Saat itu dia melihat timbulnya sinar
fluoresensi yang berasal dari krostal barium platinosianida dalam tabung Crookes-
Hittorf yang dialiri listrik.

Perkembangan Peralatan radiologi dari Tahun ke Tahun yaitu,Periode 1950


hingga 1960-an : Pendiri Bagian Radiologi, Periode 1970-an : Perpindahan ke
Yogyakarta, Periode 1970 akhir hingga 1980-an: perkembangan bagian radiologi,
Periode 1980 hingga sekarang: kemajuan teknologi pencitraan

Sinar-X alias x-ray menjadi salah satu hal yang penting dalam dunia medis.
Penggunaan x-ray bisa membantu dokter dan pekerja medis untuk melihat serta
mendeteksi penyakit yang dialami seseorang. Cara ini sering digunakan untuk
mengecek bagian dalam tubuh terlebih dahulu, sebelum melakukan operasi.

B. Saran

Agar lebih diperhatikan dalam memahami perkembangan radiologi , apalagi


sekarang teknologi sudah canggih. Dan dalam proses penyinaran jangan sampai
penyinarang dilakukan berulang karena berdampak terhadap organ yang disinari
yaitu terjadi perubahan struktur gen dan merusak jaringan sel.
19

DAFTAR PUSTAKA

https://www.xrayindonesia.com/article/detail/122/sejarah-radiologi

https://radiologi.ugm.ac.id/sejarah/

http://cantikmegawati.blogspot.com/2014/01/sejarah-x-ray.html?m=1

https://primayahospital.com/radiologi/pemeriksaan-radiologi/

Anda mungkin juga menyukai