Anda di halaman 1dari 13

MAKALALAH ALAT STIRER

DISUSUN

OLEH

ABDULLAH

P320003

PRODI D3 TEKNIK ELECTRO MEDIK

POLTEKKES KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2020-2021


DAFTAR ISI

BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN

BAB II

2.1 FUNGSI ALAT STIRER

2.2 PRINSIP KERJA

2.3 BLOCK DIAGRAM

2.4 FLOWCHART

2.5 PENGOPRASIAN ALAT

2.6 WIRING RANGKAIAN

2.7 LAYOUT RANGKAIAN

2.8 RANCANGAN BOX

BAB III

3.1 KESIMPILAN

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dankarunia-Nya kami berada dalam keadaan sehat wal afiat, sehingga kami
dapatmenyusun makalah ini sebagai tugas. Semoga makalah ini akan bermanfaat
bagisemua pembaca. Makalah ini bertujuan untuk mendorong semangat belajar
bagi pembacanya.Makalah ini diharapkan tidak hanya menjadi buku wajib melainkan
menjadi bacaan utama
dengan semua mahasiswa / mahasiswi serta menjadi referensi bagi peminat
lainnya.Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna
dan penyusun akan sangat berterima kasih akan saran dan kritik untukmenyempurnak
an makalah.
Wassalamu’alaikum Wr.
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stirrer Magnetic adalah alat pengaduk yang digunakan untuk
menghomogenkan suatu larutan menggunakan batang magnet. Bejana/gelas ukur
yang berisi larutan diletakkan diatas pelat (plate) dan di aduk oleh stir bar. Stir bar
merupakan sepotong besi atau magnet yang sangat kecil dan tidak bereaksi
dengan larutan karena dibungkus dengan materi khusus, misalnya teflon. Di
kampus jurusan Teknik Elektromedik pernah dibuat alat Hot Plate Magnetic
Stirrer yang di buat oleh Muhammad Nasrulloh. Alat ini dapat membantu tenaga
medis laboratorium untuk bekerja dengan cepat, tepat dan efisien serta alat ini di
desain untuk mengaduk suatu larutan secara otomatis dengan menggunakan
sebuah batang magnet berputar yang berfungsi untuk mengaduk larutan,
perputaran batang magnet tersebut digerakkan oleh sebuah motor DC dengan
kecepatan konstan dan dilengkapi kontrol suhu untuk mempercepat proses
pencampuran suatu larutan. Sehingga didapatkan hasil yang lebih cepat dan
maksimal. Alat sebelumnya pernah dibuat oleh Heri Prasdiantara (2013), tetapi
masih terdapat kelemahan, yaitu motor belum stabil, karena RPM nya masih
belum menetap atau perolehnya masih berubah-ubah.
2 Dengan memandang kronologis diatas maka dengan ini, penulis mencoba
mengembangkan alat tersebut dengan pemograman AT89851 sehingga modul
diperbaharui menu kecepatan dan timer-nya . Alasan mengapa dibuat stirrer
magnetic menggunakan pemograman AVR yaitu dapat memaksimalkan putaran
pada larutan agar larutan dapat tercampur secara merata dan menampilan RPM
dan timer pada display LCD sehingga lebih effisien. Modul ini diberi judul
“Stirrer Magnetic Berbasis Mikrokontroller AT89851”.
1.2 Rumusan Masalah
Larutan atau reagen membutuhkan kontrol kecepatan, dan waktu dalam
proses pengadukan yang bisa dilihat nilainya dan disetel sebelum alat mulai
bekerja, oleh karena itu untuk mengontrol kecepatan, dan waktu pada proses
pengadukan diperlukan komponen untuk mengontrol semuanya, sehingga
pengadukan menjadi lebih effisien dan mendapat larutan yang lebih homogen
.
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembuatan modul ini penulis membatasi pokok-pokok batasan yang
akan dibahas yaitu : 1. Menggunakan pemilihan kecepatan Low (500 RPM),
Medium (800 RPM), High (1000 RPM). 2. Pemilihan waktu antara 0.5-3 menit.
3. Menggunakan 1 stir bar (pendulum)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 FUNGSI ALAT

Magnetic stirrer merupakan salah satu alat laboratorium yang digunakan


untuk mengaduk/mencampur suatu larutan dengan larutan yang lainnya sehingga
larutan tersebut bersifat homogen. Biasanya alat magnetic stirrer dioperasikan
oleh laboran untuk menganalisis sampel yang berupa larutan.

2.2 PRINSIP KERJA

Stirrer berfungsi untuk mengaduk, memanaskan dan menghomogenkan


suatu larutan secara mekanik dan magnetik. Prinsip kerja dari
magnetic stirrer adalah dengan memanfaatkan sebuah motor dalam bidang
berputar yang terbuat dari medan magnet ataupun sebuah perangkat
ekektromagnet stasioner

2.3 BLOK DIAGRAM

BLOK DIAGRAM
Tegangan dari jala-jala PLN masuk ke rangkaian power supply pada
pesawat stirrer. Tegangan dari power supply ini untuk mensuplay semua
rangkaian. Untuk menghidupkan pesawat tekan tombol ON. Kemudian setting
timer untuk memilih lamanya waktu. Kemudian setting kecepatan motor untuk
menentukan low, medium, atau high yang akan digunakan dalam proses
pengadukan. Lalu tekan tombol enter untuk memulai pengadukan. Setelah waktu
habis, maka motor akan berhenti bekerja, buzzer akan bunyi, dan proses
pengadukan selesai.

2.4 FLOWCHART

Setelah tombol ON/OFF ditekan, akan dilakukan pemilihan setting


timer atau lamanya waktu yang akan digunakan, yaitu antara 0.5 - 3 menit,
Setelah pemilihan waktu selesai. Kemudian setting kecepatan disini
terdapat 3 pemilihan, Low (500 rpm), Medium (800 rpm), High (1000
rpm). Setelah setting selesai maka motor akan bekerja dan timer juga akan
bekerja sesuai dengan settingan. Setelah timer habis atau timer = settingan
maka motor akan OFF dan buzzer akan menyala menandakan proses telah
selesai.

2.5 PENGOPRASIAN ALAT

I. LANGKAH PENGOPERASIAN .

1. Pastikan alat pada posisi datar / rata dan aman.

2. Sambung socket kabel ke power.

3. Untuk menghidupkan putar ke posisi ON.

4. Untuk pengadukan putar sampai lampu stir menyala sesuai yang


diinginkan, tanda 1 ( lambat ) s.d tanda 10 ( cepat ).

5. Untuk pemanas putar sampai lampu heat menyala sesuai yang diinginkan, tanda 1
( kurang panas) s.d tanda10 ( sangat panas ).

II. CARA MEMATIKAN.

1. Kembalikan stir dan heat ke posisi terendah.

2. Putar tombol ke posisi OFF sampai lampunya mati.

3. Kemudian socket kabel dilepas atau dicabut dari power / listrik.

III. CARA PERAWATAN

1. Lakukan pengecekan alat setiap akan dipergunakan .

2. Jauhkan alat dari percikan air atau udara panasdan bahan kimia berbahaya ( sifat
korosif )
2.6 WIRING RANGKAIAN

VCC

U1
D1 J1
GND J2 J3
LED 6 VCC 1 40
5 RESET 8 COUNTER0 2 PB0(XCK/T0) PA0 (ADC0) 39 1
4 SCK 7 PB2 3 PB1(T1) PA1 (ADC1) 38 2
3 MISO 6 PWM 4 PB2(INT2/AIN0)
PA2 (ADC2) 37 3
R1 2 MOSI 5 5 PB3(OC0/AIN1)
PA3 (ADC3) 36 4 SW1
220 1 PROG_ISP 4 MOSI 6 PB4(SS) PA4 (ADC4) 35 5 PD3 1 2
3 MISO 7 PB5(M0SI) PA5 (ADC5) 34 6 SW_Back
VCC 2 SCK 8 PB6(MIS0) PA6 (ADC6) 33 7
J4
1 RESET 9 PB7(SCK) PA7(ADC7) 32 8 SW2
VCC 10 RST AREF 31 1 PD4 1 2
PA
PB VCC AGND VCC 2 SW_Up
C1 GND 11 30 3
J5
30PF 12 GND AVCC 29 PC7 4 SW3
J6 13 XTAL2 PC7(TOSC2) 28 PC6 1 5 PD5 1 2 SW_Down
Q1 14 XTAL1 PC6(TOSC2) 27 PC5 2
CON5
8 15 PD0(RXD) PC5 26 PC4 3
C2 XTAL 7 16 PD1(TXD) PC4 25 4 SW4
30PF 6 PD3 17 PD2(INT0) PC3 24 PC2 5 PD6 1 2
5 PD4 18 PD3(INT1) PC2 23 6 ENTER
4 PD5 19 PD4(OC1B) PC1(SDA) 22 PC0 7
3 PD6 20 PD5(OC1A) PCO(SCL) 21 8
VCC 2 PD6(ICP) PD7(OC2) PC
1
J7 VCC
R2 PD ATMEGA8535 1
SW5 10K 2 PWM
VCC 3
R3
1 2 RESET to LCD
1

VCC
reset VCC 104 CON3
2 1 2 PC0
3 4 PC2
C3
10uF/16V
PC1 5 6
D2
7 8
PC4 9 10 PC5
4148 PC6 11 12 PC7
3

13 14
15 16
JP1
U2
J8 D3 VCC
3 1 3
GND

2 VIN VOUT
1 D4 + + C5
C6
4700uf 50v

C4 L7805/TO3 10uf 50v 100nf


2

CON3

DIODE

Cara Kerja Rangkaian

Rangakain mikrokontroller adalah rangakaian yang mengontrol semua


rangkaian yang ada pada pesawat. Rangkaian mikrokontroller mengeluarkan
logika 0 dan 1 untuk memberikan isyarat atau tanda pada rangkaian untuk
bekerja atau tidak.
2.7 LAYOUT RANGKAIAN

2.8 RANGKAIAN BOX


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Setelah melakukan proses pembuatan dan study literature, perencanaan,


percobaan, pengujian alat dan pendataan, penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:

1. Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


trafo sangat berpengaruh dalam memberikan supply untuk semua
rangkaian.
2. Berdasarkan pengukuran didapatkan tingkat kesalahan (% error)
kecepatan sebagai berikut: kecepatan 500 rpm tingkat kesalahan (% error)
0,634666%, kecepatan 750 rpm tingkat kesalahan (% error) 0,23866%,
kecepatan 1000 rpm tingkat kesalahan (% error) 0,085667. Berdasarkan
pengukuran timer didapatkan tingkat kesalahan ( % error) mulai waktu 30
menit hingga 3 menit adalah 0 %, dari data tersebut sehingga dapat
disimpulkan bahwa alat layak pakai.

3.2 Saran

Pada alat yang telah dibuat ini masih terdapat beberapa kekurangan
yaitu: belum dilengkapi dengan heater, terkadang putaran motor kurang stabil.
Untuk pembuatan modul selanjutnya sebaiknya dilengkapi dengan heater.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Agfianto Eko. 2006. Belajar Mikrokontroller AT89C51/52/55. Yogyakarta :


Gava Media.

Triwiyanto. 2009. Petunjuk Praktikum Mikrokontroller AT8535 Trainer Kit.


Surabaya: Laboratorium Mikrokontroller Teknik Elektromedik

Rosyida Zuhniar.2007.karya Tulis Ilmiah Dual Stirrer Magnetic.Surabaya:


Perpustakaan Teknik Elektromedik

…,…,www.alldatasheet.com

…,…,www. wikipedia. Com

Anda mungkin juga menyukai