Anda di halaman 1dari 15

RESUME

DHE dan DIAGNOSA

Nama : Samantha lay dos santos


Nim : 40617073
Tanggal : Diskusi 1: 01 april 2020, Diskusi 2: 08 aprip 2020
Drg Faisal Rizky

Diskusi pertama

SCENARIO

Yusriyya, anak berusia 6thn datang bersama ibunya ke RSGM IIK Bhakti Wiyata. Ibunya
mengeluhkan anaknya tidak mau menggosok gigi setiap hari. Ibu meminta dokter gigi agar bisa
mengajak anaknya menggosok gigi dengan rutin. Ibu juga berkonsultasi mengenai penyakit
rongga mulut, pencegahan penyakit rongga mulut, serta perawatan apa saja yang dilakukan di
dokter gigi.

KARTU STATUS

Identifikasi Pasien

1. Nama pasien: untuk membedakan pasien satu dengan yang lain, dan juga untuk
pendekatan pada pasien supaya lebih akrab untuk kenyamanan pasien saat dilakukan
perawatan.
2. Tanggal lahir/umur: untuk mengetahui pertumbuhkembangan dari gigi dan berhubungan
dengan rencana perawatan.
3. Alamat/telp: untuk komunikasi, supaya lebih mudah untuk dihubungi
4. Jenis kelamin: berhubungan denga kekooperatifan pasien pada saat dilakukan perawatan
5. Orang tua/ wali: untuk menggali anamnesis, mengetahui kebiasaan dari pasien dan juga
untuk rencana perawatan.
Anamnesis

adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan berkomunikasi lansung / Tanya jawab dokter gigi
dengan pasien ataupun orangutan/ wali untuk mengambil data dari pasien, meliputi keluhan
utama, alasan kenapa pasien datang untuk melakukan pemeriksaan, riwayat dari keluhan pasien
meliputi 5W dan 1H. riwayat dental dari pasien, riwayat kesehatan pasien secara umum yaitu
riwayat penyakit sistemik pasien, dan kebiasaan buruk pasien yang akan berhubungan dengan
rencana perwatan yang aka dilakukan.

Anamnesa terdiri dari:

1. Alo anamnesa: anamnesa dengan orang tua/ wali dari pasien


2. Auto anamnesa : anamnesa dari pasien sendiri.

Penyakit Sistemik:

1. Alergi :
a. Obat
b. Makanan
c. Bahan : antibiotic yang dapat menyebabkan hipersensitivitas pada pasien dan
syok anafilatik.

2. Jantung
a. Congenital adeases: penyaki jantung bawaan (heriditer)
b. Jantung rheumatic
c. Arterioklorosis adeases: penyumbatan pada katup jantung
d. Hipertensi: tekanan darah tinggi

Cirri kelainan jantung: cepat lelah, sesak pada dada, mudah berkeringat. Biasanya pada
anak-anak, bibir membiru, BB susah naik, bunyi pada jantung.

Tatalaksana Penyakit jantung dalam kedokteran gigi anak: untuk intervensi pada pasien
harus diminimalkan supaya tidak terlalu lama, tindakan yang tidk menyebakan pasien
merasa takut karena dapat mempercepat kardio dari jantung itu sendiri. Untuk gigi yang
diindikasikan untuk dilakukan ekstraksi atau PSA dilakukan antibiotic pofilaksis untuk
mencegh terjadinya penyebaran microorganism masuk kedalam jantung.

3. Diabetes mellitus : suatu keadaan ditandai dengan tingginya gula darah oleh karena
pancreas tidak dapat memproduksi insulin dengan baik she
Tipe DM:
Tipe1 : biasanya terjadi pada anak-anak
Tipe2: biasa pada orang dewasa
Ciri:
1. Poliurin
2. Polidepsi
3. poliragi
secara umum ada rasa haus yang tinggi, sering merasa lapar,berat badan menurun, sering
buang air kecil terutama pada malam hari, lelah.
Cirri dalam rongga mulut: xerostomia, gingival kemerahan, nyeri dan kadang berdarah,
enlagerment, gigi goyang, bau mulut.
Tatalaksana dalam kedokteran gigi anak: mengurangi stress, melakukan tindakan pada
pagi hari oleh karena pada pagi hari gula darahnya masih normal.

4. Epilepsy : suatu penyakit saraf yang ditandai dengan periodic kejang-kejang, hilang
kesadarn secara tiba-tiba.
Ciri: enlargement gingival oleh karena komsumsi obat epilepsy dalam waktu yang lama
Tatalaksana dalam kedokteran gigi anak: management waktu yang tidak lama, intervensi
yang berlebihan. Konsultasikan ke dokter yang merawat pasien, sp.saraf, sp,anak atau
penyakit dalam untuk mengganti obat jika menyebabkan enlargement gingival.

5. Kelainan darah
Macam-macam kelainan darah:
1. Sel darah merah ( eritrosit ):
a. Anemia: kekurangan darah merah ( lesuh, lelah, tidka bertenaga)
b. Polisitemia: kelebihan sel darah merah
2. Sel darah putih ( leukosit )
a. Leukemia: suatu kanker leukosit pada sumsum tulang ( biasanya terjadi pada
anak-anak, deman, sakit kepala, mudah perdarahan, mimisan). Manifestasi
oral terdapat
b. Lymphoma : kanker darah pada limfa, leukosit yang menjadi ganas sehingga
menyebar secara abnormal dan tidak terkendali
3. Trombosit
a. Trombositopenia jumlah trombosit yang berkurang sehingga menyebabkan
pembekuan darah meningkat sehingga darah menggumpal
b. Hemophilia: oleh karena berkurangnya protein darah, sehingga menyebabkan
terjadinya perdarahan yang berlebihan karena darah tidak dapat membeku
Tatalaksana dalam kedokteran gigi anak: pasien hemophilia, mencegah timbulnya
perdarahan seperti profilaksis.

Kebiasaan Pada Pasien

1. Kebiasaan baik: lebih mengarah kepada kondisi untuk menjaga dan meningkatkan dari
kebersihan rongga mulut seperti berkumur setelah mengkomsumsi permen, menyikat gigi
secara teratur pada waktu yang benar yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum
tidur, cara menyikat gigi yang benar.
2. Kebiasaan buruk:
Dipengaruhi dari 3 hal: durasi, frequensi dan intensitas.
Macam kebiasaan buruk:
a. Menggunakan lengan sebagai bantal
b. Tidur satu sisi
c. Menggit bibir
Ciri: openbite, overjet, protrusi, crowded
Penanganan: lip bumper, oral screen
d. Menghisap ibu jari
Ciri: lengkung maxilla cenderung berbentuk V, protusi gigi anterior, incisive
rahang bawah linguoversi, openbite, palatum tinggi diastema
Penanganan: olesi bahan yang pahit atau tidak enak ba ibu jari, dapat
menggunakan thumb guard/ finger guard.
e. Tongue thrusting
Ciri: openbite anterio posterior, gangguan fonetik, overjet besar, protusif
Penanganan: terapi bicara, latihan lidah untuk meletakan pada posisi yang benar
saat menelan, pre-orto training
f. Bruxism
Ciri: atrisi (aus) pada gigi, kelainan pada TMJ, bisa menyebabkan fraktur gigi
Penanganan: menggunakan night guard, mengurangi stress.

Kondisi Orang Tuanya

Meliputi riwayat penyakit orang tua yang berkemungkinan ada hubungan heriditer pada keadaan
pasien yang merupakan turunan

Contoh : ukuran gigi, oklui, keadaan gigi berjejal atau tidak, diastem dll.

Pemeriksaan

Pemeriksaan umum

- Keadaan umum ( pasien dalam keadaan yang sakit / tidak)


- Tanda-tanda vital
- BB dan TB

Pemeriksaan EO

- Kondisi wajah : asimetri/ simetris


- Tipe muka
- Apakah ada pembengkakan pada kelenjar limfe dan kelenjam saliva
- Tmj : palpasi dan auskultasi
Pemeriksaan IO

- Mucosa : apakah ada lesi


- Gingival: apakah ada keradangan, enlagement dll….
- Lidah
- Kondisi gigi geligi
o OHIs, DMF-t, DEF-t
o Oklusi norma/tidak
o Kedalaman caries
 Visual: - superficial (putih) - media (kuning) - profunda
(merah kehitaman)
 Menggunakan probe WHO
o Test Vitalitas
 Tes thermal : panas (gutta percha) dan dingin (clorethyl)
 Tes kavitas: membuka akses kea tap pulpa jika negative dilanjutan tes
miller
 Tes Miller: untuk gigi yang perfor dengan memasukan jarum miller
sampai ke saluran akar
 Tes listrik : menggunakan listrik untuk menstimulasi saraf
o Tes perkusi dan drug
o Tes mobilitas

Pemerikasaan penunjang: -> foto panoramic, oklusal dan periapikal (jika hanya diperlukan )
Diskusi Kedua

FAKTOR KECEMASAN ANAK TERHADAP PERAWATN GIGI

FAKTOR- FAKTOR KECEMASAN PADA ANAK


Personal
Maturity (age)
Temperament
Psychiatric Problems
“present fitness”
CHILD

BMP
DF/DA

PARENTS/FAMILYDENTAL TEAM
ExternalDental
Knowledge, attitudes1. Painful treatment
Family & social Factors2. Lack of control

(Koch and Pulsen, 2009)

Faktor Kecemasan Anak Terhadap Perawatn Gigi dijelaskan sebagai berikut:

A. Kecemasan dari orang tua atau orang sekitar (saudara,teman dll) : dapat menyebabkan
kecemasan pada anak menjadi lebih buruk, terhadap bidang kedokteran gigi.
- Cara untuk mengendalika kecemasan orang tua yaitu dengan mengirimkan surat
pendahuluan untuk menjelaskan mengenai hal apa atau tindakan yang akan dilakukan dan
sebagai masukan pada orang tua bagaimana cara menyiapkan anak untuk dibawah
kedokter gigi. ( gupta dkk. 2014).
- Cara lainnya: menjadikan orang tua sebagai bagian dari team medis, persiapan psikologis
dengan cara menjelaskan pada orang tua untuk menggunakan kata yang tidak membuat
anak takut (contoh: geli geli untuk kata sakit).
- Tips praktis: menghadirakan orangtua untuk menemani anak karena anak yang terpisah
dari orang tua kadang menjadi cemas), mengajarkan orangtua bagaimana menyiapkan
diri dan anaknya, Mendiskusikan rencana perawatn dengan orangtua, Memastikan orang
tua paham akan perannya dalam perawatan anaknya, selalu memastikan memiliki inform
consent ( Chadwick and Hosey, 2003).

B. Fear of the Unknown : untuk beberapa anakrasa ketidaktahuan dapat menyebabkan


kecemasan ( Chadwick and Hosey, 2003).

C. Lack of Control: biasanya anak didudukan di dental chair membuat anak memiliki rasa
tidak berdaya, dan komunikasi juga dapat menyebabkan anak tidak berdaya karena mulut
terisi penuh dengan instrument ( Chadwick and Hosey, 2003).

D. Pengalaman medis umum dan gigi : anak yang memiliki pengalaman buruk terhadap
kunjungan terakhir ke rumah sakit atau perawatan medis yng ditermia atau perawatan ke
dokter gigi akan lebih cemas terhadap perawatan gigi dan lebih berhati untuk membangun
hubungan kepercayaan dengan dokter gigi. ( Gupta, 2012; Roberts, 2010).

E. Sikap dan perilaku dokter: ekspresi wajah dapat menambah kesan atau dapat mengganggu
komunikasi verbal ( misalnya: perasaan seperti disbelief/ ketidakpercayaan, mencela, tidak
suka, terkejut) dapat terlihat dari expresi wajah yang ditunjukan oleh dokter gigi.

F. Lingkungan praktek dokter gigi: pandangan yang asing, suara dan bau dari perawatan gigi
berkonstribusi menimbulkan kecemasan pada anak.

G. Komunikasi dengan pasien anak: staf penerima pasien dan team kedokteran gigi, harus
ramah dan bersahabat. Komunikasi verbal dan non verbal memeiliki peran utama dalam
manajemen perilaku.
MANAJEMEN PERILAKU MENGATASI KECEMASAN ANAK TERHADAP
PERAWATAN GIGI

Penangan anak dalam bidang kedokteran gigi untuk tindakan perawatan berbeda dengan orng
dewasa. Manajemen pada anak itu ada 3:

a. Dari orang tua


b. Pasien anak
c. Team medis ( dokter gigi)

Langkah-langkahnya yang digunakan untuk manejamen anak ada dua sebagai berikut:

1. KOMUNIKASI DAN PERILAKU


a. Tell Show Do
Digunakan untuk membiasakan pasien dengan prosedur baru, sambil
meminimalkan rasa takut. Dokter gigi menjelaskan kepada pasien apa yang akan
dilakukan (memperhitungkan usia pasien menggunakan bahasa yang mudah
dipahami). Memberikan demontrasi prosedur misalnya gerakan handpiece yang
lambat pada jari) kemudian lakukan tindakan yang sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan. Tell-show-do dapat mengurangi kecemasan pada pasien anak
yang baru pertama ke dokter gigi.

b. Modeling
Dokter gigi bisa menunjukan video Video klip dari anak-anak lain yang sedang
menjalani perawatan gigi yang diputar di monitor TV dapat dijadikan sebagai
model saat mereka menjalani prosedur perawatan gigi. Atau jika pasien datang
dengan saudara yang lebih kooperatif kita dahilukan saudaranya sebagai contoh
supaya pasiennya mau dirawat.

c. Disentisasi
Adalah jenis manajemen perilaku yang berdasarkan pemahaman bahwa relaksasi
dan kecemasan tidak dapat ada pada individu di saat yang bersamaan. Pasien
dengan keadaan yang harus rileks, kemudian dimulai diperkenalkan dengan
stimulus yang tidak menimbulkan kecemasan kemudian dapat dilanjutkan dengan
stimulus yang mulai menimbulkan rasa takut (penggunaan alat2 yang bertahap
Desentisasi membantu seseorang untuk menangani ketakutan atau phobia yang
spesifik melalui kontak yang berulang.

d. Reinforcement
Adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menghargai prestasi anak yang telah
dicapai supaya prestasi pasien tersebut dapat diulang lagi ( contoh: memberikan
hadiah/ mainan). Reinforcement ada dua sebagai berikut:
-positive : riewerts ( contoh jika anak mau dirawat akan diberikan hadiah /
mainan)
- negative: punishmen (contoh jika anak tidak mau dilakukan perawatan tidak
akan mendaapatkan hadiah

e. Distraksi
Beberapa jenis kegiatan dapat digunakan untuk mengalihkan perhatian anak,
seperti memainkan film yang sesuai usia anak, bermain video game, dan lainnya
bisa bermanfaat untuk mengalihkan perhatian anak.
Pengalian perhatian bisa dengan bermain game atau menonton video yang dapat
mengalihkan perhatian pasien anak tersebut

f. Home (hand mouth over exercise)


Merupakan suatu teknik manajemen perilaku anak yang digunakan untuk kasus
selektif seperti pada anak yang agresif atau histeris, yang tidak dapat ditangani
secara lansung. Teknik ini bisa digunakan dengan teknik sedasi inlasi dengan
tujuan untuk mendapatkan perhatian dari anak sehingga komunikasi dapat
berjalan dengan baik dan diperoleh kerja sama yang baik untuk melakukan
perawatan yang aman. (Biasanya dilakukan oleh dokter spesialis anak).
2. PEMBERIAN SEDASI:
Terdapat berbagai metode untuk sedasi pada pasien anak. Obat-obatan sedatif dapat
diberikan melalui inhalasi, atau melalui oral, rektal, submukosa, intramuskular, atau
intravena. Penggunaan obat kombinasi dan pilihan rute pemberian tertentu bertujuan untuk
memaksimalkan efek, meningkatkan keamanan, serta memaksimalkan penerimaan pada
pasien. Inhalasi campuran nitrous oxide sering disertai dengan pemberian agen sedasi lain
dengan rute pemberian berbeda Tujuan teknik sedasi yaitu menghasilkan pasien yang tenang
untuk kualitas pengobatan terbaik, mencapai rencana pengobatan yang lebih kompleks atau
lebih panjang dalam periode singkat dengan memperpanjang periode pertemuan dan
mengurangi jumlah kunjungan ulangan.

INTERPRETASI FOTO

Contoh:

Untuk menginterpretasi gigi pada anak-anak itu harus berurutan dari mahkota, daerah mesial-
distal, bifurkasi, akar ( resobrsi akar, seberapa) dan benih gigi.

Interpretasi pada foto diatas:

1. Mahkota nya sudah tidak ada, bifurkasi sudah tidak adanya bifurkasi, untuk
akarnya sudah teresorbsi lebih dari 2/3 panjang akar, gambaran benih gigi 45
sudah terbentuk mahkotanya 
2. Terdapat gambaran radiolusen pada gigi 84  mencapai daerah pulpa, pada bagian
distal, sudah terjadi reabsorbsi akar melebih 2/3 akar gigi,  benih gigi 44
mahkotanya sudah terbentuk 
3. Terdapat gambaran radiolusen pada gigi 74 mencapai daerah pulpa, pada bagian
distal, dan radiolusen pada bifurkasi yang menunjukan bifurkasi sudah pecah,dan
pada akar, sudah terjadi reabsorbsi akar melebih 2/3 akar gigi, benih gigi 34 ada
mahkotanya sudah terbentuk 
4. Terdapat gambaran radiolusen pada gigi 75 mencapai daerah pulpa, pada bagian
mesial dan distal, belum terjadi reabsorbsi akar, benih gigi 35 ada bagian mahkota
sudah terbentuk

SCKENARIO UNTUK DIAGNOSA

Diagnose pada kasus: Necrosis Pulpa disertai Abses Periapikal

Rencana Perawatan: adalah yang pertama dilakukan adalah open bur / trepanasi untuk
membebaskan pus keluar, dan juga bisa dilakukan medikasi.

DHE ( DENTAL HEALTH EDUCATION)

Definisi: suatu proses belajar yang ditunjukan pada individu atau sekelompok masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggi-tingginya.

DHE juga sebagai suatu usaha / aktivitas yang dapat memperngaruhi orang-orang untuk
bertingkah laku sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan gigi dan mulut pribadi ata
masyarakat.

Tujuan:

a. Untuk merubah perilaku individu/ sekelompok orang meliputi pengetahuan, sikap dan
tindakan yang mengarah pada upaya hidup yang lebih sehat, terutama pada kesehatan
gigi dan mulut.
b. Untuk menimbulkan kesadaran dan tanggung jawab pada anak untuk mejgaga kesahatan
gigi dan mulut

Manfaat:

Meningkatkan kemampuan untuk menjaga kesehatan mulutnya untuk menghindari


penyakit pada gigi dan mulut.

Tahapan

Tahapan DHE dapat dilakukan menggunakan alat peraga seperti phantom ataupun poster
atau video untuk melakukan procedure DHE.

a. Motivasi: memberikan penjelasan tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut, dan dampak
jika kesehatan gigi dan mulut yang tidak baik, supaya anak dapat motivasi dan semangat
untuk melaukan pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut.
b. Edukasi: menjelaskan tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar, pemilihan sikat gigi,
pemilihan pasta gigi,waktu menyikat gigi, penggunaan dental floss, diet makanan, control
1. Teknik menyikat gigi
a. Teknik Horizontal adalah teknik menyikat gigi yang biasa dianjurkan untuk anak-
anak.Semua permukaan gigi di gogok dengan maju mundur seperti menggosok
lantai.
b.  Teknik Fone
Gigi dalam keadaan okulasi, bulu sikat ditekan kuat-kuat dan digerakan melingkar
selebar mungkin. Untuk permukaan oklusal, lingual digosok dengan gerakan maju
mundur.
c.   Teknik Roll
Tehnik roll sangat bermanfaat bila digunakan pada gingival yang sensitive. Bagian
samping sikat diletakkan berkontak dengan bagian samping gigi dengan bulu sikat
mengarah ke apikal dan sejajar terhadap sumbu gigi. Sikat kemudian diputar
perlahan-lahan ke bawah pada rahang atas dan keatas pada rahang bawah sehingga
bulu sikat menyapu daerah gusi dan gigi. Permukaan oklusal dapat disikat dengan
gerakan rotasi.
d. Teknik Stillman

Posisi bulu sikat sama dengan tehnik roll tetapi dekat dengan mahkota gigi, digerakan
maju mundur, Tehnik ini dilakukan sebanyak delapan kali tiap daerah interproksimal,
membersihkan dan memijat.
e.  Teknik Fisiologik
Menggunakan bulu sikat yang halus, digerakkan dari arah servical ke oklusal dengan
gerakan untuk memijat gusi. Tehnik ini tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
penurunan gusi.
f.   Teknik Bass
teknik ini baik digunakan bila gingival dalam keadaan sehat, karena tehnik ini dapat
menimbulkan rasa sakit bila digunakan pada jaringan yang terinflamasi dan sensititf.
Pada tehnik ini ujung sikat harus dipegang sedemikian rupa sehingga bulu sikat
terletak 45 derajat terhadap sumbu gigi, dengan ujung bulu sikat mengarah ke leher
ginggiva. Sikat kemudian ditekan kearah ginggiva dan digerakkan dengan gerakan
memutar yang kecil sehingga bulu sikat masuk ke daerah leher ginggiva dan juga
terdorong masuk diantara gigi.
2. Waktu menyikat : yaitu pada pagi setalah sarapan dan malam sebelum tidur
3. Pemilihan sikat gigi: sikat gigi yang kecil sehingga dapat menjangkau semua daerah
didalam rongga mulut, mempunyai bulu yang lembut atau ekstra lembut, yang
memungkinkan sikat gigi digunakan dengan efektif tanpa merusak jaringan lunak
maupun jaringan keras. Sikat harus mudah dibersihkan, Serta memiliki pegangan yang
enak dipegang dan stabil. Lakukan penggantian sikat gigi setiap 3 atau 4 bulan sekali.
4. Pemilihan pasta gigi: untuk pasta gigi pada anak itu ada banyak dengan berbagai macam
rasa yang tersedia, namun dapat edukasi anak atau orag tuan untuk memilih pasta gigi
yang ada kandungan fluoride sehigga dapat membantu menjaga kerusakan pada gigi
5. Penggunaan dental floss: edukasi anak atau orang tuan pentingnya membersihkan celah-
celah gigi menggunakan dental floss.
6. Diet makanan: edukasi anak atau orang tua untuk lebih banyak komsumsi makanan yang
berserat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Kemudian edukadi untuk jika anak suka
makan makanan yang bersifat lengket, manis,( coklat, es crem, gula, permen dll) setelah
makan dapat dilakukan minimal dengan berkumur.
7. Control periodic: lakukan kunjungan ke dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan rutin
pada gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali

c. Instruksi: intruksi pasien untuk menyikat gigi dengan tahapan persiapkan bahan yaitu
pasta gigi, sikat gigi dan juga disclosing agent, kemudian pasien didudukan di dental
chair setelah itu aplikasikan bahan disclosing agent ke semua permukaan gigi kemudian
instruksi pasien untuk menyikat gigi dengan caranya sendiri.
d. Evaluasi : lakukan evaluasi dengan melihat permukaan gigi apakah sudah bersih dari
disclosing agent atau beleum, jika masih ada disclosing agent pada permukaan gigi
berarti pasien menyikat gigi belum benar sehingga dapat dilakukan penjelasan lagi
tentang cara menyikat gigi yang benar.

LAMPIRAN:

Diskusi DHE pertama Diskusi DHE kedua

Anda mungkin juga menyukai