Anda di halaman 1dari 5

KUE TRADISIONAL “GETUK LINDRI”

1. RINGKASAN EKSEKUTIF
A. KONSEP BISNIS
Getuk lindri adalah kue tradisional Khas Jawa yang mudah ditemukan di pasar-pasar
tradisional, berasal dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan bahan utama dari
singkong.
Berbeda dengan getuk getuk pada umumnya, getuk lindri biasanya dibuat menyerupai sebuah
bongkahan mie yang digulung menjadi sebuah bongkahan kecil. Tak lupa getuk lindri juga
ditaburi dengan parutan kelapa untuk menambah kesedapan rasanya. Aroma getuk lindri
sangatlah khas, sangatlah berbeda dengan getuk getuk pada umumnya seperti getuk magelang
walaupun bahan dasarnya sama.Getuk lindri merupakan salah satu variasi dari getuk dengan
ciri khas singkong yang sudah matang digiling halus kemudian dicampur dengan cairan gula
pasir dan dibubuhi pewarna makanan.

B. TIM MANAJEMEN
 Direktur : Muhammad Alghifari Zuhri
 Bendahara : Marshanda Arshinta
 Sekretaris : Zahratul Mufidah & Siti Alzumrotul
 Bagian Pemasaran : Indra Puji Rahayu & Jingga Agata Cinderasmara

C. VISI – MISI
Visi :
Menambah lapangan pekerjaan.
Mempopulerkan serta mensejajarkan makanan tradisonal yang berbahan dasar singkong
dengan makanan modern lainnya.
Mengembangkan model bisnis atau usaha yang akan dapat diperluas.

Misi :
Bertujuan untuk menciptakan produk makanan yang berkualitas dan menyehatkan dengan
harga terjangkau. Pelayanan yang menyenangkan serta keramahan, kami lakukan agar
pelanggan nyaman dan menjadi pelanggan tetap kami.

2. GAMBARAN USAHA
A. DESKRIPSI PRODUK
Gethuk atau getuk merupakan salah satu makanan tradisional yang telah banyak dikenal oleh
masyarakat. Makanan tradisional ini berasal dari Jawa Tengah tepatnya di daerah Magelang.
Selain karena rasanya yang nikmat, gethuk juga digemari masyarakat luas karena harganya
yang sangat terjangkau..Sejarah gethuk berawal pada jaman penjajahan Jepang,konon pada
masa itu beras yang merupakan makanan pokok indonesia, merupakan barang langka yang
sulit untuk ditemukan, sehingga penduduk lokal (asli) Magelang berupaya mengganti
makanan pokok meraka dengan ketela yang saat itu banyak terdapat di sekitar rumah dan
mudah ditemukan di pasar.
Ciri Khas Getuk Lindri ada pada bentuk olahannya yang panjang membentuk seperti
mie. Biasanya warna umum yang digunakan untuk menunjukkan identitas Getuk Lindri
adalah warna yang lembut seperti krem, pink dan hijau muda. Getuk Lindri.Kuliner khas ini
memiliki potensi untuk dimodifikasi. Meskipun demikian sedikit sekali modifikator kuliner
yang berani berkreasi dengan menggunakan olahan Singkong seperti Getuk Lindri ini.
Mungkin saja pangsa pasarnya tidak menguntungkan. Namun, amat disayangkan jika kuliner
khas ini tiba-tiba akan sangat jarang dan sulit untuk didapatkan dipasaran.

B. STRATEGI PEMASARAN
- STRATEGI PRODUK
produk yang di hasilkan adalah produk yang berkualitas dan bermacam varian, dan juga
di hasilkan dari bahan yang berkualitas dan bahan yang terpilih, kehiggenisan sangat di
utamakan agar cita rasa yang di hasilkan sangat berkualitas dan terkesan mewah.
- STRATEGI HARGA
1 box isi 10 – Rp 24.000
1 box isi 5 – Rp. 12.000
1 biji – Rp 1.000-2.500
- STRATEGI PROMOSI
Kita bisa memanfaatkan sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram dan
WhatsApp, juga bisa memperkenalkan ke toko-toko terdekat, serta masyarakat,dan dan
juga melalui teman atau saudara
- TARGET PASAR
Target pasar dari produksi Getuk Lindri ini adalah menjangkau semua kalangan, kami
juga bisa menjual makanan ini di berbagai tempat. dalam hal ini kami bisa memperluas
usaha ini di berbagai daerah lain, dengan ini produksi akan lebih banyak dikenal dan
digemari masyarakat.

3. ANALISIS SWOT
 Strength ( Keunggulan Produk)
1. Harga jual produk murah : Gethuk lindri ini per bijinya dijual dengan harga Rp.
1.000 sangat terjangkau. Sangat cocok untuk semua kalangan termasuk pelajar dan
mahasiswa.
2. Lokasi penjualan strategis : Dalam hal menentukan lokasi penjualan, kami
memutuskan untuk menitipkan dagangan di warung-warung terdekat rumah. Tidak
hanya di warung, kami juga menitipkan daganganya di pedagang keliling. Pedagang
keliling yang dimaksut disini adalah pedagang keliling yang biasanya menjual sayur-
sayuran dan pedagang jajanan tradisional. Tidak hanya itu kami juga ikut membantu
menjualkan dagangan tersebut dengan cara menintipkan Gethuk Lindri di koperasi
sekolah.
3. Bahan alami tanpa pengawet : Dalam pembuatan gethuk lindri sendiri menggunakan
bahan-bahan alami. Pemanis yang digunakan juga alami yaitu gula pasir. Getuk lindri
pada umumnya memiliki warna dasar singkong; cream. Tapi semakin lama warnanya
semakin beragam, sesuai dengan selera pembuatnya. Dalam hal ini pak ahmad
melakukan inovasi dengan menambah varian warna dan rasa dari gethuk lindrinya
yaitu dengan menambahkan rasa strowbery, anggur, cokelat, nanas, dan keju. Dalam
hal pewarna pak ahmad menggunkan pewarna khusus makanan dengan jumlah yang
sangat sedikit karena selain menggunakan pewarna pak ahmad juga menggunakan
buah untuk memberikan rasa dan warna dari gethuk tersebut. Gethuk lindri yang
dijual pak ahmad ini 100% menggunakan bahan alami sehingga tidak bisa bertahan
lama. 

 Weaknes ( kelemahan produk )


1. Pengemasan produk kurang menarik:  Dalam hal pengemasan jajanan tradisional
Gethuk Lindri ini sangat kurang menarik karena hanya dibungkus dengan mika
plastik. atau bahkan menggunakan kertas minyak jika kita membelinya dengan
jumlah yang sedikit. Hal ini tentunya dapat mengurangi minat konsumen untuk
membeli gethuk lindri tersebut. 
2. Varian rasa dan bentuknya kurang beragam : Varian rasa yang dimiliki oleh gethuk
lindri ini kurang beragam, sehingga para konsumen hanya memiliki sedikit pilihan
rasa yang dapat dipilih. Bentuk dari gethuk lindrinya sendiri juga kurang menarik dan
mononton, sama dari tahun ke tahun. Kurang adanya sebuah inovasi untuk bentuk
dari gethuk lindri agar membuat para konsumen tertarik lagi membeli jajanan
tradisional ini 
3. Produk cepat basi :Karena gethuk lindri kami tidak menggunakan bahan pengawet
maka gethuk lindri ini mudah basi. Selain faktor penggunaan bahan pengawet,
jajanan gethuk lindri ini memang sangat mudah basi karena jenis singkong yang
digunakan singkong muda sehingga hanya bisa bertahan dari siang hingga sore hari.
Jika singkong yang digunakan singkong tua maka akan bertahan lebih lama yaitu dari
siang hingga malam 
 Opportunity ( peluang produk dipasar )
1. Jumlah pesaing terbatas : Jumlah pedagang Gethuk Lindri di desa sembayat ini bisa
dikatakan sedikit. Karena hanya terdapat 2 pedagang saja dalam satu desa. Sehingga
peluang terjualnya Gthuk Lindri dagangan ini cukup besar. 

2. Tidak memerlukan modal usaha yang besar :Dalam mendirikan usaha ini pak ahmad
hanya menghabiskan uang sekitar Rp. 70.000 – Rp. 100.000. karena pak ahmad
sendiri tidak perlu menyewa tempat atau membuat sebuah gerobak untuk mejual
dagangan Gethuk Lindrinya.  
3. Harga bahan baku murah : Bahan baku dari Gethuk lindri sendiri adalah singkong.
Harga Singkong dipasaran cukup terjangkau berkisar antara Rp.3.000 per kg. Apabila
kita membeli dengan jumlah yang banyak maka kita akan mendapatkan diskon.
Sehingga harga belinyua tidak lagi Rp.3.000 bisa saja jadi Rp.2.500 atau bahkan Rp.
2.000.

 Treath ( ancaman / persaingan pasar )


1. Jumlah bahan baku dipasaran terbatas :Jumlah penjual singkong dipasaran sekarang
ini mulai jarang. Karena lahan pertanian untuk menanam singkong sendiri sekarang
ini semakin terbatas dikarenakan jumlah penduduk yang setiap harinya bertambah
sedangkan luas wilayah yang tetap sama. Menyebabkan berkurangnya lahan untuk
menanam singkong tersebut. 
2. Minat masyarakat terhadap jajanan tradisional berkurang :Jajajan tradisional akhir-
akhir ini kalah menarik dengan makanan fast food yang sedang populer saat ini. Para
masyarakat cenderung memilih makanan fast food karena dari segi pengemasannya
sangat menarik selain itu juga para remaja sekarang ini kebanyakan mengikuti
budaya barat. Sehingga lebih suka memakan makanan yang bermerek dan cepat saji. 

4. ANALISIS RENCANA KEUANGAN


1. PERKIRAAN PENDAPATAN

- MODAL AWAL
Modal awal untuk 100 bungkus gethuk : Rp 700.000
- HASIL PENJUALAN PERBULAN
Untuk 1000 bungkus gethuk
Harga pokok Rp 525.000 : 1000 = Rp 525
Laba 20% dari 525 = Rp 105
Harga Jual Pokok + Laba : Rp 525 + Rp105 = Rp 630
Pemasukan tiap bulan : Rp 700.00
: Rp 525.000
Total Rp 175.000

- LABA
Jumlah keuntungan 1000 ( 630 – 525 ) = 1000 ( 105 ) = 105.000

2. PERKIRAAN PENGELUARAN PER HARI


- BAHAN BAKU
Singkong : Rp 12.000
Gula Pasir : Rp 13.000
Kelapa : Rp 10.000
Garam Halus : Rp 2.000
Vanilli Bubuk : Rp 6.000
Pewarna Makanan : Rp 4.000
Pelengkap Lainnya : Rp 8.000
Promosi : Rp 5.000
Listrik dan Air : Rp 20.000 +
Total : Rp 80.000

- PERALATAN
Pengukus adonan : Rp 225.000
Pengaduk adonan/telur : Rp 8.000
Alat penggiling adonan : Rp 188.000
Gas LPG : Rp 18.000
Pengemas : Rp 6.000
Total : Rp 445.000

5. PENUTUP
Simpulan dari proposal ini adalah kita dapat membuat usaha sendiri dengan modal yang
tidak terlalu besar jika kita bisa menggunakan modal tersebut dengan baik dan dapat
memutar kembali uang yang kita peroleh sebagai modal usaha lagi.

Nama : M. Alghifari Zuhri ( 14 )


Indra Puji Rahayu ( 09 )
Zahratul Mufidah ( 24 )
Siti Alzumrotul F. ( 21 )
Marshanda Arshinta ( 12 )
Jingga Agata C. ( 10 )

Anda mungkin juga menyukai