Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

SUB. BAGIAN KEPEGAWAIAN


RSUI MADINAH KASEMBON
TAHUN 2015

RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH


Jl. Raya Sukosari No. 32, Kasembon, Malang
Telp/Fax. : 0354 – 326688 / 328144
‫الرحيم‬‫الرحمن‬‫الله‬‫بسم‬
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ISLAM
MADINAH

No

TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI

Dengan Rahmat Alloh SWT


Direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon Malang

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu


Pengorganisasian Dan Pelayanan Bagian Sumber
Daya Manusia Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon, maka
diperlukan penyelenggaraan Pengorganisasian &
Pelayanan Bagian Kepegawaian yang
bermutu tinggi;
Bahwa agar pelayanan Kepegawaian di
b.
Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit
Umum Islam Madinah sebagai landasan bagi
penyelenggaraan Pengorganisasian Dan Pelayanan
Bagian Kepegawaian di Rumah Sakit
Umum Islam Madinah Kasembon.
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
c.
dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon.

MENGINGAT : a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44


tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan.
d. Surat Kepmenkes. RI No. 1045/Menkes/Per/
XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
di Lingkungan Departemen Kesehatan.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010 Tentang
Klasifikasi Rumah Sakit.
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor. 028/Menkes/PER/I/2011 Tentang Klinik.
e. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
ii
MEMPERHATIKAN : Perlunya usaha untuk meningkatkan kualitas
Pengorganisasian Dan Pelayanan di Rumah Sakit
Umum Islam Madinah Kasembon.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

PERTAMA : keputusan direktur rumah sakit umum islam madinah kasembon


tentang pedoman pengorganisasian dan
pelayanan bagian Kepegawaian
rumah sakit umum islam madinah kasembon

KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Bagian Sumber


Daya Manusia Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KETIGA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Bagian Sumber


Daya Manusia Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon harus dibahas
sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila
diperlukan,dapat dilakukan perubahan sesuai dengan
perkembangan yang ada.

KEEMPAT : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pengorganisasian


Bagian Kepegawaian Rumah Sakit Umum Islam Madinah
dilaksanakan oleh Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila


di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kasembon
Pada tanggal : 01 Januari 2015
Direktur RSUI Madinah Kasembon

Dr.H.K.Taufiqurrohman,M.Mkes

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................. i
Surat Keputusan Direktur RSUI Madinah ................................................. ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iv
BAB I. Pendahuluan ................................................................................... 1
BAB II. Gambaran Umum RSUI Madinah ............................................... 3
2.1. Deskripsi RSUI Madinah.................................................................... 3
2.2. Sejarah Institusi RSUI Madinah ......................................................... 4
BAB III. Visi, Misi, Falsafah, Nilai Dan Tujuan RSUI Madinah ............. 6
3.1. Visi ...................................................................................................... 6
3.2. Misi ...................................................................................................... 6
3.3. Nilai-Nilai ............................................................................................ 6
3.4. Tujuan .................................................................................................. 7
3.5. Motto .................................................................................................... 7
BAB IV. Struktur Organisasi RSUI Madinah ........................................... 7
4.1. Bagan Organisasi ................................................................................. 8
4.2. Keterangan / Pengertian ....................................................................... 8
BAB V. Visi, Misi, Falsafah Instalasi farmasi .......................................... 8
5.1. Visi ....................................................................................................... 12
5.2. Misi ...................................................................................................... 12
BAB VI. Struktur Organisasi Instalasi farmasi ........................................ 12
BAB VII. Uraian Jabatan ............................................................................ 19
a. Ka. Instalasi farmasi............................................................................... 20
b. Staf Instalasi farmasi .............................................................................. 20
BAB VIII. Tata Hubungan Kerja ................................................................ 24
8.1. Tata Hubungan Vertikal ....................................................................... 27
8.2. Tata Hubungan Horisontal ................................................................... 29

iv
BAB IX. Pola Ketenagaan Dan Kualifikasi Personil................................. 31
BAB X. Kegiatan Orientasi .......................................................................
BAB XI Penutup

..

BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan memberikan dua
jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan
administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang
medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan
melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap.

Dalam perkembangannya, pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari pembangunan


ekonomi masyarakat. Perkembangan ini tercermin pada perubahan fungsi klasik RS yang
pada awalnya hanya memberi pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif) terhadap
pasien melalui rawat inap. Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
peningkatan pendapatan dan pendidikan masyarakat, rumah sakit pun semakin
meningkatkan pelayanannya. Pelayanan rumah sakit saat ini tidak hanya bersifat kuratif
(penyembuhan) tetapi juga bersifat rehabilitatif (pemulihan) yang dilaksanakan secara
terpadu melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif).
Pedoman organisasi rumah sakit menyatakan bahwa rumah sakit harus
melaksanakan beberapa fungsi, satu diantaranya adalah fungsi menyelenggarakan
pelayanan penunjang medik dan non medik. Dalam hal penunjang medik, salah satu
pelayanan yang penting adalah pelayanan farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit
merupakan satu-satunya unit di rumah sakit yang mengadakan barang farmasi yang
beredar di rumah sakit serta bertanggung jawab atas pengadaan dan penyajian informasi
obat yang siap pakai bagi semua pihak di rumah sakit, baik petugas maupun pasien.
Instalasi farmasi di rumah sakit harus memiliki organisasi yang memadai serta dipimpin
oleh seorang apoteker dengan personalia lain meliputi para apoteker, asisten apoteker,
tenaga administrasi serta tenaga penunjang teknis.

1
BAB II

A. Sejarah berdirinya rumah sakit

Kecamatan Kasembon merupakan daerah kecamatan yang berada diujung Barat


kabupaten Malang, yang dikategorikan sebagai daerah “ terpencil “ jauh dari pusat ibukota
Malang ± 60 Km, dari ibukota kabupaten Kepanjen ± 80 Km. Bagaikan lahan tidur kurang
dijamah kurang diperhatikan dan dianak tirikan oleh pemerintah daerah, bahkan banyak yang
menganggap Kasembon adalah tempat “ pembuangan “. Anemo tersebut tidak benar bahkan
salah besar, sebab secara geografis Kasembon terletak pada persimpangan dari tiga kabupaen
diantaranya kabupaten Malang, Kediri dan kabupaten Jombang, dengan kota Kediri dan kota
Jombang pun jarak tempuhnya tidak lebih dari setengan jam perjalanan. Dalam hal
perekonomian masyarakat Kasembon cenderung untuk membelanjakan uangnya ke kedua
kota tersebut, demikian juga dalam bidang kesehatan yang kurang lebih 90 % masyarakat
Kasembon akan berobat ke kabupaten Kediri maupun ke kabupaten Jombang.

Sampai saat ini belum ada dokter pemerintah yang kerasan untuk tinggal di kota
kecamatan Kasembon, mereka rata- rata berpendapat Kasembon kurang berpotensi, jumlah
penduduk kecil ditambah strata pendapatan perkapita juga dibawah rata rata serta jauh dari
keramaian kota, padahal kalau kita bisa mengambil potensi Kasembon baik dari segi ekonomi,
pertanian, pariwisata dan kesehatan bukan hal yang mustahil untuk bisa berhasil, apalagi baru
- baru ini telah dibuka dan diresmikan tempat wisata air “ Arung Jeram “ diseputaran sungai
yang melintas di kecamatan Kasembon.

Masyarakat Kasembon selama ini cenderung berkiblat ke Kediri dan Jombang dengan
adanya potensi yang bisa digali dari berbagai aspek di Kasembon sendiri tidak menutup
kemungkinan masyarakat Kabupaten Kediri dan Jombang akan berdatangan dan berkiblat ke
Kabupaten Malang kususnya Kasembon, kedepan kita berharap dengan kekuatan kita sendiri
dan dukungan penuh dari pemerintah daerah secara pelan tapi pasti Kasembon akan bisa
bersaing bahkan lebih maju disbanding dengan kota kecamatan lain di wilayah kabupaten
Malang.

2
Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon dibangun dari semangat yang kuat,
karena melihat kenyataan dimana masyarakat setempat dan sekitarnya butuh dan perlu
pelayanan kesehatan secara tepat dan tepat. Selama ini, jika mereka mau berobat harus
menempuh jarak puluhan kilometer, ke wilayah kota Batu, Malang, Pare, Kediri dan
Jombang, sering kejadian pasien meninggal duluan sebelum sampai Rumah Sakit yang
dituju.

Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon kabupaten Malang merupakan


satu satunya Rumah Sakit swasta perorangan yang berdiri sejak tahun 2003 dengan ijin
penyelenggaraan sementara balai Pengobatan yang berada dibawah naungan Yayasan Al
Madinah Kasembon namun sejak tanggal 20 Juli 2007 status Balai Pengobatan tersebut
telah berubah menjadi “ Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon “ sesuai dengan
keputusan Kepala Dinas Propinsi Jawa Timur no : 442.1 / 3721 / III.4 / 2007.

3
BAB III
VISI, MISI, dan NILAI RSUI MADINAH

3.1. VISI.
Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon memiliki visi :
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Profesional, Berkualitas dan Islami dengan
Mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien sebagai Perwujudan Iman dan Ibadah
Kepada Allah SWT

3.2. MISI.
Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon memiliki misi :
1. Meningkatkan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien serta Seluruh Lapisan
Masyarakat
2. Mendayagunakan Sumber Daya Rumah Sakit yang Profesional, Berkualitas dan
Islami sebagai Upaya Pelayanan Kepada Masyarakat
3. Mengelola Rumah Sakit dengan Prinsip Sosial Ekonomi secara Efektif dan
Efisien

3.3 Nilai :

1. Mandiri
2. Akhlak Mulia
3. Dedikasi Tinggi
4. Ikhlas
5. Nuansa Islami
6. Amanah
7. Hidayah

Motto :

“Kesembuhan Datang Dari Allah Swt, Kepuasan Pasien Menjadi Kebanggan


Kami

4
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSUI MADINAH KASEMBON
4.1 BAGAN ORGANISASI
DIREKTUR
SPI
WAKIL DIREKTUR
Komite Medik

Komite Keperawatan

BAGIAN TATA USAHA


Komite keselamatan dan Keamanan Kerja

Komite farmasi dan Terapi

Komite PPI

SUBAG UMUM SUBAG KEUANGAN SUBAG KEPEGAWAIAN


Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS)

Tim PONEK

BIDANG PELAYANAN BIDANG PENUNJANG Tim TB.DOT

SEKSI PELAYANAN SEKSI PELAYANAN


MEDIS KEPERAWATAN SEKSI PENUNJANG MEDIS SEKSI PENUNJANG NON MEDIS

IGD INSTALASI FARMASI GIZI

POLI UMUM INSTALASI RADIOLOGI IPSRS

POLI GIGI INSTALASI LAB CSSD

POLI SPESIALIS INSTALASI RM

RAWAT INAP

RAWAT JALAN

OK

HCU

POLI OBGYN
PEMULASARAAN
JENAZAH
4.2. KETERANGAN/PENGERTIAN.

4.2.1 Unit Struktural,Fungsional dan Pelaksana


(1) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh penyelenggara atas persetujuan Rapat
Yayasan Al Madinah dengan tahapan sebagai berikut:
a. Anggota Yayasan mengusulkan Nama-2 Calon Direktur RSUI Madinah
b. Yayasan mengadakan Rapat Yayasan untuk memilih Direktur RSUI
c. Surat keputusan pengangkatan Direktur dibuat oleh Yayasan Al Madinah.
(2) Kepala Bagian / Bidang diangkat dan diberhentikan oleh Yayasan dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Direktur mengusulkan calon Kepala Bagian/ Bidang kepada Yayasan.
b. Yayasan menelaah lebih lanjut, dan membahas dalam Rapat Yayasan.
c. Surat keputusan pengangkatan oleh direktur setelah mendapat persetujuan
Yayasan.
(3) Pengangkatan dan pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2), dapat dilakukan sendiri-sendiri (masing-masing Direksi) atau bersamaan.
(4) Lama masa jabatan atau masa bakti Direksi, baik Direktur maupun Kepala Bagian/
Bidang adalah 5 (Lima) tahun.
(5) Periode Jabatan maksimal untuk dua (2) kali masa jabatan berturut-turut.Bila
diperlukan oleh Yayasan bisa diperpanjang sesuai kebutuhan.
(6) Direksi dapat diberhentikan dari jabatannya sebelum masa baktinya selesai apabila:
a. Melakukan pelanggaran yang berat atau tindakan asusila
b.Tidak cakap dalam memimpin Rumah Sakit
c. Mengundurkan diri
d. Cacat badan secara tetap yang tidak mungkin dapat melaksanakan kegiatan
sehari-hari
e. Meninggal dunia
(7) Sebelum pemberhentian dilaksanakan sebagimana dimaksud dalam ayat (6a & 6b),
harus dilakukan pemeriksaan dan atau klarifikasi secara obyektif oleh Yayasan.

4.2.2 Tugas

a. Direktur adalah pengelola tertinggi rumah sakit, bertugas mengelola seluruh


kegiatan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan rumah sakit.
b. Jajaran struktural dibawah direktur dan pejabat fungsional bertugas membantu
direktur dalam pengelolaan kegiatan rumah sakit sehari-hari sesuai dengan
struktur organisasi rumah sakit yang berlaku.
c. Pelaksana bertugas melaksanakan tugas-tugas pekerjaan sehari-hari sesuai
dengan tugas pokok yang diberikan kepadanya.

6
4.2.3 Tanggung Jawab
1. Direktur bertanggung jawab kepada penyelenggara atas pengelolaan rumah sakit,
baik keluar maupun kedalam sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Jajaran struktural dibawah direktur dan pejabat fungsional bertanggungjawab
kepada direktur sesuai dengan bidang tugasnya.
3. Pelaksana bertanggung jawab pada pejabat struktural atau fungsional atas
pelaksanaan tugas-tugasnya sesuai dengan struktur organisasi yang berlaku.

b. Unit Non Struktural


Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan
profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada
direktur dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit.
Komite yang ada di RSUI Madinah adalah sebagai berikut :

1. Komite Medik.
2. Komite Keperawatan
3. Komite Keselamatan dan Keamanan Kerja
4. Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.
5. Komite Promosi Kesehatan Rumah Sakit ( PKRS)
6. Komite Farmasi dan Terapi
7. Tim PONEK
8. Satuan Pemeriksa Internal.

7
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR
PELAYANAN

KEPALA INSTALASI
FARMASI

PENGADAAN PELAYANAN MANAJEMEN


PERBEKALAN FARMASI MUTU
FARMASI KLINIK

8
BAB VI
URAIAN JABATAN

6.1 KEPALA INSTALASI


1. Tugas Jabatan
 Supervisi dan koordinasi kegiatan karyawan instalasi farmasi rumah sakit, dalam
meracik dan dispensing obat-obatan sesuai standar fisik dan kimia untuk
memenuhi permintaan resep dari dokter dan dokter gigi.
 Merencanakan, mengorganisasikan, dan supervisi kegiatan di instalasi farmasi
sesuai kebijakan rumah sakit, standar pelayanan profesi, dan hukum negara.
 Mewawancarai, mempekerjakan, dan mengorientasi Asisten Apoteker baru.
Menetapkan jadwal kerja dan menugaskan Asisten Apoteker untuk tugas khusus
dalam tanggungjawab administratif, dispensing, atau fungsi persiapan di instalasi.
Supervisi kinerja Asisten Apoteker dan petugas lain untuk menjamin ketepatan
terhadap standar yang telah ditetapkan.
 Supervisi, dan bila perlu membantu Asisten Apoteker dalam meracik dan
dispensing obat untuk memenuhi permintaan resep. Mempelajari resep untuk
menentukan racikan obat-obat yang diresepkan tidak overdosis atau berbahaya.
Menimbang, mengukur, dan mencampur bahan atau menyiapkan obat sesuai
prosedur mencampur, menyaring, mendestilasi, mengemulsi, dan mentitrasi.
Memilih obat jadi dari stokobat bila ada. Menempatkan racikan obat dalam botol,
kapsul, atau tipe dan bentuk kemasan lain dan menempelkan label di kontainer
yang menunjukkan data identifikasi dan cara pakai. Melengkapi catatan tertulis
dari setiap resep untuk data farmasi ; untuk kontrol narkotika, racun, dan sifat
pembentukan obat; atau untuk tujuan penagihan Departemen Keuangan.
 Supervisi inventori stok farmasi secara periodik, untuk menentukan stok yang
dibutuhkan dan menjamin penggunaan stok sebelum tanggal kadaluwarsa pabrik.
Memberi order untuk disuplai penjual obat, memverifikasi kwitansi pembelian,
dan mencairkan tagihan untuk dibayar oleh Departemen Keuangan.
 Menyediakan formularium, sumber informasi persiapan, standar kompendium
farmasi, buku referensi, dan jurnal di instalasi untuk digunakan yang
berkepentingan. Konsultasi dengan dan memberi nasehat
pada staf medis tentang informasi mengenai obat, seperti mengingatkan isu obat
di pasaran, inkompatibilitas obat tertentu, atau kontraindikasi obat atau bahan
farmasi lain.

9
 Berinisiatif, mengembangkan, dan menjalankan peraturan dan regulasi mencakup
administratif dan kebijakan profesi di instalasi sesuai persetujuan dan bekerjasama
dengan manajemen rumah sakit dan Komite Farmasi dan Terapi. Menetapkan dan
memelihara sistem pencatatan dan pembukuan sesuai kebijakan rumah sakit
dalam pencatatan data resep dan bahan farmasi bagi pasien dan untuk memelihara
kendali pengadaan dan dispensing semua bahan farmasi, termasuk kendali
penerimaan dan penerbitan data narkotika, racun, dan sifat obat.
 Dapat bertindak sebagai anggota Komite Farmasi dan Terapi dalam menetapkan
kebijakan instalasi.
 Menyiapkan anggaran instalasi.
 Dapat bertindak sebagai komite publik untuk memberi informasi kepada
masyarakat tentang penggunaan dan penyalahgunaan obat.

2. Perangkat & Bahan Kerja (Sarana Kerja)


Semua alat dan bahan di Instalasi Farmasi
3. Pendidikan, Pelatihan & Pengalaman
Lulusan Fakultas Farmasi dari universitas yang terakreditasi dan teregistrasi
Sebagai apoteker. Berpengalaman 2-5 tahun bekerja di instalasi rumah sakit.
4. Syarat Jabatan
Kemampuan
 Kemampuan verbal untuk mengerti komposisi dan sifat obat, pembuatan dan
penggunaan, aksi farmakologis, dan prosedur uji kemurnian dan kekuatannya.
Juga untuk mensupervisi staf instalasifarmasi, untuk memformulasikan rencan
administratif, dan untuk mempresentasikan data dan informasi obat kepada
dokter, karyawan rumah sakit, dan masyarakat.
 Kemampuan numerik untuk mengukur, menimbang, dan mengemas obat, untuk
menghitung tagihan, dan untuk menyiapkan laporan dan anggaran instalasi.
 Kemampuan persepsi bentuk untuk menginterpretasikan format, untuk menandai
perubahan fisik dan kimia dan bahan untuk peresepan, dan untuk
menginterpretasikan formularium.
 Kemampuan persepsi klerikal untuk mencegah kesalahan dalam membaca
formula dan mempelajari resep. Juga penting untuk pelaporan dan pencatatan.

10
Minat
 Senang kegiatan ilmiah dan teknis, untuk menguasai teknis pembuatan resep
dn dispensing obat dan untuk mengikuti obat dan teknik terbaru dalam farmasi.
 Senang bekerja dalam dan mengorganisasikan kegiatan yang dilakukan
sehubungan untuk menetapkan proses dan teknis.
Temperamen

 Mampu mengarahkan, mengendalikan daan merencanakan kegiatan instalasi


farmasi rumah sakit.
 Mampu mempengaruhi karyawan dan masyarakat untuk menerima obat baru
dan untuk waspada terhadap penyalahgunaan obat.
Syarat fisik dan kondisi kerja
 Pekerjaan ini ringan.
 Berbicara dan mendengar untuk melakukan tugas supervisi dan administrasi.
 Bekerja dalam ruangan.
5. Hubungan Jabatan :
ATASAN : Seksi Penunjang medis
BAWAHAN : Asisten Apoteker dan petugas lain di instalasi farmasi
PROMOSI DARI : Tidak ada jalur formal
PROMOSI KE : Tidak ada jalur formal

6.2. ASISTEN APOTEKER.


1. Tugas Jabatan
Membantu apoteker untuk melakukan tugas rutin di instalasi farmasi rumah sakit :
 Membongkar barang dan menyimpannya, memverifikasi item yang diterima
terhadap invoice, dan menyimpan bahan yang mudah rusak seperti antibiotik di
lemari es.
 Mengecek invoice terhadap order untuk meyakinkan semua item telah diterima
dan semua tagihan tepat.
 Memelihara inventori obat dan menyiapkan permintaan obat baru yang diminta
Apoteker.
 Mengantarkan obat ke berbagai bagian rumah sakit sesuai keperluan;
memelihara catatan yang menunjukkan disposisinya.
 Mengisi wadah dengan obat keluaran pabrik dan racikan atau jumlah barang
yang sudah dibeli, mengeprint label, dan menempelkan label pada wadah untuk
digunakan di instalasi farmasi atau bagian perawatan.

11
 Megikuti instruksi Apoteker untuk membuat puyer dan atau memasukkannya ke
kapsul dan memberi label, serta mencatatnya di buku log.
 Menuang cairan ke gelas ukur atau wadah plastik, atau menyendok salep atau
krim, menggunakan spatula ke wadah. Memberi tutup, menyegel, memberi label,
dan menaruh di ruang penyimpanan.
 Melakukan berbagai tugas di instalasi farmasi, seperti menjaga kebersihan dan
kerapian area kerja, serta membersihkan peralatan.

2. Perangkat & Bahan Kerja (Sarana Kerja)


Komputer, buku log, daftar harga obat.
3. Pendidikan, Pelatihan & Pengalaman
Lulusan Sekolah Asisten Apoteker yang terakreditasi. Pelatihan 3 bulan di
instalasi farmasi.
4. Syarat Jabatan
Kemampuan
 Kemampuan numerik untuk menjumlah harga dan inventori secara cepat dan
akurat.
 Ketajaman penglihatan dekat untuk membaca detail perintah kerja, untuk
mengecek label, dan melengkapi catatan produksi.
 Kemampuan klerikal untuk mendeteksi kesalahan pada lembar permintaan atau
inventori, untuk memverifikasi produksi sesuai perintah kerja, dan untuk
memeriksa label dan permintaan
Minat
 Senang kegiatan rutin dan terorganisasi meliputi bekerja dengan benda
seperti bahan-bahan farmasi.
Temperamen
 Mampu melakukan kegiatan jangka pendek yang berulang seperti
menyiapkan label dan menghitung pil yang membutuhkan akurasi yang tinggi
dalam tiap detailnya.
 Mampu beradaptasi untuk bekerja dibawah supervisi langsung.

Syarat fisik dan kondisi kerja

 Pekerjaan dapat berat, terkadang mengangkat dan membawa karton seberat


25-50 kilogram.

12
 Kadang-kadang memanjat untuk menyimpan dan mengambil bahan-bahan.
 Berbagai gerakan tubuh pada saat membongkar barang.
 Meraih dan menangani obat, label dan bahan.
 Ketajaman penglihatan dekat untuk memeriksa keakuratan.
 Bekerja dalam ruangan.

5. Hubungan jabatan :

ATASAN : Apoteker
BAWAHAN : Tidak ada
PROMOSI DARI : Tidak ada jalur formal
PROMOSI KE : Tidak ada jalur formal

13
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Keterangan :

1. Instalasi Rawat Jalan


 Distribusi Alat Kesehatan
 Pelayanan Resep pasien rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap Arofah
 Distribusi dan pemberian obat rawat inap
 Distribusi alat kesehatan
3. Instalasi Rawat Inap Kelas
 Distribusi dan pemberian obat rawat inap
 Distribusi alat kesehatan
4. HCU
 Distribusi dan pemberian obat rawat inap
 Distribusi alat kesehatan
5. Instalasi Gawat Darurat
 Distribusi dan pemberian obat
 Distribusi alat kesehatan
14
6. Instalasi Kamar Operasi
 Distribusi dan pemberian obat rawat inap
 Distribusi alat kesehatan
7. Instalasi Rawat Inap Ibu dan Anak
 Distribusi dan pemberian obat rawat inap
 Distribusi alat kesehatan dan alkes
8. Instalasi Laboratorium
 Pengadaan reagen
 Pengadaan alat kesehatan laboratorium
9. Instalasi Radiologi
 Pengadaan film
 Distribusi alat kesehatan
10. Instalasi Gizi
 Pengadaan nutrisi enteral
11. Bagian Administrasi
 Keperluan data dan dokumen
12. Bagian SDM
 Keperluan kepegawaian dan diklat
13. Bagian Rekam Medik
 Laporan bulanan (pelayanan) dan tahunan (RL. Obat)
14. Bagian Keuangan
 Laporan penerimaan dan pembelian
 Laporan pembayaran ASKES
15. Bagian Inventori
 Penerimaan bahan medis
 Distribusi alat tulis dan kantor, cetakan, bahan rumah tangga
16. Bagian SIM
 Pembuatan software stok obat
 Maintenance komputer dan perangkatnya
17. Bagian Humas
 Survey kepuasan pasien
18. Bagian Pemeliharaan Sarana
 Perbaikan alat dan sarana
 Renovasi ruangan
19. Cleaning Service
 Kebersihan ruangan
 Sirkuler
20. Bagian LPA
 Klaim asuransi : ASKES, Jamsostek, Jamkesmas, Inhealth, Asuransi lain

15
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI

NAMA PENDIDIKAN SERTIFIKASI JUMLAH


JABATAN KEBUTUHAN
STRA, SIPA,
Ka Instalasi Apoteker seminar/pelatihan 1
manajemen farmasi
STRA, SIPA,
Koordinator Apoteker seminar/pelatihan 1
manajemen farmasi
Asisten SMF atau D3 STRTTK, SIKTTK 5
Apoteker Farmasi

16
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

HARI MATERI WAKTU METODA PENANGGUNG


KE JAWAB
Membaca
1 Mempelajari SPO 08.00-15.00 Ka. IFRS
dan diskusi
Belajar alur pelayanan Observasi Koord.
2 08.00-15.00
farmasi rawat jalan dan diskusi Pelayanan

Menyiapkan obat Observasi


3 08.00-15.00 JR Senior on duty
(dispensing) dan diskusi
Menulis etiket obat / Observasi Apt/AA senior on
4 08.00-15.00
pelayanan pasien umum dan diskusi duty
Menulis etiket obat /
Observasi Apt/AA senior on
5 pelayanan pasien 08.00-15.00
dan diskusi duty
ASKES
Menulis etiket
Observasi Apt/AA senior on
6 obat/pelayanan 08.00-15.00
dan diskusi duty
Jamkesmas
Menyerahkan obat dan Observasi Apt/AA senior on
7 08.00-15.00
KIE dan diskusi duty
Pelayanan obat dan alkes Observasi Apt/AA senior on
8 08.00-15.00
farmasi Rawat Inap dan diskusi duty
Alur administrasi dan
Observasi Apt/AA senior on
9 pelayanan obat pasien 08.00-15.00
dan diskusi duty
rawat inap

Order obat ke logistik Observasi Apt/AA senior on


10 08.00-15.00
dan diskusi duty
Farmasi


BAB X
PERTEMUAN RAPAT

PERTEMUAN RUTIN WAKTU TEMPAT


Koordinasi Instalasi farmasi Setiap Senin min1 1
dan 3
ggu
Koordinasi KKPRS Tidak rutin

Koordinasi KPIRS Tidak rutin

18
-
BAB XI
PELAPORAN

11.1 PELAPORAN PENGGUNAAN OBAT NARKOTIK – PSIKOTROPIK.


Setiap tanggal 10 Ke Dinkes Kab. Malang

11.2 LAPORAN BULANAN PELAYANAN MEDIS.

 Jumlah obat generik dan non generik


 Jumlah resep generik dan non generik
 Jumlah pasien
 Rasio indikator pelayanan farmasi
 Pelaporan nilai stok awal bulan

20

Anda mungkin juga menyukai