Anda di halaman 1dari 12

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Pedagogik, literasi, dan Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
numerasi: Kajian literatur : kajian literatur dan hasil wawancara dengan
pihak- pihak terkait serta konfirmasi hasil
• Literasi 1. Saryono (1997:56) Resensi adalah sebuah tulisan obeservasi dapat diketahui penyebab
berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan masalah ” Literasi : Meresensi buku non
Peserta didik belum yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah fiksi” yang masih rendah adalah
memiliki kemampuan laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat- 1. Guru kurang kreatif mengajar
membaca dengan baik lemahnya, bermanfaat-tidaknya, benar-salahnya, 2. Tidak adanya rangsangan yang
argumentatif - tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut sesuai dengan keadaan peserta didik
KD : Rendahnya Kemampuan didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik yang diajar
Siswa dalam Meresensi Buku berupa foto buku atau fotocopy sampul buku. 3. Kurangnya interaksi antara siswa
Fiksi. 2. Keraf (2012: 165) “Resensi adalah suatu tulisan atau dan kuru ( Tanya Jawab di Kelas)
ulasan mengenai nilai sebuah karya atau buku”. 4. Sarana yang terbatas
Tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan
penilaian, mengungkapkan kembali isi buku, membahas,
atau mengkritik buku. Dengan pengertian itu, maksud
ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku
kepada masyarakat luas.Keraf (2012: 165) “Resensi
adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah
karya atau buku”. Tindakan meresensi buku dapat berarti
memberikan penilaian, mengungkapkan kembali isi
buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan
pengertian itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu
menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.
3. Menurut Dalman (2015:229) “Resensi adalah sebuah
istilah yang digunakan untuk menilai baik tidaknya
sebuah buku. Dalam hal ini, yang dinilai adalah
keunggulan dan kelemahan buku (baik fiksi maupun
nonfiksi) sehingga orang merasa terpersuatif setelah
membacanya”.

Jurnal Literasi
1. Peningkatan Kemampuan Menulis Resensi Novel
Menggunakan Model Pembelajaran Multiliterasi oleh
Tri Asih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia FKIP Universitas Galuh
2. Pembelajaran Menulis Resensi Berdasarkan Kurikulum
2013 Pada Siswa Kelas X Smk Negeri 3 Pontianak Siti
Nurjanah, Nanang Heryana, Syambasril Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra FKIP Untan Pontianak
3. Pengembangan Model Stad Bhineka Dalam
Pembelajaran Menulis Resensi Berkonteks Multikultural
Bermuatan Nilainilai Karakter Pada Peserta Didik SMA
Sri Kusmaniyah. Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri
Semarang Indonesia
Hasil Wawancara Teman sejawat
1. Gerakan budaya literasi di sekolah belum
dilaksanakan
2. Sarana buku tidak memadai
3. Siswa masih membaca secara terbata- bata
4. Guru tidak memiliki waktu untuk memotivasi siswa
5. Tidak adanya pojok baca di sekolah
Hasil wawancara siswa
1. Peserta didik lebih senang mendegar dan melihat video
daripada membaca
2. Kemampuan siswa dalam untuk menyerap materi masih
kurang
3. Metode mengajar yang kurang menarik bagi siswa
3 Membangun Kajian literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
relasi/hubungan dengan 1. Ahmadi, Abu. 2004. Psikologo Pendidikan. Jakarta : kajian literatur dan hasil wawancara dengan
siswa dan orang tua siswa: Rineka CiptaMenurut (Ahmadi, 2004: 43) menyatakan pihak- pihak terkait serta konfirmasi hasil
peran orang tua sangat penting. Orang tua adalah guru obeservasi dapat diketahui penyebab
Komunikasi orang tua ke pertama yang dimiliki oleh anak. Baik buruknya anak masalah ” Komunikasi orang tua ke siswa
siswa yang masih kurang banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Oleh yang masih kurang” adalah:
karena itu tanggung jawab orang tua sangat kompleks. 1. Guru BK hanya 1
Berbagai aspek menjadi tanggung jawabnya, mulai dari 2. Guru BK tidak melaksanakan tugas
pendidikan, gaya hidup. Pendidikan juga bukan hanya dengan baik
formal saja, pendidikan non formal juga menjadi 3. Orang tua terlalu sibuk
tanggung jawab orang tua. Bagaimana cara agar orang 4. Guru terlalu banyak jam mengajar
tua dapat mendidik anaknya dengan baik dan benar, agar sehingga tidak ada waktu
mampu menhdapai tantangan yang akan datang. memperhatikan siswanya.
2. Hamalik, Oemar. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.Oemar Hamalik (2004
: 4) bahwa “Orangtua merupakan pendidik utama dan
pertama bagi anak mereka karena dari mereka mula-
mula anak menerima pendidikan”
3. Hambatan-Hambatan dalam Kerjasama antara Guru dan
Orangtua dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kerjamasama antara guru dan orangtua dalam
meningkatkan hasil belajar tidak selamanya berjalan
dengan lancar, ada beberapa hambatan yang akan
muncul. Hambatan- 6 Ibid., hal: 369. hambataan
tersebut dapat berasal dari pihak madrasah maupun dari
orangtua siswa. Berikut hambatan-hambatan yang
berasal dari pihak madrasah, yaitu:
a. Sikap Guru Beberapa guru memiliki pandangan yang
salah jika keluarga yang berpenghasilan rendah
kurang berminat pada pendidikan anaknya dibanding
dengan yang berpengasilan tinggi. Tetapi penelitian
yang diungkapkan oleh Evans dan Hines
menunjukkan orangtua berpenghasilan rendah tidak
seperti itu, melainkan ketidakpastian waktu yang
mereka miliki karena terhalang oleh waktu bekerja
untuk menghadiri acara madrasah atau membenatu
anak belajar di rumah. Jika mereka tidak merespon
informasi dari madrasah, guru mungkin akan salah
menyimpulkan jika mereka tidak memperhatiakn
pendidikan anak-anak mereka. Oleh sebab itu sangat
penting bagi guru untuk mengetahui lebih dalam apa
permasalahan yang dihadapi orangtua sehingga
mereka tidak terlibat dalam kegiatan pembelajaran
anak-anaknya.

b. Tidak banyak guru yang memiliki keyakinan dapat


memberikan perubahan pada pemahaman orang tua .
Hambatan yang datang dari guru terlihat dari
ketidakyakinannya untuk melibatkan orangtua di
madrasah. Hal ini disebabkan karena guru
beranggapan bahwa dialah yang lebih efektif untuk
mendidik anak di madrasah. Pandangan guru
terhadap orangtu meliputi anggapan, pemikiran dan
keluhan yang mereka rasakan. Pertama, orangtua
tidak dilatih secara efektif dengan anak ketika dikelas
dan tidak memahami bagaimana cara meningkatkan
hasil belajar anak. Pihak madrasah beranggapan
bahwa tidak ada gunanya memberikan waktu untuk
melatih orangtua.
c. Menurut kamus online Merriam – Webster, Literasi
ialah suatu kemampuan atau kualitas melek aksara di
dalam diri seseorang dimana di dalamnya terdapat
kemampuan membaca, menulis dan juga mengenali
serta memahami ide-ide secara visual.

Jurnal terkait

1. Ainus Zulfahmi. Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan


Keguruan Institute Agama Islam Negeri Sumatera Utara
Medan 2013, dengan judul penelitian: Kerjasama Orang
Tua dengan Guru PAI dalam Menanamkan Kebiasaan
Beribadah Siswa SMP Muhammadiyah 7 Medan.
2. Nurul Arifiyanti. Mahasiswa Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri
Yogyakarta. 2015. Judul Skripsi Kerjasama Antara
Madrasah dan Orangtua Siswa di TK Se-Kelurahan
Triharjo Sleman DIY. Penelitian yang dilakukan adalah
penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah
upaya madrasah TK mengatasi hambatan dalam
kerjasama dengan orangtua siswa yaitu dengan
mencarikan variasi metode komunikasi dan mencarikan
waktu yang tepat bagi orangtua agar bisa hadir dalam
acara madrasah.
3. Darmawan, I Putu Ayub, Patri Alinda Nalle, Magdalena
Magdalena, Marderina Marderina, and Yustina Julita.
“Upaya Sekolah Dan Keterlibatan Orang Tua Dalam
Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19.” Jurnal
Komunikasi Pendidikan 5, no. 2 (2021): 175–185.
4. Relasi Guru Dan Orang Tua Dalam Pembentukan
Karakter Siswa Pada Masa Pandemi Di Mi Modern Al-
Azhary Lesmana Kecamatan Ajibarang Kabupaten
Banyumas
Hasil Wawancara Kepala Sekolah
1. Siswa di sekolah terlalu banyak untuk ditangani
2. Kerjasama antara orang tua dan guru tidak continue
3. Kerjasama antara wali kelas ,guru BK dan Kesiswaan
Tidak terjalin baik.
4. Perlu penambahan guru BK
5. Motivasi siswa kurang
Hasil Wawancara dengan Siswa
1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap siswa
2. Siswa dengan orang tua tidak tinggal bersama
4 Pemahaman/pemanfaatan Kajian literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
model-model pembelajaran kajian literatur dan hasil wawancara dengan
inovatifberdasarkan 1. Menurut Leaner dalam Elvira Agustia (2016:40) faktor- pihak- pihak terkait serta konfirmasi hasil
faktor yang mempengaruhi kemampuan keterampilan obeservasi dapat diketahui penyebab
karakteristik materi dan
menulis anak adalah: (1). Motorik, (2). Perilaku, (3). masalah ” Guru belum maksimal
siswa: Persepsi, (4). Memori, (5). Kemempuan melaksanakan menginplementasikan model model
croos modal, (6). Penggunaan tangan yang dominan, dan pembelajaran inovatif ” adalah:
Guru belum maksimal
(7). Kemampuan instruksi 1. Guru terlalu sibuk mengajar
menginplementasikan model
2. Syarif dalam Bagas Eko Wibowo, dkk (2017:85) 2. Tidak adanya sarana yang
model pembelajaran inovatif
menyebutkan faktor faktor yang mempengaruhi mendukung
K.D: Rendahnya kemampuan
keterampilan menulis dibedakan menjadi faktor 3. Siswa kurang diperhatikan, baik
siswa dalam menulis puisi
eksternal dan internal. Faktor eksternal diantaranya disekolah maupun dirumah.
kontemporer
belum tersedia fasilitas pendukung, berupa keterbatasan 4. Siswa kurang motivasi
sarana untuk menulis. Faktor internal mencakup faktor 5. Metode pembelajaran guru yang
psikologis dan faktor teknis. Faktor psikologis monoton
diantaranya meliputi kebiasaan atau pengalaman yang
dimiliki dan faktor kebutuhan
3. Berdasarkan pendapat Leonhard (2005: 40-53), cara
yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru untuk
menumbuhkan keinginan menulis terhadap anak tersebut
dapat dilakukan dengan jalan: (1) Jangan berusaha
mengendalikan perasaan anak; (2) Mendengarkan anak
ketika ia berbicara; (3) Ajari anak untuk dapat
menghargai pendapat orang lain; (4) Ajaklah anak untuk
terlibat dalam sebuah permainan yang imajinatif; (5)
Berikan dorongan terhadap apapun hasil dari bentuk
tulisan anak; (6) Sediakanlah lebih banyak kertas kosong
bagi anak; (7) sediakan lebih banyak peralatan untuk
menulis; (8) Mintaklah anak untuk menceritakan apa
yang ia tulis; (9) Letakkan tulisan awal anak pada tempat
yang mudah ia lihat; dan (10) berikan mereka kaset lagu
serta bacakanlah cerita dan puisi.

Jurnal Terkait

1. Grant, L. (2010). Connecting digital literacy between


home and school. Bristol: FutureLab
2. A’yuni, Q. Q. (2015). Literasi digital remaja di kota
Surabaya. Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Airlangga Surabaya. Diakses Pada tanggal
23 April 2017 dari : repository.unair.ac.id/17685/
3. Purnasari, P. D. & Sadewo, Y. D., 2019. Penerapan
Model Pembelajaran PBL Dalam Meningkatkan
Aktivitas, Minat, dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa
Kelas X (Studi Kasus Pada SMA Negeri 1 Bengkayang).
Sebatik, 23(2), pp. 489-497. 8 Fuaddilah Ali Sofyan,
“Implementasi HOTS Pada Kurikulum 2013”, Jurnal
Inventa, 1 (Maret 2019)
4. Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Bagi Siswa
Kelas IV SDN1 Dongko Dengan Metode Praktek
Zainudin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tadulako , 2006
5. Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Bebas
Dengan Menggunakan Media Video Pada Kelas Vii
Mtsn Banjar Selatan 1kota Banjarmasin Ngatiyem
Pengajar di MTsN Banjar Selatan I Kota Banjarmasin
,2017
6. Pengaruh Model Picture And Picture Terhadap
Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas III Sekolah
Dasar Ripena, Asmayani Salimi, Kaswari Program Studi
PGSD, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak, 2018

Hasil Wawancara Guru


1. Siswa masih minim penguasaan kosa kata
2. Guru kurang tepat memilih metode pengajaran
3. siswa terlalu banyak dalam satu kelas dan jam mengajar
guru terlalu banyak
4. Guru kurang menguasai model- model pembelajaran
inovatif
Hasil Wawancara Siswa
1. Guru mengajar monoton atau kurang menarik
2. Tidak buku mata pelajaran
3. Banyak gangguan dari kelas lain
4. Masih mengantuk
5. Tidak sarapan dari rumah
5 Materi terkait Literasi Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
numerasi,Advanced 1. Shanon Ahmad (dalam Badrun, 1989: 6) berpendapat kajian literatur dan hasil wawancara dengan
material, miskonsepsi, bahwa dalam puisi terdapat: emosi, imajinasi, pemikiran pihak- pihak terkait serta konfirmasi hasil
ide, nada, irama, kesan panca indera, susunan kata-kata, obeservasi dapat diketahui penyebab
HOTS:
kata-kata kiasan, kepadatan dan perasaan yang masalah ” Guru masih menerapkan
Guru masih menerapkan bercampur baur. Unsur-unsur puisi yang dikemukakan pembelajaran berbasis LOTS( Higher Order
pembelajaran berbasis LOTS tersebut dapat digolongkan menjadi tiga hal: (1) Thingking Skills) seperti menyalin,
(Low Order Thingking Skills) pemikiran, (2) bentuk, dan (3) kesan, yang kesemuanya mencacat, meniru, menghafal, dan
seperti menyalin, mencacat, itu terungkap melalui media bahasa. mengigat materi ” adalah:
meniru, menghafal, dan 2. Sayuti (1985: 14) menyatakan bahwa karya puisi terdiri 1. Guru kurang pelatihan keterampilan
mengigat materi. dari banyak unsur, yang tanpa adanya suatu batasan pembelajaran HOTS
KD : Rendahnya kemampuan sekalipun sudah dapat dibedakan antara puisi dan bukan 2. Tidak adanya waktu guru belajar
siswa dalam mengidentifikasi puisi. Unsur unsur puisi tersebut antara lain berupa karena terlalu sibuk mengajar.
unsur- unsur pembangun teks kata-kata, bentuk, pola rima, ritma, ide, makna atau 3. Tidak adanya dukungan pelatihan
puisi. masalah yang diperoleh penyairnya di dalam hidup dan dari sekolah maupun dari dinas
kehidupan yang hendak disampaikannya kepada terkait.
pembaca, pendengar, melalui teknik dan aspek-aspek 4. Keterbatasan sarana pembelajaran.
tertentu
3. Richards (dalam Situmorang, 1983: 12) berpendapat
bahwa puisi dibangun atas hakikat puisi dan metode
puisi. Hakikat puisi adalah unsur hakiki yang menjiwai
puisi, terdiri atas: (1) tema, (2) nada, (3) perasaan, dan
(4) amanat. Sementara itu, metode puisi adalah medium
bagaimana hakikat itu diungkapkan, terdiri dari: (1)
diksi, (2) pengimajian, (3) kata konkret, (4) majas, dan
(5) rima dan ritma.
Jurnal Terkait
1. Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-Unsur
Pembangun Teks Puisi Siswa Kelas Viii Smp Negeri
Satap 10 Konawe Selatan
2. Analisis Unsur Pembangun Puisi Pada Teks Puisi Siswa
Sekolah Menengah Atas Triana Ulfah, Andayani, dan
Sumarwati . Program Studi Magister Pendidikan Bahasa
Indonesia FKIP Universitas Sebelas Maret.
3. Analisis Penggunaan Teknik Resiprocal Terhadap
Kemampuan Menelaah Unsur Teks Puisi Oleh Siswa
Kelas Vii Smp Amron Zarkasih Ritonga Universitas
Islam Labuhan Batu . 2021

Hasil Wawancara Teman Sejawat


1. Banyaknya jam mengajar guru disekolah sehingga
tidak ada waktu
2. Materinya abstrak dan kurang
3. Guru jarang membaca buku dan referensi -referensi lain
yang berkaitan materi yang akan di ajarakan
6 Pemanfaatan Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
teknologi/inovasi dalam 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kajian literatur dan hasil wawancara dengan
pembelajaran: kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relatif pihak- pihak terkait serta konfirmasi hasil
berdiri sendiri, memiliki pola intonasi final dan secara obeservasi dapat diketahui penyebab
- Gurujarang Menggunakan aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Kalimat masalah ” Guru jarang Menggunakan
Teknologi Informasi yang paling sederhana dalam bahasa Indonesia terdiri Teknologi Informasi (TIK) dalam
(TIK)dalam pembelajaran dari dua unsur, yaitu Subjek (S) dan Predikat (P). pembelajaran contohnya PPT interaktif”
contohnya PPT interaktif 2. Kridalaksana (2001:92) mengungkapkan kalimat adalah:
sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, 1. Sarana yang tidak mendukung
KD : Penerapan TIK dalam mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual 2. Pelatihan pemanfaatan teknologi
pembelajaran maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang pembelajaran tidak ada.
mengidentifikasi berbagai menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi 3. Guru malas berinovasi.
jenis – jenis kalimat yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu
klausa, yang membentuk satuan bebas; jawaban
minimal, seruan, salam, dan sebagainya.
3. Slametmuljana (1969) menjelaskan kalimat sebagai
keseluruhan pemakaian kata yang berlagu, disusun
menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin
yang dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.

Jurnal Terkait
1. Analisis Penggunaan Teknik Resiprocal Terhadap
Kemampuan Menelaah Unsur Teks Puisi Oleh Siswa
Kelas Vii Smp Amron Zarkasih Ritonga Universitas
Islam Labuhan Batu Petronela Susi 2016.
2. Jenis - jenis dan Pola Kalimat Bahasa Indonesia”
bertujuan mengetahui pengertian dan unsur kalimat,
syarat kalimat, struktur dan pola kalimat, jenis - jenis
kalimat, serta penulisan kalimat yang benar dan
menghindari kesalahan. I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa
2016.
3. Mastang . 2017. NIM 10533 7323 13. “Problematika
Penguasaan Kata Mejemuk dan Kalimat Siswa XI IPA
SMAN 3 Watansoppeng”. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Munirah dan
Andi Paida.
Hasil Wawancara Teman Sejawat
1. Kurangnya sarana yang menunjang di sekolah
2. Guru malas mempelajari hal-hal baru karna
dianggap rumit
3. Kurang memiliki wawasan tentang pemanfaatn
teknologi
4. Guru enggan berinovasi dengan teknologi
Hasil Wawancara Kepala Sekolah
1. Fasilitas pendukung pembelajaran berbasis TIK tidak
tersedia.
2. Guru malas mengupgrade ilmu secara mandiri
3. Guru belum mampu memanfaatkan Teknologi dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai